BAB I PENDAHULUAN. Asam urat merupakan senyawa kimia hasil akhir dari metabolisme nucleic

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Acalipha indica Linn dapat diklasifikasi sebagai berikut:

Lampiran 1. Ethical Clearanc

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

penyempitan pembuluh darah, rematik, hipertensi, jantung koroner, dan batu ginjal (Henry, 2001; Martindale, 2005). Asam urat dihasilkan dari pecahnya

BAB I PENDAHULUAN. besar, salah satunya adalah teripang. Di Indonesia teripang (Sea cucumber)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. berkurang disebabkan oleh adanya kelainan genetik dan metabolik. Selain

BAB I PENDAHULUAN. Diuretik adalah zat yang dapat memperbanyak pengeluaran kemih, bekerja

BAB I PENDAHULUAN. pembuluh darah, trombosit dan faktor pembekuan darah (Dewoto, 2007). dengan demikian dapat menghentikan perdarahan (Tan, 2007).

EFEK EKSTRAK ETANOL 70% HERBA KEMANGI (Ocimum americanum L.) SEBAGAI PENURUN KADAR ASAM URAT PADA TIKUS JANTAN Galur Sprague Dawley

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis penyakit rematik artikuler, namun sampai sekarang belum juga ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. supaya tidak terserang oleh penyakit (Baratawidjaja, 2000). keganasan terutama yang melibatkan sistem limfatik (Widianto, 1987).

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan tanaman obat dan rempah telah berlangsung sangat lama

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sebagai upaya penyembuhan jauh sebelum obat-obatan modern yang

BAB I PENDAHULUAN. faktor seperti radiasi, senyawa kimia tertentu, dan virus. Faktor-faktor

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. isolasi dari Streptomycespeucetius var. caesius. Doksorubisin telah digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas ialah atom atau gugus yang memiliki satu atau lebih

BAB I PENDAHULUAN. dari segi jumlah tanaman obat yang sebagian besar belum dapat dibuktikan

BAB I PENDAHULUAN. Obat tradisional telah dikenal dan banyak digunakan secara turun. temurun oleh masyarakat. Penggunaan obat tradisional dalam upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. 6,0 mg/dl dan untuk pria 6,8 mg/dl. Hiperurisemia didefinisikan sebagai plasma

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran pola konsumsi pangan. Seiring dengan kemajuan zaman dan perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pengobatan dan pendayagunaan obat tradisional merupakan program pelayanan

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. dapat membentuk pribadi yang kuat (Abednego, 2013:24) namun menerapkan pola

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian (galenika) atau campuran dari bahanbahan

Lampiran 2. Gambar Hasil Makroskopik. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari kolesterol total, trigliserida (TG), Low Density Lipoprotein (LDL) dan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini penggunaan obat tradisional masih disukai dan diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO dan the International Society of Hypertension (ISH), saat ini terdapat

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan bahan alam sebagai obat tradisional akhir-akhir ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. tubuh yaitu terjadinya kerusakan jaringan tubuh sendiri (Subowo, 2009).

Tanaman yang lazim digunakan sebagai obat tradisional dalam pengobatan asam urat adalah sambiloto, kumis kucing, sembung, dan brotowali.

Tanaman Putri malu (Mimosa pudica L.) merupakan gulma yang sering dapat ditemukan di sekitar rumah, keberadaannya sebagai gulma 1

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Patah tulang (Euphorbia tirucalli L.) adalah salah satu jenis tanaman

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah salah satu penyakit pembunuh diam-diam (silent killer)

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah kesehatan. Hal ini cukup menguntungkan karena bahan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan manfaatnya (Sudewo, 2004; Tjokronegoro, 1992). zingiberaceae, yaitu Curcuma mangga (Temu Mangga). Senyawa fenolik pada

Banyak penyakit yang dihadapi para klinisi disebabkan karena respons inflamasi yang tidak terkendali. Kerusakan sendi pada arthritis rheumatoid,

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal dan untuk mengatasi berbagai penyakit secara alami.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak memberikan rendemen sebesar 27,13% (Tabel 3).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkhasiat obat ini adalah Kersen. Di beberapa daerah, seperti di Jakarta, buah ini

menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara maju dan 80% dari penduduk negara berkembang telah menggunakan obat herbal

BAB I PENDAHULUAN. Teripang atau timun laut (Sea Cucumber) termasuk dalam filum

putih, pare, kacang panjang serta belimbing wuluh (Ruslianti, 2008). Dalam penelitian ini akan digunakan tanaman alpukat (Persea americana Mill.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak air akar kucing yang didapat mempunyai spesifikasi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. bijinya untuk asma, bronkitis, kusta, tuberkulosis, luka, sakit perut, diare, disentri,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini telah banyak diungkapkan bahaya lingkungan yang tidak sehat

PEMANFAATAN JENIS POHON. (Avicennia spp.) SEBAGAI BAHAN

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rataan volume urin (ml) kumulatif tikus percobaan pada setiap jam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Berdasarkan data yang diterbitkan dalam jurnal Diabetes Care oleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian

EFEK DIURETIK DAN DAYA LARUT BATU GINJAL DARI EKSTRAK TALI PUTRI (Cassytha filiformis L.)

I PENDAHULUAN. banyak peternakan yang mengembangkan budidaya puyuh dalam pemenuhan produksi

I. PENDAHULAN. memetabolisme dan mengekskresi zat kimia. Hati juga mendetoksifikasi zat

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Cyclea barbata Meer), cincau hitam (Mesona palustris), cincau minyak

BAB 1 PENDAHULUAN. menurut World Health Organization (WHO), sekitar 65% dari penduduk negara

I. PENDAHULUAN. endemik di Indonesia (Indriani dan Suminarsih, 1997). Tumbuhan-tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Obat-obat modern walaupun telah mendominasi dalam pelayanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1. Surat Ethical Clearance

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. Kata Kunci : hiperurisemia, kalium oksonat, jus hati ayam, ekstrak etanol biji salak

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan hayati terbesar di

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia telah menggunakan tumbuhan obat atau bahan

BAB I PENDAHULUAN. mellitus meluas pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mutagen (mutagene) adalah bahan yang dapat menginduksi. deoxyribonucleic acid (DNA) menjadi mutasi. Adapun yang dimaksud dengan

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN...

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, penyakit gout makin meningkat. Hal tersebut disebabkan oleh pola makan yang kurang terkontrol

LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1 Rekomendasi persetujuan etik penelitian kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Teh adalah jenis minuman non alkohol yang terbuat dari daun teh

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id

badan berlebih (overweight dan obesitas) beserta komplikasinya. Selain itu, pengetahuan tentang pola makan juga harus mendapatkan perhatian yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asam urat merupakan senyawa kimia hasil akhir dari metabolisme nucleic acid atau metabolisme purin dalam tubuh. Berdasarkan penelitian bahwa 90% dari asam urat merupakan hasil katabolisme purin yang dibantu oleh enzim guanase dan xantin oxidase (Shamley, 2005). Ada dua sumber utama purin, yaitu purin yang diproduksi sendiri oleh tubuh dan purin yang didapatkan dari asupan makanan dari sel hidup seperti tanaman (sayur, buah, dan kacang-kacangan) atau hewan (daging, jeroan, dan ikan sarden). Jika produksi asam urat meningkat (overproduction) dan ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat dengan cukup dari dalam tubuh (underexcretion), maka kadar asam urat dalam darah akan meningkat di atas normal, keadaan ini disebut dengan hiperurisemia. Hiperurisemia dikatakan apabila konsentrasi serum asam urat dalam darah untuk pria > 7 mg/dl dan untuk wanita > 6 mg/dl (Ernst, dkk., 2008). Usaha untuk menurunkan kadar asam urat darah dapat dilakukan dengan mengurangi produksi asam urat atau meningkatkan ekskresi asam urat oleh ginjal (Price and Wilson, 2006). Umumnya untuk mengatasi penyakit asam urat digunakan obat sintesis seperti allopurinol. Allopurinol merupakan obat yang bekerja menghambat pembentukan asam urat melalui penghambatan aktivitas enzim xantin oxidase, namun karena allopurinol mempunyai efek samping yang merugikan dan membahayakan seperti gangguan pada gastrointestinal, neuritis perifer, toksisitas hati 1

dan reaksi alergi pada kulit (Katzung, 2002), maka dikembangkan pengobatan alternatif menggunakan tumbuhan, salah satunya adalah herba anting-anting. Anting-anting ini merupakan suatu gulma yang umumnya tumbuh secara liar dipinggir jalan, lapangan rumput maupun di lereng bukit. Tanaman anting-anting ini merupakan tanaman musim, tegak, tinggi 30-50 cm, bercabang dengan garis memanjang kasar, berambut halus. Daunnya merupakan daun tunggal, bertangkai silindris dengan panjang 3-4 cm, letak tersebar. Tanaman anting-anting memiliki khasiat antiradang, peluruh kencing (diuretik), pencahar, penghenti pendarahan (hemostatis). Selain itu, Tanaman anting-anting juga digunakan untuk pengobatan disentri amuba, diare, anak dengan berat badan rendah (malnutrisi), gangguan pencernaan makanan (dispepsi), perdarahan seperti mimisan (epistaksis), muntah darah (hematemesis), berak darah (melena), kencing darah (hematuria), malaria, susah buang air besar (sembelit), peluruh kencing (diuretik) dan penurun glukosa darah. Rizky Octarini Fakultas Kedokteran Sebelas Maret Surakarta, menyatakan bahwa herba anting-anting dapat menurunkan kadar gula darah yang telah di induksi streptozocin. Menurut Elok Kamilah Hayati UIN Malang membuktikan bahwa ekstrak etil asetat dari tanaman anting-anting sebagai senyawa antimalaria dan aktivitasnya secara invivo pada sel parasit malaria. Kandungan kimia dari anting-anting baik dari daun, batang, dan akar adalah saponin dan tanin; batangnya mengandung flavonoid dan daunnya mengandung minyak atsiri, steroid, dan triterpenoid (Dalimartha, 2011), asam askorbat, β- sitosterol, Fiber, quercetin dan kaemferrol (Duke, 2010). Quercetin dan kaempferol merupakan senyawa kimia yang dapat menghambat kerja enzim xantin oxidase yang merupakan salah satu enzim yang berfungsi dalam proses pembentukan asam urat 2

(Haidari, dkk., 2011). Umameswari mengatakan pada jurnalnya yang berjudul Virtual Screening Analysis and In-vitro Xanthine Oxidase Inhibitory Activity of Some Commercially Available Flavonoids bahwa flavonoid bisa menjadi obat yang menjanjikan untuk pengobatan hiperurisemia dan gangguan inflamasi, karena flavonoid dapat menurunkan aktifitas dari enzim xantin oksidasi. Berdasarkan pemanfaatan dari kandungan senyawa kimia dari herba antinganting ini, maka dalam penelitian ini dilakukan uji efek antihiperurisemia ekstrak etanol herba anting-anting pada tikus putih jantan yang sebelumnya diinduksi dengan jus hati ayam dan suspensi kafein. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek menurunkan kadar asam urat dari pemberian ekstrak herba anting-anting. Pada percobaan ini dilakukan variasi dosis yang bertujuan untuk mengetahui dosis terapi ekstrak etanol herba anting-anting yang menunjukkan efek maksimal dalam menurunkan kadar asam urat tikus putih jantan. Untuk mengetahui efektivitas ekstrak tersebut dalam menurunkan kadar asam urat darah, maka dibandingkan denga allopurinol yang merupakan obat sintetik standar. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka perumusan masalah penelitian adalah: a. apakah ekstrak etanol herba anting-anting mempunyai efek antihiperurisemia terhadap tikus jantan yang diinduksi kafein dan jus hati ayam? b. berapakah dosis paling efektif ekstrak etanol herba anting-anting sebagai antihiperurisemia? 3

1.3 Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut: a. ekstrak etanol herba anting-anting mempunyai efek antihiperurisemia terhadap tikus jantan yang diinduksi kafein dan jus hati ayam. b. ekstrak etanol herba anting-anting mempunyai efek antihiperurisemia paling efektif dari semua dosis yang diberikan. 1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : a. efek antihiperurisemia ekstrak etanol herba anting-anting terhadap tikus jantan. b. dosis paling efektif ekstrak herba anting-anting yang mempunyai efek antihiperurisemia. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang kemampuan herba anting-anting sebagai antihiperurisemia. 1.6 Kerangka Pikir Penelitian Penelitian dilakukan terhadap tikus putih jantan metode pengujian yaitu metode induksi kafein, dan pemberian jus hati ayam. Terdapat tiga variabel yaitu suspensi CMC-Na 1%, variasi dosis ekstrak etanol herba anting-anting dan obat pembanding yaitu allopurinol sebagai variabel bebas dan kadar asam urat tikus (mg/dl) sebagai variabel terikat seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.1 4

Variabel Bebas Variabel Terikat Parameter Herba antinganting Ekstrak Etanol Herba antinganting Karakterisasi Skrining Fitokimia 1. Makroskopik 2. Mikroskopik 3. Pk air 4. Pk sari larut air 5. Pk sari larut etanol 6. Pk abu total 7. Pk abu tidak larut asam 1. Alkaloid 2. Flavonoid 3. Glikosida 4. Saponin 5. Tanin 6. Triterpenoid/Steroid Dosis : EEHA100 mg/kg bb EEHA 150 mg/kg bb EEHA 200 mg/kg bb Kontrol positif : Allopurinol 10 mg/kg bb Kontrol negatif : CMC-Na 1 % bb Waktu Pengamatan H-9 H-12 H-15 Efek antihiperurisemia Kadar asam urat. Gambar 1.1 Skema Kerangka Penelitia 5