BAB V 5.1 Kesimpulan Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: Pertama, hiburan lebih memiliki pengaruh terhadap nilai iklan pada media televisi dibandingkan media situs jejaring sosial. Calon konsumen memiliki persepsi hiburan pada iklan di televisi dibandingkan di media situs jejaring sosial karena media televisi akan menyajikan tampilan iklan dengan gambar bergerak berupa video, suara yang bisa menjadi nilai iklan yaitu hiburan untuk masyarakat. Hal ini mendukung bahwa iklan tidak hanya ditujukan untuk sisi kognitif dari konsumen akan tetatpi juga ditunjukan untuk sisi afektif ( perasaan) konsumen. Sehingga iklan yang disampaikan pada konsumen menggunakan tampilan yang beragam, seperti tulisan yang menarik, warna yang beragam, gambar bergerak, suara atraktfif, dan biasa ditayangkan dengan gambar bergerak, hal ini agar konsumen ikut merasakan pesan dari iklan tersebut, reaksi dari konsumen bisa berupa tergugah, terpesona, tertawa, dan atau penasaran. Pada media televisi, hiburan menjadi hal yang lebih penting dibandingkan keinformasian saat konsumen menaksirkan nilai yang dirasakan pada iklan. Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun keinformasian hal yang dibutuhkan konsumen pada sebuah iklan di media televisi, hiburan akan menjadikan iklan pada media tersebut lebih bernilai dan berpengaruh pada sikap konsumen terhadap iklan. Kedua, Keinformasian lebih memiliki pengaruh terhadap nilai iklan pada situs jejaring sosial dibandingkan pada media televisi. keterbatasan media sosial dalam menyajikan iklan berupa suara dan gambar bergerak disiasati pengiklan untuk memberikan informasi sebanyak-banyaknya dan selengkap-lengkapnya bagi para 85
calon konsumen, ditambah lagi penggunaan smartphone yang terus meningkat dikalangan mahasiswa membuat pengiklan fokus pada situs iklan media sosial yang memiliki kekayaan informasi dan sasaran yang jelas serta langsung pada pengguna smartphone sehingga calon konsumen merasa iklan pada media situs jejaring sosial jauh lebih memiliki kekayaan informasi dibandingkan iklan pada televisi. Hal ini semakin mengindikasikan bahwa semakin baik faktor keinformasian dalam sebuah iklan akan memberikan pengaruh positif pada sikap konsumen terhadap iklan. Faktor keinformasian dapat dilihat konsumen melalui informasi yang diberikan konsumen melalui iklan, apakah iklan tersebut dapat menyediakan informasi yang konsumen butuhkan. Pada penelitian ini membuktikan bahwa konsumen akan tertarik pada iklan yang menyediakan informasi yang lengkap. Pada konteks media situs jejaring sosial keinformasian menjadi lebih penting dibandingkan hiburan saat konsumen menaksirkan nilai yang dirasakan pada iklan. Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun hiburan memberikan kebutuhan yang dibutuhkan konsumen pada sebuah iklan di situs jejaring sosial, keinformasian akan menjadikan iklan pada media tersebut lebih bernilai dan berpengaruh pada sikap konsumen terhadap iklan. Ketiga, gangguan memiliki pengaruh negatif terhadap sikap konsumen terhadap iklan pada media situs jejaring sosial dan televisi. Sifat iklan yang mengganggu pada media situs jejaring sosial dan televisi akan sangat mempengaruhi sikap konsumen terhadap iklan tersebut. Iklan yang bersifat mengganggu mempunyai unsur menipu, mengganggu kenyamanan, dan mengejek produk lain akan mengurangi sikap dan persepi positif calon konsumen terhadap sebuah iklan. Calon konsumen tidak berempati pada iklan yang mempunyai unsur gangguan. Keempat, nilai iklan memiliki pengaruh positif pada sikap konsumen terhadap iklan. Iklan yang semakin menghibur dan memiliki kekayaan informasi produk akan 86
semakin mempengaruhi sikap masyarakat terhadap iklan. Masyarakat akan berekasi pada sebuah iklan yang membuat mereka terhibur saat melihat iklan sebuah produk, selain itu kejelasan mengenai informasi produk apa yang ditawarkan oleh pemasar juga akan mempengaruhi sikap konsumen terhadap iklan. Nilai iklan pada media sosial lebih tinggi dibandingkan televisi hal ini mengindikasikan calon konsumen akan peduli dan tertarik dengan produk yang menyajikan informasi yang banyak dibandingkan iklan yang menghibur. Dengan kebebasan dan keleluasaan pemasar mengiklankan produknya di situs jejaring sosial menyebabkan mereka tidak terkontrol membuat iklan sehingga cenderung menghina produk pesaing dan memasang iklan yang berlebihan pada media situs jejaring sosial. Selain itu pemasangan iklan di media sosial mempunyai platform yang beragam. 5.2 Implikasi Manajemen 5.2.1 Bagi Perusahaan/industri Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan yang hendak mempromosikan produknya. Dalam hal ini nilai iklan yang mengandung keinformasian dan hiburan merupakan unsur yang penting dalam beriklan. Menurut penelitian ini beriklan melalui situs jejaring sosial dengan target konsumennya adalah mahasiswa akan lebih baik apabila pemasar fokus dalam menyampaikan pesan iklan dengan menonjolkan keinformasian. Di sisi lain beriklan melalui media televisi dengan target konsumennya adalah mahasiswa akan lebih baik apabila pemasar fokus dalam menyampaikan pesan iklan dengan menonjolkan hiburan. Hiburan dan keinformasian memainkan peran kunci dalam 87
menilai nilai iklan untuk media tradisional (televisi) dan media non-tradisional (situs jejaring sosial) itu ditemukan dampak langsung sikap terhadap iklan. Dari sisi produk yang diiklankan pada media situs jejaring sosial maupun televisi, produk low involvement akan lebih cocok dan efektif. Dibandingkan dengan produk-produk high involvement, yang akan cocok dan efektif dengan media iklan cetak. 5.3 Keterbatasan Penelitian a) Penelitian fokus pada televisi dan situs jejaring sosial yang spesifik yang penggunanya dominan di Indonesia namun untuk responden di Yogyakarta, sehingga tidak berbasis nasional. b) Penelitian ini hanya fokus pada media yang digunakan belum meneliti produk spesifik maupun industri spesifik untuk merepresentasikan iklan produk tertentu. Sehingga ada kemungkinan penelitian berikutnya akan berbeda apabila menggunakan industri maupun produk yang spesifik. c) Penelitian hanya fokus pada dua media saja, padahal media yang digunakan pemasar untuk beriklan masih banyak. 88
5.4 Arahan Penelitian Mendatang A. Replikasi penelitian berikutnya dapat dilakukan penelitian ini pada wilayah yang berbeda atau yang lebih luas. Agar ditemukan temuan yang lebih beragam dan merepresentasikan Indonesia secara keseluruhan. B. Obyek penelitian pada replikasi berikutnya dapat diperbanyak tidak hanya facebook dan twitter, namun juga pengiklan yang masih menggunakan media tradisional seperti radio dan cetak, mengingat media tersebut masih eksis di masyarakat. Selain itu penelitian berikutnya perlu menggunakan produk atau industry spesifik yang beriklan pada sebuah media. Tentunya situs jejaring sosial akan semakin berkembang pesat, dan penggunanya mulai beragam. 89