BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pada bidang ekonomi, inovasi teknologi dan semakin ketatnya persaingan perdagangan bebas yang telah dilakukan oleh berbagai industri di Indonesia dalam era globalisasi saat ini, telah membawa dampak perubahan terhadap pengelolaan suatu bisnis dan penentuan strategi bersaing perusahaan. Pada dasarnya kegiatan dalam perusahaan dilakukan agar perusahaan dapat tumbuh dan berkembang menjadi sebuah perusahaan yang besar dan kuat, atau dengan kata lain setiap perusahaan akan selalu melakukan perluasan usaha. Akan tetapi, semua itu tidak sepenuhnya dapat direalisasikan sebab setiap perusahaan memiliki sistem, strategi manajemen, dan sumberdaya manusia yang berbeda. Agar dapat terus bertahan serta mencapai keunggulan kompetitif dalam industri sejenis, perusahaan dapat mengubah pandangan mereka yang awalnya berdasarkan pada tenaga kerja menuju perusahaan berdasarkan pengetahuan (knowledge based company) dengan karakteristik utama ilmu pengetahuan. Perusahaan berdasarkan pengetahuan (knowledge based company), seperti yang diungkapkan oleh Tobing (2009) adalah perusahaan yang diisi oleh komunitas yang memiliki kemampuan belajar, daya inovasi, dan kemampuan problem solving yang tinggi. Ciri lainnya adalah perusahaan ini lebih mengandalkan pengetahuan (knowledge) dalam mempertajam daya saingnya, hal ini digambarkan dengan semakin mengecilnya 1
2 investasi yang dialokasikan perusahaan untuk physical goods sementara untuk soft factor mendapat alokasi investasi yang semakin besar. Investasi dalam soft factor ini disebut sebagai investasi dibidang modal intelektual (intellectual capital), sebagai akibatnya, value dari knowledge based company utamanya ditentukan oleh modal intelektual (intellectual capital) yang dimiliki dan dikelola oleh perusahaan. Munculnya pandangan mengenai pengetahuan sebagai sumberdaya perusahaan yang sangat stratejik, didasarkan oleh kenyataan bahwa pengetahuan dapat memenuhi kriteria sebagai sumberdaya, yaitu; 1) bernilai; 2) langka; 3) sukar atau mustahil untuk ditiru oleh para pesaing; dan 4) tidak dapat digantikan oleh tipe/jenis sumberdaya yang lain (Barney, _ dalam Sangkala, 2006:13). Oleh karena pengetahuan memenuhi kriteria tersebut maka pengetahuan dipandang sebagai sumberdaya yang bersifat stratejik. Selama periode antara tahun 1959 hingga tahun 1997, para peneliti dan ahli ekonomi telah mengembangkan suatu pandangan baru tentang strategi bisnis yang menekankan efisiensi sumberdaya. Fokus strategi bisnis yang baru ini ditujukan kepada strategi untuk memanfaatkan aset spesifik yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam resource-based view of the firm, dinyatakan bahwa sumberdaya perusahaan merupakan pemicu di balik keunggulan kinerja perusahaan. Sumberdaya tidak hanya berupa aset fisik dan dana tetapi juga aset tidak berwujud seperti intellectual capital (Wernerfelt, 1984; belkoui, 2000 dalam Nasih, 2010). Modal intelektual yang diciptakan dan dikelola sesuai dengan kebutuhan perusahaan, dapat membuat perusahaan mencapai keunggulan kompetitif serta mendapatkan keuntungan dari modal intelektual tersebut, karena modal intelektual adalah sumberdaya perusahaan yang memegang peranan
3 penting, sama halnya seperti modal fisik (physical capital) dan modal keuangan (financial capital). Di Indonesia fenomena mengenai modal intelektual mulai berkembang sejak diterbitkannya PSAK No. 19 (revisi 2000) tentang aset tidak berwujud, akan tetapi tidak dinyatakan secara langsung sebagai modal intelektual. Beberapa contoh dari aset tidak berwujud telah disebutkan dalam PSAK No. 19 (revisi 2000) yaitu, ilmu pengetahuan dan teknologi, desain dan implementasi sistem atau proses baru, lisensi, hak kekayaan intelektual, pengetahuan mengenai pasar, dan merek dagang (termasuk merek produk/brand names) dan lain sebagainya (Ulum, 2009:3). Terdapat beberapa penelitian dalam berbagai pendekatan yang telah membuktikan secara empiris, mengenai keterkaitan diantara masing-masing komponen modal intelektual (intellectual capital) yang terdiri dari human capital, structural capital dan customer capital,serta keterkaitan masing-masing ketiga komponen modal intelektual terhadap kinerja manajerial perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Astuti dan Sabeni (2005), membuktikan bahwa human capital memiliki hubungan yang positif signifikan terhadap customer capital dan structural capital. Disamping itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa customer capital berhubungan positif signifikan dengan kinerja perusahaan (business performance). Sementara itu, antara structural capital dengan business performance juga menunjukkan hubungan positif namun tidak signifikan. Bontis, Keow dan Richardson (2000), dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa hubungan antara human capital, customer capital, structural capital serta business
4 performance memiliki persamaan dan perbedaan yang dikelompokkan dalam dua bidang industri yaitu industri jasa dan non jasa dengan nilai signifikansi yang bervariasi antara 1% hingga 10%. Persamaan hasil penelitian di kedua bidang industri jasa dan non-jasa, terlihat dalam hubungan antara human capital dan customer capital yang memiliki hubungan yang positif signifikan tanpa dipengaruhi dari kedua bidang industri jasa, serta antara hubungan customer capital dan structural capital yang membuktikan kedua variabel tersebut, memiliki hubungan positif, subtantif dan signifikan. Selain itu, persamaan hasil penelitian juga ditemukan dalam hubungan antara structural capital dan business performance. Pada industri jasa terbukti terdapat hubungan positif dan signifikan antara structural capital dan business performance, serta dalam industri nonjasa terdapat hubungan yang positif signifikan namun sedikit tidak subtantif (less substantive). Selanjutnya, terdapat perbedaaan hasil penelitian beberapa variabel di bidang industri jasa (service) dan non-jasa (non-service). Hasil penelitian dalam industri jasa menunjukkan bahwa antara human capital dan structural capital memiliki hubungan yang positif namun tidak signifikan, sedangkan pada industri non-jasa human capital dan structural capital memiliki hubungan yang positif dan signifikan. Selanjutnya pada penelitian Bontis ditahun 1998 menunjukkan hasil bahwa human capital berhubungan positif signifikan terhadap customer capital dan structural capital. Selain itu, hasil penelitian Bontis (1998) turut membuktikan antara structural capital dan customer capital berhubungan secara negatif dan tidak signifikan, serta dalam
5 hubungan antara structural capital dan business performance terbukti positif dan signifikan. Berdasarkan uraian mengenai modal intelektual yang berpengaruh terhadap kinerja perusahaan tersebut diatas, dan penelitian yang telah dilakukan oleh Astuti dan Sabeni (2005), Bontis et. al. (2000) dan Bontis (1998) penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini sebagai penelitian dengan judul Analisis Hubungan Modal Intelektual Terhadap Kinerja Manajerial Perusahaan. Penelitian ini merupakan replika dari penelitian sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut: a. Metodologi penelitian, analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode Partial Least Square (PLS) seperti Bontis et. al. (2000) dan Bontis (1998). Sedangkan, pada penelitian Astuti dan Sabeni (2005) menggunakan Structural Equation Model (SEM). b. Menambahkan variabel human capital, untuk menguji adanya pengaruh terhadap kinerja manajerial perusahaan. Pada penelitian Astuti dan Sabeni (2005) hanya variabel structural capital dan customer capital yang diuji keterkaitannya dengan kinerja perusahaan. Sedangkan Bontis et. al. (2000) dan Bontis (1998) hanya menguji keterkaitan structural capital terhadap kinerja perusahaan. c. Objek dan tempat penelitian, dalam penelitian ini penyebaran kuesioner ditujukan kepada karyawan yang bekerja di beberapa bidang industri di wilayah DKI Jakarta, seperti pada penelitian Bontis et. al. (2000) yang respondennya berasal dari dua bidang industri dan Bontis (1998). Namun pada penelitian Bontis et. al. (2000) di
6 Malaysia, dan Bontis (1998) di Canada responden yang dituju adalah karyawan/manajer perusahaan yang tengah menempuh studi lanjut (master) pada perguruan tinggi negeri/swasta di daerah masing-masing. Selain itu, dalam penelitian Astuti dan Sabeni (2005) penyebaran kuesioner dilakukan pada perusahaan di Jawa Tengah yang terdaftar di Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Propinsi Daerah Tingkat I. B. Perumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas yang berhubungan dengan modal intelektual dan kinerja manajerial, maka rumusan masalah dapat dikelompokkan kedalam dua bagian, sebagai berikut : 1. Apakah terdapat inter-relasi antara komponen modal intelektual: a. Apakah human capital berhubungan secara positif dan signifikan dengan structural capital? b. Apakah human capital berhubungan secara positif dan signifikan dengan customer capital? c. Apakah customer capital berhubungan secara positif dan signifikan dengan structural capital? 2. Apakah terdapat hubungan positif antara komponen-komponen modal intelektual dan kinerja manajerial perusahaan: a. Apakah human capital berpengaruh secara positif dan signifikan dengan kinerja manajerial perusahaan?
7 b. Apakah structural capital berpengaruh secara positif dan signifikan dengan kinerja manajerial perusahaan? c. Apakah customer capital berpengaruh secara positif dan signifikan dengan kinerja manajerial perusahaan? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Memperoleh bukti empiris mengenai hubungan antara masing-masing variabel dalam komponen modal intelektual (human capital, structural capital, customer capital). 2. Memperoleh bukti empiris mengenai hubungan antara masing-masing komponen modal intelektual terhadap kinerja manajerial perusahaan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi seluruh pihak, antara lain: 1. Memberikan wawasan kepada pembaca mengenai modal intelektual dan pengaruhnya terhadap kinerja manajerial perusahaan. 2. Memberikan wawasan bagi dunia akademis, hasil dari penelitian ini dapat memberikan keterangan mengenai seberapa besar pengaruh modal intelektual terhadap kinerja manajerial perusahaan. 3. Memberikan manfaat kepada penulis sebagai sarana untuk memperdalam pengetahuan khususnya pada topik yang diteliti mengenai pengaruh modal
8 intelektual terhadap kinerja manajerial perusahaan, sehingga dapat memperoleh gambaran antara fakta di lapangan dengan permasalahan tersebut. 4. Menambah literatur dan acuan penelitian, bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian yang serupa atau lebih lanjut mengenai modal intelektual yang mempengaruhi kinerja manajerial perusahaan. D. Sistematika Penulisan Pada skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab, dimana setiap bab berisi uraian sebagai berikut: BAB I Pendahuluan Dalam bab ini diuraikan secara garis besar mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II Landasan Teori Dalam bab ini diuraikan secara lengkap mengenai teori dan konsep analisis yang digunakan sebagai landasan untuk melakukan pembahasan tentang perusahaan berbasis pengetahuan (knowledge based company) modal intelektual (intellectual capital), kinerja perusahaan, serta rerangka konseptual dan pengembangan hipotesa. BAB III Metodologi Penelitian Bab ini akan menjelaskan mengenai jenis metode penelitian yang dipakai, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, variabel penelitian, dan teknik analisis data. BAB IV Analisis dan Pembahasan
9 Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai hasil dan pembahasan dari pengolahan data dari analisis data serta penjabaran analisis hasil pengembalian kuesioner. BAB V Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi kesimpulan dari hasil analisis dan pembahasan mengenai hasil penelitian yang mengacu pada pencapaian penelitian, serta saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan.