KAJIAN MUTU MOCHI YANG DIFORTIFIKASI DENGAN KONSENTRAT PROTEIN IKAN GABUS (Channa striata) Oleh

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENAMBAHAN KOSENTRAT PROTEIN IKAN GABUS (Channa striata) TERHADAP MUTU KUE SEMPRONG. Oleh:

M. Yogie Nugraha 1), Edison 2), and Syahrul 2) Abstract

KARAKTERISTIK BAKSO IKAN PATIN (Pangasius hypophthalmus) DENGAN PENAMBAHAN JANTUNG PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) TERHADAP PENERIMAAN KONSUMEN

Pengaruh Fortifikasi Jumlah Konsentrat Protein Ikan Patin (Pangasius hypopthalmus) Yang Berbeda Pada Tahu Terhadap Tingkat Penerimaan Konsumen

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

STUDI PEMBUATAN BISKUIT DENGAN PENAMBAHAN KONSENTRAT PROTEIN IKAN GABUS (Channa Striata) Oleh :

Quality Characteristics of Cryptopterus Catfish Cracker Fortified With White Mushroom (Pleurotus ostreatus) by: ABSTRACT

Effect of Addition of Protein Fish Concentrates Cork (Channa striata) on Donuts Against Consumer Acceptance

PENGARUH PENGGUNAAN RUMPUT LAUT (Eucheuma cottonii) SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI TEPUNG TAPIOKA TERHADAP MUTU NUGGET IKAN GABUS (Channa striata) Oleh:

Keywords : Fish Protein Concentrate, Pangasius hypophthalmus, Hump Banana Nugget, Consumer Acceptance and Chemical Composition

PENGARUH JENIS KAYU BERBEDA TERHADAP MUTU IKAN SELAIS (Cryptopterus bicirchis) ASAP. Oleh : Abstrak

PENGARUH FORTIFIKASI ALGA HIJAU BIRU (Spirulina) PADA MAKARONI IKAN PATIN (Pangasius hyppophthalmus) TERHADAP PENERIMAAN KONSUMEN

THE EFFECT OF DIFFERENT FERMENTATION MEDIUM ON QUALITY OF FERMENTED COMMON SNAKE HEAD (Channa striata) BEKASAM. Abstract

Pemotongan Daging Ikan Toman (Channa micropeltes) dalam Pembuatan Ikan Kering

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG BROKOLI

ANALISIS PROKSIMAT CHIPS RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII PADA SUHU PENGGORENGAN DAN LAMA PENGGORENGAN BERBEDA ABSTRAK

PEMANFAATAN KONSENTRAT PROTEIN IKAN PATIN (Pangasius hypopthalmus) UNTUK PEMBUATAN BISKUIT DAN SNACK

Pemanfaatan Surimi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dengan Penambahan Tepung Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii) sebagai Bahan Baku Pempek

STUDI PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP KERUPUK ATOM YANG DIFORTIFIKASI TEPUNG TULANG IKAN BANDENG (Chanos chanos) Oleh:

Pengolahan Abon Ikan Karandang (Channa pleurophthalmus) dengan Penambahan Kelapa Parut

JURNAL. STUDI PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP NORI RUMPUT LAUT (Gracilaria sp.) DENGAN PENAMBAHAN CABAI RAWIT OLEH FINA RAHMADHANI NIM:

PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP KARAKTERISTIK MUTU KERUPUK IKAN JELAWAT (Leptobarbus hoevenii)

KAJIAN PENGOLAHAN PERMEN RUMPUT LAUT (Glacilaria Sp) DENGAN KONSENTRASI GULA YANG BERBEDA TERHADAP TINGKAT PENERIMAAN KONSUMEN

MUTU ORGANOLEPTIK DAN KIMIAWI STIK RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii DENGAN FORTIFIKASI TEPUNG UDANG REBON (Mysis sp.) ARTIKEL JURNAL OLEH

BAB I PENDAHULUAN. oleh hampir seluruh masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan mulai

JURNAL. PENGARUH PENAMBAHAN JUMLAH KARAGENAN BERBEDA TERHADAP MUTU BAKSO IKAN LOMEK (Harpodon neherreus) OLEH DWI MUARIF

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN BIJI TURI SEBAGAI PENGGANTI KEDELAI DALAM BAHAN BAKU PEMBUATAN KECAP SECARA HIDROLISIS DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK PEPAYA DAN NANAS

Herry Kurniawan 1), Suparmi 2), Sumarto 2) Abstract

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu

THE EFFECT OF ADDITION OF SPINACH FLOUR (Amaranthus sp) ON CONSUMER ACCEPTANCE OF CATFISH BALL. Mychael F Naibaho 1), Dewita Buchari 2), Sumarto 2)

The Study of Catfish (Pangasius hypophthalmus) Freshness by Handling with Different Systems By Yogi Friski 1 N. Ira Sari 2 and Suparmi 2 ABSTRACT

I PENDAHULUAN. udang kerang/tiram, kepiting, tripang, cumi-cumi, rumput laut dan lain sebagainya.

Penambahan Konsentrat Protein Ikan Nila Terhadap Karakteristik Kimia Dan Organoleptik Biskuit

Kajian Karakteristik Mutu Kerupuk Ikan Jelawat Leptobarbus hoevenii Selama Penyimpanan. Edison 1) dan Sumarto 1)*

Utilization of Cassava Peel Flour for Producing Sago Instant Noodle.

KAJIAN PENGOLAHAN PERMEN RUMPUT LAUT (Glacilaria Sp) DENGAN KONSENTRASI GULA YANG BERBEDA TERHADAP TINGKAT PENERIMAAN KONSUMEN

KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PERLAKUAN VARIASI JENIS GULA TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL PEPAYA (Carica vasconcellea)

PEMBUATAN SPONGE CAKE BEBAS GLUTEN DARI TEPUNG KOMPOSIT BERAS KETAN, UBI KAYU, PATI KENTANG, DAN KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN HIDROKOLOID

KOMBINASI TEPUNG TAPIOKA DENGAN PATI SAGU TERHADAP MUTU BAKSO JANTUNG PISANG DAN IKAN PATIN

PENGARUH RASIO LABU KUNING (Cucurbita moschata) DENGAN TEPUNG BERAS TERHADAP KARAKTERISTIK KUE OMBUS-OMBUS SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGEMBANGAN PENGOLAHAN SEREAL UNTUK PRODUK DODOL DAN BAKSO SEHAT. H. Jalil Genisa

UJI DAYA TERIMA DAN KANDUNGAN GIZI NASI DENGAN PENAMBAHAN LABU KUNING DAN JAGUNG MANIS

The Effect of Corn Flavor on Consumer Acceptance of Catfish Macaroni (Pangasius hyphopthalmus) by: ABSTRACT

EVALUASI MUTU KUKIS YANG DISUBSTITUSI TEPUNG SUKUN

Ulangan 1 Ulangan 2 (%)

PENGARUH LAMA PENGERINGAN TERHADAP MUTU DODOL RUMPUT LAUT Kappaphycus alvarezii

I. PENDAHULUAN. bahan bakunya banyak jenis kerupuk yang dapat dihasilkan seperti kerupuk ikan,

PEMBUATAN CAKE TANPA GLUTEN DAN TELUR DARI TEPUNG KOMPOSIT BERAS KETAN, UBI KAYU, PATI KENTANG, DAN KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN HIDROKOLOID

SKRIPSI. SUBSTITUSI TEPUNG TAPIOKA DENGAN TEPUNGBIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus)terhadap KUALITAS KIMIA NUGGET DAGING AYAM

EVALUASI MUTU BAKSO JANTUNG PISANG DAN IKAN PATIN SEBAGAI MAKANAN KAYA SERAT

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subtitusi pati ganyong pada

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pendahuluan

PENGARUH KONSENTRASI CARBOXY METHYL CELLULOSE DAN KONSENTRASI GULA TERHADAP MUTU SELAI JAGUNG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rendemen merupakan suatu parameter yang penting untuk mengetahui nilai

PENGARUH PENGGUNAAN SERAI (Cimbopogon citratus) PADA MUTU HASIL PENGOLAHAN BELUT (Monopterus albus) ASAP

PENGARUH PERBANDINGAN GULA PUTIH DENGAN GULA MERAH DAN PENAMBAHAN SANTAN TERHADAP MUTU ABON JAMUR TIRAM

PENGARUH PENAMBAHAN KARAGENAN DALAM PEMBUATAN NUGGET IKAN JAMBAL SIAM (Pangasius hypophthalmus)

SUBSTITUSI TEPUNG KACANG HIJAU (Phaseolus radiathus L) DALAM PEMBUATAN BISKUIT KIMPUL (Xanthosoma sagittifolium (L) schott)

PENGARUH SUBSTITUSI BEKATUL TERHADAP MUTU ORGANOLEPTIK DAN KADAR SERAT KUE KEMBANG LOYANG

Putri Aulia Arza - Sepni Asmira. Stikes Perintis Padang Abstract

Pengaruh Penambahan Tepung Tulang Ikan Tuna terhadap Karakteristik Hedonik Kue Bagea Khas Gorontalo

STUDI PENGARUH TEPUNG KOMPOSIT BIJI-BIJIAN DAN KONSENTRASI PENSTABIL TERHADAP MUTU MAKANAN PENDAMPING ASI-BISKUIT SKRIPSI. Oleh :

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

Oleh. Lily Afriyanti 1), Sumarto 2), Mery Sukmiwati 2) ABSTRAK

KAJIAN PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP EMPEK-EMPEK IKAN JELAWAT (Leptobarbus hoevenii) DENGAN PENAMBAHAN WORTEL (Daucus carota)

BAB I PENDAHULUAN. sangat terkenal dan digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena memiliki

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

KARAKTERISASI SIFAT FISIKO-KIMIA DAN SENSORI COOKIES DARI TEPUNG KOMPOSIT (BERAS MERAH, KACANG MERAH DAN MOCAF)

PEMANFAATAN RESIDU BREM SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN ARENIA STICKY RICE

Perubahan Nilai Gizi Tempe Berbahan Baku Kedelai (Glycine max L. Merr) var. Grobogan dengan Penambahan Tepung Belut dan Variasi Konsentrasi Usar

SUBSTITUSI TEPUNG TEMPE UNTUK PEMBUATAN KUE LUMPUR COKLAT DENGAN PENAMBAHAN VARIASI GULA PASIR JURNAL PUBLIKASI

QUALITY ASSESSMENT OF SMOKED SELAIS (Cryptopterus bicirrhis) RESULTS USING LABAN WOOD SMOKE WITH DIFFERENT METHODS FOR THE STORAGE ROOM TEMPERATURE

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bantuan kapang golongan Rhizopus Sp. Menurut Astawan

EVALUASI KARAKTERISTIK FISIK, KIMIA DAN SENSORI ROTI DARI TEPUNG KOMPOSIT BERAS, UBI KAYU, KENTANG DAN KEDELAI DENGAN PENAMBAHAN XANTHAN GUM

Pembuatan Bakso Ikan Toman (Channa micropeltes)

A STUDY ON CONSUMER ACCEPTANCE OF TILAPIA ABON (Oreochromis niloticus) WITH THE ADDITION WHITE OYSTER MUSHROOM (Pleurotus ostreatus) Abstract

EVALUASI MUTU MI INSTAN YANG DIBUAT DARI PATI SAGU LOKAL RIAU. Evaluation on the Quality of Instant Noodles Made From Riau Sago Starch

NASKAH PUBLIKASI. KUALITAS BISKUIT DENGAN KOMBINASI TEPUNG PISANG KEPOK PUTIH (Musa paradisiaca forma typica) DAN TEPUNG TEMPE

Abstract. THE EFFECT OF ADDING FLOUR WHITE OYSTER MUSHROOM (Pleurotus ostreatus) NUGGET IN FISH PROCESSING (Euthynnus affinis) ACCEPTANCE OF CONSUMER

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013 di

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAGING PEMPEK

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Sifat Fisik Meatloaf. Hasil penelitian mengenai pengaruh berbagai konsentrasi tepung tulang

lain-lain) perlu dilakukan (Suryuna, 2003).

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

Pengaruh Penambahan Gula Aren (Arenga pinnata Wurmb Merrill) Terhadap Cita-Rasa Wadi Ikan Patin (Pangasius sp.)

Uji Pembedaan Ikan Teri Kering pada Lama Pengeringan Berbeda dengan Ikan Teri Komersial dari Desa Tolotio Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo

PEMANFAATAN TEPUNG CANGKANG UDANG PUTIH (Litopenaeus vannamei) SEBAGAI FLAVOR DENGAN PENAMBAHAN DEKSTRIN DAN APLIKASINYA PADA KERIPIK TALAS

Studi Komposisi Sari Jagung Manis dan Karagenan Pada Kualitas Jeli Jagung Manis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN JANTUNG PISANG KEPOK KUNING (Musa paradisiaca) TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA BAKSO DAGING SAPI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

STUDI PEMBUATAN MI INSTAN SAGU DENGAN VARIASI PENAMBAHAN JUMLAH DAGING IKAN PATIN

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAGING RAJUNGAN (Portunus pelagicus) REBUS PADA SUHU KAMAR

BAB V PEMBAHASAN. Cempedak Terhadap Kualitas Fisik Dan Organoleptik. Proses fermentasi tempe dimulai dari fase pertumbuhan cepat (0-30 jam

I. PENDAHULUAN. tidak ada sama sekali. Saat produksi ikan melimpah, belum seluruhnya

Transkripsi:

KAJIAN MUTU MOCHI YANG DIFORTIFIKASI DENGAN KONSENTRAT PROTEIN IKAN GABUS (Channa striata) Oleh Andriaryanto 1), Dewita 2), Syahrul 2) Andriaryanto44@gmail.com Abstrak Mochi merupakan makanan khas jepang yang cukup populer di indonesia. Produk ini dibuat dari bahan dasar tepung ketan dan umumnya berbentuk bulat serta bersifat semi basah. Untuk meningkatkan nilai gizi mochi khususnya kandungan protein, telah dilakukan penelitian fortifikasi konsentrat protein ikan gabus pada produk mochi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 di laboratorium Teknologi Hasil Perikanan dan Kimia Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jumlah konsentrat protein ikan gabus terbaik pada mutu produk mochi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode ekperimen yaitu pembuatan mochi yang difortifikasi konsentrat protein ikan gabus berbeda (0%, 3,5% dan 4,5%) dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Hasil penelitian menunjukan bahwa mutu mochi dengan 4,5% adalah mutu perlakuan terbaik dengan karakteristik mutu organoleptik rasa (8,17), tekstur (8,27), rupa (8,01) dan aroma (8,13). Produk mochi memiliki kadar air 37,62%; kadar abu 0,98%; kadar protein 23,61%. Kata kunci : Mutu, Mochi, Fortifikasi, Konsentrat protein ikan, Channa striata 1) Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau. 2) Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau.

THE ASSESSMENT OF MOCHI QUALITY WAS FORTIFIED SNAKEHEAD FISH (Channa striata) PROTEIN CONCENTRATE By Andriaryanto 1), Dewita 2), Syahrul 2) Andriaryanto44@gmail.com Abstract Mochi is a Japanese traditional foods are quite popular in Indonesia. This product is made from glutinous rice flour and generally spherical and semi wet. To improve the protein content of mochi, the research about snakehead fish (Channa striata) protein concentrate was done. The research was conducted on July 2014 on Fisheries Processing Technology and Fisheries Chemical Laboratory Faculty of Fisheries and Marine Science. This study was aimed to determine the best fish protein concentrated to mochi quality. The methode used in this research was experimental methode; mochi was fortified with different fish protein concentrate (0%, 3.5%, and 4.5%) by using a Completely Randomined Design. The results showed that the mochi with addition 4.5% of fish protein concentrate was the best treatment with organoleptic quality characteristics of taste 8.17; texture 8.27; appearance 8.01; and odor 8.13. Proximate analysis for water content 37.62%; ash content 0.98%; and protein content 23.61%. Keywords: Quality, Mochi, Fortified, Fish Protein Concentrate, Channa striata 1) Students of Fisheries and Marine Science Faculty, University of Riau. 2) Lecturer of Fisheries and Marine Science Faculty, University of Riau. PENDAHULUAN Kue mochi adalah kue khas asal Jepang yang berbahan dasar beras ketan, yang ditumbuk hingga lembut dan lengket, kemudian dibentuk bulat-bulat kecil. Di negara Jepang kue ini dibuat dan dimakan pada perayaan Mochitsuki atau perayaan tahun baru Jepang. Salah satu ke-khas-an kue ini adalah tekstur lembut saat pertama dimakan dan lengket pada kunyahan selanjutnya. Rasanya yang manis membuat kue kecil ini menjadi sangat digemari bukan saja di negara asalnya Jepang namun kini sudah berkembang diseluruh dunia termasuk Indonesia (Anonim, 2012). Mochi terbuat dari tepung ketan putih dan tepung sagu, oleh sebab itu kandungan gizi pada makanan ini 75-90% adalah karbohidrat dan mengandung sedikit sekali protein. Dalam satu porsi mochi mengandung lemak 1,3 gr, karbohidrat 16 gr, fiber 1,3 gr dan protein hanya 1,3 gr (Anonim, 2012). Untuk melengkapi kandungan gizi mn mochi, perlu ditambahkan sumber protein. Salah satu sumber protein itu adalah ikan gabus. Ikan gabus adalah salah satu ikan air tawar yang banyak terdapat di rawa-rawa terutama pada saat banjir. Selain rasanya enak dan gurih ternyata secara uji klinis menunjukkan bahwa ekstrak kasar ikan gabus (Channa striata) dapat mempercepat proses penyembuhan luka pasien yang baru dioperasi karna ada kandungan albumin (Umar, 2013). Tidak hanya dari segi kesehatan manfaat dari ikan gabus ini juga untuk pengembangan sektor dibidang ekonomi (Umar, 2013). Selain itu pada produk mochi juga dapat dilakukan fortifikasi

dengan ikan gabus dalam bentuk konsentrat protein ikan. Ikan gabus dalam bentuk KPI dapat memperbaiki nilai gizi dan mudah di aplikasikan sebagai bahan fortifikasi pada suatu produk makanan. Berdasarkan hal di atas perlu adanya penelitian terhadap makanan-makanan khas suatu daerah seperti mochi yang diperkaya dengan sumber protein ikan dalam bentuk konsentrat protein ikan. Sejauh ini belum banyak penelitian terhadap produk mochi, sehingga penulis tertarik untuk meneliti fortifikasi konsentrat protein ikan gabus ( Channa striata) terhadap produk mochi terutama preperensi dan mutunya. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dimana sebagai perlakuan adalah jumlah KPI ikan gabus yang berbeda yang terdiri dari 3 taraf yaitu M0 (jumlah 0%), M1 (jumlah 3,5%), dan M2 (jumlah 4,5%) dari jumlah bahan yang digunakan pada pembuatan mochi. Satuan percobaan yang digunakan adalah mochi yang difortifikasi dengan jumlah KPI ikan gabus yang berbeda. Parameter yang digunakan adalah uji mutu organoleptik yang terdiri dari rasa, aroma, serta kekenyalan dan analisis kimia (kadar air, kadar protein, dan kadar abu). Parameter yang diukur adalah uji organoleptik dan analisis kimia. Pengujian organoleptik dilakukan dengan jumlah 25 orang penelis agak terlatih. Data yang diperoleh dilanjutkan dengan analisis variansi (anava). Berdasarkan analisis variansi, jika F hitung > F tabel pada tingkat kepercayaan 95% berarti hipotesis ditolak, kemudian dapat dilakukan uji lanjut. Apabila F hitung < F tabel maka hipotesis diterima, maka tidak perlu dilakukan uji lanjut. HASIL DAN PEMBAHASAN Nilai Organoleptik Nilai Rasa Hasil uji organoleptik terhadap rasa mochi yang difortifikasi konsentrat protein ikan gabus dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Nilai rata-rata uji organoleptik terhadap rasa mochi yang difortifikasi konsentrat protein ikan gabus. 1 7,20 a 7,72 b 8,16 c 2 7,24 a 7,88 b 8,08 c 3 7,28 a 7,88 b 8,28 c Total 21,72 23,48 24,52 7,24 a 7,83 b 8,17 c Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa nilai rata-rata rasa mochi dengan, yaitu perlakuan M2 memiliki nilai tertinggi (8,17) dengan spesifikasi mempunyai rasa yang sangat enak tidak terdapat rasa tambahan, selanjutnya perlakuan M1 (7,83) dan diikuti perlakuan M0 (7,24). konsentrat protein ikan gabus memberikan pengaruh sangat nyata terhadap nilai rasa, dimana F hitung (95,71) > F tabel (10,92) pada taraf kepercayaan 95%, maka H 0 ditolak. Untuk mengetahui perlakuan mana yang berbeda sangat nyata maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Berdasarkan hasil uji kesukaan, memberi pengaruh terhadap nilai rasa mochi dengan nilai rata-rata 7,24 pada perlakuan 0%, 7,83 pada perlakuan 3,5 % dan 8,17 pada perlakuan 4,5 %. Dengan demikian perlakuan M0 memiliki nilai rasa yang terendah yaitu 7,24, dimana nilai tersebut menandakan bahwa perlakuan M0 memiliki rasa yang enak, spesifik jenis tetapi memiliki sedikit rasa tambahan. Sedangkan, pada perlakuan M2 memiliki nilai rasa tertinggi yaitu 8,17, dimana nilai

tersebut menandakan bahwa perlakuan M2 memiliki rasa yang sangat enak, spesifik jenis serata tidak ada rasa tambahan yang timbul. menunjukkan peningkatan nilai rasa dengan bertambahnya jumlah konsentrat protein ikan gabus. Hal ini diduga konsentrat protein ikan gabus yang mengandung asam-asam amino yang cukup lengkap dapat memberikan rasa tambahan pada rasa mochi, sehingga memiliki rasa yang sangat enak, spesifik jenis, dan tidak ada rasa tambahan. Hadiwiyoto (1993), menya takan bahwa rasa enak disebabkan asam-asam amino pada protein serta lemak yang terkandung di dalam makanan. Nilai Tekstur Hasil uji organoleptik terhadap tekstur mochi yang difortifikasi konsentrat protein ikan gabus dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Nilai rata-rata uji organoleptik terhadap tekstur mochi yang difortifikasi konsentrat protein ikan gabus. 1 7,00 a 7,72 b 8,28 c 2 7,00 a 7,64 b 8,20 c 3 7,00 a 7,72 b 8,32 c Total 21,00 23,08 24,80 7,00 a 7,69 b 8,27 c Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa nilai rata-rata tekstur mochi dengan, yaitu perlakuan M2 memiliki nilai tertinggi (8,27) dimana perlakuan ini memiliki tekstur yang kompak, kenyal dan lembut, selanjutnya perlakuan M1 (7,69) dan diikuti perlakuan M0 (7,0). konsentrat protein ikan gabus pada mochi memberikan pengaruh sangat nyata terhadap nilai tekstur, dimana F hitung (366,67) > F tabel (10,92) pada taraf kepercayaan 95%, maka H 0 ditolak. Untuk mengetahui perlakuan mana yang berbeda sangat nyata maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Berdasarkan hasil uji kesukaan, memberi pengaruh terhadap nilai tekstur mochi, dengan nilai rata-rata 7,00 pada perlakuan 0 %, 7,76 pada perlakuan 3,5% dan 8,27 pada perlakuan 4,5 %. Dengan demikian perlakuan M0 memiliki nilai tekstur yang terendah yaitu 7,00, dimana nilai tersebut menandakan bahwa perlakuan M0 memiliki tekstur yang kenyal, kurang rentur dan juga agak lembut bila di kunyah. Sedangkan, pada perlakuan M2 memiliki nilai tekstur tertinggi yaitu 8,27, dimana nilai tersebut menandakan bahwa perlakuan M2 memiliki tekstur yang kenyal, lentur serta lembut. menunjukkan kenaikan nilai tekstur dengan bertambahnya konsentrasi protein ikan gabus. Panelis menyatakan menyukai tekstur mochi yang lembut ( tidak terlalu keras atau pun tidak terlalu lembek), kanyal dan lentur. Nilai tekstur meningkat dapat disebabkan kadar protein yang meningkat seiring dengan jumlah KPI yang ditambahkan. Menurut purnomo (1995), banyak hal yang mempengaruhi tekstur pada bahan pangan, antara lain rasio kandungan protein, lemak, suhu pengolahan, kandungan air, dan aktivitas air. Nilai Rupa Hasil uji organoleptik terhadap rupa mochi yang difortifikasi dengan konsentrat protein ikan gabus dapat dilihat pada Tabel 3.

dengan bertambahnya konsentrat protein ikan gabus yang ditambahkan. Hal ini diduga konsentrat protein ikan gabus memberikan nilai tambah pada nilai rupa mochi sehingga memiliki rupa yang utuh, rapi dan cerah. Asam amino dari protein yang terkandung pada konsentrat protein ikan gabus dapat bereaksi dengan hasil oksidasi lemak dan membentuk senyawa imine yang berwarna kecoklatan, sehingga mochi yang dihasilkan memiliki rupa yang tidak pucat. Menurut Apriayantono et., al (1989), warna, intensitas warna, kejernihan, ukuran dan bentuk bahan pangan adalah hal-hal yang mempengaruhi persepsi visual konsumen dan dengan sendirinya mempengaruhi kualitas bahan pangan tersebut, ususnya kualitas sensori Tabel 3. Nilai rata-rata uji organoleptik terhadap rupa mochi yang difortifikasi konsentrat protein ikan gabus. 1 6,40 a 7,48 b 8,00 b 2 6,68 a 7,60 b 8,04 b 3 6,72 a 7,78 b 8,00 b Total 19,80 22,76 24,52 6,6 a 7,62 b 8,01 b Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa nilai rata-rata rupa mochi yang difortifikasi dengan konsentrat protein ikan gabus, yaitu perlakuan M2 memiliki nilai tertinggi (8,62 )dimana perlakuan ini memiliki rupa yang utuh, bersih, rapi, dan cerah, selanjutnya perlakuan M1 (7,62) dan diikuti perlakuan M0 (6,6). konsentrat protein ikan gabus pada mochi memberikan pengaruh sangat nyata terhadap nilai rupa, dimana F hitung (86,89) > F tabel (10,92) pada taraf kepercayaan 95%, maka H 0 ditolak. Untuk mengetahui perlakuan mana yang berbeda sangat nyata maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Berdasarkan hasil uji kesukaan, memberi pengaruh terhadap nilai rupa mochi, dengan nilai rata-rata 6,40 pada perlakuan 0%, 7,62 pada perlakuan 3,5%, dan 8,01 pada perlakuan 4,5%. Dengan demikian perlakuan M0 memiliki nilai rupa yang terendah yaitu 6,40, dimana nilai tersebut menandakan bahwa perlakuan M0 memiliki rupa yang utuh, kurang bersih dan sedikit kusam. Sedangkan, pada perlakuan M2 memiliki nilai rupa tertinggi yaitu 8,01, dimana nilai tersebut menandakan bahwa perlakuan M2 memiliki rupa yang utuh, bersih, cukup rapi dan juga cerah. pada menunjukkan peningkatan nilai rupa Nilai Aroma Hasil uji organoleptik terhadap aroma mochi yang difortifikasi konsentrat protein ikan gabus dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Nilai rata-rata uji organoleptik terhadap aroma mochi yang difortifikasi konsentrat protein ikan gabus. 1 7,28 a 7,80 b 8,08 b 2 7,40 a 7,88 b 8,08 b 3 7,36 a 7,92 b 8,24 b Total 22,04 23,60 24,40 7,35 a 7,92 b 8,13 b Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa nilai rata-rata aroma mochi yang difortifikasi dengan konsentrat protein ikan gabus, yaitu perlakuan M2 memiliki nilai tertinggi (8,13 ), dimana perlakuan ini memiliki aroma yang harum dan tanpa bau tambahan, selanjutnya perlakuan M1 (7,92) dan diikuti perlakuan M0 (7,35). konsentrat protein ikan gabus pada mochi

memberikan pengaruh sabgat nyata terhadap nilai aroma, dimana F hitung (96,00) > F tabel (10,92) pada taraf kepercayaan 95%, maka H 0 ditolak. Untuk mengetahui perlakuan mana yang berbeda sangat nyata maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Berdasarkan hasil uji kesukaan, memberi pengaruh terhadap nilai aroma mochi, dengan nilai rata-rata 7,35 pada perlakuan 0%, 7,83 pada perlakuan 3,5%, dan 8,13 pada perlakuan 4,5%. Dengan demikian perlakuan M0 memiliki nilai aroma yang terendah yaitu 7,35, dimana nilai tersebut menandakan bahwa perlakuan M0 memiliki roma yang hampir netral dan sedikit bau tambahan. Sedangkan, pada perlakuan M2 memiliki nilai aroma tertinggi yaitu 8,13, dimana nilai tersebut menandakan bahwa perlakuan M2 memiliki aroma yang sangat harum, serata tidak ada aroma tambahan yang timbul. menunjukkan peningkatan nilai aroma dengan bertambahnya konsentrat protein ikan gabus. Panelis menyatakan menyukai aroma mochi yang harum dan tidak ada bau tambahan. Aroma yang harum disebabkan oleh konsentrat protein ikan yang sangat khas aromanya karna terbuat dari daging ikan gabus, dimana daging ikan gabus memiliki aroma khas tersendiri. Perbedaan yang dihasilkan dari jumlah konsentrat protein ikan gabus yang berbeda, dimana perlakuan 0% memiliki aroma yang netral dan hanya terasa aroma tepung ketan. Sedangkan pada perlakuan 3,5% mulai terasa aroma tetapi masih dominan aroma tepung ketan, pada perlakuan 4,5% aroma khas konsentrat protein ikan terasa sangat kuat. Aroma mochi tidak hanya disebabkan oleh suatu komponen tertentu yang menimbulkan bau khas,tetapi perbandingan berbagai komponen bahan seperti jenis tepung, gula, dan kacang yang digunakan dalam adonan (Purwanto, 2006). Analisis Kimia Kadar Air Hasil analisis kimia kadar air mochi yang difortifikasi dengan konsentrat protein ikan gabus dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Nilai rata-rata analisis kimia terhadap kadar air mochi yang difortifikasi dengan konsentrat protein ikan gabus. 1 30,78 a 33,21 b 37,76 c 2 30,89 a 33,76 b 37,58 c 3 31.93 a 33,46 b 37,52 c Total 93,61 100,43 112,86 Rata- 31,20 a 33,48 b 37,62 c rata Berdasarkan Tabel 5 diketahui bahwa nilai rata-rata kadar air mochi dengan penambahan konsentrat protein ikan gabus, yaitu perlakuan M2 memiliki nilai tertinggi (37,62%), selanjutnya perlakuan M1 (33,48%) serta perlakuan M0 (31,20%). konsentrat protein pada mochi memberikan pengaruh sangat nyata terhadap kadar air, dimana F hitung (192,67) > F tabel (10,92) pada taraf kepercayaan 95%, maka H 0 ditolak. Untuk mengetahui perlakuan mana yang berbeda sangat nyata maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Berdasarkan hasil rata-rata kadar air mochi dapat dilihat bahwa, penambahan konsentrasi protein ikan memberi pengaruh terhadap nilai kadar air pada produk mochi, dengan nilai rata-rata 31,20% pada perlakuan 0%, 33,48% pada perlakuan 3,5% dan 37, 62% pada perlakuan 4,5%. Kadar air tertinggi sebesar 37,37%, yaitu pada perlakuan 4,5% dan nilai terendah yaitu 31,20%, yaitu pada perlakuan 0%. menunjukkan peningkatan kadar air

dengan bertambahnya konsentrat protein ikan gabus yang di tambahkan. Bertambahnya jumlah konsentrat protein ikan gabus yang diikuti bertambahnya kadar air disebabkan sifat fisik konsentat protein ikan berbentuk tepung. Dimana tepung mudah mengikat air, sehingga tiap perlakuan membutuhkan air yang berbeda. Semakin banyak konsentrate protein ikan gabus yang di tambahkan pada mochi, semakin banyak air yang dibutuhkan. Daya serap air konentrat protein ikan terbaik adalah sebesar 227,69%. Daya serap air merupakan sifat penting dari protein karena akan menentukan sifat dehidrasi, pengembangan produk, kelarutan dan gelasi Lehninger, 1984 dalam Santoso, 2008). berbeda sangat nyata maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Berdasarkan hasil analisis kimia mochi dengan penambahan konsentrat protein ikan gabus memberi pengaruh terhadap nilai kadar abu mochi tersebut, dengan nilai rata-rata 0,40% pada perlakuan 0%, 0,59% pada perlakuan 3,5%, dan 0,98% pada perlakuan 4,5%. menunjukkan peningkatan kadar abu dengan bertambahnya jumlah konsentrat protein ikan gabus yang digunakan. Perbedaan kadar abu disebabkan oleh berbedanya bahan baku dalam pembuatan mochi setiap perlakuan masing-masing. Dimana abu yang dihasilkan perlakuan yang menambahkan konsentrat protein ikan gabus lebih tinggi dibandingkan yang tidak menambahkan. Semakin tinggi jumlah konsentrat protein ikan gabus yang ditambahkan maka mineral-mineral yang ada pada konsentrate protein ikan gabus juga tinggi sehingga mengakibatkan kadar abu ikut naik. Konsentrat protein ikan yang baik memiliki kadar abu sekitar 0,99% (Santoso, 2008). Kadar Abu Hasil analisis kimia kadar abu mochi yang difortifikasi konsentrat protein ikan gabus dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Nilai rata-rata analisis kimia terhadap kadar abu mochi yang difortifikasi dengan konsentrat protein ikan gabus. 1 0,42 a 0,63 b 0,93 c 2 0,40 a 0,53 b 1,01 c 3 0.37 a 0,60 b 0,99 c Total 1,19 1,76 2,93 0,40 a 0,59 b 0,98 c Berdasarkan Tabel 6 diketahui bahwa nilai rata-rata kadar abu mochi yang difortifikasi KPI ikan gabus, yaitu perlakuan M2 memiliki nilai tertinggi (0,98%), selanjutnya perlakuan M1 (0,59%) serta perlakuan M0 (0,40%). konsentrat protein pada mochi memberikan pengaruh sangat nyata terhadap kadar abu, dimana F hitung (12,50) > F tabel (10,92) pada taraf kepercayaan 95%, maka H 0 ditolak. Untuk mengetahui perlakuan mana yang Kadar Protein Hasil analisis kimia kadar protein mochi yang difortifikasi konsentrat protein ikan gabus dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Nilai rata-rata analisis kimia terhadap kadar protein mochi yang difortifikasi dengan ikan gabus. 1 9,54 a 17,28 b 22,91 c 2 10,49 a 17,76 b 24,48 c 3 9,85 a 16,80 b 23,44 c Total 29,88 51,83 70,83 9,96 a 17,28 b 23,61 c Berdasarkan Tabel 7 diketahui bahwa nilai rata-rata kadar protein mochi yang difortifikasi KPI ikan gabus, yaitu perlakuan M2 memiliki nilai tertinggi

(23,61%), selanjutnya perlakuan M1 (17,28%) serta perlakuan M0 (9,96%). konsentrat protein pada mochi memberikan pengaruh sangat nyata terhadap kadar protein, dimana F hitung (380,00) > F tabel (10,92) pada taraf kepercayaan 95%, maka H 0 ditolak. Untuk mengetahui perlakuan mana yang berbeda sangat nyata maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Berdasarkan hasil analisis kimia konsentrat protein ikan gabus memberi pengaruh terhadap nilai kadar protein mochi, dengan nilai rata-rata 9,96% pada perlakuan 0%, 17,28% pada perlakuan 3,5%, dan 23,61% pada perlakuan 4,5%. menunjukkan peningkatan kadar protein dengan bertambahnya konsentrat protein ikan gabus. Hal ini dikarenakan konsentrat protein ikan gabus dapat menambah kadar protein. Konsentrat protein ikan gabus memiliki kandungan yang cukup tinggi yaitu 64,36% (Askar, 2014). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil penelitian menunjukan bahwa ketiga taraf perlakuan yakni tanpa (0%), konsentrat protein ikan gabus (3,5%), konsentrat protein ikan gabus (4,5%), berpengaruh nyata terhadap nilai rupa, tekstur, rasa, aroma, kadar air, kadar abu, dan kadar protein. Berdasarkan parameter yang diamati dapat disimpulkan bahwa mochi dengan, pada perlakuan M2 ( 4,5%) merupakan perlakuan yang terbaik karena dapat memperbaiki nilai rata-rata rupa (8,01), bau (8,23), tekstur 8,27), dan rasa (8,17). Pada jumlah konsentrat protein ikan gabus 4,5% dapat meningkatkan nilai rata-rata kadar protein (23,61) serta meningkatkan nilai rata-rata kadar air (37,62), dan kadar abu (0,98). Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis menyarankan untuk menggunakan konsentrat protein ikan gabus 4,5% sebagai bahan pembuatan mochi, untuk dapat meningkatkan nilai gizi mochi tersebut. Untuk penelitian selanjutnya penulis menyarankan melakukan pengujian masa simpan dan kemasan yang berpengaruh terhadap masa simpan mochi. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2012. www.sparkpeople.com/ calories-in.asp?food=mochi. Apriyantono A, Fardias D, Pusoitasari NL, Budiyanto S. 1989. Petunjuk Laboratorium Analisis Pangan, Bogor: PAU. IPB. Askar, I. S. 2014. Studi Pembuatan Konsentrat Protein Ikan (Fish Protein Concentrate) dari Ikan Gabus (Ophiocephalus Striatus). http: // epetani. deptan.go.id/budidaya/studipembuatan-konsentrat-proteinikan-gabus-1941. Hadiwiyoto, S. 1993. Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan Jilid1. Yogyakarta : Liberty. 275 hal. Purnomo, H. 1995. Aktivitas Air dan Peranannya dalam Pengawetan Makanan. IU Prees, Jakarta.128 hal. Purwanto, E. 2006. Pengaruh Penambahan Rumput Laut ( Kappaphycus alvarezii) Terhadap Mutu Mochi. Skripsi. Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Santoso, J. 2008. Pengaruh Lama Dan Pengulangan Ekstraksi Terhadap

Karakteristik Fisiko-Kimia Konsentrat Protein Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus). Jurnal Ilmu dan Teknologi Panagan Vol. 6, No. 2, Oktober 2008. Umar, M. 2013. Studi Pembuatan Biskuit Dengan Substitusi Tepung Ikan Gabus (Ophiocephalus Striatus). Skripsi. Program Studi Ilmu Dan Teknologi Pangan Jurusan Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar.