BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama anak, tempat anak meniru

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jawa mendiami tanah Jawa yang meliputi Banyumas, Kedu, Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu warisan budaya bangsa. Pemerintah mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia. Keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak, masing-masing memiliki

AJARAN ETIKA JAWA DI PADEPOKAN PAYUNG AGUNG CILACAP

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL ORANG TUA DENGAN UNGGAH-UNGGUH BAHASA JAWA PESERTA DIDIK SMP NEGERI 2 KALIWIRO KABUPATEN WONOSOBO

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. Secara keseluruhan penelitian dan pembahasan tentang novel Serat

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB V PENUTUP. etika komunikasi anak-anak penggemar game online Point Blank dengan. 1. Etika komunikasi dengan orang yang lebih tua

BAB I PENDAHULUAN. Keragaman masyarakat di Indonesia merupakan fenomena unik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk individu dan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena kurangnya minat dan motivasi belajar bahasa Jawa. lingkungan sekolah maupun luar sekolah.

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keluarga yang harmonis. Dalam berumah tangga setiap pasang terkadang

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan unit terkecil dalam suatu masyarakat yang terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Jawa memiliki berbagai karya yang mencerminkan pemikiran, perilaku, aturan

BAB IV ANALISIS DATA. dikumpulkan, diklasifikasikan dan dianalisis. mewawancarai secara mendalam kepada responden.

PERANCANGAN KOMIK UNGGAH-UNGGUH DI DIY BERJUDUL ORA ILOK!

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Manusia memerlukan bahasa sebagai alat komunikasi. Bahasa

I. PENDAHULUAN. manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). Pergaulan

BAB I PENDAHULUAN. hlm Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Alfabeta, Bandung : 2005, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode kehidupan penuh dengan dinamika, dimana

I. PENDAHULUAN. ketuntasan belajar siswa. Moral merupakan nilai yang berlaku dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

PERBEDAAN PERILAKU ASERTIF ANTARA ETNIS JAWA DENGAN ETNIS DAYAK

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa pergaulan dalam kehidupan sehari-hari selain Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik dan psikisnya. Karena dalam

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Dalam Negara manapun remaja adalah penerus. pertanda akan merosotnya akhlak anak bangsa. 1

BAB I PENDAHULUAN. dimensi ini berpengaruh baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB 1 PENDAHULUAN. wajib untuk Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Dasar. Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. yang mereka tinggali sekarang ini contohnya dari segi sosial, budaya, ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMAKAIAN ISTILAH-ISTILAH DALAM BAHASA JAWA DIALEK SURABAYA PADA BERITA POJOK KAMPUNG JTV YANG MELANGGAR KESOPAN-SANTUNAN BERBAHASA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia yang mengglobal ini, media massa telah menjadi alat

ETIKA PERGAULAN REMAJA. Oleh: Achmad Dardiri (FIP UNY) internasional yaitu pergaulan antar bangsa selalu diperlukan etika atau lebih tepat etiket

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan manusia. Dalam keluarga komunikasi orang tua dan anak itu. sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Keluarga merupakan sekumpulan orang yang

Bab 5 PENUTUP. Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan tentang komunikasi. bersama, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. mulai pudar karena perkembangan bahasa yang pesat dan modernisasi.

keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada (Yamin, 2010:64). Tetapi terkadang dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyederhanakan sumber-sumber moral dan disajikan dengan memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Objek Penelitian Landasan Dasar, Asas, dan Prinsip K3BS Keanggotaan Masa Waktu Keanggotaan

Agenda Besar Memperkuat Keluarga Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai segi kehidupan. Kenyataan menunjukkan bahwa pemakaian bahasa. dalam suatu pembelajaran di lembaga pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HILANGNYA KEDUDUKAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain, maka mereka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KONFLIK INTERPERSONAL ANTAR ANGGOTA KELUARGA BESAR

Pendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila dan Implementasinya (Bag. 3) Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke:

BAB I PENDAHULUAN. ini. Akan tetapi, perkembangan teknologi dan industri yang menghasilkan budaya teknokrasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini merupakan sifat dasar masyarakat. Perubahan masyarakat tiada hentinya, jika

I. PENDAHULUAN. Tentunya siswa banyak mengalami interaksi yang cukup leluasa dengan. yang dihuni oleh beberapa suku dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja berhubungan dengan perubahan intelektual. Dimana cara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budi atau akal (Kuntowijaya, 2003). Kebudayaan dapat diartikan hal-hal yang

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. aspek. Banyak masyarakat dari daerah-daerah tertarik dan terinspirasi untuk masuk ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan, bukan hanya terjadi ketika seseorang

BAB I PENDAHULUAN. adalah kekerasan yang terjadi pada anak. Menurut data yang di dapat dari

BAB 1V KONSEP DIRI REMAJA DELINQUEN DI DESA LOBANG KECAMATAN LIMPUNG KABUPATEN BATANG

BAB I P E N D A H U L U A N. Sekolah sebagai lembaga pendidikan mempunyai tanggungjawab dalam

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pribadi yang memuaskan. Menurut Dayakisni dan Hudaniah (2005) ketrampilan

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

MENDONGENG DI SEKOLAH Oleh: Eko Santosa

yaitu budaya Jawa mempengaruhi bagaimana maskulinitas dimaknai, seperti pendapat Kimmel (2011) bahwa maskulinitas mencakup komponen budaya yang

Resensi Buku JADI KAYA DENGAN BERBISNIS DI RUMAH OLEH NETTI TINAPRILLA * FENOMENA WANITA * WANITA BERBISNIS : ANTARA KELUARGA DAN KARIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

BAB VIII SIMPULAN DAN SARAN. a. Upaya pemertahanan bahasa Bali dalam keluarga. Hal ini tampak dalam situasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

PERANAN GURU AGAMA HINDU DALAM MENANGGULANGI DEGRADASI MORAL PADA SISWA SMA NEGERI 2 TABANAN

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Menikah merupakan saat yang penting dalam siklus kehidupan manusia

BAB IV ANALISIS KOMUNIKASI KONFLIK KELOMPOK DI MASYARAKAT MALANG NENGAH

BAB IV ANALISIS DATA. maupun pengamatan lapangan. Pada Bab ini peneliti akan menguraikan data

2015 PENANAMAN NILAI-NILAI KESUND AAN MELALUI PROGRAM TUJUH POE ATIKAN ISTIMEWA D I LINGKUNGAN SEKOLAH KABUPATEN PURWAKARTA

BAB IV ANALISIS PERAN ULAMA DALAM MENDIDIK AKHLAK REMAJA. A. Analisis Akhlak Remaja di Desa Karanganom

BAB 1 PENDAHULUAN. anak pun dijelaskan bahwa diantaranya yakni mendapatkan hak pendidikan.

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama anak, tempat anak meniru perilaku orang tua. Orang tua memiliki peran penting dalam membimbing, mengawasi, mengarahkan perilaku anak agar sesuai dengan harapan. Andayani (2002) mengungkapkan bahwa keluarga merupakan tempat pemberian dan pengajaran nilai-nilai luhur yang optimal bagi anak karena keluarga merupakan tempat tumbuh kembang yang pertama. Nilai-nilai yang diberikan oleh orang tua kepada anak pada dasarnya diperoleh dari orang tua pendahulunya, baik dari keluarga ataupun dari lingkungan masyarakat sekitar. Salah satu nilai yang berperan di dalam keluarga adalah nilai hormat kepada orang tua. Nilai hormat kepada orang tua memiliki aspek yang berbeda di tiap negara sehingga tidak bisa menjadi tolak ukur untuk menilai nilai hormat di tempat yang berbeda. Hal ini didukung oleh Tam dan Neysmith (2006) bahwa perspektif dari budaya lain tidak dapat digunakan sebagai salah satu faktor untuk menilai bahwa individu tersebut menghormati orang tua atau tidak. Oleh karena itu untuk memahami dan mengetahui sikap hormat kepada orang tua maka peneliti harus menggunakan norma yang berlaku dalam budaya tersebut. Sebagai contoh adanya perbedaan nilai hormat yang ada di Korea dengan di Indonesia, penelitian di Korea mengungkapkan bahwa menghormati orang tua merupakan bentuk paling utama dalam sikap berbakti, urutan berikutnya adalah tanggung jawab anak dalam 1

2 merawat orang tua. Dampak yang diperoleh pelaku sikap berbakti adalah ketenangan hidup secara psikologis (Sung, 1990). Sung (1995) mengungkapkan bahwa berbakti merupakan nilai tradisional bagi masyarakat Asia Timur yang memiliki dua dimensi. Dimensi pertama adalah berbakti yang berorientasi kepada perilaku yang diukur dari pengorbanan, tanggung jawab dan sikap balas budi, sedangkan dimensi kedua yaitu berbakti yang berorientasi kepada emosi yang diukur melalui keharmonisan, cinta dan kasih sayang, serta rasa hormat. Menurut penelitian ini dukungan yang biasa diberikan oleh anak kepada orang tuanya berupa dukungan emosional dan finansial tanpa bantuan yang berupa fisik. Namun pada kenyataannya anak perempuan yang merupakan pelaku utama dalam pemberian dukungan, dewasa ini semakin menurun sehingga menjadikan keprihatinan sosial yang besar di Korea. Fenomena ini berbeda dengan nilai hormat yang ada di Indonesia, khususnya pada masyarakat Jawa. Tartono (2009) menjelaskan beberapa contoh perilaku nilai hormat kepada orang yang dihormati pada masyarakat Jawa yaitu pada saat berbicara bersikap ngapurancang, bila menunjukkan arah atau mempersilahkan orang lain menggunakan jempol serta penggunaan bahasa Jawa halus atau krama kepada orang yang dihormati. Seperti yang diungkap oleh beberapa tokoh yang menyatakan bahwa nilai-nilai kearifan pada masyarakat Jawa terlihat dalam tingkah laku seperti ungkapan, karya sastra, nasehat hidup, tutur bahasa dan etika berperilaku baik untuk diri sendiri maupun kepada orang lain (Pitoyo, 2008; Santosa, 2010; Soedibyo, 2003).

3 Etika berkomunikasi dalam budaya Jawa memiliki jenjang tertentu yang berkaitan dengan status sosial dalam masyarakat, misalnya untuk individu yang seusia dapat menggunakan bahasa ngoko lugu yang lebih santai, sedangkan untuk yang golongan rendah kepada golongan yang lebih tinggi menggunakan krama inggil. Hal tersebut menyebabkan adanya perbedaan sikap untuk golongan tertentu, seperti antara teman sebaya,rakyat biasa dengan raja, antara orang yang tidak dikenal, bahkan antara anak dengan orang tua. Fenomena tersebut memperlihatkan bahwa norma sosial menyangkut rasa hormat yang sangat kental pada budaya Jawa (Sartono, 2010). Penelitian Sartono tersebut didukung oleh penelitian Yustanto (2010) yang mengungkapkan bahwa penggunaan bahasa dan kata sapaan pada masyarakat Jawa selalu mempertimbangkan posisinya, sehingga mereka tidak dapat semaunya dalam pengucapan karena merupakan penentu strata sosial atas faktor kekuasaan dan pengakraban dalam bermasyarakat. Selain perbedaan penggunaan bahasa tersebut, nilai hormat dalam kebudayaan Jawa dapat dilihat juga dalam beberapa pepatah Jawa, salah satunya andhap asor dhuwur wekasane yang berarti rendah hati akan berakhir dengan kemuliaan. Rendah hati bagi masyarakat Jawa merupakan sesuatu yang bernilai tinggi setara dengan kemuliaan (Tartono, 2009). Pernyataan di atas diperkuat dengan hasil penelitian Sartini (2009) bahwa ungkapan-ungkapan dalam bahasa Jawa memiliki kandungan nilai-nilai moral kehidupan yang merupakan salah satu alat perekat masyarakat dan dapat diamati dari unsur bahasa, kosa kata serta ungkapan-ungkapannya. Penelitian Soembodo (2006) yang menemukan bahwa

4 keluarga dalam masyarakat Jawa memiliki tugas untuk meneruskan nilai-nilai budaya Jawa seperti rukun dan hormat dalam keluarganya. Saat ini banyak orang yang mengaku dari suku Jawa yang tidak mengetahui seluk beluk budaya Jawa dan sangat jarang menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut menyebabkan generasi penerus tidak dapat berbahasa Jawa dengan semestinya sehingga nilai-nilai yang diajarkan masyarakat Jawa sebelumnya seperti hormat, unggah-ungguh, tata krama, etiket yang seharusnya digunakan masyarakat Jawa tidak banyak digunakan bahkan terkadang tercampur dengan nilai-nilai dari budaya luar (Tartono, 2009). Data menunjukkan bahwa jumlah bahasa daerah yang terancam punah menurut penelitian adalah 169 bahasa etnis karena penuturnya kurang dari 500 orang, sedangkan 746 bahasa etnis yang ada di Indonesia akan berkurang hingga tinggal 10% di penghujung abad ke 21 (hariananalisa.com, 2012). Kepala Pusat Bahasa Kementerian Pendidikan Nasional, Sugiyono, mengungkapkan bahwa bahasa daerah saat ini mulai menghilang seiring perkembangan zaman banyak orang tua yang tidak mengajarkan bahasa daerah kepada generasi muda (mediaindonesia.com, 2010). Nilai-nilai dalam kebudayaan Jawa mulai menghilang di masyarakat akibat dari adanya arus modernisasi yang mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi, politik, kebahasaaan dan kebudayaan. Generasi penerus lebih nyaman mengadopsi nilai-nilai budaya luar yang tanpa disadari perlahan-lahan mulai mengikis nilai-nilai yang mereka anut yang mengandung nilai kehidupan serta

5 menjadi pedoman hidup dan prinsip umum dalam bertingkah laku seperti sikap menghormati orang tua, menerima kebijakan tuhan, menghargai orang lain dan sikap sabar. Modernisasi juga menyebabkan orang tua memiliki sedikit peluang dalam meneruskan nilai-nilai Jawa kepada generasi penerus mereka, hingga menyebabkan adanya nilai kebudayaan yang dianggap nilai budaya lama yang hanya dianggap sebagai bagian dari masa lalu (Hamengku Buwono X, dalam Astiyanto & Suratno, 2009; Rohadi, 2006; Sartini 2009). Nilai hormat, sikap berbakti dan sopan santun kepada orang-orang tua terutama terhadap ayah dan ibu saat ini mulai menipis dan luntur pada generasi muda, hal ini dikarenakan era modernisasi dan kurangnya pengajaran yang diwariskan oleh keluarga sebagai lingkungan sosial pertama anak (harianumumpelita.com, 2012). Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian Sartini (2009) yang mengungkapkan bahwa nilai budaya yang diajarkan oleh generasi sebelumnya baik secara sadar atau tidak sadar seperti norma ataupun bahasa, saat ini dianggap sebagai warisan budaya yang hanya perlu diketahui oleh orang-orang tua sehingga mengakibatkan penurunan nilai sopan santun, kerukunan dan hormat kepada orang lain. Fakta menunjukan bahwa penurunan sikap berbakti atau hormat yang terjadi di Korea juga ditemui di Indonesia. BKKBN (1999) menemukan bahwa terjadi penurunan jumlah orang tua yang berusia lanjut yang tinggal bersama anak dan menantu mereka sekitar 0,94% pada tahun 1990 sampai dengan tahun 1999, sehingga salah satu fungsi keluarga batih sebagai tempat pemberi kenyamanan semakin tahun mulai berkurang. Populasi orang tua usia lanjut pada tahun 2009

6 mencapai angka 20 juta, 2,7 juta orang tua usia lanjut dalam kondisi terlantar dan 4,5 juta orang tua usia lanjut dalam kondisi rawan terlantar (Kompas.com, 2009). Kondisi tersebut dapat diatasi dengan mengadopsi nilai budaya Jawa dalam keluarga. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa nilai yang diajarakan dalam keluarga Jawa memiliki pengaruh besar pada perilaku anak kepada orang tua. Menurut penelitian Rachim dan Nashori (2007) perilaku nakal pada remaja akan berkurang apabila remaja tersebut melakukan perilaku dan sikap yang dicontohkan dalam nilai budaya Jawa. Nilai ini berpengaruh sekitar 22,5% pada perilaku kenakalan remaja. Ditemukan pula bahwa sisanya (sekitar 77,5%) faktor yang mempengaruhi adalah fungsi keluarga, faktor ekonomi dan lingkungan serta pendidikan. Penelitian tersebut juga menunjukan bahwa sikap dan perilaku yang menunjukan nilai budaya Jawa termasuk kategori yang tinggi sekitar 54,74% karena masih dijaganya nilai budaya dalam lingkungan keluarga dan masyarakat dalam mendidik anak secara langsung maupun tidak langsung. Berdasarkan uraian dan fenomena di atas, penulis tertarik untuk mengeksplorasi bentuk perilaku hormat anak pada generasi remaja dan bentuk perilaku hormat pada generasi orang tua pada keluarga Jawa. Oleh karena itu penulis mengajukan judul Perwujudan Nilai Hormat Pada Dua Generasi dalam Keluarga Jawa.

7 B. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan bentuk perilaku hormat yang dilakukan oleh generasi remaja pada keluarga Jawa. 2. Mendeskripsikan bentuk perilaku hormat yang dilakukan oleh generasi orang tua pada keluarga Jawa. C. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat mengungkap bentuk perilaku hormat dalam keluarga Jawa, sehingga dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Untuk orang tua, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan yang baik dalam penerapan pendidikan mengenai nilai hormat dalam keluarga. 2. Untuk anak, penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam bertindak dan bersikap sebagai perwujudan nilai hormat agar tercipta hubungan harmonis dalam keluarga. 3. Untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang psikologi, terutama psikologi sosial - keluarga dan psikologi indigenos karena hasil penelitian ini memberi penjelasan mengenai perwujudan nilai hormat dalam keluarga di Jawa.