BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang No.10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

akan berpengaruh terhadap pertumbuhan bank tersebut, baik dilihat dari sudut pandang operasional bank dan dampak psikologis yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan bagi pembangunan di Indonesia. Peranan bank sebagai agen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan salah satu sumber pendanaan bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. serta menyediakan jasa jasa dalam lalu lintas pembayaran. masyarakat. Fungsi perbankan yang demikian disebut sebagai perantara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. pendukung dan penggerak laju pertumbuhan ekonomi. Kebijakan-kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Melihat perkembangan perekonomian saat ini, dimana tingkat minat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan untuk mewujudkan masyarakat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan

BAB I PENDAHULUAN bagian Menimbang huruf (a). Guna mencapai tujuan tersebut, pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha tidak terlepas dari perkembangan sektor usaha

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dalam pembiayaan pembangunan sangat diperlukan. Bank

BAB I PENDAHULUAN. dan aspek sumber daya manusia. Hal terpenting dari aspek-aspek tersebut dalam

BAB I PENDAHULUAN. mendatangkan perbaikan demi mewujudkan cita cita bangsa yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bank. Kegiatan utama dari perbankan adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari peranan bank selaku pemberi layanan perbankan bagi masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia memiliki peranan cukup penting. Hal ini dikarenakan sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan mempunyai peranan penting dalam menjalankan. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan diatur bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan, baik yang baru berdiri maupun yang sudah

JURNAL AKUNTANSI ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN PENYALURAN KREDIT TERHADAP RETURN ON ASSETS

BAB I LATAR BELAKANG. dunia perbankan menjadi sangat ketat, dimana bank dituntut memberikan

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB 1 PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi, pemerintah Indonesia berusaha meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keberadaan lembaga perantara keuangan (financial intermediary institution)

BAB I PENDAHULUAN. bank diharapkan menjadi salah satu sektor yang berperan aktif dalam

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan penggerak ekonomi yang fungsinya tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, perusahaan sebagai suatu organisasi bisnis

BAB II LANDASAN TEORI. II Pengertian Audit Operasional. melainkan untuk menvalidasikan efektivitas prosedur. II Tujuan Audit Operasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkan pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan akan perkembangan dunia usaha dimanapun sangat. dipengaruhi oleh ada atau tidaknya iklim yang memungkinkan peraturan

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian, Fungsi,Jenis dan Sumber Dana Bank. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ABSTRAK PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN PENYALURAN KREDIT TERHADAP LABA OPERASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Suatu kegiatan usaha atau bisnis diperlukan sejumlah dana sebagai modal

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah sebagai perantara keuangan (Financial Intermediary)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran strategis tersebut terutama disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang berkesinambungan diberbagai bidang diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perbankan di Indonesia mempunyai peranan yang sangat strategis dan keberadaannya sangat mutlak dalam

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini begitu banyak perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. materil dan spiritual berdasarkan pancasila dan UUD tahun 1945 mutlak

BAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan ekonomi nasional sesuai dengan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. dana dalam bentuk simpanan seperti tabungan, deposito, giro, dan lain-lain dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

investasi. Dalam hal ini kredit investasi merupakan bantuan yang diberikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perekonomian dan bisnis di dunia sangat ini berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perbankan memiliki peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. melindungi segenap Bangsa Indonesia, berdasarkan Pancasila dan Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang keuangan. Pengertian bank menurut Undang-undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam. terutama guna membiayai investasi perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. bahwa bank sangat penting dalam pembangunan nasional karena fungsi bank

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Rahim dan Irpa, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomor 10 tahun 1998 bahwa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakatdalam bentuk kredit dan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan bank merupakan lembaga keuangan yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga tersebut dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang. pembayaran bagi semua sektor perekonomian. 1

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ASURANSI DAN KREDIT PERBANKAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di tengah tekanan ekonomi global, dunia perbankan memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu bangsa. Perbankan, khususnya bank umum, merupakan inti dari sistem keuangan setiap bangsa. Bank merupakan lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi perusahaan, badanbadan pemerintah dan swasta, maupun perorangan menyimpan dana-dananya. Melalui kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan, bank melayani kebutuhan pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi semua sektor perekonomian. Dengan memberikan kredit kepada beberapa sektor perekonomian, bank melancarkan arus barang-barang dan jasa-jasa dari produsen kepada konsumen. Bank merupakan pemasok (supplier) dari sebagian besar uang yang beredar yang digunakan sebagai alat tukar/alat pembayaran, sehingga mekanisme kebijakan moneter dapat berjalan. Hal-hal tersebut menunjukan bahwa bank terutama bank umum, merupakan suatu lembaga keuangan yang sangat penting dalam menjalankan kegiatan perekonomian dan perdagangan. Oleh karena itu perlu adanya suatu upaya untuk mengefisiensikan operasi perbankan di Indonesia sehingga tercipta bank yang efisien dan mampu melakukan kompetisi yang baik. Kondisi kesehatan bank sebagai badan usaha di bidang jasa yang berperan sebagai lembaga kepercayaan, menjadi penting bagi semua pihak yang tertarik, baik pemilik dan pengelola bank, masyarakat pengguna jasa bank maupun Bank Indonesia selaku pengawas dan pembina bank. Perbankan memiliki peranan yang strategis di dalam pembangunan, karena perbankan adalah suatu wahana yang dapat menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien. Fungsi menghimpun dan menyalurkan dana itu berkaitan erat dengan kepentingan umum, sehingga perbankan wajib menjaga dengan baik dana yang dititipkan masyarakat tersebut.

Peranan bank sebagai financial intermediary/perantara keuangan dari pihak yang kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkannya, dana yang dihimpun oleh bank kemudian akan disalurkan kembali untuk tujuan yang bersifat produktif dalam bentuk pemberian pinjaman (kredit), misalnya untuk membiayai kegiatan usaha (modal kerja) atau memperluas usaha (ekspansi). Bagi suatu bank kredit merupakan salah satu sumber penghasilan utama yaitu dari pendapatan bunga, tetapi kredit juga sekaligus menjadi risiko terbesar bagi pihak bank. Kredit merupakan usaha dengan risiko tinggi karena merupakan asset bank yang ada di pihak debitur. Oleh karena itu harus diperhatikan dengan membuat perencanaan terpadu dalam mengumpulkan dan menyalurkan dananya dengan menetapkan kebijaksanaan kredit yang tidak lepas dari tiga asas pokoknya: likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas. Oleh karena itu bank baru boleh meneruskan uang tersebut kepada para debitur bila debitur telah memenuhi prosedur dan persyaratan kredit serta bank telah yakin bahwa debitur yang akan menerima kredit tersebut mampu dan memiliki itikad baik untuk mengembalikan kredit. Penyaluran dana dalam bentuk kredit memiliki risiko tertentu karena kemungkinan-kemungkinan akan tidak tertagih piutang tersebut menurut ketentuan Bank Indonesia (Surat Edaran No 7/3/DPNP tanggal 31 Januari 2005) ditinjau dari kemampuan nasabah bank sehubungan dengan kewajiban keuangannya kepada bank dalam arti pembayaran hutang pokok dan bunga atau yang disebut kolektibilitas, maka kualitas kredit dapat dibedakan menjadi lima golongan, yaitu: lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet. Manajemen bank yang baik adalah waspada terhadap semua indikasi dan berani dengan segera mengambil reaksi terhadap setiap gejala keburukan yang timbul, untuk itu diperlukan suatu penilaian independen dalam bank yang bersangkutan untuk memeriksa dan mengevaluasi kegiatan operasional sebagai jasa pada bank tersebut. Fungsi penilaian independen ini dilakukan oleh pemeriksa intern.

Pemeriksa intern yang bertugas melakukan audit operasional harus berpatokan pada norma-norma pemeriksaan yang terdiri dari norma umum pemeriksaan, norma pelaksanaan pemeriksaan, norma pelaporan pemeriksaan, dan norma tindak lanjut pemeriksaan. Norma-norma pemeriksaan ini merupakan patokan yang menjadi dasar untuk pengukuran mutu dari audit operasional yang diperlukan untuk menjamin bahwa mutu dari audit operasional memenuhi syarat yang cukup tinggi dan hasil dari audit operasional pantas untuk penyampaian saran dan rekomendasi pada manajemen. Audit operasional menghasilkan suatu laporan yang merupakan suatu hasil dari proses pengendalian yang dilakukan atas kegiatan operasional yang ada di bank tersebut yang dapat berupa berbagai temuan (Audit Findings), kesimpulan atau pendapat, rekomendasi, dan saran-saran yang diperlukan yang akan dituangkan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dari auditor untuk meningkatkan kinerja perusahaan di masa yang akan datang. Temuan-temuan pengendalian adalah hal yang berkaitan dengan pernyataan tentang fakta temuantemuan pengendalian dihasilkan oleh proses perbandingan antara apa yang seharusnya terdapat dan apa yang ternyata terdapat. Audit operasional berguna agar manajemen memperoleh informasi mengenai efektivitas dan efisiensi dari unit-unit organisasi di bawah kendali mereka. Dengan adanya audit operasional ini dapat membantu manajemen dalam memberikan peringatan dini atau sistem deteksi dalam menyingkapkan penyimpangan-penyimpangan pada area tertentu dari organisasi yang dikaji. Manfaat audit operasional pada bagian kredit di PT Bank Negara Indonesia adalah sebagai alat bantu manajerial untuk kegiatan pengendalian dan pengawasan terhadap pemberian kredit yang dilaksanakan apakah telah sesuai dengan yang diinginkan perusahaan. Dengan adanya audit operasional ini dapat membantu manajemen PT Bank Negara Indonesia dalam menerapkan suatu audit operasional yang memadai untuk menilai apakah prosedur pemberian kredit telah dijalankan sesuai dengan aturan yang berlaku, agar pemberian kredit dapat lebih efektif lagi. Karena sampai saat ini, bagian perkreditan merupakan bidang kegiatan utama yang dapat memberikan kontribusi penghasilan melalui laba yang lebih besar dibanding dengan kegiatan yang lainnya.

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian, penulis tertarik untuk melakukan penelitian di bidang perbankan terutama pada bidang perkreditan. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna menyusun skripsi berjudul Analisis Manfaat Audit Operasional dalam Efektivitas Pemberian Kredit (Studi kasus pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Kuningan). 1.2 Identifikasi Masalah Sebagaimana yang telah diungkapkan pada awal bahwa untuk menjaga kelangsungan hidup bank dalam bidang perkreditan, sudah selayaknya pihak perbankan dituntut untuk dapat menciptakan suatu manajemen yang dapat mengamankan kredit. Dari uraian latar belakang penelitian, masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut : 1. Apakah pelaksanaan Audit Operasional bagian perkreditan yang diterapkan pada PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk Cabang Kuningan sudah memadai. 2. Apakah pemberian kredit pada PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk Cabang Kuningan telah efektif. 3. Bagaimana manfaat Audit Operasional dalam efektivitas pemberian kredit. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui kememadaian pelaksanaan audit operasional pada PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk Cabang Kuningan. 2. Untuk mengetahui keefektifan pada pemberian kredit pada PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk Cabang Kuningan. 3. Untuk mengetahui kemanfaatan audit operasional dalam efektivitas pemberian kredit pada PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk Cabang Kuningan.

1.4 Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian yang akan dilakukan, penulis berharap dapat memberikan manfaat bagi perusahaan yang diteliti, bagi masyarakat khususnya rekan-rekan mahasiswa dan bagi penulis sendiri: 1. Manajemen PT Bank Negara Indonesia, diharapkan pengumpulan data ini dapat menjadi informasi yang berguna sebagai bahan pertimbangan dalam menunjang efektivitas pemberian kredit. 2. Penulis, untuk dapat menambah pengetahuan terutama mengenai audit operasional dalam pemberian kredit, untuk memperoleh pemahaman lebih dalam dari teori yang diperoleh dengan kenyataan yang terjadi pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 3. Pembaca, sebagai bahan referensi atau masukan bagi penelitian selanjutnya untuk menyajikan topik-topik yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam skripsi. 1.5 Kerangka Pemikiran Kegiatan Perbankan di Indonesia diatur dalam UU pokok Perbankan No.7 tahun 1992 dan disempurnakan dengan UU No. 10 tahun 1998 mengenai perubahan UU No. 7 tahun 1992. Bank dan bank umum didefinisikan dalam Pasal 1 dan UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan pokok-pokok Perbankan sebagai berikut : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dimana bank merupakan suatu lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, deposito, giro dan lainnya. Dengan demikian, bank umum dalam menjalankan usahanya secara umum berfungsi menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary. Secara lebih spesifik, bank berfungsi sebagai agent of trust (kegiatan berdasarkan kepercayaan) agent of development (memperlancar kegiatan produksi, distribusi dan konsumen) dan sebagai agent of service (menawarkan berbagai jasa).

Peranan bank sebagai lembaga keuangan yang salah satu kegiatan utamanya adalah menyalurkan dana dari masyarakat dalam bentuk kredit. Ini disebabkan karena kredit merupakan unsur yang paling besar dalam struktur asset perusahaan dan pendapatan bunganya merupakan pendapatan operasional bank yang merupakan sumber utama bank. Kredit merupakan bagian terbesar dari harta operasional dan harta baik secara keseluruhan. Oleh karena itu pengelolaan kredit harus dilakukan dengan sebaik-baiknya, mulai dari perencanaan jumlah kredit, penentuan suku bunga, prosedur pemberian kredit, analisis pemberian kredit sampai kepada pengendalian kredit. Menurut UU No.7 tahun 1992 tentang pokok-pokok perbankan, yang dimaksudkan kredit adalah Penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waku tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Dari pengertian tersebut dapat diuraikan bahwa kredit menjadi sumber pendapatan dan keuntungan bank yang terbesar. Di samping itu kredit juga merupakan jenis kegiatan menanamkan dana yang sering menjadi penyebab utama bank menghadapi masalah besar. Oleh karena itu, tidak berlebihan apabila dikatakan bahwa stabilitas usaha bank sangat dipengaruhi oleh keberhasilan dalam mengelola kredit. Aktivitas pemberian kredit merupakan urat nadi bagi bank dalam menjalankan usahanya, sehingga aktivitas perkreditan memerlukan perhatian yang sungguh-sungguh dari pihak manajemen bank yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan dana yang disalurkan kepada masyarakat harus dapat ditarik kembali dan dapat memberikan keuntungan bagi pihak bank yang bersangkutan. Pengelolaan kredit yang baik, mutlak harus ada dan di dukung oleh pelaksananya yang kompeten. Hal ini dimasudkan untuk menjaga kepentingan pihak manajemen yang bersangkutan, yaitu untuk mempertahankan kelangsungan usahanya, di samping itu terus berusaha untuk meningkatkan profitabilitasnya.

Bank dalam menjalankan operasinya mempunyai risiko yang sangat tinggi. Risiko yang dapat terjadi dalam dunia perbankan tersebut dapat berupa kredit lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet. Dari penjelasan di atas, dapat kita ketahui bahwa kredit yang diberikan oleh bank mengandung risiko. Maka dari itu dalam pemberian kredit, bank harus memperhatikan asas-asas perkreditan yang sehat untuk mengurangi risiko tersebut. Jaminan pemberian kredit dalam arti keyakinan atau kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi hutangnya sesuai dengan yang diperjanjikan merupakan faktor yang penting yang harus diperhatikan oleh bank. Untuk memperoleh keyakinan sebelum memberikan kredit, bank harus melakukan penilaian yang seksama terhadap watak, modal, agunan, dan prospek usaha debitur, sebab kredit bagi perbankan merupakan harta perusahaan sebagaimana harta lainnya yang harus dilindungi oleh pihak manajemen perusahaan. Oleh karena itu untuk mengetahui kegiatan pemberian kredit diperlukan suatu alat bantu manajerial yaitu dengan adanya audit operasional. Audit operasional dalam aktivitasnya merupakan suatu pemeriksaan atau penelitian untuk memberikan penekanan pada efisiensi, efektivitas, dan ekonomisasi atau performa suatu kesatuan usaha. Melalui audit operasional ini, pihak manajemen perusahaan dapat mengetahui pelaksanaan kegiatan pemberian kredit. Dengan demikian, auditor dapat memberikan informasi yang diperlukan dalam membantu para pengelola perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Menurut Arens dan Loebbecke (2000,11) Audit Operasional adalah : Operational Audit is a review of any part of an organization s operating procedures and methods for perpose of evaluating, efficiency and effectivinnes. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa audit operasional adalah evaluasi atas pelaksanaan berbagai kegiatan operasional perusahaan. Hasil dari operasi ini berupa aktivitas yang telah dicapai perusahaan, sedangkan sasaranya adalah membantu manajemen dalam meningkatkan kinerja guna mencapai efektivitas. Sasarannya ini direkomendasikan dalam bentuk laporan yang bersifat konstrukif.

Menurut Mulyadi dan Kanaka Puradiredja (1998 : 30), audit operasional bertujuan untuk : 1. Mengevaluasi kinerja. 2. Mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan. 3. Membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut. Pada suatu perusahaan perbankan akan dijumpai kegiatan yang sangat kompleks, oleh karena itu audit operasional bagi sebuah bank merupakan hal yang sangat penting yang harus dilaksanakan, juga berfungsi untuk meningkatkan efektivitas di dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam pemberian kredit, akan dijumpai masalah-masalah yang pada mulanya kurang diperhatikan yang akhirnya dapat menimbulkan masalah, terutama masalah operasional pada aktivitas perusahaan yang bersangkutan yang dapat menyebabkan aktivitas perkreditan tidak optimal, seperti kredit macet. Oleh karena itu, perlu dilaksanakan audit operasional dalam efektivitas pemberian kredit. Menurut Muhdar Syah Sinungan (1995:63), dalam bukunya Dasardasar dan Teknik Manajemen Kredit, menyatakan: Tujuan Pemberian Kredit, yaitu: a. Pedoman pelaksanaan kegiatan, dengan adanya kredit diharapkan terdapatnya suatu pengarahan kegiatan/adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan kredit yang ditujukan kepada pencapaian tujuan. b. Kepercayaan, keyakinan bank atas uang yang dipinjamkannya tersebut akan diterima kembali pembayaran pokok dan bunga sesuai jangka waktu yang telah disepakati. c. Mengurangi ketidakpastian, dengan maka dilakukan perkiraan, maka mengusahakan agar ketidakpastian dapat dibatasi sedikit mungkin. d. Alat evaluasi, dengan adanya rencana maka akan ada suatu standar yang ingin dicapai untuk dibandingkan dengan realisasinya untuk mengadakan evaluasi. e. Keuntungan yang maksimal, diharapkan dengan terbaik dapat menghasilkan keuntungan yang maksimal. f. Mengantisipasi risiko kredit, dengan kredit diharapkan dapat mengantisipasi terjadi risiko kredit.

Audit operasional pada suatu bank sebagai alat bantu untuk manajerial merupakan kegiatan pengontrolan dan pengawasan terhadap kredit yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan melihat apakah semua unsur pemberian kredit telah diterapkan. Fungsi audit operasional mencakup fungsi untuk efektivitas pemberian kredit. Dengan kata lain hubungan antara audit operasional dengan pemberian kredit bersifat positif. Penelitian yang penulis lakukan ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Devita Amalia Putri D.S. pada tahun 2007 di Universitas Widyatama dengan judul Manfaat Audit Operasional dalam Efektivitas Pemberian Kredit pada PT Bank Jawa Barat Cabang Suci Bandung. Dapat disimpulkan dari penelitian tersebut bahwa : 1. Pelaksanaan audit operasional terhadap pemberian kredit pada PT Bank Jabar cabang Suci Bandung telah memadai. 2. Pemberian kredit pada PT Bank Jabar cabang Suci Bandung efektif. 3. Audit operasional telah bermanfaat dalam efektivitas pemberian kredit di PT Bank Jabar cabang Suci Bandung Dari penelitian tersebut peneliti mencoba untuk meneliti kembali masalah tersebut dengan objek yang berbeda yaitu terhadap PT Bank Negara Indonesia Tbk Cabang Kuningan. Berdasarkan kerangka pemikiran, penulis menarik hipotesis sebagai berikut : Analisis Manfaat Audit Operasional telah bermanfaat dalam Efektivitas Pemberian Kredit pada PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Kuningan. 1.6 Metodologi Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan mtode deskriptif analisis menurut Nazir (2003:54), yaitu : Suatu metode dalam meneliti suatu kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual,

dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Karena penelitian yang dilakukan pada satu perusahaan saja, dan masalah yang diteliti bersifat khusus, maka metode penelitian yang penulis gunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah metode studi kasus. Sumber untuk memperoleh data di atas melalui: 1. Penelitian Lapangan (Field Research) Dilakukan dengan mengadakan penelitian langsung untuk memperoleh data primer dan informasi bagi perusahaan yang bersangkutan. Dalam meninjau, kegiatan yang penulis lakukan meliputi pengenalan terhadap kegiatan perusahaan serta mengumpulkan data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Untuk mendapatkan data ini penulis melakukannya menggunakan teknik pengumpulan data, yaitu: a. Observasi Yaitu semua teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung terhadap objek yang diteliti, Yaitu menyangkut kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan keefektifan tindak lanjut Audit Operasional. b. Wawancara Yaitu suatu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung atau mengadakan tatap muka dengan pihak perusahaan dan para karyawan. c. Kuesioner Yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. 2. Studi Literatur (Literatur Study) Yaitu dengan mempelajari buku-buku referensi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk mendapatkan data sekunder, yang akan dipergunakan sebagai landasan pemikiran teoritis di dalam melihat dan membahas kenyataan yang ditemui dalam penelitian lapangan dan untuk mempertanggungjawabkan analisis dalam pembahasan masalah.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data dan informasi untuk masalah yang diteliti, penulis mengadakan penelitian di PT BNI (Persero) Tbk Cabang Kuningan yang berlokasi di Jalan Jendral Sudirman No. 22 Kuningan. Waktu penelitian dilakukan pada bulan November 2008 sampai dengan bulan Maret 2009.