BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas) tahun 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan pemulihan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.25, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. RUMAH SAKIT dr Suyoto. Organisasi. Tata Kerja.

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan yang dinamis dan mempunyai fungsi utama melayani

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

EFISIENSI RUMAH SAKIT DI SUKOHARJO DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan institusi pelayanan yang sangat komplek, padat

Perbedaan jenis pelayanan pada:

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BATU BARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Salah satu profesi yang mempunyai peran penting di rumah

KEBIJAKAN DEPARTEMEN KESEHATAN TENTANG PKMRS PADA PENYULUHAN KELOMPOU BAGI RS SWANTA SE JABAR BANDUNG, 5 JULI Dr. Henni Djuhaeni, MARS

BAB I PENDAHULUAN. mutu pelayanan kesehatan pada seluruh masyarakat. Menurut WHO kesehatan adalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. sangat ditentukan oleh perilaku, sikap, motivasi, semangat, disiplin kepuasan kerja

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan yang semakin muncul di permukaan. Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. harapan masyarakat sebagai pemakai jasa kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang setinggi-tingginya pada mulanya berupa upaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Hasibuan (2003), sumber daya manusia adalah. Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan, kegiatan. pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Perawat merupakan Sumber Daya

BAB IV KRSIMPULAN, BATASAN DAN ANGGAPAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL INTEGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 3 SERI D

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomi (Notoadmodjo, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh/integral dari organisasi sosial dan medis. Rumah sakit berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit dalam menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan rawat jalan, rawat

BAB I PENDAHULUAN. perbekalan kesehatan adalah pelayanan obat dan perbekalan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PEDOMAN ORGANISASI RUMAH SAKIT DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KESEHATAN

VI. PENUTUP A. Kesimpulan

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang memuaskan (satisfactory healty care). (Depkes RI, 2005).

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spriritual yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN) yang dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. penunjang medik yang merupakan sub sistem dalam sistem pelayanan. mempunyai peranan penting dalam mempercepat tercapainya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMO 3 TAHUN 2011 TENTANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepemimpinan organisasi rumah sakit memainkan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

MENGIMPLEMENTASIKAN UPAYA KESEHATAN JIWA YANG TERINTEGRASI, KOMPREHENSIF,

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan, kemajuan teknologi dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya

WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 11 TAHUN 2013 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu mewujudkan kesehatan optimal. Sedangkan sasaran

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG

LILIK SUKESI DIVISI GUNJAL HIPERTENSI DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM R.S. HASAN SADIKIN / FK UNPAD BANDUNG

I. PENDAHULUAN. Banyaknya minat untuk menjadi seorang dokter berpengaruh di dunia pendidikan.

KEBIJAKAN PELAYANAN DOKTER GIGI KELUARGA (DOKTER GIGI SEBAGAI LAYANAN PRIMER) L A E L I A D W I A N G G R A I N I

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Kesehatan Nasional menyebutkan bahwa salah satu bentuk dari

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM RUJUKAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia. Sehat mencantumkan empat sasaran pembangunan

PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT RAWAT JALAN RUMAH SAKIT ELIZABETH

BAB I PENDAHULUAN. maupun sosial yang memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara sosial

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, secara

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipungkiri hal tersebut berpengaruh dan menyebabkan perubahan di

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jika dikaitkan dengan produktivitas kerja (Kementerian Kesehatan, 2005). Gigi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan primer yang dimiliki oleh setiap

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara

LEMBARAN NEGARA. No.251, 2013 KESEHATAN. Pelayanan. Operasional. Kemenhan. TNI. POLRI.

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

PEDOMAN PELAYANAN TIM PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT LAVALETTE

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan dan tempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang memberikan jasa atau pelayanan di sektor kesehatan. merupakan sektor ekonomi terbesar dalam masyarakat maju (Heizer, 2011).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan No 36 tahun 2009 adalah tercapainya derajat kesehatan yang

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Rumah Sakit Jiwa Tampan Pekanbaru

BAB 1 PENDAHULUAN. karakteristik tersendiri dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UPTD PUSKESMAS KAMPAR KIRI

BAB I PENDAHULUAN. preventif, kuratif dan rehabilitatif bagi seluruh lapisan masyarakat, seringkali

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara kita Negara Indonesia adalah Negara berkembang baik dari segi

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan UU Kesehatan RI no 36 pasal 46 tahun 2009, tentang upaya kesehatan. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Rumah Sakit adalah bagian yang integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan. Rumah Sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan tidak hanya melaksanakan upaya kesehatan kuratif dan rehabilitatif, tetapi seiring dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan serta sosial budaya diperlukan juga pelayanan preventif dan promotif. Pelayanan rumah sakit diharapkan lebih efisien dan efektif dalam pengelolaan dan mutu pelayanannya dengan memperhatikan fungsi sosialnya. Pelayanan Rumah Sakit perlu diatur sedemikian rupa sehingga dapat memanfaatkan sumber-sumber yang ada agar lebih berdaya guna dan berhasil guna. Rumah Sakit diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan secara optimal dengan biaya seringan mungkin. Salah satu faktor yang mempengaruhi fungsi pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit adalah pelayanan rawat jalan. Rawat jalan adalah pelayanan terhadap pasien masuk rumah sakit untuk keperluan observasi, diagnosa, terapi, rehabilitasi medik dan atau pelayanan medik

2 lain tanpa tinggal di ruangan rawat inap. Yang termasuk rawat jalan adalah poliklinik, laboratorium, radiology dan penunjang yang lain seperti USG, CT Scan, EKG, EEG dan lain- lain. Poliklinik gigi dan mulut merupakan bagian dari rawat jalan yang dalam pelayanannya membutuhkan dokter gigi. Undang-Undang Kesehatan pasal 93 ayat 1 tahun 2009 mengatur tentang pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi, pengobatan penyakit gigi dan pemulihan kesehatan gigi oleh pemerintah, pemerintah daerah dan atau masyarakat yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan. Pelayanan yang ada di Rumah Sakit adalah pelayanan kesehatan gigi dan mulut saat ini umumnya masih cenderung pada penyakit gigi, belum bersifat komprehensif serta holistik. Pemberi pelayanan cenderung pasif hanya menerima dan mengobati penderita yang datang berobat. Upaya-upaya promotif dan preventif masih kurang diperhatikan. Berbagai masalah tentang kesehatan gigi dan mulut antara lain yang berkaitan dengan kinerja dokter gigi, kinerja merupakan hasil karya personel baik kuantitas maupun kualitas dalam sebuah organisasi. Pendekatan pelayanan dokter gigi dapat mempercepat peningkatan derajat kesehatan gigi dan mulut. Langkah-langkah yang sudah dilakukan oleh depkes dan PDGI ( Persatuan Dokter Gigi Indonesia) dalam Rakernas PDGI ( Persatuan Dokter Gigi Indonesia) pada tahun 1999 di Bandung, adalah dengan peningkatan pelayanan terhadap kinerja dokter gigi di bidang preventif dan promotif.

3 Pelayanan kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Hasil studi morbiditas SKRT-SURKERNAS 2001 menunjukkan bahwa dari 10 kelompok penyakit terbanyak yang dikeluhkan masyarakat, penyakit gigi dan mulut menduduki urutan pertama (60 % penduduk ). Kondisi ini tentunya mempengaruhi kualitas hidup jika dikaitkan dengan ganguan produktivitas kerja. Hasil Surkernas 1998 menunjukkan bahwa 62,4% penduduk merasa tergangu pekerjaan/sekolah karena sakit gigi, selama rata-rata pertahun 3,86 hari kondisi ini menunjukkan bahwa penyakit gigi walaupun tidak menimbulkan kematian tetapi dapat menurunkan produktivitas kerja. Kinerja dokter gigi merupakan gambaran yang dikerjakan dan dicapai yang pada pelaksanaan suatu fungsi, kegiatan maupun perilaku. Kinerja didefinisikan sebagai hasil dari kegiatan yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan atau target yang telah ditetapkan. Pada praktek kedokteran gigi kinerja merupakan unsur yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan dokter gigi. Profesi dokter gigi merupakan tugas mulia bagi kehidupan manusia dalam bidang kesehatan khususnya kesehatan gigi dan mulut. Dokter gigi dalam menjalankan tugasnya dituntut untuk bersikap profesional. Ruang lingkup dokter gigi mencakup perubahan, penyimpangan atau keadaan optimalnya fungsi sistem stomagtonatik secara terpadu pada tingkat individu, sebagai akibat interaksi dengan lingkungan dan adanya pengaruh faktor genetik. Yang meliputi fungsi pengunyahan, fungsi bicara, fungsi estetika, fungsi persyarafan.

4 Langkah yang diambil oleh pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan adalah meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut penduduk indonesia melalui pelayanan di tingkat pertama yang dilaksanakan secara efisien dan efektif serta berkualitas. Hal tersebut dapat dicapai melalui pelayanan dokter gigi. Keadaan yang dihadapi saat ini pada setiap jenjang administratif adalah rendahnya kinerja organisasi kesehatan termasuk Rumah Sakit dan institusi kesehatan lainnya. Rendahnya kinerja organisasi dipengaruhi oleh banyak faktor. Menurut Gibson (1987 ) ada 3 variabel yang berpengaruh terhadap kinerja: (1) faktor individu : kemampuan, ketrampilan, latar belakang ( keluarga, tingkat sosial dan pengalaman), dan demografis seseorang ( umur, asal-usul, jenis kelamin) ; (2) faktor psikologis: persepsi, sikap, kepribadian, pendidikan, belajar dan motivasi. Variabel ini menurut Gibson banyak dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial pengalaman kerja sebelumnya dan variabel demografi; (3) faktor organisasi:sumber daya, kepemimpinan, imbalan, masa kerja, struktur desain pekerjaan. Menurut penelitian Gani (1986) dan ilyas (2002) dengan sampel tenaga puskesmas ditemukan waktu kerja produktif 53,2%, Yanwar menemukan waktu kerja produktif tenaga kesehatan gigi Direktorat Kesehatan TNI AU Sebesar 51,76% dan Budiono (1996) menemukan waktu produktif perawat RS Polisi Sukamto sebesar 56,36%. Rumah Sakit Puri Indah adalah salah satu unit pelayanan kesehatan yang bertujuan melayani masyarakat umum bukan hanya kesehatan gigi umum tetapi kesehatan gigi secara spesialistik. Semua dokter gigi yang bekerja di Rumah Sakit Puri Indah harus bekerja sesuai dengan kompetensi spesialisasi yang dimilikinya.

5 Permasalahan yang ada di Rumah Sakit Puri Indah khususnya di poliklinik gigi dan mulut tentang kinerja dokter gigi di dapat dari data komite medik RSPI : 1.1.1 Dokter gigi yang sudah senior atau sudah tua dan sudah mempunyai banyak pengalaman seharusnya akan bekerja lebih baik daripada dokter gigi yang masih muda akan tetapi tidak semua dokter gigi yang berumur lebih tua pekerjaannya lebih baik daripada dokter gigi yang masih muda. 1.1.2 Pendidikan dokter gigi yang praktek di RS Puri Indah dimulai dari pendidikan S1 sampai S3 Kedokteran Gigi akan tetapi tidak semua dokter gigi yang pendidikannya S2 ataupun S3 pekerjaannya lebih baik daripada yang pendidikannya S1. 1.1.3 Masa Kerja dokter gigi merupakan lamanya kerja dokter gigi, semakin lama dokter gigi bekerja semakin banyak pengalaman kerjanya sehingga pasien yang berobat akan lebih banyak dibandingkan dengan dokter gigi yang baru bekerja. Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja dokter gigi di Rumah Sakit Puri Indah.

6 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diidentifikasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja dokter gigi secara umum : 1.2 1 Dokter gigi yang sudah senior atau sudah tua dan sudah mempunyai banyak pengalaman seharusnya akan bekerja lebih baik daripada dokter gigi yang masih muda akan tetapi tidak semua dokter gigi yang berumur lebih tua pekerjaannya lebih baik daripada dokter gigi yang masih muda. 1.2.2 Pendidikan dokter gigi yang praktek di RS Puri Indah dimulai dari pendidikan S1 sampai S3 Kedokteran Gigi akan tetapi tidak semua dokter gigi yang pendidikannya S2 ataupun S3 pekerjaannya lebih baik daripada yang pendidikannya S1. 1.2.3 Masa Kerja dokter gigi merupakan lamanya kerja dokter gigi, semakin lama dokter gigi bekerja semakin banyak pengalaman kerjanya sehingga pasien yang berobat akan lebih banyak dibandingkan dengan dokter gigi yang baru bekerja. 1.2.4 Pengetahuan merupakan pemberian bukti oleh seseorang melalui proses atau pengenalan sesuatu informasi, ide yang terjadi sebelumnya, semakin tinggi pengetahuan seorang dokter gigi maka tindakan yang diberikan kepada pasien akan lebih detail.adapula dokter gigi dengan pengetahuan yang tinggi tetapi kinerjanya tidak bagus.

7 1.2.5 Dokter gigi dapat menjalankan tugasnya dengan baik seharusnya dibuat uraian tugas sehingga jelas tugas dan fungsi serta tanggung jawab dan wewenangnya tetapi ada juga dokter gigi yang bekerja tidak sesuai dengan tugas dan kompetensinya. 1.2.6 Kepemimpinan merupakan kemampuan untuk membangkitkan semangat orang lain agar bersedia dan memiliki tanggung jawab akan tetapi dokter gigi banyak yang tidak mempunyai jiwa pemimpin sehingga tidak mempunyai semangat tinggi untuk bekerja tepat waktu sesuai dengan jadwal praktek yang telah ditetapkan. 1.2.7 Imbalan yang berkaitan dengan pekerjaan merupakan salah satu pemacu prestasi kerja dokter gigi tetapi dengan imbalan yang akan diterimanya dokter gigi tidak bekerja sesuai dengan prosedur sehingga hasilnya tidak maksimal. 1.2.8 Persepsi terhadap pelayanan kesehatan gigi merupakan prroses memperhatikan dan menyeleksi terjadi karena setiap saat panca indra kita dihadapkan kepada begitu banyak stimulus lingkungan tetapi dokter gigi banyak yang kurang memberikan penyuluhan kepada pasien tentang pentingnya kesehatan gigi. 1.2.9 Motivasi seorang dokter gigi dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya adalah pendapatan dokter gigi, dokter gigi akan bekerja lebih semangat apabila ada tujuan yang akan dicapai atau ditargetkan.sehingga dokter gigi termotivasi untuk datang ketempat kerja dan bekerja lebih baik.

8 1.3 Pembatasan Masalah Agar penelitian ini tepat sasaran dan karena keterbatasan waktu, maka penelitian berfokus pada masalah tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja dokter gigi diantaranya adalah umur, pendidikan dan masa kerja. 1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut, maka rumusan masalah adalah hubungan faktor umur, pendidikan dan masa kerja apakah ada hubungannya dengan kinerja dokter gigi? 1.5 Tujuan Penelitian 1.5.1 Tujuan Umum Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja dokter gigi di Rumah Sakit Puri Indah Jakarta Barat. 1.5.2 Tujuan Khusus 1.5.2.1 Mengidentifikasi umur, pendidikan dan masa kerja dokter gigi di Rumah Sakit Puri Indah Jakarta Barat. 1.5.2.2 Mengidentifikasi kinerja dokter gigi di Rumah Sakit Puri Indah Jakarta Barat. 1.5.2.3 Menganalisis hubungan umur, pendidikan dan masa kerja dokter gigi di Rumah Sakit Puri Indah Jakarta Barat.

9 1.6. Manfaat Penelitian 1.6.1 Bagi Peneliti Mengetahui kinerja dokter gigi yang berhubungan dengan umur, motivasi dan imbalan dokter gigi di Rumah Sakit Puri Indah Jakarta Barat. 1.6.2 Bagi Rumah Sakit Sebagai bahan masukan yang dapat dijadikan pertimbangan agar lebih memperhatikan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja dokter gigi sehingga dokter gigi dapat memberikan pelayanan yang terbaik. 1.6.3 Bagi Fakultas 1.6.3.1 Terbinanya hubungan yang baik antara fakultas dengan lahan tempat skripsi. 1.6.3.2 Meningkatkan kualitas program pendidikan. 1.6.3.3 Sebagai pembanding serta informasi dalam menambah ilmu manajemen pelayanan rumah sakit..