BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
OTC (OVER THE COUNTER DRUGS)

LEBIH DEKAT DENGAN OBAT

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan suatu indikator yang menggambarkan tingkat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II A. TINJAUAN PUSTAKA. obat atau farmakoterapi. Tidak kalah penting, obat harus selalu digunakan secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perpustakaan Unika LAMPIRAN- LAMPIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Resep. Penggunaan obat berlabel dan tidak berlabel Aspek legal. Pengertian Unsur resep Macam-macam resep obat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,

Penyimpanan Obat. Standar penyimpanan obat yang sering di gunakan adalah sebagai berikut :

Gerakan Nasional Peduli Obat dan Pangan Aman (GNPOPA) Edukasi terkait OBAT pada Remaja dan Dewasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KERANGKA ACUAN PELAYANAN KEFARMASIAN DI PUSKESMAS CILEDUG

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SOSIALISASI MENGENAL OBAT AGAR TAK SALAH OBAT PADA IBU-IBU PENGAJIAN AISYIYAH PATUKAN AMBARKETAWANG GAMPING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENYIMPANAN OBAT Tujuan penyimpanan Agar obat tidak menguap Agar khasiat obat tidak berubah Agar obat tetap dalam keadaan baik dan bersih Agar obat ti

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK TENTANG

Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit

PENGELOLAAN OBAT DAN PENYULUHAN OBAT KEPADA MASYARAKAT. Lecture EMI KUSUMAWATI., S.FARM., APT

Bab 11 Bagaimana menjelaskan kepada dokter saat berobat

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1010/MENKES/PER/XI/2008 TENTANG REGISTRASI OBAT

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat pelayanan kesehatan (DepKes RI, 2002). paling tepat dan murah (Triyanto & Sanusi, 2003).

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini, semakin berkembangnya perekonomian telah memunculkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Apotek menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 tentang Standar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

POLA PEMILIHAN OBAT SAKIT KEPALA PADA KONSUMEN YANG DATANG DI ENAM APOTEK DI KECAMATAN DELANGGU SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah

SURVEI KESALAHAN DALAM PENULISAN RESEP DAN ALUR PELAYANANNYA DI APOTEK KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI SKRIPSI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Obat tradisional 11/1/2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai obat generik menjadi faktor utama

DRA. HELNI, APT, M.KES

BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA. rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Permenkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan suatu tolak ukur keberhasilan manusia dalam

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP PELAYANAN OBAT DI APOTEK KELURAHAN WONOKARTO KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI

2. Bentuk setengah Padat contohnya salep,krim,pasta,cerata,gel,salep mata. 3. Bentuk cair/larutan contohnya potio,sirop,eliksir,obat tetes,dan lotio.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. satu hal dan pengetahuan umum yang berlaku bagi keseluruhan hal

BAB I PENDAHULUAN. menghilangkan suatu penyakit. Obat dapat berguna untuk menyembuhkan jenis-jenis

KEBIJAKAN PEMESANAN OBAT, PENCATATAN OBAT

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN OBAT ASLI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembeli yaitu ketika konsumen benar-benar membeli produk. Dimana. mengarah kepada keputusan pembelian.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN DOKTER-APOTEKER APOTEKER-PASIENPASIEN SERTA UU KEFARMASIAN TENTANG OBAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari Persepsi (perception), Respon terpimpin (Guided Respons),

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

POLA PEMILIHAN OBAT SAKIT MAAG PADA KONSUMEN YANG DATANG DI APOTEK DI KECAMATAN DELANGGU SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PELAYANAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DI APOTEK BUNDA SURAKARTA SKRIPSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 1992 TENTANG OBAT HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN DAN KEHUTANAN NOMOR: 453/Kpts/TN.260/9/2000 TENTANG OBAT ALAMI UNTUK HEWAN MENTERI PERTANIAN DAN KEHUTANAN,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obat Jadi dan Industri Bahan Baku Obat. Definisi dari obat jadi yaitu

Penggolongan sederhana dapat diketahui dari definisi yang lengkap di atas yaitu obat untuk manusia dan obat untuk hewan. Selain itu ada beberapa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang wadah, pem-bungkus, penandaan serta periklanan Kosmetika dan Alat Kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Ahmad Alhadi (2008) dengan judul Analisis Pengaruh Bauran

Konsep Dasar Pemberian Obat. Basyariah Lubis, SST, MKes

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau mempengaruhi mudah tidaknya seseorang menerima suatu pengetahuan. Sedangkan

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Demografi Responden. Distribusi responden berdasarkan umur seperti pada tabel 3.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK TENTANG KRITERIA DAN TATA LAKSANA REGISTRASI OBAT

TINJAUAN PUSTAKA. ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan.

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 949/MENKES/PER/VI/2000 TENTANG REGISTRASI OBAT JADI MENTERI KESEHATAN,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG PREKURSOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERMENKES No.949 Th 2000

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG PENGELOMPOKAN OBAT BAHAN ALAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih. rangka pencapaian NKKBS ( Mubarak & Chayalin, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang. benda asing eksternal seperti debu dan benda asing internal seperti dahak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS IKLAN OBAT BEBAS DAN OBAT BEBAS TERBATAS PADA ENAM MEDIA CETAK YANG BEREDAR DI KOTA SURAKARTA PERIODE BULAN FEBRUARI-APRIL 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Obat merupakan komoditi utama yang digunakan manusia untuk

TINJAUAN ASPEK ADMINISTRASI PADA RESEP DI TIGA APOTEK DI KABUPATEN PEMALANG PERIODE JANUARI - JUNI 2008 SKRIPSI

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sebuah informasi produk agar mudah dipahami oleh konsumen. Label

BAB II URAIAN TEORITIS. Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen

2015, No.74 2 Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 T

M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG PEREDARAN OBAT TRADISIONAL IMPOR BAB I KETENTUAN UMUM.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian Terdahulu 1. Pada penelitian yang dilakukan Szekely dkk (2015) mengenai sikap pasien dan pelanggan tentang pembelian obat online, yang dilakukan di Rumania, yang dilakukan dengan cara mengisi kuesioner kepada masyarakat juga termasuk 259 pasien dari 9 apotek yang tersebar di Rumania, penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif, dan didapatkan hasil 8,3 % dari responden sudah membeli obat secara online, dan 7,1 % berniat untuk membeli obat secara online, dimana mereka yang membeli obat secara online berumur antara 18 34 tahun, tingkat pendidikan di universitas dan rata- rata laki- laki. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini dilakukan khusus terhadap mahasiswa, dimana bukan hanya sikap yang diukur, perilaku dan faktor faktor yang mempengaruhi mahasiswa membeli obat secara online juga di deskripsikan. 2. Pada penelitian yang dilakukan oliver dkk (2006) mengenai persepsi risiko dan musyawarah di pengecer obat, dan perilaku konsumen terhadap apotek online, dimana penelitian tersebut termasuk dalam penelitian eksperimental menyelidiki dampak dari resiko produk tingkat pengecer, dengan memeriksa pengaruh dari resiko yang yang menjadi dasar keputusan, informasi konsumen, pengolahan sementara pada website dan pada hasil akhir dari proses musyawarah. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya, pada penelitian tidak dilakukan musyawarah dan penelitian bukan pada tingkat pengecer obat, namun pada tingkat mahasiswa, dengan mengukur sikap, perilaku, faktor- faktor yang mempengaruhi keputusan dalam membeli obat secara online. 4

B. Landasan Teori 1. Sikap a. Definisi Sikap Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manisfestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi yang tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmojo, 2012). b. Komponen pokok sikap Sikap mempunyai tiga komponen pokok yaitu: 1) Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek. 2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. 3) Kecendrungan untuk bertindak (tend to behave). Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peran penting (Notoatmojo, 2012). c. Berbagai tingkatan sikap Menurut (Notoatmojo, 2012) Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, antara lain: 1) Menerima (receiving) Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). 5

2) Merespon (responding) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut. 3) Menghargai (Valuing) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. 4) Bertanggung jawab (responsible) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi. d. Fungsi sikap Menurut Schiffman & kanuk (2010) yang dikutip Sunyoto (2015) ada empat fungsi sikap, yaitu : 1) Fungsi utilitarian Sikap berfungsi mengarahkan perilaku untuk mendapatkan penguatan positif atau menghindari resiko. 2) Fungsi mempertahankan ego Sikap berfungsi melindungi seseorang dari keraguan yang muncul dari dari dirinya sendiri atau dari factor luar yang mungkin menjadi ancaman bagi dirinya. Sikap tersebut berfungsi untuk meningkatkan rasa aman dari ancaman yang datang dan menghilangkan keraguan yang ada dalam diri konsumen. 3) Fungsi ekspresi nilai Sikap berfungsi untuk menyatakan nilai, gaya hidup, dan identitas sosial dari seseorang. Sikap menggambarkan minat, kegiatan, dan opini dari seseorang konsumen. 6

4) Fungsi pengetahuan Keingintahuan adalah salah satu karakter konsumen yang penting. Pengetahuan yang baik mengenai suatu produk tersebut. Karena itu sikap positif terhadap suatu produk sering kali mencerminkan pengetahuan konsumen terhadap suatu produk. 2. Perilaku Dari segi biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang bilogis semua makhluk hidup dari mulai tumbuhtumbuhan, binatang sampai manusia itu berperiilaku, karena mereka mempunyai aktifitas masing-masing. Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia, pada hakikatnya adalah tindakan atau aktifitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2012). a. jenis-jenis perilaku Perilaku dapat dibedakan menjadi dua : 1) Perilaku tertutup (covert behavior) Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup. Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum bisa diamati secara jelas oleh orang lain. 2) Perilaku terbuka (overt behavior) Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut 7

sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. b. Domain perilaku Menurut notoatmodjo (2012) faktor-faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda disebut determinasi perilaku. Determinasi perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni: 1) Determinan atau faktor internal, yakni krakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat bawaan, misalnya: tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya. 2) Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku Menurut Sunyoto (2015) perilaku konsumen untuk melakukan pembelian dipengaruhi oleh lingkungan meliputi faktor budaya, faktor kelas sosial, faktor pengaruh pribadi, dan faktor situasi. 1) Faktor budaya Faktor budaya memberi pengaruh yang paling luas dan dalam perilaku konsumen. Budaya merupakan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya. Budaya mengacu pada seperangkat nilai, gagasan, artefak, dan simbol bermakna lainnya yang membantu individu berkomunikasi, membuat tafsiran, dan melakukan evaluasi sebagai anggota masyarakat. Budaya tidak mencakup naluri, dan tidak pula mencakupi perilaku idiosinkratik yang terjadi sebagai pemecahan sekali saja untuk satu masalah yang unik. Budaya melengkapi orang dengan rasa identitas dan pengertian akan perilaku yang dapat diterima di dalam masyarakat. 8

2) Faktor kelas sosial Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok kecil, sekeluarga serta peranan dan status sosial konsumen. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung. Definisi kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran bersama. Keluarga dapat mempengaruhi perilaku pembelian. keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan pembelian keluarga, tergantung pada produk, iklan dan situasi. Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya di keluarga, klub, dan organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. a) Penentu kelas sosial Penentu kelas sosial yang dikutip oleh Sunyoto (2015) meliputi pekerjaan, prestasi pribadi, interaksi, pemilikan, orientasi nilai, dan kesadaran kelas. (1) Pekerjaan Analisis konsumen mempertimbangkan pekerjaan sebagai indikator tunggal terbaik mengenai kelas sosial. pekerjaan yang dilakukan oleh konsumen sangat mempengaruhi gaya hidup mereka dan merupakan satu-satunya basis terpenting untuk menyampaikan prestise, kehormatan, dan respek. (2) Prestasi pribadi Status seseorang dapat pula dipengaruhi oleh keberhasilannya yang berhubungan dengan status orang lain di dalam pekerjaan yang sama. 9

(3) Interaksi Orang merasa paling senang jika mereka bersama orang dengan nilai dan perilaku yang sama keanggotaan kelompok dan interaksi dianggap sebagai determinasi utama dari kelas sosial seseorang. (4) Pemilikan Merupakan simbol keanggotaan kelas, tidak hanya jumlah pemilikan, tetapi sifat pilihan yang dibuat. keputusan pemilikan terpenting yang mencerminkan kelas sosial suatu keluarga adalah pilihan di mana untuk tinggal. (5) Orientasi nilai Nilai menunjukan kelas sosial dimana seseorang termasuk di dalamnya. Ketika sekelompok orang berbagi seperangkat keyakinan bersama yang abstrak yang mengorganisasi dan menghubungkan banyak sifat spesifik adalah mungkin untuk menggolongkan individu di dalam kelompok dengan tingkat di mana ia memiliki nilai ini. b) Kesadaran kelas Individu yang relativ sadar akan perbedaan kelas lebih mungkin berasal dari kelas yang lebih tinggi, walaupun individu berasal dari kelas sosial yang lebih rendah mungkin lebih sadar akan realitas kelas sosial secara keseluruhan. 3) Faktor pengaruh pribadi Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli. Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang- orang 10

dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya. Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk. Situasi ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya dan polanya), tabungan dan harta. Gaya hidup seseorang adalah pola hidup didunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapatan seseorang. Gaya hidup menggambarkan seseorang secara keseluruhan yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan seseuatu dibalik kelas sosial seseorang. Kepribadian adalah karakteristik psikologi yang berada dari setiap orang yang memandang respon terhadap lingkungan yang relatif konsisten. Kepribadian dapat merupakan suatu variabel yang sangat berguna dalam menganalisis perilaku konsumen. (Sunyoto, 2015) 4) Faktor keluarga a) Pengertian keluarga Keluarga dapat didefinisikan sebagai suatu unit masyarakat yang terkecil yang perilaku yang sangat mempengaruhi dan menentukan dalam pengambilan keputusan membeli. Keluarga dapat berbentuk keluarga inti yang terdiri dari Ayah, ibu, dan anak-anak, atau terdiri dari Ayah, ibu, anak-anak, kakek, nenek, serta warga keturunannya. b) Variabel-variabel yang mempengaruhi keluarga Variabel yang dimaksud mempengaruhi keluarga di sini adalah variabel sosiologis, di mana keluarga dalam mengambil keputusan dapat di mengerti dengan baik dengan mempertimbangkan dimensi sosiologi seperti kohesi, adaptasi, dan komunikasi. 11

(1) Kohesi Adalah pertalian emosi yang dimiliki para anggota keluarga satu sama lain. Di samping itu merupakan ukuran seberapa dekat yang di rasakan oleh anggota keluarga terhadap satu sama lain pada tingkatan emosi. (2) Kemampuan beradaptasi Kemampuan sistem keluarga untuk mengubah struktur kekuasaannya, hubungan peranan, dan kaidah hubungan sebagai respon terhadap stress situasional dan perkembangan. Kemampuan keluarga beradaptasi adalah ukuran seberapa baik keluarga dapat memenuhi tantangan yang disajikan oleh kebutuhan yang berubah. (3) Komunikasi Merupakan dimensi yang memudahkan yang kritis bagi gerakan pada dua dimensi yang lain. Keterampilan komunikasi yang positif, memungkinkan keluarga untuk berbagi satu sama lain kebutuhan dan preferensi mereka yang berubah sebagaimana berhubungan dengan kohesi dan kemampuan beradaptasi. Kemampuan berkomunikasi yang negatif, seperti pesan ganda, ikatan ganda, kritik, meminimumkan kemampuan keluarga untuk berbagi perasaan, sehingga membatasi gerakan pada dimensi kohesi dan kemampuan beradaptasi. 5) Faktor situasi Menurut Sunyoto (2015) mengusulkan bahwa konsumen dapat didefinisikan sepenjang lima garis karakteristik umum, yaitu: a) Lingkungan fisik Adalah sifat nyata yang merupakan situasi konsumen. Ciri ini mencakup lokasi geografis, dekor, suara, 12

aroma, penyinaran, cuaca, dan konfigurasi yang terlihat dari barang dagangan atau bahan lain yang mengelilingi objek stimulus. b) Lingkungan sosial Adalah ada atau tidak adanya orang lain di dalam situasi bersangkutan. c) Waktu Adalah sifat sementara dari situasi seperti momen tertentu ketika perilaku terjadi, misalnya jam, hari, bulan, tahun, musim. Waktu mungkin pula diukur sehubungan dengan semacam kejadian masa lalu atau masa dating untuk peserta situasi, misal waktu sejak pembelian terakhir, waktu hingga hari pembayaran. d) Tugas Adalah tujuan atau sasaran tertentu yang di miliki konsumen di dalam suatu situasi e) Keadaan anteseden Adalah suasana hati sementara, misalnya kecemasan, kesenangan, kegairahan atau kondisi sementara, misalnya uang kontan yang tersedia, keletihan, yang dibawa konsumen ke dalam situasi tersebut. D. Obat 1. Pengertian obat Obat adalah bahan atau paduan bahan-bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia (Undang-undang republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009). Obat jadi adalah obat yang sudah dalam bentuk siap pakai. Dibedakan antara obat generik dan obat merk dagang. Obat generik 13

adalah obat yang terdaftar yang menggunakan nama generik yaitu nama obat internasional atau nama lazim yang sering dipakai. Penulisan obat generik menunjukan : a. Nama generik lebih inovatif dari pada nama dagang b. Memberi kemudahan pemilihan produk c. Produk obat generik pada dasarnya lebih murah dari pada produk nama dagang d. Resep atau order dengan nama generik mempermudah substitusi produk yang sesuai Obat nama dagang adalah obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama pembuat atau yang dikuasakannya, dan dijual dalam bungkus asli pabrik yang memproduksinya. Sedangkan obat palsu adalah obat jadi yang diproduksi oleh pabrik obat yang tidak terdaftar, obat yang tidak terdaftar atau obat jadi yang kadarnya menyimpang 20% atau lebih dari persyaratan yang ditentukan. 2. Penggolongan obat Penggolongan obat dimaksudkan untuk peningkatan kemanan dan ketepatan penggunaan serta pengamanan distribusinya. Penggolongan obat di bagi menjadi 4 (Depkes, 2008) yaitu : a. Obat Bebas Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibelitanpa resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebasadalah lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh : Parasetamol, Vitamin dan Mineral Logo obat bebas yaotu berupa lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam. b. Obat Bebas Terbatas Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat kerastetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertaidengan tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan 14

garis tepi berwarna hitam. Contoh : CTM (Chorfeniramini Maleat) golongan anti histamin. Logo obat bebas terbatas yaitu terdapat tanda khusus berupa lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam. c. Obat Keras dan Psikotropika Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalamlingkaran merah dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh : Asam Mefenamat Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Contoh : Diazepam, Phenobarbital. Logo obat keras yaitu mempunyai tanda khusus berupa lingkaran bulatan hitam dengan garis tepi berwarna hitam dan huruf K ditengah yang menyentuh garis tepi. d. Obat Narkotika Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi, sampai menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan. Contoh : Morfin, Petidin Logo narkotik yaitu mempunyai tanda khusus lingkaran berwarna merah yang di dalamnya terdapat palang merah yang tidak menyentuh garis tepi. 3. Penggolongan obat tradisional Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenika) 15

atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (BPPOM, 2005). Obat tradisional Indonesia dibagi menjadi tiga, antara lain: a. Jamu Adalah obat tradisional Indonesia. b. Obat herbat terstandar (OHT) Adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah di standarisasi. c. Fitofarmaka Adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik, bahan baku dan produk lainnya telah di standarisasi. 4. Informasi Kemasan, Etiket dan Brosur Sebelum menggunakan obat, bacalah sifat dan cara pemakaiannya pada etiket, brosur atau kemasan obat agar penggunaannya tepat dan aman. Pada setiap brosur atau kemasan obat selalu dicantumkan : a. Nama obat b. Komposisi c. Indikasi d. Informasi cara kerja obat e. Aturan pakai f. Peringatan (khusus untuk obat bebas terbatas) g. Perhatian h. Nama produsen i. Nomor batch/lot j. Nomor registrasi Nomor registrasi dicantumkan sebagai tanda ijin edar abash yang diberikan oleh pemerintah pada setiap kemasan obat. k. Tanggal kadaluarsa 16

5. Tanda peringatan Menurut Anonim (2007) Tanda peringatan selalu tercantum pada kemasan obat bebas terbatas, berupa empat persegi panjang berwarna hitam berukuran panjang 5 (lima) centimeter, lebar 2 (dua) centimeter dan memuat pemberitahuan berwarna putih sebagai berikut : Gambar 3.1 6. Cara pemilihan obat Menurut Anonim (2007) Untuk menetapkan jenis obat yang dibutuhkan perlu memperhatikan: a. Gejala atau keluhan penyakit. b. Kondisi khusus misalnya hamil, menyusui, bayi, lanjut usia, diabetes militus dan lain-lain. c. Pengalaman alergi atau reaksi tang tidak diinginkan terhadap obat tertentu. d. Nama obat, zat berkhasiat, kegunaan, cara pemakaian, efek samping dan interaksi obat yang dapat dibaca pada etiket atau brosur obat. e. Pilihlah obat yang sesuai dengan gejala penyakit dan tidak ada interaksi obat dengan obat yang sedang diminum. f. Untuk pemilihan obat yang teepat dan informasi yang lengkap, tanyakan kepada apoteker. 7. Cara penggunaan obat Menurut Anonim (2007) untuk cara penggunaan obat sebagai berikut: a. Penggunaan obat tidak untuk pemakaian terus menerus. 17

b. Gunakan obat sesuai dengan anjuran yang tertera pada etiket atau brosur. c. Bila obat yang digunakan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, hentikan penggunaan dan tanyakan kepada apoteker dan dokter. d. Hindarkan menggunakan obat orang lain walaupun gejala penyakit sama. e. Untuk mendapatkan informasi penggunaan obat yang lebih lengkap, tanyakan kepada apoteker. 8. Efek Samping Efek samping obat merupakan respon obat yang merugikan dan tidak diharapkan terjadi karena penggunaan obat dengan dosis atau takaran normal pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi. Yang perlu diketahui tentang efek samping adalah : a. Baca dengan seksama kemasan atau brosur obat, efek samping yang mungkin timbul. b. Untuk mendapatkan informasi tentang efek samping yang lebih lengkap dan apa yang harus dilakukan bila mengalaminya, tanyakan pada apoteker. c. Efek samping yang mungkin timbul antara lain reaksi alergi gatalgatal, ruam, mengantuk, ruam, dan lain-lain. d. Penggunaan obat pada kondisi tertentu seperti pada ibu hamil, menyusui, lanjut usia, gagal ginjal dan lain-lain dapat menimbulkan efek samping yang fatal. Penggunaan obat harus dibawah pengawasan dokter dan apoteker. 9. Cara Penyimpanan Obat a. Simpan obat dalam kemasan asli dan tertutup rapat. b. Simpan obat pada suhu kamar dan terhindar dari sinar matahari langsung atau seperti yang tertera pada kemasan. c. Simpan obat ditempat yang tidak panas dan tidak lembab karena dapat menimbulkan kerusakan. 18

d. Jangan menyimpan obat bentuk cair pada lemari pendingin agar tidak beku, kecuali jika tertulis pada etiket obat. e. Jangan menyimpan obat yang telah kadaluarsa atau rusak. f. Jauhkan dari jangkauan anak-anak. 10. Tanggal Kadaluarsa Tanggal kadaluarsa menunjukan bahwa sampai dengan tanggal yang dimaksud, mutu dan kemurnian obat dijamin masih tetap memenuhi syarat. Tanggal kadaluarsa biasanya dinyatakan dalam bulan dan tahun. Obat rusak merupakan obat yang mengalami perubahan mutu, seperti : a. Tablet 1) Terjadinya perubahan bau, warna dan rasa 2) kerusakan berupa noda, bintik-bintik, lubang, sumbing, pecah, retak dan terdapat benda asing, jadi bubuk atau lembab. 3) kaleng atau botol rusak. b. Tablet salut 1) Pecah-pecah, terjadi perubahan warna. 2) Basah atau lengket satu dengan lainnya. 3) kaleng atau botol rusak sehingga menimbulkan kelainan fisik. c. Kapsul 1) Perubahan warna isi kapsul 2) Kapsul terbuka, kosong, rusak atau melekat satu sama lain. d. Cairan 1) Menjadi keruh atau timbul endapan 2) Konsistensi berubah 3) Warna atau rasa berubah 4) botol rusak atau bocor. e. Salep 1) Warna berubah 2) pot atau tube rusak atau bocor 3) bau berubah 19

11. Dosis Dosis merupakan atauran pemakaian yang menunjukan jumlah gram atau volume dan frekuensi pemberian obat untuk dicatat sesuai dengan umur dan berat badan pasien. a. Gunakan obat tepat waktu sesuai aturan pemakaian. Contoh : 1) Tiga kali sehari berarti obat diminum setiap 8 jam sekali. 2) obat diminum sesudah atau sebelum makan. 3) jika menggunakan obat-obat bebas, ikuti petunjuk pada kemasan atau brosur/leaflet. b. Bila terlupa meminum obat 1) minumlah dosis yang terlupa segera setelah ingat, tetapi jika hampir mendekati dosis berikutnya, maka abaikan dosis yang terlupa dan kembali kejadwal berikutnya sesuai aturan. 2) Jangan menggunakan dua dosis sekaligus atau dalam waktu yang berdekatan 12. Hal-hal yang harus diperhatikan a. Kemasan/wadah Harus tersegel dengan baik, tidak rusak, tidak berlubang, tanggal kadaluarsa jelas terbaca. b. Penandaan pada wadah 1) Baca zat berhasiat dan manfaatnya 2) Baca aturan pakainya, misalnya sebelum atau sesudah makan. 3) Untuk pencegahan overdosis, jangan minum obat dua kali dosis bila sebelumnya lupa minum obat. 4) Baca kontraindikasinya a) Misalnya : Tidak boleh diminum oleh ibu hamil /menyusui 5) Baca efek samping yang mungkin timbul 6) Baca cara penyimpanannya. c. Bila ragu tanyakan pada Apoteker. d. Bila sakit berlanjut hubungi Dokter. 20