ANALISIS DISTRIBUSI TEMPERATUR PEMBAKAR LIMBAH RADIOAKTIF TIPE HK-2010

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENAMBAHAN ALIRAN DARI BAWAH KE ATAS (BOTTOM-UP) TERHADAP KARAKTERISTIK PENDINGINAN TERAS REAKTOR TRIGA 2000 BANDUNG

PREDIKSI KARAKTERISTIK TERMOFLUIDA PROSES PERPINDAHAN PANAS DI DALAM RUANG BAKAR INCINERATOR. Veronica Indriati Sri Wardhani

Jurnal Perangkat Nuklir ISSN No Volume 05, Nomor 01, Mei 2011 RADIOAKTIF RANCANG BANGUN PROTOTIPE TUNGKU PEMBAKAR SAMPAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARAKTERISTIK TEMPERATUR DAN REDUKSI LIMBAH RADIOAKTIF PADAT RUANG BAKAR PROTOTIPE TUNGKU HK Henky Poedjo Rahardjo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PADA SUSUNAN SILINDER VERTIKAL DALAM REAKTOR NUKLIR ATAU PENUKAR PANAS MENGGUNAKAN PROGAM CFD

SOLUSI ANALITIK DAN SOLUSI NUMERIK KONDUKSI PANAS PADA ARAH RADIAL DARI PEMBANGKIT ENERGI BERBENTUK SILINDER

P I N D A H P A N A S PENDAHULUAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012

KATA PENGANTAR. Tangerang, 24 September Penulis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Besaran dan peningkatan rata-rata konsumsi bahan bakar dunia (IEA, 2014)

SUHU DAN KALOR DEPARTEMEN FISIKA IPB

steady/tunak ( 0 ) tidak dipengaruhi waktu unsteady/tidak tunak ( 0) dipengaruhi waktu

Soal Suhu dan Kalor. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!

STUDI KARAKTERISTIK ALIRAN PADA TUJUH SILINDER VERTIKAL DENGAN SUSUNAN HEKSAGONAL DALAM REAKTOR NUKLIR MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM FLUENT

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang

LAMPIRAN I. Tes Hasil Belajar Observasi Awal

Heat and the Second Law of Thermodynamics

Simulasi Konduktivitas Panas pada Balok dengan Metode Beda Hingga The Simulation of Thermal Conductivity on Shaped Beam with Finite Difference Method

KALOR DAN KALOR REAKSI

BAB III ANALISA KONDISI FLUIDA DAN PROSEDUR SIMULASI

PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL

Momentum, Vol. 9, No. 1, April 2013, Hal ISSN ANALISA KONDUKTIVITAS TERMAL BAJA ST-37 DAN KUNINGAN

Suhu dan kalor NAMA: ARIEF NURRAHMAN KELAS X5

PEGAS DAUN DENGAN METODE HOT STRETCH FORMING.

BAB IV KAJIAN CFD PADA PROSES ALIRAN FLUIDA

Distribusi Temperatur Pada Microwave menggunakan Metode CFD

HEAT TRANSFER METODE PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL

Pemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber energi alternatif dapat menjadi solusi ketergantungan

INVESTIGASI KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS PADA DESAIN HELICAL BAFFLE PENUKAR PANAS TIPE SHELL AND TUBE BERBASIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD)

WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

9/17/ KALOR 1

Modifikasi Ruang Panggang Oven

PEMBUATAN ALAT UKUR KONDUKTIVITAS PANAS BAHAN PADAT UNTUK MEDIA PRAKTEK PEMBELAJARAN KEILMUAN FISIKA

SIMULASI PERPINDAHAN PANAS GEOMETRI FIN DATAR PADA HEAT EXCHANGER DENGAN ANSYS FLUENT

BAB II PENERAPAN HUKUM THERMODINAMIKA

KALOR. Keterangan Q : kalor yang diperlukan atau dilepaskan (J) m : massa benda (kg) c : kalor jenis benda (J/kg 0 C) t : kenaikan suhu

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

PENGANTAR PINDAH PANAS

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

LAPORAN PRAKTIKUM KONVEKSI PADA ZAT CAIR

PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD

Simulasi Kondisi sirkulasi udara di dalam suatu ruangan ibadah

Secara matematis faktor-faktor di atas dirumuskan menjadi: H= Q / t = (k x A x T) / l

PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 2012

KALOR. Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan

FORMULASI PENGETAHUAN PROSES MELALUI SIMULASI ALIRAN FLUIDA TIGA DIMENSI

SIMULASI ALIRAN PANAS PADA SILINDER YANG BERGERAK. Rico D.P. Siahaan, Santo, Vito A. Putra, M. F. Yusuf, Irwan A Dharmawan

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD

MARDIANA LADAYNA TAWALANI M.K.

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer

TERMODINAMIKA TEKNIK HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA BAGI VOLUME ATUR. Chandrasa Soekardi, Prof.Dr.Ir. 1 Sistem termodinamika volume atur

II. TINJAUAN PUSTAKA A. SAMPAH

PENDINGIN TERMOELEKTRIK

Ditemukan pertama kali oleh Daniel Gabriel Fahrenheit pada tahun 1744

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan

Konduksi Mantap 2-D. Shinta Rosalia Dewi

KALOR Kalor 1 kalori 1 kalori = 4.18 joule 1 joule = 0.24 kalori Q = H. Dt Q = m. c. Dt H = m. c Q = m. L

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: B-169

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print) B13

MENGAMATI ARUS KONVEKSI, MEMBANDINGKAN ENERGI PANAS BENDA, PENYEBAB KENAIKAN SUHU BENDA DAN PENGUAPAN

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Iklim Mikro Rumah Tanaman Daerah Tropika Basah

LAPORAN KERJA PRAKTEK 1 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

PENGARUH VARIASI KETEBALAN ISOLATOR TERHADAP LAJU KALOR DAN PENURUNAN TEMPERATUR PADA PERMUKAAN DINDING TUNGKU BIOMASSA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan

PERPINDAHAN KALOR J.P. HOLMAN. BAB I PENDAHULUAN Perpindahan kalor merupakan ilmu yang berguna untuk memprediksi laju perpindahan

Simulasi Numerik Aliran Pengkondisi Udara di Dalam Ruang Server

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. penting dalam penentuan kualitas dari tepung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari hubungan matematis

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL UJI UNJUK KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS TEKANAN STATIK ALIRAN DI PERMUKAAN PITOT STATIK TEROWONGAN ANGIN TRANSONIK LAPAN

BAB III TEKNOLOGI PEMANFAATAN SAMPAH KOTA BANDUNG SEBAGAI ENERGI

TUGAS AKHIR PERANCANGAN KOMPOR BRIKET BIOMASS UNTUK LIMBAH KOPI

Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga

STUDI ANALITIK POLA ALIRAN DAN DISTRIBUSI SUHU DINDING ELEMEN BAKAR SILINDER DI TERAS REAKTOR NUKLIR SMALL MODULAR REACTOR

BAB II DASAR TEORI. Elektroforesis adalah pergerakan molekul-molekul kecil yang dibawa oleh

Analisis Koesien Perpindahan Panas Konveksi dan Distribusi Temperatur Aliran Fluida pada Heat Exchanger Counterow Menggunakan Solidworks

ANALISIS SUDU KOMPRESOR AKSIAL UNTUK SISTEM TURBIN HELIUM RGTT200K ABSTRAK ABSTRACT

KEGIATAN BELAJAR 6 SUHU DAN KALOR

HANDOUT MATA KULIAH KONSEP DASAR FISIKA DI SD. Disusun Oleh: Hana Yunansah, S.Si., M.Pd.

ANALISIS PERPINDAHAN KALOR YANG TERJADI PADA RECTANGULAR DUCT DENGAN ANSYS 11 SP1 DAN PERHITUNGAN METODE NUMERIK

STUDI PERPINDAHAN PANAS DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM KOORDINAT SEGITIGA

Kalor dan Hukum Termodinamika

BAB V 2015 DESAIN DIDAKTIS KONSEP ASAS BLACK DAN PERPINDAHAN KALOR BERDASARKAN HAMBATAN BELAJAR SISWA PADA TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS KELAS X

Transkripsi:

ANALISIS DISTRIBUSI TEMPERATUR PEMBAKAR LIMBAH RADIOAKTIF TIPE HK-2010 V. Indriati Sri Wardhani dan Henky Poedjo Rahardjo Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri, Badan Tenaga Nuklir Nasional Jl. Tamansari No.71, Bandung, 40132 ABSTRAK ANALISIS DISTRIBUSI TEMPERATUR PEMBAKAR LIMBAH RADIOAKTIF TIPE HK- 2010. Kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang nuklir dapat menghasilkan limbah yang bersiat radioakti. Limbah tersebut harus cepat ditangani supaya tidak tejadi penimbunan yang akan membahayakan lingkungan. Salah satu cara penanganan limbah yang masih mempunyai radioaktivitas tinggi tersebut adalah dengan cara mereduksi melalui pembakaran di dalam tungku pembakar limbah radioakti. Pembakaran dapat dianggap eekti jika limbah dapat terbakar secara sempurna. Agar eekti, maka dalam pembuatan pembakar limbah radioakti perlu dirancang dengan baik. Bentuk pembakar limbah radioakti dapat berupa kotak atau silinder. Untuk memilih bentuk pembakar limbah dilakukan analisis dengan bantuan program Computational Fluid Dynamics. Hasil dari analisis tersebut diharapkan dapat memprediksi distribusi temperatur pembakaran limbah sehingga dapat diketahui volume ruang bakar yang akan digunakan. Kata kunci: pembakar limbah, limbah radioakti, distribusi temperatur ABSTRACT THE ANALYSIS OF TEMPERATURE DISTRIBUTION OF HK-2010 TYPE RADIOACTIVE WASTE BURNER. search and development activities in the nuclear ield, may produce radioactive waste. The waste has to be handled to prevent accumulation o radioactive waste, which can endanger the environment. One o the methods to handle this high radioactive waste is by reducing the waste volume through burning it in the incinerator. The burning process is eective i the radioactive waste can completely be burned. To be eective, the incinerator has to be well designed. The incinerator may be in the orm o box or cylinder. An analysis has been done with the aid o CFD program or selecting the incinerator orm. The result o the analysis may predict the temperature distribution o the incinerator so the volume o the burning chamber can be known. Keywords: waste burner, radioactive waste, distribution temperature 1. PENDAHULUAN Untuk mereduksi volume limbah radioakti padat salah satunya adalah dengan cara pembakaran. Oleh karena itu diperlukan suatu tungku pembakar limbah yang eekti [1]. Tungku pembakar limbah dianggap eekti jika seluruh limbah yang dibakar dapat terbakar seluruhnya menjadi abu. Supaya limbah dapat terbakar seluruhnya diperlukan ruangan yang mempunyai temperatur tinggi dan seragam. Temperatur tinggi dapat dicapai dari sempurnanya reaksi pembakaran, sedangkan temperatur yang seragam terutama tergantung pada proses perpindahan panas yang terjadi di ruang bakar. Proses perpindahan panas ini akan mempengaruhi distribusi temperatur yang ada di ruang bakar. Oleh karena itu untuk merancang suatu tungku diperlukan data masukan tentang distribusi temperatur untuk dimensi ruang bakar tertentu, sehingga dapat 78

diprediksi keseragaman temperatur ruang bakar yang diperlukan untuk perancangan. 2. TEORI Perpindahan kalor dari suatu zat ke zat lain seringkali terjadi dalam industri proses. Kalor mengalir dengan sendirinya dari suhu yang tinggi ke suhu yang lebih rendah akan tetapi gaya dorong untuk aliran ini berasal perbedaan suhu [2]. Bila suatu benda akan dipanaskan maka harus ada suatu benda lain yang lebih panas. Proses perpindahan energi dalam bentuk panas dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pancaran (radiasi), hantaran (konduksi) dan aliran (konveksi) [3]. Pancaran (radiasi) adalah perpindahan kalor melalui gelombang dari suatu zat ke zat yang lain, semua benda memancarkan kalor dan keadaan ini baru terbukti setelah suhu meningkat. Pada hakekatnya proses perpindahan kalor radiasi terjadi dengan perantaraan oton dan juga gelombang elektromagnet. Hantaran (konduksi) adalah pengangkutan kalor melalui satu jenis zat, sehingga perpindahan kalor secara konduksi merupakan satu proses pendalaman karena proses perpindahan kalor ini hanya terjadi di dalam bahan. Arah aliran energi kalor dari titik yang besuhu tinggi ke titik yang bersuhu rendah. Laju perpindahan panas secara konduksi per satuan luas penampang sebanding dengan perbedaan suhu dalam arah perpindahan panas [4]. T q A (1) X dengan : q = jumlah energi yang dipindahkan (W) A = luas penampang (m 2 ) ΔT = beda suhu dalam arah perpindahan panas ( o C) ΔX = jarak dalam arah perpindahan panas (m) Tidak semua bahan dapat menghantar kalor sama sempurnanya, siat bahan yang digunakan untuk menyatakan bahwa bahan tersebut merupakan suatu isolator atau konduktor adalah koeisien konduksi termal (k), sehingga Persamaan (1) dapat dituliskan sebagai Persamaan (2) [4]. k = konduktivitas termal bahan (J/m.s. o C) Aliran (konveksi) adalah pengangkutan kalor oleh gerak dari suatu zat yang dipanaskan. Proses perpindahan kalor secara konveksi suatu enomena permukaan artinya proses konversi hanya terjadi di permukaan bahan, oleh karena itu konveksi hanya dapat terjadi melalui zat yang mengalir maka bentuk pengangkutan kalor ini hanya terdapat pada zat cair dan gas. Dalam pengamatan proses perpindahan panas konveksi, masalah yang utama terletak pada cara mencari metode penentuan nilai koeisien h dengan tepat. Persamaan dasar untuk menentukan besarnya panas yang merambat tiap satuan waktu dapat dituliskan dalam bentuk Persamaan (3) [4]. q h. A.. T (3) h = koeisien perpindahan panas konveksi (J/m.s. o C) A = luas permukaan pemindah panas (m 2 ) ΔT = beda suhu antara permukaan padat dengan luida di sekelilingnya ( o C) q = jumlah panas yang merambat persatuan waktu (W) Pada perpindahan kalor secara konveksi, energi kalor dipindahkan ke sekelilingnya dengan perantaraan aliran luida yang melibatkan pengangkutan massa, sehingga selama pengaliran luida bersentuhan dengan permukaan bahan yang panas maka suhu luida akan naik. Simulasi aliran luida yang melibatkan perpindahan panas dapat dilakukan dengan mencari solusi persamaan Navier-Stokes yang selama ini belum ada solusi analitiknya, oleh karena itu dilakukan perhitungan metode numerik. Persamaan Navier-Stokes terdiri dari persamaan kontinuitas (Persamaan 4), persamaan momentum dan persamaan energi yang dituliskan (Persamaan 5-8) [5]. Persamaan kontinuitas : u v t x y w z 0 (4) Persamaan kekekalan momentum arah x, y, z dan persamaan kekekalan energi diberikan pada Persamaan (5 8). T q k A (2) X 79

Persamaan kekekalan momentum : Momentum arah x : u u uv uw p 1 t Momentum arah y : x 2 y z 2 v uv v vw p 1 xy yy yz t Momentum arah z : x y z 2 w uw vw w p 1 xz yz zz t x Persamaan kekekalan energi : y z E q T uet vet wet up vp wp 1 q x y qz t 1 x x y z y u v w u v w u v w xx y xy z xz y x xy y yy x z yz x Pr x z xx x x y xz y xy y yz z z xz z z zz (5) (6) (7) (8) Perangkat lunak Computatianal Fluid Dynamics (CFD) adalah salah satu program yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan tersebut. 3. METODE DAN TATA KERJA Untuk memprediksi distribusi temperatur ruang bakar dilakukan pemodelan dengan bantuan program CFD dengan memberi masukan (input) berupa dimensi, siat material dan kondisi batas. Kondisi batas aliran yang diberikan adalah: - Inlet ada 16 aces dengan diameter 10 cm - Outlet bawah dengan diameter 20 cm - Outlet atas dengan diameter 70 cm - Pressure inlet = 102000 Pa - Pressure outlet = 101325 Pa - Ruang bakar berbentuk silinder dengan diameter = 50 cm (Gambar 1 dan 2) - Tinggi = 50 cm - Temperatur awal ruang bakar = 200 o C - Material ruang bakar = Steel Distribusi temperatur yang diperoleh kemudian digunakan sebagai data masukan untuk perancangan ruang bakar tungku. Hasil yang diharapkan adalah diperolehnya distribusi temperatur pembakaran yang sesuai titik bakarnya dan seragam. Bentuk pembakar limbah radioakti dapat berupa kotak atau silinder. Dari teori perpindahan panas dinyatakan bahwa bentuk silinder akan lebih baik untuk ruang bakar, karena distribusi panas di dalam ruang bakar akan lebih merata. Hal ini dimungkinkan karena tiap titik pada sisi silinder mempunyai jarak yang sama ke garis pusat silinder. Bentuk silinder juga mempunyai pengaruh yang baik bagi pengendalian radiasi yang dipancarkan limbah radioakti. 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Tungku pembakar limbah akan memperoleh hasil pembakaran yang sempurna bila mempunyai ruang bakar yang bersuhu tinggi dan seragam. Untuk mengetahui homogenitas temperatur dan temperatur maksimum yang terjadi pada saat pembakaran perlu dilakukan uji coba pembakaran limbah radioakti. Uji coba dilakukan sebanyak tiga kali berdasarkan banyaknya limbah dan dari hasil uji coba dipilih temperatur pada titik-titik yang mewakili untuk dibandingkan dengan hasil perhitungan meggunakan CFD. Dari hasil perhitungan menggunakan CFD diperoleh distribusi temperatur seperti telihat pada Gambar 3, dan bila digambarkan dalam bentuk kurva diperoleh Gambar 4-6. 80

Gambar 1. Irisan vertikal tungku. Gambar 2. Model tungku pembakar limbah radioakti. 81

ditampilkan pada Tabel 1 dan 2. Perbandingan hasil perhitungan menggunakan CFD dengan uji coba digambarkan dalam bentuk kurva seperti diperlihatkan pada Gambar 7. Gambar 3. Distribusi temperatur pada ruang bakar dan sekitarnya. Gambar 6. Kurva temperatur total arah aksial pada bidang Z = 0,6 di atas ruang bakar. Tabel 1. Data hasil perhitungan CFD Posisi (cm) Temperatur ( o C) 51,2408 82,741 62,2723 80,955 80,2874 27,401 88,7294 27,002 100 27,002 Gambar 4. Kurva temperatur total pada Z=0 arah aksial. Tabel 2. Data hasil perhitungan uji coba Posisi (cm) Temperatur ( o C) 50 100,4 62 99,3 77 26,7 89 26,3 Posisi 50 cm terletak di antara dinding primer dalam ke arah dinding sekunder luar (89 cm) sesuai dengan dimensi tungku pada Gambar 1. 5. KESIMPULAN Gambar 5. Kurva temperatur total pada X=0 arah aksial. Hasil perhitungan temperatur menggunakan CFD dibandingkan dengan hasil uji coba dengan jumlah limbah sedikit. Data hasil uji coba dan hasil perhitungan CFD Dari kurva perbandingan perhitungan menggunakan CFD dengan uji coba dapat disimpulkan bahwa harga temperatur yang diperoleh dari perhitungan CFD lebih rendah daripada temperatur pada waktu eksperimen Hal ini berarti bahwa bentuk pemodelan sesuai dengan kondisi sebenarnya, sedang perbedaan harga di posisi (50 80) cm disebabkan adanya 82

Gambar 7. Kurva perbandingan perhitungan menggunakan CFD dengan uji coba. beberapa asumsi yang diberikan dalam perhitungan. Temperatur dari dinding primer dalam ke arah dinding sekunder luar semakin menurun mendekati temperatur lingkungan. 6. DAFTAR PUSTAKA 1. ANONIM, Insinerator Umum Alat Pengolahan Sampah, Maxpell Technology, Solusi Alternati Penanganan Sampah, Available:http://www.maxpelltechnology.c om (2008). 2. CULP, J.R., Principles o Energy Conversion, Mc. Graw-Hill, Ltd., USA (1979). 3. REYNOLDS, W. C. an PERKINS, H. C., Engineering Thermodynamics, 2 nd Ed., Mc-Graw-Hill, Inc. USA (1982). 4. MASYITHAH, Z. dan HARYANTO, B., Buku Ajar Perpindahan Panas Kegiatan Hibah Kompetisi Konten Mata Kuliah e- learning USU-inherent 2006, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik USU, Medan (2006). 5. GLENN RESEARCH CENTER, Navier Stokes Equation 3 dimensional unsteady, Available:http://www.grc.nasa.gov/WWW /K- 12/airplane/Images/nseqs.gi 7. DISKUSI Dr. Chaerul Rochman: Apabila dimesni diperbesar, apakah akan mempengaruhi eektivitas pembakaran? V.I.S. Wardhani: Apabila dimensi diperbesar maka eektivitas akan semakin besar (volume limbah yang terbakar semakin banyak) dengan memperhatikan desain dan tekanan dari luar. Namun dalam analisis menggunakan program CFD masih ada kekurangan karena siat termohidroliknya dianggap sama. 83