BAB I PENDAHULUAN. zaman. Perkembangan zaman tersebut secara tidak langsung menuntut suatu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan perkembangan potensi bagi manusia agar bermanfaat bagi

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. sarana untuk pengembangan diri. Dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karyono, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hendri Risfandi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. mutu peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, dan fisik dalam kehidupan sosial; 3. Standar minimal pengetahuan dan keterampilan khusus dasar;

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Muhamad Nurachim, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi

BAB I PENDAHULUAN. hekekatnya untuk membangun suatu Negara dibutuhkan individu individu yang

BAB I PENDAHULUAN. membantu penyelesaian masalah pembangunan yang ada. Upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan nasional di bidang pendidikan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Undang-undang RI No. 20 Th Bab 1 pasal 1. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sarana dalam meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dalam dunia pendidikan, khususnya di negara kita agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered karena tidak memerlukan alat

BAB I PENDAHULUAN. teknologi diperlukan sumber daya manusia yang tangguh. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu secara langsung ataupun tidak langsung dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan,akhlak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan posisi yang strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dibidang pendidikan merupakan upaya untuk. kehidupan Bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI)

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya. Sedangkan menurut Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. semakin terbuka untuk saling bekerja sama dan saling melengkapi. Di sisi lain, era

BAB I PENDAHULUAN. Tugas utama guru adalah bertanggung jawab membantu anak didik dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya berlangsung pada satu tahap perkembangan saja

BAB I PENDAHULUAN. itu, untuk menciptakan sumber daya manusia yang kreatif, inovatif dan produktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan hidup dan ikut berperan pada era globalisasi. dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran dan pendidikan merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (UUSPN) No. 20 Tahun 2003, menyatakan bahwa: Penyelenggaraan pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan perubahan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. unsur yang terkait didalamnya saling mendukung. Dalam kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. Sistem pendidikan nasional di era globalisasi seperti saat ini menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. mencapai itu, pendidikan harus adaptif terhadap perubahan zaman. yang berkaitan dengan pelaksanaan pengajaran kelas.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan menuntut tersedianya sumber daya manusia yang memiliki

Orientasi pada kinerja Individu dalam dunia kerja, 2) justifikasi khusus pada

BAB I PENDAHULUAN. bagi siswa secara optimal, sedangkan belajar merupakan suatu proses perubahan,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dapat tercapai. Adapun upaya peningkatan kualitas SDM. tersebut adalah melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu aspek penting bagi bangsa. Melalui

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah instansi pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap

BAB I PENDAHULUAN. baik agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi tiga tantangan besar, pertama sebagai akibat dari krisis ekonomi,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. luas, kreatif, terampil dan berkepribadian baik. oleh masyarakat yang ditujukan kepada lembaga pendidikan, baik secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu pembekalan dan kualitas bagi setiap individu

yang lebih baik dalam rangka mewujudkan SDM yang diharapkan.

Vol.09/No.02/Januari 2017 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Pendidikan Dasar (SD dan SLP) dan Pendidikan Menengah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah bidang yang sangat penting terutama di Negara. berkembang seperti Indonesia, karena pendidikan yang berintegritas

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan proses pembelajaran yang optimal. Dalam menghadapi era

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam membina kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pesat telah membawa perubahan besar terhadap pendidikan. Dewasa ini perlu

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan

pembelajaran hingga dewasa ini masih memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri melalui

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang dibutuhkan dan melatih peserta didik dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Pendidikan berperan dalam menghasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di kelas. Oleh karena itu untuk meningkatkan hasil belajar siswa,

I. PENDAHULUAN. SMA Negeri 12 Bandar Lampung terletak di jalan H. Endro Suratmin

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan adalah investasi masa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sengaja atau terencana untuk membantu meningkatkan perkembangan potensi bagi manusia agar bermanfaat bagi kepentingan hidupnya sebagai mahluk individu maupun mahluk sosial. Pendidikan juga membantu manusia untuk mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi segala macam tantangan dan hambatan yang ada, dan akhirnya sistem pendidikan semakin berkembang sejalan dengan perkembangan zaman. Perkembangan zaman tersebut secara tidak langsung menuntut suatu bangsa untuk memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang siap untuk menghadapi segala macam tantangan yang dibawah oleh perkembangan zaman itu sendiri. Perkembangan dan perubahan peradaban manusia akan terus berlangsung. Begitu pula dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknolgi yang menuntut masyarakat cenderung memasuki era globalisasi. Tuntutan layanan professional di berbagai sektor kehidupan kian mendalam dan kualitas sumber daya manusia perlu disiapkan sejak dini guna menghadapi tuntutan perubahan zaman. Persoalan yang kini dihadapi oleh banyak negara termasuk Indonesia adalah bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan, yang umumnya dikaitkan dengan tinggi rendahnya prestasi yang ditunjukkan dengan kemampuan siswa mendapatkan nilai dalam tes dan kemampuan lulusan mendapatkan pekerjaan. 1

2 Pendidikan yang berkualitas mempersiapkan manusia Indonesia untuk mampu bersaing, bermitra, dan mandiri atas jati dirinya guna menghadapi era globalisasi. Era globalisasi menuntut kualitas sumber daya manusia yang tangguh, kreatif dam mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut mena dalam irwandi (2011) tujuan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yakni : 1) menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional. 2) menyiapkan siswa agar mampu memiliki karier, mampu berkompetensi dan mampu mengembangkan diri. 3) menyiapkan tenaga kerja menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri pada saat ini maupun pada saat yang akan datang. 4) menyiapkan tamatan agar menjadi warga Negara yang produktif, adaptif dan kreatif. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bertanggung jawab untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sekolah menengah kejuruan adalah salah satu bentuk satuan pendidikan yang menyenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari Sekolah menengah pertama (SMP) sederajat. Sekolah Menengah Kejuruan bervisi menciptakan lulusan yang bermutu, terampil, berkarakter dan berdaya saing dalam bekerja (Kemendikbud: 2003). Pendidikan menengah kejuruan mengutamakan penyiapan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta mengembangkan sikap profesional, sama halnya seperti perguruan Yahdi yang didalamnya terselenggara serangkaian kegiatan belajar mengajar dalam berbagai mata pelajaran, salah satunya adalah mata pelajaran keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup (K3LH).

3 Berdasarkan observasi peneliti yang dilakukan di SMK Swasta Yahdi pada tanggal 22 Desember 2015, ditemukan bahwa siswa mengalami kendala dalam menguasai dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru yang berdampak pada nilai mata pelajaran tertentu seperti pada mata pelajaran kompetensi keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup (K3LH). Berdasarkan wawancara terhadap guru bidang studi pada standar kompetensi keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup (K3LH) serta dokumentasi nilai DKN siswa kelas X TKR pada bulan Mei 2015 terdapat 59% siswa yang memperoleh kategori tidak tuntas KKM (<75) dan 41% siswa yang telah mencapai KKM ( >75) dan untuk meningkatkan nilai siswa yang tidak lulus biasanya guru bidang studi tersebut akan mengadakan ujian ulangan (remedial). Perolehan hasil belajar mata pelajaran keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup (K3LH) kelas X TKR T.A. 2014 2015 dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini : Tabel 1 Daftar Kompetensi Siswa Kelas X TKR Tahun 2015 No Predikat Nilai FEBRUARI MARET APRIL MEI Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah siswa (%) siswa (%) siswa (%) siswa (%) (orang) (orang) (orang) (orang) 1 Belum Kompeten 0 74 26 81 22 68 20 62 19 59 2 Kompeten 75 100 6 19 10 32 12 38 13 41 (Sumber : DKN SMK Swasta Yahdi Tahun 2015) Sehubungan dengan masalah ini penulis mencoba melakukan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar mata diklat keselamatan, kesehatan kerja dan Lingkungan hidup (K3LH), hal ini didasari berdasarkan hasil wawancara,

4 observasi dan pengamatan serta dalam proses pembelajaran ada kendala yang dihadapi seperti penyampaian materi yang bersifat konvensional yaitu bersifat teacher centered atau berpusat pada guru, sehingga suasana belajar dikelas menjadi kurang aktif dan menyebabkan situasi belajar tersebut menjadi kurang menarik dan menyenangkan, rendahnya keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, siswa tidak tertarik mengikuti proses belajar mengajar, kondisi ini terkadang menjadikan siswa enggan untuk belajar, kemudian merasa bosan dan keinginan agar proses belajar mengajar cepat selesai, guru tidak menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dalam proses belajar, siswa masih belajar secara individualisme. Bahkan terkadang sebelum proses belajar mengajar belum selesai, siswa mencari-cari alasan agar bisa keluar dari kelas untuk menghilangkan kejenuhannya. Menurut Trianto (2007: 1), Rendahnya hasil belajar disebabkan proses pembelajaran yang didominasi oleh pembelajaran konvensional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher centered sehingga siswa menjadi pasif. Siswa tidak memiliki keterlibatan untuk menemukan dan merumuskan sendiri informasi sebagai bahan pengajaran. Selain itu, siswa hanya menggantungkan pengalaman belajarnya pada guru dan tidak memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Ada beberapa model pembelajaran yang digunakan untuk mengubah pembelajaran yang bersifat teacher centered learning menjadi student centered learning. Salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe group investigation. Alasan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe group

5 investigation adalah siswa akan mendapatkan pemahaman-pemahaman yang lebih baik mengenai pelajaran dan akan lebih tertarik terhadap pelajaran jika siswa dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran. Keterlibatan aktif siswa terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar dan sikap siswa terhadap pelajaran. Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation merupakan sebuah metode investigasi-kooperatif dari pembelajaran di kelas diperoleh dari premis bahwa baik dominan sosial maupun intelektual proses pembelajaran sekolah melibatkan nilai-nilai yang didukungnya. Menurut Slavin (2005) dalam buku teori, riset dan praktik: Group Investigation metode pembelajaran yang sesuai untuk proyek-proyek studi yang terintegrasi yang berhubungan dengan hal-hal semacam penguasaan, analisis dan mensistesiskan informasi sehubungan dengan upaya penyelesaian masalah yang bersifat multi aspek. Untuk mengetahui sejauh mana peningkatan hasil belajar dalam penggunaan model kooperatif tipe group investigation dalam proses belajar mengajar sebagaimana yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian yang berjudul : Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Keselamatan, Kesehatan Kerja Dan Lingkungan Hidup (K3LH) Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Di SMK Swasta Yahdi T.A 2015/2016.

6 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasikan masalah yang relevan dengan penelitian ini, antara lain : 1. Rendahnya hasil belajar Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan hidup pada siswa disebabkan oleh proses pembelajaran yang bersifat konvensional. 2. Rendahnya keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran di sebabkan pada saat proses pembelajaran siswa, siswa tidak keterlibatan untuk menemukan dan merumuskan sendiri informasi sebagai bahan pengajaran. 3. Situasi belajar kurang menarik dan menyenangkan disebabkan oleh suasana pembelajaran yang diciptakan oleh guru masih bersifat menonton. 4. Siswa tidak tertarik dalam mengikuti proses belajar mengajar disebabkan oleh suasana kelas yang cenderung teacher centered. 5. Siswa hanya belajar secara individual disebabkan penggunaan metode belajar yang digunakan guru masih kurang bervariasi. C. Batasan Masalah Sesuai dengan identifikasi masalah dan luasnya ruang lingkup masalah, maka penelitian ini hanya dibatasi pada: 1. Rancangan pengajaran yang diterapkan pada penelitian ini adalah penggunaan pembelajaran kooperatif tipe group investigation.

7 2. Materi pembelajaran pada penelitian ini dibatasi hanya pada materi keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup (K3LH) khususnya pada kompetensi dasar mendeskripsikan keselamatan dan kesehatan kerja. 3. Peningkatan aktivitas belajar siswa pada mata diklat keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup (K 3LH) khususnya pada kompetensi dasar mendeskripsikan keselamatan dan kesehatan kerja. 4. Peningkatan hasil belajar siswa pada mata diklat keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup (K3LH) khususnya pada kompetensi dasar mendeskripsikan keselamatan dan kesehatan kerja. D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah, maka rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah terdapat peningkatan aktivitas belajar pada mata diklat keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup (K3LH) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation pada siswa kelas X TKR semester genap SMK Swasta Yahdi Helvetia T.A 2015/2016? 2. Apakah terdapat peningkatan hasil belajar pada mata diklat keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup (K3LH) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation pada siswa kelas X TKR semester genap SMK Swasta Yahdi Helvetia T.A 2015/2016?

8 E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dia atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar pada mata diklat keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup (K3LH) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation pada siswa kelas X TKR semester genap SMK Swasta Yahdi Helvetia T.A 2015/2016. 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada mata diklat keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup (K3LH) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation pada siswa kelas X TKR semester genap SMK Swasta Yahdi Helvetia T.A 2015/2016. F. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis Menambah pengetahuan siswa khususnya di SMK pada bidang keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup (K3LH).dan meningkatkan kualitas/mutu pengajaran yang dilakukan guru. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti, sebagai masukan guna menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai masalah yang diteliti.

b. Bagi siswa, dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar terhadap 9 mata diklat keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup (K3LH). c. Bagi guru, sebagai masukan untuk dapat menentukan model pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. d. Bagi sekolah, sebagai masukan dalam usaha peningkatan kualitas siswa. e. Bagi universitas, sebagai sumbangan pikiran untuk bahan referensi penelitian selanjutnya bagi Fakultas Teknik UNIMED khususnya program studi Pendidikan Teknik Otomotif. G. Batasan Istilah Untuk tidak menimbulkan adanya perbedaan pengertian, perlu ada penjelasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun batasan istilah yang perlu di jelaskan adalah sebagai berikut : 1. Hasil belajar adalah : pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif dan psikomotorik dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu. 2. Keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup (K3LH) adalah sebagai salah satu mata pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa di sekolah menengah kejuruan. 3. Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation adalah perencanaan pengaturan kelas yang umum dimana para siswa bekerja

10 dalam kelompok kecil menggunakan pertanyaan kooperatif, serta perencanaan dan proyek kooperatif ( Sharan dan Sharan, 1992). 4. Program keahlian teknik kendaraan ringan adalah kompetensi keahlian bidang teknik otomotif yang menekankan keahlian pada bidang penguasaan jasa perbaikan kendaraan ringan. 5. Sekolah menengah kejuruan adalah salah satu bentuk satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari sekolah menengah pertama (SMP) sederajat dan bervisi menciptakan lulusan yang bermutu, terampil, berkarakter dan berdaya saing dalam bekerja.