) DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PETANI DALAM MEMILIH SUMBER PEMBIAYAAN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI KENTANG DI KABUPATEN BENER MERIAH PROVINSI ACEH

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura tergolong komoditas yang bernilai ekonomi tinggi

KELAYAKAN DAN ANALISIS USAHATANI JERUK SIAM (Citrus Nobilis Lour Var. Microcarpa Hassk) BARU MENGHASILKAN DAN SUDAH LAMA MENGHASILKAN ABSTRAK

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHATANI PINANG KECAMATAN SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA. Mawardati*

ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

ANALISIS PERBANDINGAN KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PETANI PADI DALAM PEMANFAATAN SUMBER PERMODALAN: STUDI KASUS DI KABUPATEN SERANG PROVINSI BANTEN

RIWAYAT HIDUP. Penulis lahir di Indramayu pada tanggal 29 Juni 1990, sebagai anak

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

Staf Pengajar Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

ANALISIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETANI TEBU TERHADAP KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI

OPTIMASI USAHATANI SAYURAN DENGAN SISTEM DIVERSIFIKASI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI

ANALISIS PENDAPATAN DAN TATANIAGA BERAS VARIETAS PANDAN WANGI DAN VARIETAS UNGGUL BARU

ANALISIS FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI KARET DI DESA RAMBAH HILIR TENGAH KECAMATAN RAMBAH HILIR KABUPATEN ROKAN HULU ABSTRACT

TINGKAT PERPUTARAN KAS, PERTUMBUHAN KREDIT, RASIO BOPO DAN PERTUMBUHAN JUMLAH NASABAH KREDIT PADA PROFITABILITAS PT. BPR PEDUNGAN DENPASAR

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN JERUK PAMELO (Citrus grandis) DI KABUPATEN PATI

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga

DAMPAK BANTUAN PUPUK, BENIH, DAN PESTISIDA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PETANI PADI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT PETANI DALAM BERUSAHATANI PADI DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT KABUPATEN KARANGANYAR

Sosio Ekonomika Bisnis Vol 18. (1) 2015 ISSN ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN JANGKAT KABUPATEN MERANGIN

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan

BAB IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) ABSTRACT PENDAHULUAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV. METODE PENELITIAN

menggunakan BLP Organik dan setelah menggunakan BLP Organik.

V. DAMPAK SUBSIDI PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADOPSI PUPUK ORGANIK DI PROVINSI LAMPUNG

Kata kunci: Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan, Tingkat Pengembalian Dana, Karakteristik Sosial Ekonomi Petani ABSTRACT

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT PENDAPATAN USAHATANI POLA DIVERSIFIKASI DENGAN MONOKULTUR PADA LAHAN SEMPIT

JIIA, VOLUME 1, No. 4, OKTOBER 2013 ABSTRACT

IV METODE PENELITIAN

Oleh: Munirwan Zani 1) ABSTRACT

ANALYSIS OF COST EFFICIENCY AND CONRTIBUTION OF INCOME FROM KASTURI TOBACCO, RICE AND CORN TO THE TOTAL FARM HOUSEHOLD INCOME

JIIA, VOLUME 5 No. 1 FEBRUARI 2017

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, karena didukung oleh sumber daya alam dan sumber daya

IV. METODE PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNOLOGI MESIN RICE TRANSPLANTER TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN USAHATANI PADI PENDAHULUAN

ANALISIS USAHATANI UBI KAYU (Manihot esculenta) ABSTRAK

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Program Pembiayaan Pertanian

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI SAWI

22 Siti Masithoh et al Pemanfaatan lahan pekarangan

Pengaruh Jumlah Kredit dan Suku Bunga Terhadap Pendapatan Usaha Mikro di BRI Unit Kabila

POLA USAHATANI PADI, UBI JALAR, DAN KATUK UNTUK MENGAKUMULASI MODAL DAN MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGGUNAAN TENAGA KERJA LUAR KELUARGA PADA USAHA TANI PADI SAWAH

ANALISIS KAPABILITAS PETANI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKSI DALAM USAHATANI PADI SAWAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI TERHADAP LUAS TANAM BAWANG MERAH DI BERDASARKAN PENDAPAT PETANI DI KABUPATEN DAIRI

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Dan Pendapatan Usahatani Jagung (Studi Kasus : Tanjung Jati, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat) ABSTRAK

VII. ANALISIS REALISASI KUR DI BRI UNIT TONGKOL

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Realisasi Kredit

Nurida Arafah 1, T. Fauzi 1, Elvira Iskandar 1* 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

USAHA PENGOLAHAN IKAN TAWES PRESTO DI PESISIR WADUK GAJAH MUNGKUR KABUPATEN WONOGIRI

ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi BAB 1.

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PETANI DALAM MEMILIH WAKTU PANEN JAGUNG (Kasus Pada Petani Jagung di Kabupaten Serang Provinsi Banten)

III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian,

Influence The Amount Of Credit And The Interest Rate On The Income Of Micro Customers In BRI Units Kabila

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Analisis Usahatani Bawang Merah di Desa Sumberkledung Kecamatan Tegalsiwalan Kabupaten Probolinggo

IV. METODE PENELITIAN

DAMPAK TEKNOLOGI MULSA PLASTIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI TOMAT

II. TINJAUAN PUSTAKA

Kata Kunci : Biaya Total, Penerimaan, Pendapatan, dan R/C.

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

SEPA : Vol. 8 No.1 September 2011 : 9 13 ISSN : ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI DI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

FAKTOR PENENTU PRODUKSI USAHATANI CABAI MERAH DI KECAMATAN BULU DAN TLOGOMULYO, KABUPATEN TEMANGGUNG ABSTRAK

EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR

ANALISIS TITIK IMPAS SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PEDAGANG CABAI RAWIT DI WILAYAH KOTA GORONTALO* )

BAB VI ANALISIS PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA DI KELAPA DUA

IV. METODOLOGI. merupakan salah satu daerah pertanian produktif di Kabupaten Majalengka.

(PERFORMANCE ANALYSIS OF FARMER GROUP AND ITS RELATIONSHIP WITH HOUSEHOLD FOOD SECURITY LEVEL (CASE STUDY IN RASANAE TIMUR SUBDISTRICT BIMA CITY)

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Penentuan Sampel

ANALISIS TATANIAGA KENTANG DARI DESA JERNIH JAYA KECAMATAN GUNUNG TUJUH KABUPATEN KERINCI KE KOTA PADANG OLEH MEGI MELIAN

III. METODE PENELITIAN. untuk menciptakan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan

SOCIETA IV - 1 : 48 53, Juni 2015 ISSN

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN BADAS KABUPATEN KEDIRI TESIS

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMSI DAGING AYAM (Studi Kasus: Pasar Sei Kambing, Medan)

ABSTRACT

IV. METODE PENELITIAN. daerah yang memiliki luas areal yang cukup potensial dalam pengembangan padi

ANALISIS USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) VARIETAS PARADE (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar)

ANALISIS PERBEDAAN PENDAPATAN PETANI PADI PENGGUNA PUPUK NPK DENGAN NON PENGGUNA PUPUK NPK DI DESA TRANGKIL KECAMATAN TRANGKIL KABUPATEN PATI

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

BAB I PENDAHULUAN. Palawija dan hortikultura merupakan bagian dari tanaman pertanian yang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani

Transkripsi:

RANTAI PASOK KENTANG (solanum tuberosum l) DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PETANI DALAM MEMILIH SUMBER PEMBIAYAAN (Suatu Kasus di Desa Margamekar, Pangalengan, Kabupaten Bandung) Tuti Karyani 1, Ashfia Mulya Ulfah 1, Nurul Risti M 1 1 Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor Bandung 40600 e-mail : tutikaryani23@gmail.com ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik petani kentang, rantai pasok kentang, besarnya modal yang dibutuhkan petani dan sumbernya untuk berusahatani kentang, serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi petani kentang dalam memilih sumber pembiayaan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik suatu kasus. Alat analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan karakteristik petani, rantai pasok kentang, pendapatan usahatani, dan sumber modal. Alat yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi petani kentang dalam mengambil sumber pembiayaan adalah analisis regresi logistic. Hasilnya menunjukkan bahwa rantai pasok kentang ada 2 macam yaitu yang orientasinya pasar terstruktur dan pasar tradisional. Petani lebih banyak memilih menggunakan modal sendiri dan sebagian besar bila meminjam lebih memilih ke lembaga keuangan non formal. Faktor yang paling mempengaruhi petani memilih sumber modal adalah tingkat pengenalan petani terhadap pengelola keuangan. Kata kunci : Rantai pasok, Pembiayaan, Regresi Logistik ABSTRACT The purpose of this study was to determine the characteristics of the potato growers, potato supply chain, the amount of capital needed by farmers and agricultural sources for potatoes, and analyzes the factors that affect potato growers in choosing financing sources. This study uses a quantitative method with the technique of a case. The analytical tool used is descriptive analysis that is used to describe the characteristics of growers, potato supply chain, farmers' income, and capital resources. The tools used to analyze the factors that affect potato farmers in taking a source of financing is the logistic regression analysis. The results showed that potato supply chain there were 2 kinds of structured and traditional market-oriented. Many farmers choose to use their own capital and most prefer to borrow from non-formal financial institutions. The factors that most influence farmers to choose the source of capital was the level of recognition of farmers to financial manager. Keywords : Supply chain, Financing, Logistic Regression

1. PENDAHULUAN Kentang merupakan salah satu komoditas sayuran yang penting di Indonesia. Masyarakat Indonesia pada umumnya mengkonsumsi beras sebagai makanan pokoknya, keberadaan kentang dapat dijadikan salah satu alternatif yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Dalam program diversifikasi pangan pengganti beras, posisi kentang menjadi sangat penting. (Wagih dan Wiersema, 1996). Kentang ( Solanum tuberosum L.) juga merupakan salah satu dari lima komoditas unggulan sayuran semusim. Komoditas kentang juga termasuk ke dalam komoditas yang bernilai ekonomi tinggi. Oleh karena itu, banyak petani ataupun investor mulai menanamkan modal untuk membudidayakannya. Penggunaanya yang cukup bervariasi ditambah perannya yang sangat penting bagi penderita diabetes membuatnya banyak dicari dan berharga cukup tinggi diantara komoditas pertanian yang lain (Samadi, 2007). Kentang juga merupakan salah satu pangan utama dunia setelah Padi, gandum, dan jagung (Wattimena, 2000). Provinsi Jawa Barat adalah salah satu pemasok terbesar untuk produksi kentang dari beberapa sentra di Indonesia, di tingkat Kabupaten adalah Kabupaten Bandung, di tingkat Kecamatan adalah Kecamatan Pangalengan, dan ditingkat Desa adalah Desa Margamekar dengan produktivitas sebesar 21 ton per hektar pada tahun 2013. Hasil perhitungan pada petani kentang menunjukkan rata-rata total biaya usahatani kentang sebesar Rp 39.506.832,- per hektar per satu musim tanam. (Noor, 2012). Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa petani kentang memerlukan modal yang terbilang cukup besar. Sumber pembiayaan di perdesaan ada yang Formal (Bank) dan Non formal. Dari beberapa penelitian diketahui bahwa secara umum aksesibilitas petani terhdap lembaga keuangan formal kurang baik. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) karakteristik petani kentang (2) Rantai pasok kentang di Desa Margamekar, (2) Sumber modal petani kentang. (3) Faktorfaktor yang mempengaruhi petani kentang dalam memilih sumber pembiayaan. 2. METODOLOGI PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan adalah desain kuantitatif. Sedangkan teknik penelitian yang digunakan adalah suatu kasus. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Alat analisis data yang digunakan adalah Analisis Deskriptif dan Analisis Regresi Logistik. Penelitian dilakukan pada Desember 2015 sampai dengan Februari 2016. Lokasi penelitian

adalah Desa Margamekar, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Teknik Penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Probability Sampling dengan teknik pengambilan sampel yaitu sampel acak sederhana. Penentuan ukuran sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut (Sugiyono, 2011): = (1) Dimana: n = ukuran sampel N = Ukuran Populasi ; e = Taraf Kesalahan (error) sebesar 0,15 (15%) Dengan menggunakan rumus di atas, maka ukuran sampel penelitian ini adalah sebanyak 31 responden. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Petani Kentang Karakteristik petani responden berada pada usia produktif dengan jenis kelamin petani didominasi oleh laki-laki dan tingkat pendidikan yang telah dijalankan setingkat SMA/Sederajat sebesar 63%. Jumlah tanggungan keluarga yang harus dinafkahi sebanyak 0-6 orang, pengalaman berusahatani berkisar 13 tahun, dan luas lahan yang diusahakan petani rata-rata seluas 2,45 Ha dengan status kepemilikan lahan yang diusahakan petani tersebut adalah sebagai penyewa. Pendapatan Usahatani Penerimaan rata-rata tunai yang diperoleh 31 petani respoden kentang adalah Rp. 162.433.180,00 per hektar per satu musim tanam dengan total produksi rata-rata mencapai 23.205 Kg per 10.000 m 2 (1 Ha) dengan harga jula rata-rata Rp7.000,00 per kilogram. Berdasarkan perhitungan, rata-rata biaya produksi yang dikeluarkan petani sebesar Rp 74.114.631,00 per hektar per satu musim tanam. Biaya tunai rata-rata yang dikeluarkan oleh petani adalah Rp 70.246.103,00 atau sebesar 94,78 persen dari rata-rata total biaya biaya usahatani per hektar per satu musim tanam dengan rata-rata biaya yang diperhitungkan Rp 3.868.528,00 atau sebesar 5,22 persen dari rata-rata total biaya usahatani Tabel 1.Pendapatan Rata-Rata Usahatani Kentang Per Hektar Per Satu Musim Tanam No Uraian Jumlah (Rp) 1 Penerimaan 162.433.180 2 Biaya Total 74.114.631 Jumlah 88.318.549 Tabel 1. Pendapatan yang diterima oleh petani kentang dalam satu musim tanam dengan luasan 1 hektar adalah sebesar Rp 88.318.549,00. Petani kentang Desa

Margamekar mengalami keuntungan karena rata-rata jumlah penerimaan lebih besar dibandingkan dengan rata-rata biaya total produksi. Dengan demikian usahatani kentang menguntungkan untuk dilaksanakan. Untuk melihat tingkat efisiensi usahtani menurut Suratiyah (2008) dapat dilihat melalui nilai R/C. Dari hasil perhitungan pada Tabel 2. nilai RC rasio rata-rata usahatani kentang adalah sebesar 2,19. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kegiatan usahatani yang dilakukan dapat dikatakan efisien karena kegiatan usahatani yang dilakukan dapat memberikan penerimaan yang lebih besar 2,19 kali dari pada pengeluarannya (untung) Tabel 2. Nilai RC Rasio No Uraian Jumlah (Rp) 1 Penerimaan 162.433.180 2 Biaya Total 74.114.631 R/C 2,19 Rantai Pasok Kentang Terdapat 2 rantai pasok kentang di Desa Margamekar sebagaimana terlihat pada Gambar 1 Keterangan: = aliran barang = aliran uang = aliran informasi Gambar 1. Rantai Pasok Kentang di Desa Margamekar Rantai pasok dengan orientasi pasar tradisional dan rantai pasok dengan orientasi pasar terstruktur yaitu ke ritel modern di Kota Bandung. Pada rantai pasok pasar terstruktur, kentang dijual petani melalui kelompok tani Katata. Pada kelompok tani Katata ada pelayanan jasa logistik yang melakukan kegiatan pasca panen sebelum dikirim ke ritel modern. Sumber Modal Menurut Riyanto (2010), bahwa modal terdiri atas modal dari dalam dan luar. Berdasarkan hasil wawancara dengan

dengan 31 petani responden diketahui bahwa sumber pendanaan modal usahatani petani kentang di Desa Margamekar cukup beragam. Hasil wawancara juga menunjukkan responden menggunakan sumber modal yang berbeda-berbeda mulai dari sumber modal pribadi, Bank dan tengkulak. Data pada Tabel 3. memperlihatkan bahwa sebagian besar petani responden memilih sumber modal pribadi sebanyak 21 orang atau 67,74% dengan alasan petani kentang menggunakan modal pribadi dikarenakan dengan menggunakan modal pribadi tidak ada potongan harga atau selisih harga jual, tidak ada tanggungan biaya bunga pinjaman setiap bulan dan jika terjadi kerugian merasa tidak ada beban. Tabel 3. Sumber Modal yang Dipilih oleh Petani Kentang No Sumber Modal Petani Responden Orang (%) 1 Modal Pribadi 20 67,74 2 Modal Formal 25,81 - Bank BRI 5 - Bank BJB 3 3 Modal Informal 2 6,45 (Tengkulak) Jumlah 20 100 Para petani kentang yang menggunakan sumber pendanaan dari lembaga formal seperti Bank BRI dan Bank BJB sebanyak 8 orang atau sebesar 25,81 persen. Petani tersebut lebih suka menggunakan sumber pendanaan dari perbankan karena dana yang diperoleh tergantung dari jaminan yang diajukan petani, tingkat suku bunga yang relatif rendah. Untuk petani yang menggunakan modal dari lembaga non formal yaitu tengkulak kentang sebanyak 2 orang atau sebesar 6,45 persen, alasannya adalah kemudahan dalam mendapatkan pendanaan modal kerja tanpa adanya jaminan, merupakan salah satu daya tarik yang diberikan tengkulak kepada petani yang tidak memiliki modal besar. Hanya ada persyaratan untuk menjual hasil produksinya kepada tengkulak tersebut. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Petani Kentang dalam Memilih Sumber Pembiayaan Sebelum mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi maka dilakukan pengujian klasik yang disyaratkan model logit, maka hasilnya menyatakan bahwa model logit dapat di lanjutkan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi petani dalam memilih sumber pembiayaan. Hasil analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi petani kentang dalam memilih sumber pembiayaan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Analisis terhadap Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Petani Kentang dalam Memilih Sumber Pembiayaan Variabel Koefisien Regresi Signifikansi Odds ratio Konstanta (α) -8.311 0,224 Jumlah Tanggungan Keluarga (X 1 ) 0.295 0.659 1.343 Pendapatan Usaha (X 2 ) 0.000 0.379 1.000 Umur (X 3 ) 0.074 0.454 1.076 Tingkat Pendidikan (X 4 ) 0.684 0.620 1.982 Pengalaman Usaha (X 5 ) -0.140 0.245 0.869 Jarak Lokasi (X 6 ) -0.256 0.586 0.774 Tingkat pengenalan terhadap pengelola lembaga keuangan (X 7 ) 4.239 0.046 69.370 a) Jumlah Tanggungan Keluarga Koefisien variabel sebesar 0,295 dengan nilai odds ratio jumlah tanggungan keluarga sebesar 1,343 atau 1,3 kali lebih besar peluang seorang petani untuk memilih sumber pembiayaan dari luar dibandingkan dengan petani yang tidak memilih sumber pembiayaan, namun karena variabel jumlah tanggungan keluarga tidak berpengaruh nyata pada petani yang memilih sumber pembiayaan maka semakin banyak atau sedikit jumlah tanggungan keluarga petani kentang tidak akan berpengaruh terhadap keputusan petani memilih sumber pembiayaan. b) Pendapatan Usaha Koefisien variabel sebesar 0 dengan nilai odds ratio pendapatan usaha sebesar 1 atau 1 kali lebih besar peluang seorang petani untuk memilih sumber pembiayaan dari luar dibandingkan dengan petani yang tidak memilih sumber pembiayaan sesuai dengan yang dikemukanakan oleh namun karena pendapatan usaha tidak berpengaruh nyata pada petani yang semakin besar atau kecil pendapatan usahatani petani kentang tidak akan berpengaruh terhadap petani dalam memilih sumber pembiayaan. c) Umur Usia menurut Triwibowo (2009) termasuk karakteristik personal dari debitur yang berhubungan dengan kematangan berpikir atau kedewasaan seseorang dalam menentukan tindakan untuk memilih sumber pembiayaan, dengan demikian sejalan dengan pendapat bahwa Soekartawi (1988), umur petani mempengaruhi kemampuan fisik dalam bekerja dan cara berpikir. Namun ternyata pada penelitian ini umur tidak berpengaruh terhadap petani dalam memilih modal secara signifikan (koef variable umur = 0.074), padahal dari nilai odds ratio umur sebesar 1,076. Artinya umur berpeluang 1,076 kali lebih besar bagi seorang petani untuk memilih sumber pembiayaan dari

luar dibandingkan dengan petani yang tidak memilih sumber pembiayaan. d) Tingkat Pendidikan Koefisien variabel tingkat pendidikan mencapai 0,648 dengan nilai odds ratio tingkat pendidikan keluarga sebesar 1,982 atau 1,9 kali lebih besar peluang seorang petani untuk memilih sumber pembiayaan dari luar dibandingkan dengan petani yang tidak memilih sumber pembiayaan, namun karena tingkat pendidikan tidak berpengaruh nyata pada petani yang semakin tinggi atau rendah tingkat tingkat pendidikan petani kentang tidak akan berpengaruh terhadap petani dalam memilih sumber pembiayaan. e) Pengalaman Usaha Menurut Baroh (2009), pengalaman berusaha sejalan dengan umur, semakin tua umur seseorang maka semakin lama pengalaman usahanya. Dari hasil analisis koefisien variable pengalaman usaha sebesar -0,140 dengan nilai odds ratio pengalaman usaha sebesar 0,869 atau 0,8 kali lebih besar peluang seorang petani untuk memilih sumber pembiayaan dari luar dibandingkan dengan petani yang tidak memilih sumber pembiayaan, namun karena variabel pengalaman berusahatani tidak berpengaruh nyata pada petani dalam semakin lama atau sebentar pengalaman usaha petani tidak akan berpengaruh terhadap petani dalam memilih sumber pembiayaan secara signifikan. f) Jarak Lokasi Menurut Yekti (2009) jarak lokasi tempat tinggal dengan sumber kredit masih menjadi pertimbangan untuk memilih sumber kredit. Koefisien variabel sebesar - 0,256 dengan nilai odds ratio jarak lokasi sebesar 0,774 atau 0,7 kali lebih besar peluang seorang petani untuk memilih sumber pembiayaan dari luar dibandingkan dengan petani yang tidak memilih sumber pembiayaan, namun karena jarak lokasi tidak berpengaruh nyata pada petani yang semakin jauh atau dekat jarak lokasi menuju sumber modal tidak akan berpengaruh terhadap petani dalam memilih sumber pembiayaan. g) Tingkat Pengenalan Terhadap Pengelola Lembaga Keuangan Menurut Yekti (2009) faktor adanya pengurus atau orang yang dikenal juga menjadi pertimbangan bagi pemilihan lembaga sumber kredit. Koefisien variabel tingkat pengenalan terhadap pengelola lembaga keuangan adalah positif 4,239 dan berpengaruh nyata pada petani dalam semakin baik mengenal pengelola lembaga keuangan akan berpengaruh terhadap meningkatnya peluang seorang petani untuk memilih sumber pembiayaan dari lembaga keuangan tersebut sebesar 4,239.

Nilai odds ratio tingkat pengenalan terhadap pengelola lembaga keuangan sebesar 69,370 atau 69 kali lebih besar peluang seorang petani untuk memilih sumber pembiayaan dari luar dibandingkan dengan petani yang tidak memilih sumber pembiayaan. Maka petani yang akan memilih sumber pembiayaan perlu memperhatikan variabel ini jika ingin memilih sumber modalnya yaitu dengan meningkatkan pengenalan terhadap pengelola lembaga keuangan agar dapat merasa nyaman, aman, dan percaya diri saat memilih pembiayan dari lembaga keuangan tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan serta informasi tentang lembaga keuangan tersebut. SIMPULAN Simpulan 1. Karakteristik petani kentang di Desa Margamekar berada pada usia produktif dengan jenis kelamin petani didominasi oleh laki-laki, tingkat pendidikan setingkat SMA/Sederajat, jumlah tanggungan keluarga yang harus dinafkahi sebanyak 0-6 orang, pengalaman berusahatani berkisar 13 tahun, dan luas lahan yang diusahakan petani rata-rata seluas 2,45 Ha dengan status kepemilikan lahan yang diusahakan petani sebagian besar sebagai penyewa. 2. Hasil perhitungan usahatani kentang walaupun biayanya besar namun hasilnya menguntungkan. 3. Sumber permodalan yang di dapatkan petani paling banyak dari modal pribadi, karena petani kurang bisa mengakses lembaga keuangan formal dan merasa lebih nyaman menggunakan uang pribadi sesuai kemampuan saja. 4. Faktor berpengaruh secara nyata terhadap petani dalam memilih sumber pembiayaan adalah tingkat pengenalan terhadap pengelola lembaga keuangan. Saran 1. Perbankan lebih mengenal karakteristik usahatani sehingga dapat melayani kebutuhan petani yang sebenarnya menguntungkan dan memiliki kemampuan membayar dan mengembalikan pinjaman plus kontra prestasinya (bunga). 2. Petani lebih banyak dilibatkan ke pasar terstruktur agar semakin dapat jaminan pasar, sehingga perbankan akan merasa terjamin akan pengembalian dana yang dipinjamkannya. 3. Diperlukan penelitian lebih lanjut yang memasukkan variabel lain selain yang sudah digunakan pada penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA Baroh, Istis. 2009. Konsep kemitraan Home Industri Dengan Lembaga Keuangan di kabupaten Lumajang. Lembaga Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang. Volume 1. Melalui <http://rires2.umm.ac.id> [21/11/2015] Riyanto, Bambang. 2010. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE Samadi, Budi. 2007. Kentang dan Analisis Usaha Tani. Yogyakarta: Kanisius Soerkartawi. (1986). Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil. UI-Press. Jakarta Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuntitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta: Bandung. Suratiyah K. 2006. Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya. Triwibowo, Dicky. 2009. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Nasabah Di Sektor Perdagangan Agribisnis (Kasus Pada BPR Rama Ganda Bogor). Skripsi. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor Wattimena, G. A. 2000. Pengembangan Propagul Kentang Bermutu dan Kultivar Kentang Unggul dalam mendukung Peningkatan Produksi Kentang di Indonesia. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Ilmu Hortikultura. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Wagih dan Wiersema, 1996. Economic Botany: Principles And Practices. Yekti, Ananti. Desember 2009, Jurnal- Jurnal Ilmu Pertanian. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang. Volume 5, Nomor 2, <http://stppyogyakarta.ac.id> [21/11/2015]