BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki tubuh yang langsing atau berukuran kecil. Timbangan badan ringan.

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Ayam kampung merupakan salah satu jenis ternak unggas yang telah

PENDAHULUAN. Telur ayam merupakan jenis makanan bergizi yang popular dikalangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Perkembangan masyarakat yang semakin bertambah tidak hanya dari segi

TINJAUAN PUSTAKA. konsumen akan barang tersebut turun, apabila semua faktor-faktor lain yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ANALISIS PENAWARAN DAN PERMINTAAN TELUR AYAM RAS DI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tinjauan Komoditas Sejarah Ayam Petelur. Ayam liar atau ayam hutan adalah ayam yang pertama kali dipelihara oleh

I. PENDAHULUAN. salah satu cara memperbaiki keadaan gizi masyarakat (Stanton, 1991).

I. PENDAHULUAN. Ketersediaan telur yang tidak mengenal musim, keunggulan gizi dari telur dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam pembangunan nasional Indonesia, sub sektor peternakan merupakan bagian dari sektor

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan peternakan dari tahun ke tahun semakin pesat dengan

I. PENDAHULUAN. unggas yang lain. Itik mampu mempertahankan produksi telur lebih lama

TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN

PENDAHULUAN. mempunyai potensi yang cukup besar sebagai penghasil telur karena

1. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

I. JUDUL Prospek Budidaya Burung Puyuh

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi di negara berkembang dalam. meningkatkan kualitas sumber daya manusianya adalah pada pemenuhan

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

TINJAUAN PUSTAKA. gizi yang lengkap bagi pertumbuhan makhluk hidup baru. Menurut Whitaker and

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

I PENDAHULUAN. tidak dapat terbang tinggi, ukuran relatif kecil berkaki pendek.

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan pangan semakin meningkat dengan bertambahnya. jumlah penduduk. Berbagai jenis pangan diproduksi dengan meningkatkan

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. medium (dwiguna). Tipe petelur memiliki ciri-ciri tubuh ramping, cuping telinga

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. LANDASAN TEORI A.

ACARA III PEMBUATAN PRODUK DAN UJI KUALITAS PRODUK TELUR A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Telur merupakan salah satu dari beberapa produk yang di

I. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. biaya dalam wujud investasi (modal investasi) maupun biaya produksi. Pakan

4 Telur biasanya juga mengandung semua vitamin yang sangat dibutuhkan kecuali vitamin C. Vitamin larut lemak (A, D, E, dan K), vitamin yang larut air

TELUR ASIN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yan memiliki rasa

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER PADA RUMAH TANGGA DI KECAMATAN IDI RAYEUK KABUPATEN ACEH TIMUR

Analisis usaha industri tempe kedelai skala rumah tangga di kota Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan budidaya ayam arab di Indonesia semakin pesat hal ini

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai bobot badan antara 1,5-2.8 kg/ekor dan bisa segera

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sifat mengeram lagi (Sudarmono, 2003). Ayam tipe petelur memiliki karakteristik

Tilatang Kamang Kabupaten Agam meliputi Nagari Koto Tangah sebanyak , Gadut dan Kapau dengan total keseluruhan sebanyak 36.

BISNIS TELOR ASIN DAN KEUNTUNGANYA. Disusun oleh: Sandwi Devi Andri S1 teknik informatika 2F

HASIL DAN PEMBAHASAN. Total jumlah itik yang dipelihara secara minim air sebanyak 48 ekor

PENDAHULUAN. salah satunya pemenuhan gizi yang berasal dari protein hewani. Terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beras adalah butir padi yang telah dipisahkan dari kulit luarnya (sekamnya)

PELUANG BISNIS TELOR ASIN ASLI BREBES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. akan zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAGING AYAM BROILER DI KOTA MEDAN Helmi Mawaddah *), Satia Negara Lubis **) dan Emalisa ***) *)

Jumlah total komoditas yang ingin dibeli oleh semua rumah tangga disebut. jumlah yang diminta (quantity demanded) untuk komoditas tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, perubahan gaya hidup serta kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hasil peternakan yang sering kita jumpai dengan sangat mudah adalah

I. PENDAHULUAN. Peningkatan populasi penduduk di Indonesia menyebabkan perkembangan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Usaha peternakan ayam saat ini cukup berkembang pesat. Peredaran daging ayam cukup besar di pasaran sehingga menyebabkan

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu sumber protein yang dikonsumsi oleh sebagian besar

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

I. PENDAHULUAN. serta meningkatnya kesadaran akan gizi dan kesehatan masyarakat. Akan

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan luas wilayah terbesar se-asia

STRUKTUR, KARAKTERISTIK DAN KOMPOSISI TELUR

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Indonesia pada tahun 2014 telah mencapai 12,692,213 ekor atau meningkat. sebesar 1,11 persen dibandingkan dengan tahun 2012.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia (archipelagic state).

PENDAHULUAN. sebagai penghasil telur dan daging sehingga banyak dibudidayakan oleh

1. PENDAHULUAN. Telur itik adalah salah satu pilihan sumber protein hewani yang memiliki rasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan metode-metode mengajar lainnya. Metode ini lebih sesuai untuk mengajarkan

PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Itik merupakan ternak jenis unggas air yang termasuk dalam kelas Aves, ordo

BAB II URAIAN TEORITIS. Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen

TINJAUAN PUSTAKA. Burung puyuh dalam istilah asing disebut quail yang merupakan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Kota Binjai adalah salah satu kota dalam wilayah provinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

Secara geografis letak Kabupaten Langkat berada antara dan. Sumatera Utara. Kabupaten Langkat berada pada ketinggian m di atas

TINJAUAN PUSTAKA. (2001) adalah sebagai Kingdom Animalia, Subkingdom Metazoa, Phylum

I. PENDAHULUAN. oleh kelompok menengah yang mulai tumbuh, daya beli masyarakat yang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DAGING SAPI DI SUMATERA UTARA

PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013 ISBN:

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Oleh sebab itu produksi telur ayam ras diartikan sebagai proses untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Pracaya (1999), kata kol berasal dari Bahasa Belanda kool

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi menyebabkan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Di Indonesia dikenal dengan istilah ayam ras dan ayam bukan ras. Dalam pengertian ayam ras menurut istilah itu yang dimaksud sebenarnya adalah ras yang dikembangkan untuk usaha komersial misal seperti Leghorn. Ayam dengan tipe pedaging atau petelur disebut juga tipe dwifungsi, sebab ayam tersebut fungsi atau kegunaannya lebih dari satu tujuan yang bisa diharapkan, yakni sebagai petelur dan pedaging. Sesudah ayam-ayam tersebut tidak lagi bertelur, maka ayam diafkir, tetapi dagingnya masih cukup baik. Itulah mengapa ayam ini disebut ayam dwifungsi. Ayam petelur adalah ayam yang tujuan pemeliharaannya untuk menghasilkan telur. Tipe ayam petelur ini adalah memiliki karakteristik nervous atau mudah terkejut, bentuk tubuh ramping, telinga berwarna putih dan kerabang telur berwarna putih. Karakteristik lainnya yaitu produksi telur tinggi (200 butir/ekor/tahun), efisien dalam ransum untuk membentuk telur dan tidak memiliki sifat mengeram. Berdasarkan nilai tujuan dan nilai ekonomisnya tipe ayam petelur memiliki tubuh yang langsing atau berukuran kecil. Timbangan badan ringan. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikosumsi selain daging, ikan dan susu. Umumnya telur yang dikonsumsi berasal dari jenis-jenis burung seperti ayam, bebek dan angsa, akan tetapi telur-telur yang lebih kecil seperti telur ikan kadang juga digunakan sebagai campuran dalam hidangan. Selain itu dikonsumsi juga telur yang berukuran besar seperti telur burung unta, ataupun sedang, misalnya telur penyu. Sebagian besar produk telur ayam ditujukan untuk dikonsumsi orang yang tidak disterilkan, mengingat ayam petelur yang menghasilkannya tidak didampingi ayam pejantan. Telur yang

disterilkan dapat pula dipesan dan dimakan sebagaimana telur-telur yang tidak disterilkan dengan sedikit perbedaan kandungan nutrisi. Telur yang disterilkan tidak akan mengandung embrio yang telah berkembang, sebagaimana lemari pendingin mencegah pertumbuhan sel-sel dalam telur. Dari beragam telur yang dihasilkan berbagai jenis hewan, telur unggas (ayam kampung, ayam ras, puyuh dan itik) merupakan jenis telur yang paling banyak dikenal dan dikonsumsi orang. Unggas-unggas ini relative mempunyai siklus hidup yang pendek, sehingga dalam waktu singkat bisa berproduksi (misalnya umur 5-6 bulan ayam sudah bertelur) (Sarwono et all, 1985). Telur yang normal mempunyai berat 57,6 gram dengan volume besar dan bersih. Klasifikasi telur dibagi menjadi empat kualitas dimana penilaiannya berdasarkan pada kulit telur, celah udara didalam telur, putih telur dan kuning telur, pengklasifikasiannya yaitu: a. Kualitas AA Kualitas telur untuk ini harus bersih, tidak boleh retak atau berkerut, bentuk kulit normal dan halus. Rongga udara di dalam telur sepanjang 0,32 cm. putih telur putih dan kental serta kuning telurnya bersih tanpa ada kotoran. b. Kualitas A Kulit telur harus bersih, tidak retak atau berkerut, mulus dan normal. Rongga udara 0,48 cm dan harus ada bagian yang tumpul dari telur. Bagian putih telurnya bersih dan tidak boleh agak encer sedangkan kuning telurnya normal dan bersih. c. Kualitas B Kualitas telur bersih tidak pecah atau retak dan boleh agak tidak normal, misalnya sedikit lonjong. Rongga udara sebesar 0,95 cm. Putih telur bersih dan sudah lebih banyak yang encer. Kuning telur normal tetapi boleh ada retak.

d. Kualitas C Kulit telur bersih dan boleh kotor sedikit, kulit tidak pecah atau retak dan boleh tidak normal. Rongga udara sebesar 0,95 cm. Putih telur sudah encer, ada telur yang berbentuk tidak normal. Kuning telur sudah mengandung bercak-bercak yang tidak sedap, bentuk telur tidak normal lagi atau sudah pipih (Buckle,et all, 1985). Sebagai bahan makanan, telur mempunyai beberapa kelebihan. Kelebihan itu antara lain mengandung hampir semua zat makanan yang diperlukan tubuh, rasanya enak, mudah dicerna, menimbulkan rasa segar dan kuat pada tubuh, dan dapat diolah menjadi berbagai masakan. Telur merupakan sumber protein yang mudah sekali diperoleh. Pentingnya telur sebagai bahan makanan semata-mata karena banyaknya zat-zat pembangun (protein) yang terdapat didalamnya. Selain itu, telur juga merupakan bahan makanan yang digemari banyak orang mulai dari anakanak sampai lanjut usia. Hampir setiap bagian telur mempunyai unsur yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Bahan makan ini mengandung protein sekitar 13 persen dan lemak sekitar 12 persen Sebagian protein (50%) dan semua lemak terdapat pada kuning telur. Disamping itu, telur juga mengandung 10 macam asam amio esensial dari 18 macam asam amino yang ada (Sarwono, 1994). Menurut Sarwono (1994), nilai tertinggi telur sebagai bahan makanan terdapat pada bagian kuning telurnya. Bagian kuning telur ini mengandung asam amino esensial yang sangat diperlukan manusia. Pada bagian ini juga terkandung mineral seperti fosfor, besi, dan kalsium. Selain itu juga terkandung vitamin B kompleks dan vitamin A dalam jumlah yang cukup, serta karbohidrat dalam jumlah sedikit sekali.

Tabel 2.1. Perbandingan Kandungan Yang Ada Pada Telur Ayam Buras dan Ayam Ras Per Butir Jenis Ayam Protein (%) Lemak (%) Karbohidrat(%) Air (%) Ayam Buras 12,80 11,50 0,75 74,00 Ayam Ras 12,10 10,50 1,00 65,60 Sumber: Triharyanto, 2001 Protein telur tersusun dari asam-asam amino yang menentukan mutu protein. Dari sebutir telur berbobot 50 gram, total proteinnya adalah 6 gram. Protein sangat dibutuhkan untuk membangun sel tubuh yang rusak. Itulah sebabnya telur sering diberikan kepada anak kecil untuk membantu pertumbuhan badan dan kepada orang yang dalam proses penyembuhan untuk mengganti sel yang rusak. Sementara itu lemak telur hanya sekitar 5 gram. 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Permintaan Menurut Kartasapoetra et all (1988), permintaan merupakan maksud dan keinginan para pembeli/konsumen untuk memiliki suatu kuantitas produk atau jasa pada harga tertentu di dalam pasaran tertentu dan pada waktu tertentu. Permintaan adalah jumlah barang yang diminta pada berbagai tingkat harga pada periode tertentu dan pasar tertentu. Atau dalam pengertian seharihari, permintaan dapat diartikan sebagai jumlah barang dan jasa yan diminta atau dibutuhkan. Atas dasar kebutuan ini individu tersebut mempunyai permintaan akan barang dan jasa, dimana makin banyak jumlah penduduk maka semakin besar permintaan masyarakat akan sesuatu jenis barang. Akan tetapi kenyataannya barang di pasar mempunyai nilai atau harga. Jadi permintaan baru mempunyai arti apabila didukung oleh daya beli permintaan barang sehingga merupakan permintaan absolut/potensial (absolute/potential demand) (Sudarsono, 1985).

Dalam menganalisis permintaan perlu dibedakan dua pengertian : permintaan dari jumlah barang yang diminta. Didalam analisis ekonomi, permintaan menggambarkan keseluruhan daripada hubungan anatara harga dan permintaan. Sedangkan jumlah barang yang diminta berarti jumlah barang yang diminta pada suatu tingkat tertentu (Sukimo, 2000). Permintaan menunjukkan jumlah produk yang diinginkan dan mampu dibeli konsumen pada berbagai kemungkinan harga selama jangka waktu tertentu dan hal lain diasumsikan konstan. Hukum permintaan menyatakan bahwa jumlah barang yang diminta dalam suatu periode tertentu berubah berlawanan dengan harganya jika hal lain diasumsikan konstan (McEachern, 2000). Bila harga suatu komoditi turun, orang mengurangi pembelian atau komoditi-komoditi lain dan menambah pembelian pada yang mengalami penurunan harga tersebut. Harga yang lebih rendah memungkinkan pembeli yang lain yang sebelumnya tidak mampu membeli komoditi tersebut untuk mulai membelinya. Penurunan harga suatu komoditi mendorong para konsumen yang sudah membeli komoditi tersebut untuk membeli lagi dalam jumlah yang besar. Bila harga suatu komoditi naik, para pembeli mencari komoditi lain yang dapat digunakan sebagai pengganti atas komoditi yang mengalami kenaikan harga. Di samping itu kenaikan harga menyebabkan para pembeli untuk mengurangi pembeliannya atas komoditi yang mengalami kenaikan harga (Sugiarto,dkk, 2000). Faktor-faktor lain (selain harga) yang ikut mempengaruhi permintaan masyarakat akan suatu barang (tetapi tidak/belum diperhatikan karena dianggap sama atau tidak berpengaruh) adalah : 1. Jumlah pembeli. 2. Besarnya penghasilan yang tersedia untuk dibelanjakan. 3. Harga barang-barang lain. 4. Pengaruh musim, mode, kebiasaan, selera, pengaruh lingkungan atau perubahan jaman.

5. Harapan atau pandangan orang tentang masa depan. Jika jumlah pembeli suatu barang tertentu bertambah, maka pada harga yang sama jumlah yang mau dibeli bertambah banyak juga, hal ini dapat terjadi misalnya karena pertambahan penduduk. Besar penghasilan yang tersedia untuk dibelanjakan jelas berpengaruh sekali terhadap permintaan. Dari penghasilan yang lebih tinggi orang akan dapat membeli lebih banyak dari segala macam barang dan jasa. Dalam hal ini hanya ada satu pengecualian, yaitu yang disebut Inferior goods atau Giffen goods, yaitu barang-barang yang permintaannya justru berkurang bila penghasilan konsumen naik. Harga barang lain ikut mempengaruhi permintaan. Apakah kenaikan harga barang lain itu memperbesar atau justru memperkecil permintaan masyarakat akan suatu barang tertentu itu tergantung apakah barang itu barang pelengkap (komplementer), barang pengganti (substitusi) atau barang lepas (independent) (Gilarso, 1993). 2.2.2 Hukum Permintaan Hukum permintaan adalah semakin rendah harga dari suatu barang, maka semakin banyak jumlah permintaan terhadap harga barang itu, sebaliknya semakin tinggi harga dari suatu barang, semakin sedikit jumlah permintaan barang tersebut (Suhartati, 2006:10). Hukum permintaan tersebut disebabkan oleh kenyataan bahwa orang harus memenuhi kebutuhannya sebatas anggaran atau pendapatan tertentu. Muncul masalah disini mengapa manusia harus memenuhi berbagai kebutuhan, sementara anggaran yang dimiliki terbatas. Karena setiap benda pemenuhan kebutuhan mempunyai kegunaan utilitas masing-masing sehingga orang akan berupaya memenuhi kebutuhan dengan menyamakan pertambahan kegunaan (utilitas marginal) benda pemuas yang dikonsumsinya.

Hukum permintaan berbunyi : apabila harga naik maka jumlah barang yang diminta akan mengalami penurunan dan apabila harga turun maka jumlah barang yang diminta akan mengalami kenaikan. Dalam hukum permintaan jumlah harga yang diminta akan berbanding terbalik dngan tingkat harga barang. Kenaikan harga akan menyebabkan berkurangnya jumlah barang yang diminta, hal ini dikarenakan naiknya harga menyebabkan turunnya daya beli konsumen dan berakibat berkurangnya jumlah permintaan naiknya harga barang akan menyebabkan konsumen mencari barang pengganti yang harganya lebih murah. 2.2.3 Teori Konsumen Teori konsumen menerangkan perilaku konsumen dalam membelanjakan pendapatannya untuk memperoleh alat-alat pemuas kebutuhan, yang dapat berupa barang-barang konsumsi. Kesimpulan-kesimpulan yang dapat dihasilkan oleh teori konsumen antara lain adalah bagaimana reaksi konsumen dalam kesediaannya membeli terhadap berubahnya jumlah pendapatan yang ia peroleh terhadap berubahnya harga barang yang bersangkutan. Fungsi utama dari barang dan jasa konsumsi adalah memenuhi kebutuhan langsung pemakainya. Mereka yang bertindak sebagai pemakai barang-barang dan jasa-jasa konsumsi disebut konsumen (Soediyono, 1981). Teori perilaku konsumen merupakan deskripsi tentang bagaimana konsumen mengalokasikan pendapatan diantara barang dan jasa yang berbeda-beda untuk memaksimumkan kesejahteraan mereka. Dimana dalam pengalokasiannya konsumen menentukan permintaan untuk beragam barang dan jasa. Keputusan pembelian konsumen akan membantu kita memahami bagaimana perubahan pendapatan dan harga mempengaruhi permintaan untuk barang dan jasa (Pindyck dan Rubinfeld, 2001).

2.2.4 Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda oleh peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen dinaik turunkan nilainya. Jadi analis regresi linier berganda akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal 2 (Sugiyono, 2006). 2.2.5 Korelasi Rank Spearman Analisis Korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengukur seberapa erat hubungan antara dua variabel. Kuat atau tidaknya hubungan antara variabel X dan variabel Y diukur dengan nilai yang disebut Koefisien Korelasi r (Maulim Silitonga, 2001) 2.3 Penelitian Sebelumnya Penelitian yang berjudul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Permintaan Telur Ayam Kampung oleh Hotmaida Veronica (2008). Hasil penelitian menyatakan bahwa permintaan telur ayam kampung serempak dan signifikan dipengaruhi oleh empat faktor yaitu harga, jumlah tanggungan, pendapatan, selera dan harga telur ayam lain. Secara parsial permintaan telur ayam kampung tidak dipengaruhi oleh harga, jumlah tanggungan, pendapatan, selera dan harga telur ayam lain. Terdapat hubungan yang signifikan antara umur dan perilaku konsumen dalam membeli telur ayam kampung. Terdapat hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan perilaku konsumen dalam membeli telur ayam kampung tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan dengan perilaku konsumen dalam membeli telurayam kampung. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan perilaku konsumen telur ayam kampung. Penelitian yang berjudul Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Telur Ayam Ras Oleh Konsumen di Pasar Pabaeng-Baeng Makassar oleh Veronica Sri Lestari (2011),

pendapatan berpengaruh signifikan terhadap jumlah permintaan telur ayam ras sedangkan jumlah keluarga dan harga telur ayam ras tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah permintaan telur ayam ras jika dilihat secara parsial tetapi secara bersama-sama harga, pendapatan dan jumlah anggota keluarga memberikan pengaruh yang signifikan terhadap jumlah permintaan telur ayam ras oleh konsumen di Pasar Pabaeng-Baeng, Makassar. Penelitian yang berjudul Analisis Permintaan dan Penawaran Ayam Ras di Sumatera Utara oleh Nurhidayati Ma rifah Sitompul (2014), secara serempak harga telur ayam ras,dan populasi ayam ras petelur memiliki pengaruh nyata terhadap penawaran telur ayam ras. Sementara secara parsial harga telur ayam ras dan populasi ayam ras petelur berpengaruh nyata terhadap penawaran telur ayam ras. Secara serempak harga telur ayam ras, populasi ayam ras petelur dan pendapatan perkapita memiliki pengaruh nyata terhadap penawaran telur ayam ras. Secara parsial harga telur ayam ras, produksi telur ayam ras dan pendapatan perkapita berpengaruh nyata terhadap permintaan telur ayam ras. Keseimbangan permintaan dan penawaran telur ayam ras terjadi pada saat harga telur ayam ras sebesar Rp. 6.879.506/Ton dan jumlah telur ayam ras sebesar 81.460.892 Ton. Penelitian yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan dan Penawaran Telur Ayam Ras di Kota Binjai Provinsi Sumatera Utara oleh Vicha (2011), bahwa metode permintaan dan penawaran domestik yang dibangun telah menentukan kriteria ekonomi statistik dan ekonometrika dengan baik sehingga dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku ekonomi komoditas telur ayam ras di Kota Binjai. Perilaku permintaan telur ayam ras dipengaruhi oleh faktor harga beli konsumen, pendapatan dan jumlah tanggungan, sedangkan harga komoditi yaitu telur itik tidak mempengaruhi permintaan telur ayam ras. Pada penawaran telur ayam ras dipengaruhi oleh faktor harga beli pedagang, biaya pemasaran, dan keuntungan.

2.4 Karakteristik Konsumen Menurut Irawan dan Faried (1996), setiap konsumen dalam membeli produk mempunyai perilaku yang berbeda antar satu dengan yang lain. Karakteristik pembeli/konsumen adalah sifatsifat yang membedakan konsumen yang satu dengan yang lain. Hal ini dipengaruhi oleh usia, pendapatan, selera, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan dan iklan. Perbedaan konsumen tersebut meliputi 6O yaitu, Objek (apa yang dibeli), Objektif (mengapa membeli), Occupant (siapa konsumennya), Operation (bagaimana membelinya), dan Organization (siapa yang terlibat dalam pembelian). Pembelian konsumen amat dipengaruhi oleh karakteristik konsumen. Sebagian besar pemasar tidak dapat mengendalikan faktor-faktor itu, tetapi mereka harus memperhitungkan semua. 1. Umur Orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli selama hidupnya, umur juga berhubungan dengan selera akan makanan, pakaian, perabot dan rekreasi. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaannya. 2. Pekerjaan Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pemasar berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat diatas rata-rata akan produk barang dan jasa (Kotler dan Amstrong, 1996). 3. Pendapatan Pendapatan masyarakat mencerminnkan daya beli masyarakat. Tinggi atau rendahnya pendapatan masyarakat akan mempengaruhi kualitas maupun kuantitas permintaan. Pendapatan yang lebih rendah berarti secara total hanya ada uang yang sedikit untuk dibelanjakan, sehingga

masyarakat akan membelanjakan lebih sedikit uang untuk beberapa dan mungkin pula terhadap sebagian besar barang. Jika permintaan terhadap sebuah barang berkurang ketika pendapatan berkurang, barang tersebut dinamakan barang normal (Normal good). Pendapatan seseorang akan mempengaruhi pilihan produk, pemasar produk yang peka terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan tingkat minat. 4. Tingkat Pendidikan Kalau orang bertindak, mereka belajar. Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul dari proses pendidikan yang dijalani (pengalaman). Pendidikan seseorang sangat mempengaruhi pilihannya, apabila pendidikan konsumen tinggi maka akan lebih memilih barang yang berkualitas baik, tingkat pendidikan dapat dilihat dari pendidikan terakhir konsumen (Setiadi, 2003). Beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen adalah : 1. Harga barang itu sendiri Naik atau turunnya harga barang akan mempengaruhi sedikit banyaknya terhadap jumlah barang yang diminta. Kualitas akan menurun ketika harganya meningkat dan kuantitas yang diminta meningkat ketika harganya menurun, dapat diartikan dengan kuantitas yang diminta berhubungan negatif (negative related) dengan harga. Hubungan antara harga dan kuantitas yang diminta seperti ini berlaku untuk sebagian besar barang dalam perekonomian, memang begitu nyata terjadi sehingga para ekonom menamakannya hukum permintaan (law of demand). Dengan menganggap hal lainnya tetap ketika harga sebuah barang yang diminta akan menurun.

2. Pendapatan Pendapatan masyarakat mencerminkan daya beli masyarakat. Tinggi atau rendahnya pendapatan masyarakat akan mempengaruhi kualitas maupun kuantitas permintaan. Pendapatan yang lebih rendah berarti bahwa secara total hanya ada uang yang sedikit untuk dibelanjakan, sehingga masyarakat akan membelanjakan lebih sedikit untuk beberapa dan mungkin pula terhadap sebagian besar barang. 3. Jumlah Penduduk Jumlah penduduk akan mempengaruhi jumlah permintaan. Makin banyak penduduk maka makin meningkat pula jumlah permintaan. Hal ini berkaitan dengan usaha pemenuhan kebutuhan akan kecukupan setiap individu yang ada di suatu tempat. 4. Barang Pengganti (Substitusi) Apabila penurunan harga barang yang satu menurunkan permintaan terhadap barang laian, maka kedua barang tersebut dinamakan barang substitusi. Adanya barang pengganti akan berpengaruh terhadap jumlah permintaan. Pada saat barang naik, jika ada barang pengganti maka jumlah permintaan barang tersebut akan dipengaruhinya (Setiadi, 2003). 2.5 Kerangka Pemikiran Konsumen melakukan kegiatan pembelian untuk memenuhi kebutuhannya. Konsumen akan memenuhi semua yang diperlukan oleh tubuh sehingga tidak akan kekurangan apapun karena tubuh yang sehat akan memudahkan proses beraktivitas. Adapun hal yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap telur ayam ras dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: jumlah pendapatan, jumlah tanggungan, selera, harga telur ayam lain dan harga telur itu sendiri hingga mempertimbangkannya untuk membeli ataupun tidak membeli.

Dalam hal ini, karakteristik konsumen mempengaruhi permintaan konsumen terhadap telur ayam ras. Karakteristik konsumen tersebut meliputi, kebutuhan, jumlah tanggungan, dan jumlah pendapatan. Konsumen Pasar Swalayan Pasar Tradisional Karakteristik Konsumen 1. Umur 2. Jumlah Tanggungan 3. Pendapatan Permintaan Karakteristik Konsumen 1. Umur 2. Jumlah Tanggungan 3. Pendapatan Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan konsumen : 1. Harga telur ayam ras 2. Rata-rata pendapatan 3. Jumlah tanggungan : menyatakan pengaruh : menyatakan hubungan Gambar 2.1. Skema Kerangka Pemikiran

2. 6 Hipotesis Penelitian Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah : 1. Ada perkembangan positif permintaan telur ayam ras di Kota Medan dalam 5 tahun terakhir. 2. Karakteristik konsumen terhadap telur ayam ras di Kecamatan Medan Kota beragam. 3. Ada perkembangan positif permintaan telur ayam ras di Kota Medan. 4. Ada hubungan pendapatan, jumlah tanggungan dan harga beli telur ayam ras dengan permintaan konsumen telur ayam ras di Kecamatan Medan Kota. 5. Pendapatan, jumlah tanggungan dan harga beli telur ayam ras berpengaruh nyata terhadap permintaan konsumen telur ayam ras di Kecamatan Medan Kota.