IDENTIFIKASI BAKTERI SALMONELLA SP DAN JUMLAH TOTAL KONTAMINAN BAKTERI COLIFORM PADA IKAN KEMBUNG (Scomber sp) YANG DIJUAL DI PASAR INPRES DAN OEBA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. sampai Desember Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan

PENGAMBILAN SAMPEL MAKANAN UNTUK PARAMETER MIKROBIOLOGI, PENGIRIMAN, PEMERIKSAAN DAN INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN SAKRIANI

BAB III METODE PENELITIAN. observasi kandungan mikroorganisme Coliform dan angka kuman total pada susu

BAB III METODE PENELITIAN

Angka Lempeng Total Bakteri pada Broiler Asal Swalayan di Denpasar dan Kabupaten Badung

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996

KONTAMINASI BAKTERI Escherichia coli PADA DAGING SE I SAPI YANG DIPASARKAN DI KOTA KUPANG

BAB III METODE PENELITIAN

HYGIENE SANITASI DAN KANDUNGAN MIKROBA PADA KECAP MANIS YANG DIGUNAKAN DI KANTIN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2012

Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada April 2014 di Tempat Pemotongan Hewan di Bandar

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi alternatif makanan dan minuman sehari-hari dan banyak dikonsumsi

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tuladenggi Kecamatan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2010 sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia,

PERLAKUAN KOMBINASI ANTARA PENCELUPAN AIR PANAS DAN IRADIASI GAMMA PADA BAKSO SAPI TERHADAP JUMLAH TOTAL BAKTERI

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP)

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup

III. MATERI DAN METODE

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang cukup, kehidupan manusia akan terganggu sehingga

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April Penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo kemudian diteruskan dengan pemeriksaan bakteri Salmonella sp. di

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan di Kabupaten

I. PENDAHULUAN. diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

III. BAHAN DAN METODE

EVALUASI JUMLAH BAKTERI KELOMPOK KOLIFORM PADA SUSU SAPI PERAH DI TPS CIMANGGUNG TANDANGSARI

3.5.1 Teknik Pengambilan Sampel Uji Daya Hambat Infusa Rimpang Kunyit Terhadap E. coli dan Vibrio sp. Pada Ikan Kerapu Lumpur

BAB III METODE PENELITIAN. metode wawancara semi terstruktur (semi-structured interview) disertai dengan

The Study of Catfish (Pangasius hypophthalmus) Freshness by Handling with Different Systems By Yogi Friski 1 N. Ira Sari 2 and Suparmi 2 ABSTRACT

ABSTRAK HASIL KULTUR MIKROBIOLOGI BEBERAPA SAMPEL MAKANAN DARI BEBERAPA WARUNG MAKAN DI SEKITAR UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

III BAHAN DAN METODE

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrobiologi adalah suatu kajian tentang mikroorganisme.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang total koloni bakteri, nilai ph dan kadar air daging sapi di

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Kontaminasi Pada Pangan

BAB I PENDAHULUAN. dari protein, karbohidrat, lemak, dan mineral sehingga merupakan salah satu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perhitungan bakteri coliform ikan bandeng (Chanos chanos) yaitu : Hasil Tabung Reaksi Setelah Uji Pendugaan

ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA

III. MATERI DAN METODE

BAB 1 PENDAHULUAN. mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda-benda yang

ABSTRAK KUALITAS DAN PROFIL MIKROBA DAGING SAPI LOKAL DAN IMPOR DI DILI-TIMOR LESTE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 2012). Sapi berasal dari famili Bovida, seperti halnya bison, banteng, kerbau

BAB III METODE PENELITIAN

II. METODELOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Aktivitas Air, Total Bakteri Dan Drip Loss

TINJAUAN PUSTAKA. melindungi kebersihan tangan. Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara

Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Post-Thawing Ditinjau dari Waktu Reduktase dan Angka Katalase

BAB III METODE PENELITIAN. Rancanngan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial. Pada penelitian ini digunakan 2

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN SUSU KEDELAI DALAM LEMARI ES TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI PSIKROFILIK

I. PENDAHULUAN. dan semua produk hasil pengolahan jaringan yang dapat dimakan dan tidak

I. PENDAHULUAN. juga mengandung beberapa jenis vitamin dan mineral. Soeparno (2009)

BAB III BAHAN DAN METODE

MATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian non-eksperimental dengan pendekatan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. baik sekali untuk diminum. Hasil olahan susu bisa juga berbentuk mentega, keju,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung selama bulan Oktober sampai Desember 2013.

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Penyakit yang ditularkan melalui makanan (foodborne disease) merupakan

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. pada suhu 70 C terhadap total bakteri, ph dan Intensitas Pencoklatan susu telah

BAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25

BAB II MATERI DAN METODE PENELITIAN

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Deteksi Salmonella sp pada Daging Sapi dan Ayam

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kantin yang ada di lingkungan Asrama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. C), 6 gerobak pangsit (gerobak pangsit D, E, F, G,H dan I). Penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah penelitian

ABSTRAK ISOLASI BAKTERI KOLIFORM PADA BEBERAPA JENIS SUSU KENTAL YANG BEREDAR DI KOTA AMBON

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Pembinaan dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel dilakukan di pasar di sekitar kota Bandar Lampung,

BioLink Jurnal Biologi Lingkungan, Industri, Kesehatan ANALISIS BAKTERI SALMONELLA-SHIGELLA PADA KUAH SATE PEDAGANG KAKI LIMA

ABSTRAK. KEBERADAAN Salmonella DAN BAKTERI Coliform PADA BUMBU KACANG BASO TABU. INDRAWATY, 2002, PEMBIMBING: PHILIPS ONGGOWIDJAJA, S.Si, M.Si.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Mei Juni Di

STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bumbu bawang merah, bawang putih, jahe, garam halus, tapioka, minyak,

UJI COLIFORM FECAL PADA IKAN LELE (Clarias batracus) DAN IKAN KAKAP. (Lates calcarifer) DI WARUNG TENDA SEA FOOD SEKITAR KAMPUS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dipasar sentral Kota Gorontalo dimana untuk

ANALISIS CEMARAN MIKROBA PADA KUE BASAH DI PASAR BESAR KOTA PALANGKA RAYA. Susi Novaryatiin, 1 Dewi Sari Mulia

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian laboraturium dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

BAB I PENDAHULUAN. bisa melaksanakan rutinitasnya setiap hari(depkesri,2004).

Transkripsi:

16 PARTNER, TAHUN 16 NOMOR 1, HALAMAN 16-20 IDENTIFIKASI BAKTERI SALMONELLA SP DAN JUMLAH TOTAL KONTAMINAN BAKTERI COLIFORM PADA IKAN KEMBUNG (Scomber sp) YANG DIJUAL DI PASAR INPRES DAN OEBA Ni Sri Yuliani, Ewaldus Wera, dan Petrus Malo Bulu Program Studi Kesehatan Hewan Politeknik Pertanian Negeri Kupang Jl. Adisucipto Penfui, P. O. Box. 1152, Kupang 85011 ABSTRACT Bacteria Identification Salmonella Sp And Full Scale Kontaminan Bacteria Coliform In Puffed Up Fish (Scomber Sp) That Sold At Inpres And Oeba Market. This study was about identification of salmonella bacteria and the total contaminant of colliform bacteria in kembung fish/ scomber sp that was sold in Inpres and Oeba Traditional Market. This study had been conducted for about 7 month in Kesmavet Laboratory, UPTD P2H Oesapa. Fifteen samples were taken randomly in each market, so that the total of the sample were 30. The variables, which observed, were salmonella bacteria contaminant and the counting of colliform in kembung fish and physical observation of the fish. The data, which was collected from the results of examination and observation, were then analyzed descriptively. The result of the study showed that the total contaminant of colliform bacteria was 36 X 10 5 sel gram -1 in Inpres Market and 72 X 10 5 sel gram -1 in Oeba Market, while there was no sign of Salmonella sp presents. This character was observed on media of XLD Agar, TSI Agar and LIA Agar so that the growth of bacteria colonizes in Inpres Market as well as in Oeba Market were prohibited. Key Words. : Kembung Fish, Contaminant, Colliform and Salmonella Bacteria PENDAHULUAN Di Kota Kupang yang memiliki perairan cukup luas dan hasil ikan yang diperoleh sangatlah melimpah. Pasar Inpres dan Oeba merupakan daerah pelelangan ikan yang cukup besar di Kota Kupang. Ikan merupakan sumber protein yang relatif murah dan tak asing lagi bagi semua masyarakat konsumen. Komposisi kimia ikan yang terdiri atas; protein, lemak, air, vitamin dan mineral, dengan komposisi demikian dapat sebagai media pertumbuhan kuman (bakteri) yang sangat cocok. Ikan dikenal sebagai bahan makanan yang sangat cepat dan mudah membusuk (rusak). Konsumen yang membeli ikan laut jumlahnya sangat besar baik untuk konsumsi rumah tangga ataupun dijadikan produk olahan lain seperti ikan dendeng atau ikan asin. Bakteri coliform dan salmonella termasuk famili Enterobactericeae bersifat gram negatif dan berbentuk batang. Coliform merupakan mikroorganisme intestinal yang terkandung dalam jumlah banyak dalam kotoran manusia, ikan, mammalia dan unggas sehingga bakteri ini sering digunakan sebagai indikator adanya kontaminasi kotoran dan kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap air, makanan, susu dan produk-produk susu (Jay, 1992). Kontaminasi oleh bakteri coliform dan salmonella di dalam bahan makanan dalam jumlah tinggi, tetapi

Ni Sri Yuliani, dkk, Identifikasi Bakteri Salmonella SP 17 tidak selalu menimbulkan perubahan dalam hal bau, warna maupun rasa. Semakin tinggi jumlah salmonella di dalam suatu makanan, semakin besar timbulnya gejala infeksi pada orang yang menelan/mengkonsumsi makanan tersebut. Toksin yang dihasilkan bakteri salmonella dan coliform (khususnya E. Coli) mempunyai efek terhadap saluran pencernaan dan dapat menyebabkan diare. Kasus keracunan yang terjadi pada manusia yang pernah dilaporkan melalui media massa akibat dari mengkonsumsi daging ikan laut yang ditangkap disekitar perairan wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT). Sedangkan kasus keracunan pada makanan umumnya yang berasal dari daging/bahan makanan lain bisa saja terjadi akibat dari cara pengolahannya belum mencapai sempurna, yang menyebabkan mikroba yang menghasilkan toksin masih mampu merusak makanan dan orang yang mengkonsumsi makanan tersebut bisa menderita gangguan pencernaan. Kenyataan yang terjadi dilapangan, masyarakat yang bertempat tinggal sekitar kawasan pantai dan pasar masih belum memperhatikan aspek sanitasi dan hygiene yang baik. Keadaan tersebut bisa berpotensi untuk menyebabkan munculnya berbagai bentuk penyakit infeksi yang berasal dari bahan makanan ke manusia. Sehingga keamanan bahan pangan tersebut juga perlu dilakukan pengujian terhadap cemaran mikrobanya dilaboratorium. METODE PENELITIAN Pengambilan sampel dilakukan secara acak di masing-masing Pasar Inpres dan Oeba. Pengambilan sampel sebanyak 15 kali pengambilan dalam satu buah pasar dengan masing-masing sampel ikan kembung berjumlah 10 ekor ikan. Sehingga jumlah sampel dikedua pasar tersebut keseluruhan 300 ekor ikan. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu media Mac Conkey Agar (MCA) dan Salmonella Shigella Agar (SSA), aquades steril, alcohol 70% kertas label, aluminium foil, kapas, dan kantong plastik. Sedangkan alat-alat yang digunakan adalah termos es, pisau, gunting, tabung reaksi beserta raknya, cawan petri, erlenmeyer, timbangan analitik, pemanas bunsen, incubator, autoclave, batang gelas bengkok, blender dan magnetic stirrer. Metode pengenceran sampel Sampel tersebut diambil secara aseptis lalu ditempatkan di dalam kantong plastik steril dan disimpan di dalam termos es. Kemudian sampel diambil dagingnya dan digerus, selanjutnya diambil 5 gram dimasukkan ke dalam tabung erlenmeyer yang telah berisi 45 ml aquades steril dan sambil diaduk sampai homogen (disebut pengenceran 10-1 ). Kemudian diambil satu ml suspensi dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 9 ml aquades steril (disebut pengenceran 10-2 ) dikocok sampai homogen dan dilanjutkan dengan cara yang sama sampai tabung ke 9 (pengenceran 10-10 ). Cara Isolasi Sebanyak satu ml suspensi yang telah diencerkan tersebut dikocok terlebih dahulu lalu dituang pada permukaan media Mac Konkey Agar (MCA) yang steril memakai metode sebar dan diratakan dengan batang gelas bengkok. Dengan cara yang sama diambil satu ml suspensi kemudian dituang ke dalam

18 PARTNER, TAHUN 16 NOMOR 1, HALAMAN 16-20 media Salmonella Shigella Agar (SSA). Inkubasikan biakan tersebut dengan posisi tutup cawan petri tetap diatas, kemudian baru cawan dibalik. Setelah diinkubasikan pada temperatur 37 o C selama 24 jam maka dihitung jumlah koloni yang terlihat. Untuk media SSA tadi dilihat ada tidaknya pertumbuhan bakteri Salmonella sp kemudian jika ada pertumbuhan bakteri, dilanjutkan dengan uji biokimia. Penghitungan jumlah bakteri coliform dilakukan 24 jam setelah penanaman. Koloni yang dihitung adalah koloni yang berwarna merah, berdiameter 1,0-3,0 mm. Jika terdapat koloni yang bertumpuk koloni tersebut dihitung satu. Data diambil dari cawan petri kemudian yang dihitung adalah koloni yang jumlahnya antara 30-300 koloni. Jumlah koloni per gram sampel dihitung dengan rumus (Fardiaz, 1992): Jumlah bakteri = jmlh koloni x 1 Volume suspensi x factor pengencer Selanjutnya hasil yang diperoleh masing-masing pengamatan dianalisis secara deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan fisik Pasar Inpres untuk tempat pemasaran ikan terdiri dari meja beton yang dilapisi lantai porselin yang berdekatan dengan tempat pemasaran daging sapi dan babi. Serta tempat tersebut berada di dalam ruangan. Sedangkan keadaan tempat pemasaran di Pasar Oeba terdiri dari meja kayu yang berdekatan dengan pesisir pantai atau tempatnya berada di luar ruangan. Perbedaan kondisi tempat pemasaran ikan antara Pasar Inpres dan Oeba masih dalam keadaan belum higienis, sehingga memungkinkan tingkat cemaran bakteri juga tinggi. Dari perbedaan kondisi tersebut, tingkat cemaran pada Pasar Inpres lebih rendah dari pada Pasar Oeba hal ini dapat dilihat dari hasil pemeriksaan sampel terhadap total kontaminan bakteri pada ikan. Kualitas ikan yang diambil dari kedua pasar yakni Inpres dan Oeba memiliki ciri-ciri sebagai berikut antara lain; kulit masih kuat membungkus tubuh dan warna kulit terang, sisik menempel kuat pada tubuh, mata tampak terang dan menonjol, insang berwarna merah dan dagingnya masih kenyal. Dengan cirri-ciri seperti tersebut di atas, ikan yang dijual dipasar masih dalam kondisi baik (bisa dikonsumsi). Ikan yang dijual di masing-masing pasar berasal dari para nelayan setempat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah total kontaminan bakteri coliform pada ikan laut yang dijual di Pasar Inpres rata-rata 36 x 10 5 sel bakteri per gram, sedangkan di Pasar Oeba rata-rata 72 x 10 5 sel bakteri per gram. Rata-rata jumlah total kontaminan bakteri coliform yang tinggi melebihi dari peraturan yang ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia (SNI), standar jumlah total bakteri yang diperbolehkan terdapat dalam bahan makanan asal ikan yaitu 10.000 sel bakteri per gram. Rata-rata jumlah kontaminan yang diperoleh hasil penelitian ini cukup tinggi akibat dari sanitasi dalam penanganan ikan masih buruk (kurang higienis).

Ni Sri Yuliani, dkk, Identifikasi Bakteri Salmonella SP 19 Kontaminasi bakteri dapat terjadi pada ikan laut dapat terjadi karena kontaminasi langsung atau tidak langsung dengan sumber-sumber pencemar bakteri seperti tanah, uadara, air, debu, saluran pencernaan manusia atau hewan (Nurwantoro da Djarijah, 1997). Lebih lanjut dalam Sale (1961) bahwa kontaminasi bisa terjadi selama pengangkutan, penanganan atau pemasaran. Selain itu penyebaran kontaminan bakteri coliform pada ikan yang dipasarkan tersebut melalui serangga (lalat) yang hinggap pada makanan. Ditemukannya kontaminasi bakteri yang tinggi sebagai indikator terhadap keadaan lingkungan yang buruk. Tingginya jumlah kontaminan pada ikan yang dipasarkan tersebut masih bisa untuk dikonsumsi, meskipun dalam pengolahan lebih lanjut sangat diperhatikan lagi. Untuk menanggulangi keadaan itu diperlukan kesadaran pola hidup bersih dan sehat yakni dengan menjaga sanitasi lingkungan dan higienitas bahan makanan yang dikonsumsi. Dan penyebaran informasi pentingnya hidup sehat sejak dini untuk masyarakat di Kota Kupang. Hasil identifikasi terhadap adanya bakteri Salmonella pada ikan yakni hasilnya negative pada kedua pasar baik di Pasar Inpres dan Oeba. Hal ini sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia (SNI). Jadi ikan yang dipasarkan dimasing-masing pasar cukup aman untuk dikonsumsi. Cemaran bakteri enterik pathogen yang membahayakan manusia dan secara nasional maupun internasional tidak boleh ada keberadaannya pada makanan siap saji mau pun makanan yang belum diolah adalah bakteri Salmonella sp (Anonimus, 1995). Salmonella spp adah bakteri yang dapat menyebabkan penyakit zoonosis yaitu dapat menyerang dan menular pada hewan maupun manusia tetapi tidak pada ikan. Infeksi salmonella diantaranya adalah penyebab demam typhus pada manusia. Demam typhus merupakan penyakit gastro enteritis yang sering menyerang penduduk di Negara-negara Asia khususnya di Negara sedang berkembang yang mempunyai tingkat sanitasi yang rendah, salah satunya adalah Indonesia (Mahatmi, 2003). KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa; jumlah kontaminan bakteri coliform pada ikan kembung (Scomber sp) di Pasar Inpres rata-rata 36 x 10 5 sel bakteri per gram dan 72 x 10 5 sel bakteri per gram di Pasar Oeba. Sedangkan uji identifikasi bakteri Salmonella sp tidak ditemukan pertumbuhan koloni (hasilnya negatif) dikedua pasar tersebut. DAFTAR PUSTAKA Anonimus, 1995. Batas Maximum Cemaran Mikroba Dalam Makanan,. Keputusan Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan. Proyek Peningkatan Pengendalian dan Pengawasan Makanan Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Badan Standar Nasional Indonesia, 2006. No. 01-2332.2-2006.

20 PARTNER, TAHUN 16 NOMOR 1, HALAMAN 16-20 Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan dan Mikrobiologi Pengolahan Pangan. Departemen Pendidikan an Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor. Jay, J.M. 1978. Modern Food Microbiology. Second Edotion. Published by Van Nostrand Company. New York. Mahatmi, 2003. Penigkatan Kesadaran Nelayan Dengan Pendekatan Edukasi Kesehatan Masyarakat di Pantai Bali Barat. Nurwantoro dan Abbas Siregar Djarijah, 1997. Mikrobiologi Pangan Hewani- Nabati. Kanisius Yogyakarta. Sale, A.J. 1961. Fundamental Principles of Bacteriology. Fifth Edition. Kogakusha Company, LTD Tokyo.