Terasi udang SNI 2716:2016

dokumen-dokumen yang mirip
Sarden dan makerel dalam kemasan kaleng

Tuna dalam kemasan kaleng

Sosis ikan SNI 7755:2013

Air demineral SNI 6241:2015

Siomay ikan SNI 7756:2013

Air mineral SNI 3553:2015

Kepiting (Scylla Serrata) kulit lunak beku Bagian 1: Spesifikasi

Tuna loin segar Bagian 1: Spesifikasi

Air mineral alami SNI 6242:2015

SNI Standar Nasional Indonesia. Filet kakap beku Bagian 1: Spesifikasi

Ikan beku Bagian 1: Spesifikasi

SNI 4482:2013 Standar Nasional Indonesia Durian ICS Badan Standardisasi Nasional

SNI Standar Nasional Indonesia. Ikan tuna dalam kaleng Bagian 1: Spesifikasi

Bakso ikan SNI 7266:2014

Udang beku Bagian 1: Spesifikasi

Ikan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

SNI Standar Nasional Indonesia. Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Es untuk penanganan ikan - Bagian 1: Spesifikasi

Susu segar-bagian 1: Sapi

Tugas Manajemen Mutu Terpadu. 3. Penanganan dan pengolahan Penanganan dan pengolahan cumi-cumi beku sesuai SNI :2010.

SNI 4230:2009. Standar Nasional Indonesia. Pepaya

SNI 3165:2009. Standar Nasional Indonesia. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI Pertanian.

Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Tuna loin segar Bagian 2: Persyaratan bahan baku

Semen portland komposit

Kulit masohi SNI 7941:2013

Biji kakao AMANDEMEN 1

Bibit induk (parent stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 1: Ayam ras tipe pedaging

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya

Bibit niaga (final stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 2: Ayam ras tipe petelur

Ikan tuna dalam kaleng Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 3 : Produksi induk

Cara uji fisika Bagian 2: Penentuan bobot tuntas pada produk perikanan

Mutu karkas dan daging ayam

Spesifikasi pasir laut untuk campuran beraspal

Spesifikasi agregat untuk lapis fondasi, lapis fondasi bawah, dan bahu jalan

Jahe untuk bahan baku obat

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kelas penetrasi

2016, No Indonesia Nomor 5360); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

Kata Kunci :Ronto, jumlah mikroba, kadar air, kadar garam

Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan

Bibit sapi potong - Bagian 4 : Bali

Spesifikasi aspal emulsi kationik

SNI Standar Nasional Indonesia. Sari buah tomat. Badan Standardisasi Nasional ICS

Telur ayam konsumsi SNI 3926:2008

BERITA NEGARA. BPOM. Pangan Campuran. Bahan Tambahan. Persyaratan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Gaharu SNI 7631:2011. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Logo Tara. Kode. Kemasan Pangan.

Cara uji kimia- Bagian 2: Penentuan kadar air pada produk perikanan

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus cabe

Pupuk kalium klorida

Bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii )

2 3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara R

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus tomat ICS Badan Standardisasi Nasional

Bambu lamina penggunaan umum

Spesifikasi lapis fondasi agregat semen (LFAS)

STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI SNI UDC =========================================== SAUERKRAUT DALAM KEMASAN

PERATURAN KEMASAN DAN PEDOMAN UMUM PELABELAN. 31 Oktober

Cara uji kelarutan aspal

Pakan konsentrat Bagian 5 : Ayam ras pedaging (broiler concentrate)

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PERSYARATAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN CAMPURAN

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 42/M-IND/PER/11/2005 TENTANG PENGOLAHAN,

Bibit kerbau Bagian 3 : Sumbawa

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian laut seakan-akan merupakan sabuk pengaman kehidupan manusia

Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP )

RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KEAMANAN DAN MUTU MINUMAN BERALKOHOL

2017, No Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara

Spesifikasi blok pemandu pada jalur pejalan kaki

Pakan buatan untuk ikan patin (Pangasius sp.)

Mesin pemecah biji dan pemisah kulit kakao - Syarat mutu dan metode uji

Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan

UJI KOMPOSISI BAHAN BAKU TERASI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PENCETAK TERASI

SNI Standar Nasional Indonesia. Mete gelondong. Badan Standardisasi Nasional ICS

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kekentalan

Cara uji kimia - Bagian 1: Penentuan kadar abu pada produk perikanan

BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 2012

Semen beku Bagian 2: Kerbau

Semen beku Bagian 3 : Kambing dan domba

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 2 : Benih

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 224/Menkes/SK/II/2007 TENTANG SPESIFIKASI TEKNIS MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI)

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan

ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beras bahan makanan yang dihasilkan oleh padi. Meskipun sebagai bahan

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN

Cara uji daktilitas aspal

SNI Standar Nasional Indonesia. Kecap kedelai. Badan Standardisasi Nasional ICS

Spesifikasi agregat untuk lapis permukaan jalan tanpa penutup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93

Menimbang : Mengingat :

BAB I PENDAHULUAN. harus aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan kimia

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :42/M-IND/PER/11/2005 TENTANG PENGOLAHAN, PENGEMASAN DAN PELABELAN GARAM BERIODIUM

TINJAUAN PUSTAKA. Susu

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1999 TENTANG LABEL DAN IKLAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SNI 0103:2008. Standar Nasional Indonesia. Kertas tisu toilet. Badan Standardisasi Nasional ICS

Cara uji berat jenis aspal keras

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan penyusunan dan penelitian tugas akhir ini dilakukan di Usaha Kecil Menengah

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KOPI INSTAN SECARA WAJIB

Ikan beku SNI 4110:2014

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia ICS 67.120.30 Terasi udang Badan Standardisasi Nasional

BSN 2016 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN BSN Email: dokinfo@bsn.go.id www.bsn.go.id Diterbitkan di Jakarta

Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Deskripsi... 1 4 Syarat bahan baku, bahan penolong, bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan. 2 5 Persyaratan mutu dan keamanan produk... 2 6 Pengambilan contoh... 3 7 Cara uji... 3 8 Syarat lulus uji... 3 9 Higiene dan penanganan... 4 10 Syarat pengemasan... 4 11 Pelabelan... 4 Lampiran A (normatif) Lembar penilaian sensori terasi udang... 5 Bibliografi... 6 Tabel 1 Persyaratan mutu dan keamanan pangan terasi udang... 2 Tabel A.1 - Lembar penilaian sensori terasi udang... 5 BSN 2016 i

Prakata Dalam rangka memberikan jaminan mutu dan keamanan pangan komoditas terasi udang yang akan dipasarkan di dalam dan luar negeri, maka perlu disusun suatu Standar Nasional Indonesia (SNI) sebagai upaya untuk meningkatkan jaminan mutu dan keamanan pangan. Standar ini merupakan revisi dari: SNI 2716.1:2009, Terasi udang - Bagian 1: Spesifikasi. SNI 2716.2:2009, Terasi udang - Bagian 2: Persyaratan bahan baku. SNI 2716.3:2009, Terasi udang - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan. Perubahan yang mendasar pada standar ini antara lain: 1. Penyederhanaan SNI Terasi udang 3 bagian menjadi 1 standar. 2. Syarat mutu dan keamanan pangan, lembar sensori, serta penanganan dan pengolahan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku. Standar ini disusun oleh Komite Teknis 65-05 Produk Perikanan, yang telah dirumuskan melalui rapat teknis, dan rapat konsensus pada tanggal 17 September 2015 di Bogor dihadiri oleh anggota KomiteTeknis 65-05: Produk Perikanan sebagai upaya untuk meningkatkan jaminan mutu dan keamanan pangan. Perlu diperhatikan bahwa kemungkinan beberapa unsur dari dokumen standar ini dapat berupa hak paten. Badan Standardisasi Nasional (BSN) tidak bertanggung jawab untuk pengidentifikasian salah satu atau seluruh hak paten yang ada. Standar ini telah melalui proses jajak pendapat pada tanggal 10 Desember 2015 sampai dengan 10 Februari 2016 dan pemungutan suara pada tanggal 30 Mei 2016 sampai dengan 29 Juli 2016 dengan hasil akhir RASNI. BSN 2016 ii

Pendahuluan Penyusunan SNI ini, memperhatikan ketentuan dalam: 1. Peraturan Pemerintah RI Nomor 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Iklan Pangan. 2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 57 Tahun 2015 Tentang Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan serta Peningkatan Niali Tambah Produk Hasil Perikanan. 3. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor PER.19/MEN/2010 tentang Pengendalian Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan. 4. Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor 24/M-IND/PER/2/2010 tentang Pencantuman Logo Tara Pangan dan Kode Daur Ulang pada Kemasan Pangan dan Plastik. 5. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI Nomor HK.00.06.1.52.4011 Tahun 2009 tentang Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Kimia dalam Makanan. 6. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI Nomor 16 Tahun 2016 tentang Kriteria Mikrobiologi dalam Pangan Olahan. 7. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI Nomor HK.03.1.23.07.11.6664 Tahun 2011 tentang Pengawasan Kemasan Pangan. 8. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI Nomor 21 Tahun 2016 tentang Kategori Pangan. BSN 2016 iii

1 Ruang lingkup Terasi udang Standar ini berlaku untuk terasi udang yang diproses secara fermentasi. 2 Acuan normatif Dokumen acuan berikut sangat diperlukan untuk penerapan dokumen ini. Untuk acuan bertanggal, hanya edisi yang disebutkan yang berlaku. Untuk acuan yang tidak bertanggal, berlaku edisi terakhir dari dokumen acuan tersebut (termasuk seluruh perubahan/amandemennya). SNI 2326:2010, Metode pengambilan contoh pada produk perikanan. SNI 2332.1:2015, Cara uji mikrobiologi - Bagian 1: Penentuan koliform dan Escherichia coli pada produk perikanan. SNI 01-2332.2-2006, Cara uji mikrobiologi - Bagian 2: Penentuan Salmonella pada produk perikanan. SNI 2346:2015, Pedoman pengujian sensori pada produk perikanan. SNI 2354.1:2011, Cara uji kimia - Bagian 1: Penentuan kadar abu dan abu tak larut dalam asam pada produk perikanan. SNI 2354.2:2015, Cara uji kimia - Bagian 2: Penentuan kadar air pada produk perikanan. SNI 01-2354.4:2006, Cara uji kimia - Bagian 4: Penentuan kadar protein dengan metode total nitrogen pada produk perikanan. SNI 01-2359-1991, Produk perikanan, penentuan kadar garam. CAC/GL 21-1997, Principle for the establishment and application of microbiological criteria for foods. 3 Deskripsi 3.1 Definisi produk Terasi udang adalah produk olahan hasil perikanan dengan bahan baku rebon atau udang segar, atau kering atau campurannya yang difermentasi. 3.2 Definisi proses Produk olahan hasil perikanan dengan bahan baku rebon atau udang segar, atau kering atau campurannya dengan atau tanpa penambahan bahan lainnya dengan perlakuan penggaraman, pengeringan, penggilingan dan fermentasi. Fermentasi adalah proses pengubahan bahan-bahan organik menjadi bentuk lain dengan bantuan mikroorganisme secara terkontrol. BSN 2016 1 dari 6

3.3 Kriteria wujud produk 3.3.1 Terasi pasta - terasi yang berkarakteristik semi padat 3.3.2 Terasi kering padat blok - terasi yang berkarakteristik kering berbentuk blok padat 3.3.3 Terasi kering serbuk dan granula - terasi yang berkarakteristik kering berbentuk serbuk dan butiran (granula) 4 Syarat bahan baku, bahan penolong, bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan 4.1 Bahan baku Terasi harus diolah dari rebon atau udang lainnya, segar atau kering yang layak untuk dikonsumsi manusia. 4.2 Bahan penolong Air yang dipakai sebagai bahan penolong untuk kegiatan di unit pengolahan memenuhi ketentuan yang berlaku. 4.3 Bahan pangan lain 4.3.1 Garam yang digunakan layak untuk dikonsumsi manusia. 4.3.2 Bahan pangan lain yang digunakan layak untuk dikonsumsi manusia. 4.4 Bahan tambahan pangan Bahan tambahan pangan yang digunakan harus food grade dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 5 Persyaratan mutu dan keamanan produk Persyaratan mutu dan keamanan pangan terasi udang sesuai Tabel 1. Tabel 1 Persyaratan mutu dan keamanan pangan terasi udang Parameter uji Satuan Persyaratan a Sensori - Min. 7* b Kimia Kadar air Kadar abu tak larut dalam asam Kadar garam Kadar protein % % % % % % Maks. 45** Maks. 35*** Maks. 10**** Maks. 1,5 12 20 Min. 15 BSN 2016 2 dari 6

Tabel 1 lanjutan (2 dari 2) c Cemaran mikroba n c m M Escherichia coli (3 kelas sampling) APM/g 5 1 <3 3,6 Salmonella (2 kelas sampling) per 25 g 5 0 negatif td CATATAN : * untuk setiap parameter sensori ** terasi pasta *** terasi kering padat blok **** terasi kering serbuk dan granula n c m M td 6 Pengambilan contoh jumlah sampel uji 2 kelas sampling : jumlah maksimum sampel yang diperbolehkan melebihi batas persyaratan maksimum yang tercantum pada m 3 kelas sampling : jumlah maksimum sampel yang persyaratannya berada antara m dan M dan tidak boleh satupun sampel melebihi batas persyaratan maksimum yang tercantum pada M serta sampel yang lain harus kurang dari nilai m (2 kelas sampling): batas persyaratan maksimum (3 kelas sampling): batas persyaratan maksimum tidak diberlakukan Cara pengambilan contoh sesuai SNI 2326:2010. Rencana sampling mengacu pada kriteria mikrobiologi CAC/GL 21-1997. 7 Cara uji 7.1 Sensori Sensori sesuai SNI 2346:2015. Penilaian sensori sesuai Lampiran A. Persyaratan mutu nilai sensori merupakan penilaian dari setiap parameter (minimum 7 untuk setiap parameter sensori), bukan merupakan nilai rata-rata dari setiap parameter. 7.2 Kimia - Kadar air sesuai SNI 2354.2:2015. - Kadar abu tak larut dalam asam sesuai SNI 2354.1:2011. - Kadar garam sesuai SNI 01-2359-1991. - Kadar protein sesuai SNI 01-2354.4:2006. 7.3 Cemaran Mikroba - Escherichia coli sesuai SNI 2332.1:2015. - Salmonella sesuai SNI 01-2332.2:2006. 8 Syarat lulus uji Produk dinyatakan lulus uji apabila memenuhi persyaratan mutu dan keamanan produk pada Pasal 5. BSN 2016 3 dari 6

9 Higiene dan penanganan Produk akhir harus bebas dari benda asing yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Produk akhir harus bebas dari cemaran mikroba atau subtansi asli dari mikroba dalam jumlah tertentu yang dapat membahayakan kesehatan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Penanganan dan pengolahan produk ini direkomendasikan mengacu pada ketentuan yang berlaku. 10 Syarat pengemasan 10.1 Bahan kemasan Bahan kemasan untuk terasi udang harus memenuhi persyaratan sebagai bahan kemasan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 10.2 Teknik pengemasan Produk dikemas dengan cermat dan saniter. Pengemasan dilakukan dalam kondisi yang dapat mencegah terjadinya kontaminasi. 11 Pelabelan Syarat pelabelan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. BSN 2016 4 dari 6

Lampiran A (normatif) Lembar penilaian sensori terasi udang Tabel A.1 - Lembar penilaian sensori terasi udang Nama panelis :.. Tanggal :... Cantumkan kode contoh pada kolom yang tersedia sebelum melakukan pengujian. Berilah tanda pada nilai yang dipilih sesuai kode contoh yang diuji. Spesifikasi Nilai 1 Kenampakan - Bersih, sangat spesifik jenis terasi udang 9 - Bersih, spesifik jenis terasi udang 7 - Kusam dan kotor, tidak spesifik jenis terasi udang 5 2 Bau Sangat spesifik terasi udang 9 Kurang spesifik terasi udang 7 Tidak spesifik terasi udang 5 3 Rasa Sangat spesifik terasi udang 9 Spesifik terasi udang 7 Kurang spesifik terasi udang 5 4 Tekstur (Terasi pasta) - Padat, tidak kering 9 - Agak padat, tidak kering 7 - Agak lembek 5 5 Tekstur (Terasi kering padat blok) - Padat, kompak 9 - Padat, kurang kompak 7 - Tidak padat, kering, mudah hancur 5 6 Tekstur (Terasi kering serbuk dan granula) - Kering, tidak mudah pecah 9 - Kering, mudah pecah 7 - Tidak kering, mudah pecah 5 Kode contoh 1 2 3 4 5 BSN 2016 5 dari 6

Bibliografi Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/MENKES/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. BSN 2016 6 dari 6

[1] Komite Teknis Perumus SNI Komite Teknis 65-05 Produk Perikanan Informasi pendukung terkait perumus standar [2] Susunan keanggotaan Komite Teknis perumus SNI Ketua : Abdul Rokhman Dit. Bina Mutu dan Diversifikasi Produk Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan Wakil Ketua : Widya Rusyanto Dit. Bina Mutu dan Diversifikasi Produk Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan Sekretaris : Nurjanah Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Anggota : Ria Fitriana Dit. Standardisasi Produk Pangan, BPOM Anggota : Moch. Ramadhan Rakhas Asosisasi Pengelolaan Rajungan Indonesia (APRI) Anggota : Hantowo Tjhia Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia Anggota : Murtiningsih Pusat Manajemen Mutu (BKIPM) Anggota : Bagus Sediadi Bandol Balai Riset Kelautan dan Perikanan Utomo Anggota : Tengku A.R. Hanafiah MASTAN Anggota : Lia Sugihartini Dit. Bina Mutu dan Diversifikasi Produk Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan Anggota : Harsi Dewantari Institut Pertanian Bogor (IPB) Kusumaningrum Anggota : Adi Surya Asosiasi Pengalengan Ikan Indonesia (APIKI) Anggota : Tri Winarni Agustini Universitas Diponegoro [3] Konseptor rancangan SNI Ahmad Nuridho Balai Besar Pengujian Penerapan Hasil Perikanan (BBP2HP) [4] Sekretariat pengelola Komite Teknis perumus SNI Direktorat Bina Mutu dan Diversifikasi Produk Perikanan Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan