BAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan ragam kesulitan belajar Biologi yang dialami oleh siswa

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS RAGAM KESULITAN BELAJAR BIOLOGI MATERI PROTISTA MAN DI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilaksanakan merupakan deskriptif analitik. Menurut Sukardi

METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian komparatif atau eksperimen. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka beberapa istilah yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan berarti proses mengembangkan dari yang sederhana menjadi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut:

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kelas X Jurusan Akuntansi SMK PGRI 4 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menghindari perbedaan penafsiran dan memudahkan dalam

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian R&D (Research and

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pertanian Pembangunan Cianjur (SMK-PP N Cianjur) mulai Januari-Februari

BAB III METODE PENELITIAN. dengan subyek siswa kelas X program keahlian Agribisnis Perikanan sebanyak satu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. IPA semester ganjil yaitu pada bulan September - Oktober Tahun Ajaran

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan suatu model

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menyamakan persepsi terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam

Gambar 3.1. Desain Concurrent Embedded dengan Metode Kuantitatif sebagai Metode Primer dan Metode Kualitatif sebagai Metode Sekunder

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dirancang untuk mengungkapkan ada tidaknya hubungan

III. METODE PENELITIAN. relibilitas, dalam bab ini dikemukakan hal-hal yang menyangkut identifikasi

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kesulitan belajar siswa yang dimaksud adalah profil kemampuan siswa dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. experimental dan deskriptif. Metode pre experimental digunakan untuk melihat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN. (quasi experiment) yang mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Metode yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 23

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengkaji penggunaan model investigasi kelompok dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

X O 1. Keterangan : O 1 O 2

BAB III METODE PENELITIAN. subyek yang akan diteliti, teknik-teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibuat beberapa definisi operasional sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. variabel. Secara khusus rancangan penelitian ini menggunakan hubungan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Setyosari (2012:168) mengungkapkan bahwa: Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yakni quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

III. METODE PENELITIAN. jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini hanya

4Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Rubrik Tes Kemampuan Koneksi Matematis Tabel 3.2 Pedoman Penskoran Rubrik... 46

MENGANALISIS HASIL TES

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. data dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Metode yang akan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan berbentuk pretes dan postes kelompok

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode

BAB III BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan model pretest

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Quasi Experiment yang dilakukan dengan

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seperangkat soal Latihan Ujian

Gambar 3.1 Proses Analisis Multimedia dalam Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian lebih lanjut dari penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pengembangan (Research and Development/ R & D). Penelitian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Project based learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen semu (quasi experiment). Kelompok

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang berfungsi untuk mendeskripsikan ragam kesulitan belajar Biologi yang dialami oleh siswa kelas X di MAN Kabupaten Wonosobo pada materi Protista dan faktor-faktor penyebabnya. Ragam kesulitan belajar terdiri dari letak kesulitan berdasarkan indikator kompetensi dan tingkat berpikir kognitif. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di MA Negeri di Kabupaten Wonosobo yaitu MAN 1 Wonosobo dan MAN Kalibeber Wonosobo pada bulan Maret-April 2017. C. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MIA MAN di Kabupaten Wonosobo yang terdiri dari MAN Kalibeber dan MAN 1 Wonosobo yang mengalami kesulitan belajar materi Protista. Penelitian dilakukan pada madrasah yang berstatus negeri untuk mendapatkan gambaran kesulitan belajar pada madrasah yang penyelenggaraannya diatur oleh pemerintah. Sampel penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan pertimbangan tertentu setelah mengetahui karakteristik populasinya (Bambang Subali, 2010: 9). Pertimbangan dari penggunaan teknik ini adalah masing-masing madrasah memiliki kondisi lingkungan dan guru yang berbeda sehingga proses belajar 58

mengajar juga berbeda. Siswa dari kedua Madrasah Aliyah masing-masing diambil 1 kelas secara acak untuk kemudian dilakukan penelitian. Jumlah siswa yang terambil kemudian dijadikan sebagai sampel, yaitu masingmasing kelas 38 siswa dan 28 siswa. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes hasil belajar, kuesioner atau angket, wawancara dan observasi. 1. Tes Prestasi Belajar Tes prestasi belajar diberikan setelah peserta didik mendapatkan pembelajaran. Tes ini termasuk dalam evaluasi formatif yang salah satu fungsinya adalah untuk mendiagnosis ragam kesulitan belajar siswa pada materi Protista. Ragam kesulitan yang dimaksud terdiri dari letak kesulitan belajar berdasarkan indikator kompetensi dan tingkat berpikir kognitif. 2. Angket/Kuesioner Angket diberikan kepada siswa untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa pada materi Protista. Jenis angket yang digunakan merupakan model angket tertutup dengan menggunakan skala Likert. Variabel yang akan diteliti dijabarkan menjadi indikator variabel yang kemudian dijadikan panduan dalam menyusun pertanyaan atau pernyataan. Skala pengukuran dijadikan sebagai pedoman untuk mengajukan pernyataan dengan empat alternatif 59

jawaban, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). 3. Wawancara Wawancara dengan guru digunakan sebagai konfirmasi untuk mengetahui metode yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran di kelas. Wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur yakni wawancara yang dilakukan secara bebas, jawaban tidak perlu disiapkan oleh guru sehingga guru bebas mengemukakan pendapat. Informasi yang diperoleh dari metode wawancara lebih padat dan lengkap. Hasil wawancara dianalisis dengan melihat variabel jawaban sesuai dengan aspek yang diungkapkan. 4. Observasi Observasi dilakukan untuk mengetahui keadaan atau kondisi lingkungan sekolah. Keadaan sekolah yang diamati meliputi sarana dan prasarana, sedangkan proses pembelajaran tidak diamati karena materi Protista telah dilaksanakan pada semester I. Data hasil UN IPA SMP siswa juga dikumpulkan untuk mengetahui potensi akademik siswa karena tidak semua siswa mengetahui hasil tes IQ mereka. E. Validitas Instrumen Instrumen yang telah dibuat kemudian diuji validitasnya agar benarbenar dapat memberikan informasi empirik sesuai yang diukur. Ada dua jenis validitas yang diukur, yakni validitas isi (content validity) dan validitas muka (face validity). Validitas isi instrumen diuji agar item yang digunakan untuk 60

melakukan evaluasi benar-benar merepresentasikan komponen ranah yang akan diukur. Pemenuhan validitas isi dapat dibuat rentang kemampuan dan cakupan konsep keilmuan yang harus dikuasai (Bambang Subali dan Pujiati Suyata, 2012: 42). Validitas isi penelitian ini diukur melalui analisis rasional mengenai isi tes menggunakan pendapat para ahli (expert judgement). Suatu instrumen dikatakan valid secara isi apabila pertanyaan-pertanyaan di dalam tes yang representatif dan sesuai dengan isi dan tujuan instruksional khusus yang telah ditentukan. Apabila semua penilai sepakat bahwa butir tes tersebut sudah mencerminkan wilayah isi dengan memadai, maka tes tersebut dapat dikatakan telah memiliki validitas isi (Ary, 1982: 284). Validitas muka (face validity) didasarkan pada kenampakan luarnya dan berdasarkan pandangan orang yang lebih ahli dalam segi evaluasi atau segi bahasa. F. Teknik Analisis Data Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan analisis statistika deskriptif kualitatif. 1. Analisis Soal Tes Prestasi Data hasil tes prestasi siswa dianalisis untuk menghitung persentase ketercapaian peserta didik. Data juga dianalisis dengan menghitung daya beda, dan persentase jumlah siswa yang menjawab salah pada setiap item soal. a. Persentase ketercapaian peserta didik Ketercapaian peserta didik dapat dilihat dari skor yang diperoleh dibandingkan dengan patokan skor sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Skor yang diperoleh siswa dihitung dengan rumus: 61

Skor = Jumlah jawaban benar x100 Jumlah soal Menurut Safriya (Siti Sapuroh, 2010: 52), kriteria nilai yang digunakan dalam bentuk rentang skor adalah sebagai berikut: Tabel 4. Interval Kategori Kesulitan Pemahaman Konsep Rentang Skor Kategori Tingkat Kesulitan 80-100 Sangat rendah 60-79 Rendah 40-59 Sedang 20-39 Tinggi 0-19 Sangat tinggi Persentase ketercapaian peserta didik dihitung untuk mengetahui banyaknya peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dihitung dengan rumus: Persentase = jumlah siswa dengan skor tertentu jumlah total siswa x100% b. Persentase Siswa yang Menjawab Salah Letak kesulitan belajar siswa dapat diketahui dengan mencari persentase siswa yang menjawab salah pada setiap butir soal. Semakin tinggi persentase siswa yang menjawab salah menunjukkan bahwa soal semakin sulit. % = S N x100 Keterangan: % : persentase siswa yang menjawab salah S N : jumlah siswa menjawab soal salah : jumlah keseluruhan siswa yang menjawab soal. 62

Persentase siswa yang menjawab salah tersebut sama nilainya dengan 100% dikurangi indeks kesukaran soal (P) karena indeks kesukaran soal diperoleh dari jumlah siswa yang menjawab benar dibandingkan dengan jumlah siswa, sehingga dari persentase tersebut dapat diketahui kategori kesulitan soal. Suharsimi Arikunto (2012: 225) menyatakan bahwa indeks kesukaran soal diklasifikasikan sebagai berikut. Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar (persentase siswa menjawab salah 70-100%) Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang (persentase siswa menjawab salah 30-69%) Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah (persentase siswa menjawab salah 0-29%) Dengan mengetahui persentase jawaban salah dari siswa, dapat diketahui ragam kesulitan siswa berdasarkan indikator kompetensi dan tingkat kemampuan kognitif. c. Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal merupakan kemampuan suatu item soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Daya beda soal dianalisis untuk meningkatkan validitas tes Protista karena baik tidaknya soal dapat diketahui dengan mengetahui daya beda soal tersebut. Bambang Subali dan Pujiati Suyata (2012: 48) menyatakan bahwa tes untuk mengukur keberhasilan belajar 63

menggunakan skor yang diinterpretasikan dengan mengacu pada kriteria (criterion-reference) sehingga item-itemnya memiliki tingkat kesulitan mudah hingga sulit dan tidak memiliki indeks daya beda yang negatif. Rumus yang digunakan untuk mengetahui indeks diskriminasi atau daya pembeda adalah sebagai berikut. Keterangan: D = BA JA BB = PA PB JB D JA JB BA : Jumlah peserta test : Jumlah peserta kelompok atas : Jumlah peserta kelompok bawah : Banyak peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB : Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar Klasifikasi daya pembeda menurut Suharsimi Arikunto (2012: 225) adalah sebagai berikut. D : 0,00-0,20 D : 0,20-0,40 D : 0,40-0,70 D : 0,700-1,00 = Jelek = Cukup = Baik = Baik sekali D: Negatif = Semua soal tidak baik 64

2. Hasil Angket/Kuesioner Data hasil pengisian angket dianalisis dengan menghitung ratarata jawaban siswa berdasarkan skor pada setiap jawaban. Skor pada masing-masing jawaban adalah sebagai berikut. SS = Sangat setuju diberi skor 4 S = Setuju diberi skor 3 TS = Tidak setuju diberi skor 2 STS = Sangat tidak setuju diberi skor 1 Jawaban tiap pertanyaan atau pernyataan dihitung tingkat persetujuan dengan rumus sebagai berikut. Tingkat persetujuan pernyataan (TPP) = jumlah skor satu pernyataan jumlah skor ideal (Sugiyono, 2014: 139) Jumlah skor ideal dari seluruh pernyataan diperoleh dari skor paling tinggi (semua menjawab SS) dikalikan jumlah sampel penelitian. Berdasarkan tingkat persetujuan pernyataan dapat diketahui tingkat persetujuan faktor penyebab kesulitan belajar yang diperoleh dari: Tingkat persetujuan faktor (TPF) = 100% TPP 3. Hasil Wawancara Hasil wawancara terhadap guru dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif untuk memberi gambaran metode pembelajaran yang digunakan guru dan karakteristik siswa dalam pembelajaran. 65

4. Hasil Observasi Hasil observasi dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif untuk memberi gambaran kondisi sarana dan prasarana yang digunakan dalam pembelajaran. 66