I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2013 sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut diatas angka nasional (>25,9%) dan sebanyak 15 provinsi memiliki prevalensi indeks DMF-T diatas prevalensi nasional yaitu lebih dari 4,6. Tingginya prevalensi masalah gigi dan mulut disebabkan oleh rendahnya kesadaran untuk menjaga kebersihan mulut. Berkumur dan menggosok gigi dengan benar adalah salah satu cara paling sederhana untuk menjaga kebersihan mulut (Hiranya dkk., 2012). Berkumur-kumur berarti membersihkan rongga mulut dari sisa makanan yang dapat menyebabkan plak yang tidak terjangkau ketika menyikat gigi (Eley dan Manson, 2010). Obat kumur yang mengandung klorheksidin dapat mencegah terbentuknya plak gigi dan berdaya melarutkan sebagian plak yang sudah ada namun klorheksidin juga memiliki efek samping. Klorheksidin jika digunakan sebagai obat kumur yaitu menimbulkan warna coklat pada gigi dan mempengaruhi rasa. Oleh karena itu perlu dicari upaya pencegahan yang ekonomis dan mudah dilakukan (Tjay dan Rahardja, 2007). Penyebab terbanyak masalah kesehatan gigi dan mulut adalah plak. Plak adalah suatu lapisan lengket yang merupakan kumpulan dari bakteri. Bakteri plak akan mengubah karbohidrat atau gula yang berasal dari makanan menjadi asam yang akan merusak gigi. Plak menjadi fokus utama dalam menjaga kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut. Makanan yang tinggi karbohidrat ataupun gula merupakan kontributor terbesar penghasil plak yang menempel pada gigi 1
2 (Rahmadhan, 2010). Menurut Eley dan Manson (2010), secara umum proses pembentukan plak terdiri atas tiga tahap. Tahap pertama merupakan tahap pembentukan lapisan acquired pellicle, tahap kedua merupakan tahap kolonisasi awal bakteri dan tahap yang terakhir adalah tahap kolonisasi kedua dan proses pematangan plak. Menurut Schuurs (1988) plak terbanyak dengan susunan paling kompleks pada orang dewasa ditemukan pada bagian servikal gigi. Usaha yang dapat digunakan untuk mencegah dan mengontrol pembentukan plak gigi, meliputi : 1). Mengatur pola makanan. 2).Tindakan secara mekanis berupa pembersihan rongga mulut dan gigi dari semua sisa makanan, bakteri beserta hasil-hasil metabolismenya (Hiranya dkk., 2012). Di Indonesia kini sudah dikembangkan pembudidayaan tanaman buah naga. Iklim di Indonesia sangat mendukung untuk pengembangan dan budidaya tanaman buah naga. Dalam 100 gram buah naga terdapat 0,71 miligram serat (Kristanto, 2008). Menurut Idawati (2014) buah naga merah berfungsi sebagai anti inflamasi atau anti peradangan, anti bakteri dan menjaga kesehatan mulut. Buah naga merah juga mengandung flavonoid yang baik bagi tubuh. Kandungan flavonoid pada daging buah naga merah sebanyak 7,21 ± 0,02 mg CE/100 gram (Feranose, 2010). Flavonoid merupakan salah satu senyawa golongan fenol terbesar dan merupakan kandungan khas tumbuhan hijau, kecuali alga (Markham, 1988). Menurut Cowan (1999) Flavonoid berfungsi merusak dinding sel bakteri. Dinding sel bakteri terdiri atas lipid dan asam amino akan bereaksi dengan gugus alkohol pada senyawa flavonoid. Setelah reaksi tersebut
3 dinding akan rusak dan segera mengalami penguraian yang di ikuti penetrasi fenol ke dalam sel bakteri, sehingga menyebabkan koagulasi protein dan membran sel bakteri mengalami lisis. Salah satu faktor penyebab karies gigi adalah plak. Usia rentan karies pada gigi permanen adalah usia 12-14 tahun. Pada usia 12-14 tahun gigi-gigi permanen sebagian besar sudah erupsi sempurna. Semua gigi permanen umumnya erupsi pada usia 12 tahun, kecuali empat gigi geraham kedua dan gigi geraham ketiga (Wong, 2008). Menurut Hario (2005) pondok pesantren adalah Lembaga Pendidikan Islam dengan sistem boarding school (pendidikan bersama), sehingga membentuk komunitas tersendiri yang anggotanya terdiri dari para santri, para guru (ustad) dan keluarga pengasuh pesantren. Setiap anggota komunitas pesantren perlu mengetahui dan memahami masalah kesehatan, baik untuk memelihara kesehatan dirinya secara individual maupun kesehatan bersama. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka timbul permasalahan: bagaimanakah pengaruh berkumur jus buah naga merah terhadap penurunan akumulasi plak gigi pada anak umur 12-14 tahun? C. Keaslian Penelitian Penelitian tentang pengaruh berkumur jus buah naga merah terhadap akumulasi plak gigi pada anak umur 12-14 tahun menurut sepengetahuan peneliti masih sangat sedikit. Penelitian yang terkait dengan jenis penelitian eksperimental laboratoris pernah dilakukan oleh Ramayanti (2015) yang berjudul Pengaruh
4 konsentrasi ekstrak etanol buah naga merah (Hylocereus poyrhizus) dan buah naga putih (Hylocereus undatus) terhadap daya hambat pertumbuhan dan perlekatan bakteri Streptococcus mutans isolasi rongga mulut anak (Kajian In Vitro). Sedangkan penelitian yang lain dilakukan oleh Laksito (2015), dengan judul Uji efektivitas ekstrak daging buah naga merah (Hylocereus poyrhizus) terhadap pertumbuhan candida albicans pada plat dasar gigi tiruan resin akrilik Penelitian di atas memiliki perbedaan dengan penelitian ini. Perbedaannya pada subyek penelitian, lokasi penelitian, bentuk sediaan dan jenis penelitian. Pada penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental semu dengan pendekatan pretest-posttest control grup design dan dilakukan cross over, subyek yang digunakan pada penelitian ini yaitu anak usia 12-14 tahun di Pondok Pesantren Al Islam. D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berkumur jus buah naga merah terhadap penurunan akumulasi plak gigi pada anak umur 12-14 tahun. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ilmu Pengetahuan: a. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumbangan ilmu pengetahuan dalam Ilmu Kedokteran Gigi Anak, khususnya memberi informasi manfaat buah naga merah terhadap plak gigi anak usia 12-14 tahun.
5 b. Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pikiran bagi peneliti lainya dalam melakukan penelitian sejenis lebih lanjut. 2. Bagi Masyarakat: Hasil penelitian ini diharapkan memberi informasi tentang pengaruh berkumur jus buah naga merah terhadap karies gigi pada anak usia 12-14 tahun.