KAJIAN PUSTAKAN. yang mereka dapat dan kegiatan yang mereka lakukan. Menurut Hamalik (2001:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. siswa melakukan perubahan ke arah kebaikan berdasarkan segala pengetahuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Hamalik,1995:57) dalam ( memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu, sehingga dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Beberapa Ahli. memperoleh pengetahuan, ketrampilan, dan nilai-nilai positif dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seseorang. Ada beberapa teori belajar salah satunya adalah teori belajar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif didasari oleh falsafah homo homini socius. Pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

BAB I PENDAHULUAN. dan karakter manusia. Hal itu sejalan dengan Undang-Undang tentang. dan negara. Menurut pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyatuan materi, media, guru, siswa, dan konteks belajar. Proses belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Winkel, belajar adalah semua aktivitas mental atau. perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman. Menurut Ernest R.

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada prinsipnya proses belajar yang dialami manusia berlangsung sepanjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur, membawa hasil dan

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan dan akhlak mulia serta keterampilan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dari kelas 1 samapai kelas 6. Adapun ruang lingkup materinya sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sagala (2010:37), belajar adalah suatu proses perubahan perilaku dan

II. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Pembelajaran kooperatif adalah bagian dari strategi pembelajaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Skinner dalam Dimyati dan Mujiono (2002:9) belajar adalah suatu. dalam interaksi dengan lingkungannya.

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sutikno mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pengertian Belajar Menurut Nasution (1982 : 2) belajar adalah perubahan tingkah laku akibat pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan bakat serta kepribadian mereka. Pendidikan membuat manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. baik secara fisik maupun secara mental aktif.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 pasal 3, menegaskan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk berkembangnya potensi

BAB 1 PENDAHULUAN. Menulis berkaitan erat dengan keterampilan mendengarkan, gagasan secara runtut. Menulis memiliki peranan yang sangat penting dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hamalik (2001, 37) belajar adalah memperoleh. pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan dalam bentuk perangsang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

belajar sejarah siswa. Sehingga, model pembelajaran Team Assisted

BAB II. Pada umumnya belajar adalah suatu kegiatan mengumpulkan sejumlah. pengetahuan. Pengetahuan tersebut diperoleh dari seseorang yang lebih tahu

II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Hakikat Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan yang cepat di luar pendidikan menjadi tantangan-tantangan yang

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

PEMBELAJARAN KOOPERATIF

I. PENDAHULUAN. sekolah menengah atas adalah mata pelajaran Matematika. Mata pelajaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sri Istikomah, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan satu sistem

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk menumbuhkembangkan potensi SDM melalui

TINJAUAN PUSTAKA. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar, diantaranya adalah

I. PENDAHULUAN. kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. maupun Rohani semakin meningkat dalam usaha menyesuaikan diri dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam proses pembelajaran siswa melakukan aktiviras belajar dan guru

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa memahami konsep-konsep yang sulit dalam pemecahan masalah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dilakukan secara terencana dalam mewujudkan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Risna Dewi Aryanti, 2015

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dasar sedangkan kegiatan psikis berupa ketrampilan terintegrasi. penelitian dan melaksanakan eksperimen.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian belajar secara komprehensif diberikan oleh Bell-Gredler (dalam

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk menunjang keberhasilan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang berkembang begitu pesat

II. KERANGKA TEORITIS. 2.1 Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) yang efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. taraf pemikiran yang tinggi dan telah melaksanakan pembangunan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku kecakapan, keterampilan dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LANDASAN TEORI. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA PEMBELAJARAN SEJARAH. Yusni Pakaya Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Beragam gaya mengajar yang dilakukan dengan khas oleh masing-masing guru

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Tematik Terpadu. Mudah memusatkan perhatian pada suatu tema atau topik tertentu

TINJAUAN PUSTAKA. kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi. Pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. pendidikan menengah, beberapa upaya yang dilakukan pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan. Menurut Suharjo (2006: 1), pendidikan memainkan peranan. emosi, pengetahuan dan pengalaman peserta didik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena usaha individu yang bersangkutan. Menurut Winataputra (2008: 1.4)

BAB I PENDAHULUAN. menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum

BAB I PENDAHULUAN. negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Pendidikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT)

Transkripsi:

II. KAJIAN PUSTAKAN 2.1 Pengertian Aktivitas Belajar Belajar merupakan suatu proses perubahan menjadi lebih baik. Pada proses belajar siswa melakukan perubahan ke arah kebaikan berdasarkan segala pengetahuan yang mereka dapat dan kegiatan yang mereka lakukan. Menurut Hamalik (2001: 28), belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan yang dimaksud dengan aspek tingkah laku tersebut adalah pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. Dalam pelaksanaan proses belajar itu sendiri dapat dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan dalam diri siswa. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Syah (2000:116) bahwa perubahan perilaku dapat dikatakan belajar apabila tingkah laku akibat belajar tersebut memiliki ciri-ciri perwujudan yang khas, yaitu: (a) Perubahan Intensional, yaitu perubahan yang terjadi terus-menerus selama pembelajaran; (b) Perubahan Positif dan aktif, yaitu perubahan ke arah yang lebih baik menurut tujuan pembelajaran; dan (c) Perubahan efektif dan fungsional, yaitu perubahan yang berguna dan dapat diterapkan. Berhasil baik atau tidaknya belajar itu tergantung pada macam-macam faktor yang dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu: (a) Faktor yang ada pada diri siswa

2 itu sendiri yang kita sebut faktor individu dan (b) Faktor yang ada pada luar individu yang kita sebut dengan faktor sosial. Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan yang dilakukan siswa untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku menuju arah kebaikan dalam berbagai aspek melalui proses interaksi dengan lingkungannya, perubahan tersebut relatif menetap serta membawa pengaruh dan manfaat yang positif bagi siswa. Aktivitas secara harpiah adalah "kegiatan atau keaktifan". Pengertian umum dari aktivitas itu sendiri adalah segala sesuatu/kegiatan yang dilakukan baik secara jasmani maupun rohani. Aktivitas siswa dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Menurut Winkel (1997:59) Belajar merupakan suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pemahaman-pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat relatif konstan dan. membekas. Namun perlu diketahui bahwa tidak semua perubahan akibat dari belajar. Belajar akan lebih efektif apabila si pembelajar melakukan dengan suasana menyenangkan dan dapat menghayati objek pembelajaran secara langsung. Dari kedua penjelasan tentang kata. `belajar' dan 'aktivitas' yang saling berhubungan tersebut, maka dapat diambil kesimpulan tentang yang dimaksud dengan aktivitas belajar, yaitu segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi antara guru dengan siswa. Aktivitas itu sendiri lebih ditekankan kepada siswa, sehingga tercipta suasana belajar aktif. Dalam prakteknya model pembelajaran kooperatif tipe STAD tergolong baru diterapkan pada kelas IV SD Negeri 1 Parerejo, sehingga ada beberapa hal yang perlu diamati dalam aktivitas belajar yang menggunakan metode ini.

3 Adapun yang diamati adalah tentang cara belajar bertanggung jawab. Cara siswa menjalin kerja sama antara teman sejawat, dimana siswa akan menjalin komunikasi, berbagi ide dan pendapat, serta saling mendiskusikan masalah-masalah dengan siswa lainnya. Keterlibatkan dan tanggung jawab setiap peserta didik akan membuat siswa lebih mudah memahami konsep-konsep yang sulit dan dapat meningkatkan daya nalar siswa serta memberikan kesempatan kepada siswa mengungkapkan pendapat 2.2 Pengertian Prestasi Belajar Jika kita berbicara mengenai prestasi belajar, tidak luput dari kegiatan belajar itu sendiri. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besarnya mengacu kepada pengertian belajar. Dapat diketahui bahwa kegiatan belajar adalah sebuah proses, sedangkan prestasi belajar adalah merupakan hasil yang dicapai dari proses belajar itu sendiri. Penilaian terhadap hasil belajar siswa yang dilakukan untuk mengetahui pencapaian sasaran belajar merupakan apa yang disebut sebagai prestasi belajar. Seperti yang dikatakan. oleh Winkel (1997:168), bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan belajar, atau kemampuan seorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai bobot yang dicapainya. Sedangkan Nasution (1996:17) mengemukakan definisinya tentang pengertian prestasi belajar sebagai kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berpikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dapat dikatakan sempurna apabila memenuhi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Sebaliknya prestasi belajar akan dikatakan kurang memuaskan apabila, seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga aspek tersebut.

4 Menurut Djamarah (1994:49) prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang dipelajari di sekolah yang dapat mencakup pengetahuan dan kecakapan atau keterampilan yang dinyatakan sudah dilakukan penelitian. Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari sesuatu/materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setelah mengalami proses belajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi dari proses belajar yang dilakukannya. Hasil dari evaluasi tersebut dapat memperlihatkan tentang tinggi rendahnya prestasi belajar yang diraih siswa. 2.3 Konsep Pembelajaran Kooperatif Menurut Dahar (1998:96) konsep adalah suatu abstraksi yang memiliki suatu kelas objekobjek, kejadian-kejadian, hubungan-hubungan yang mempunyai atribut yang sama. Setiap konsep tidak berdiri sendiri melainkan saling berhubungan satu sama lain, oleh karena itu siswa dituntut untuk tidak menghafal konsep saja, tetapi hendaknya memperhatikan hubungan antara suatu konsep dengan konsep yang lainnya. Manusia merupakan individu yang berbeda satu sama lain yang memiliki derajat potensi, latar belakang historis, serta harapan masa depan yang berbeda. Karena adanya perbedaan tersebut, manusia saling membutuhkan dengan yang lain sehingga manusia harus menjadi makhluk sosial yang berinteraksi dengan sesama. Masyarakat Indonesia sangat mengutamakan azas gotong royong dalam kehidupan seharihari. Salah satu konsep pembelajaran yang menggunakan prinsip kegotongroyongan adalah pembelajaran kooperatif. Banyak ahli yang telah mencoba mengemukakan pengertian pembelajaran kooperatif.

5 Menurut Lie (2007:12) pembelajaran kooperatif atau pembelajaran gotong royong adalah sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada anak didik untuk berbaik dengan sesama siswa dalam tugas terstruktur dimana dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator. Sedangkan Ibrahim (2000:9) mengungkapkan pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang saling rnencerdaskan, saling menyayangi, dan saling tenggang rasa antar sesama siswa sebagai latihan untuk hidup dalam masyarakat nyata, sehingga sumber belajar bukan hanya dari guru dan buku ajar tetapi juga sesama siswa. Selanjutnya Ibrahim (2000:9) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk berbaik saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, dan melalui penggunaan struktur penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan pembelajaran kooperatif adalah salah satu strategi pembelajaran dimana siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 5-6 orang yang heterogen untuk saling berbaik, saling membantu diantara anggota kelompok untuk menyelesaikan tugas bersama. Dengan pembelajaran kooperatif ini siswa belajar berkolaborasi untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam suasana belajar kelompok yang nantinya dapat mencapai potensi yang optimal. Pembelajaran kooperatif mampu memotivasi siswa untuk menjadi aktif dalam pembelajaran. Dengan kelompok belajar akan terjadi saling tukar pikiran, tidak ada lagi kesenjangan antar siswa karena semuanya saling berinteraksi satu sama lainnya. Karena anggotanya bersifat heterogen maka siswa yang pandai dapat memberikan masukan bagi teman yang

6 berkemampuan rendah dan siswa yang berkemampuan rendah memperoleh banyak keuntungan belajar dengan rekannya yang pandai. Menurut Lungdren dalam Ibrahim (2000:18), manfaat dari belajar kooperatif bagi siswa yang berprestasi rendah adalah : a. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas. b. Rasa harga diri lebih tinggi. c. Memperbaiki sikap terhadap ilmu pengetahuan dan sekolah d. Memperbaiki kehadiran. e. Penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar. f. Perselisihan antar pribadi kurang. g. Sikap apatis kurang. h. Pemahaman lebih mendalam. i. Motivasi lebih mendalam. j. Hasil belajar lebih baik Menurut Ibrahim (2000:6) pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. Siswa berbaik dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya. b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. c. Bilamana mungkin, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin berbeda-beda. d. Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu. Pembelajaran kooperatif terdiri dari enam bentuk, yaitu : Student Teams Achievement Division (STAD), Team Games Tournament (TGT), Jingsaw II, Group Investigation (GI), Team Accelerated Instruction (TAI), dan Cooperative Integrated Reading Competition (CIRC).

7 2.4 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Menurut Wardhani. IGK, (2005:32) menjelaskan bahwa model pembelajaran merupakan pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu pembelajaran. Pedoman tersebut memuat tanggung jawab guru dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Salah satu tujuan dari penggunaan model pembelajaran adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa selama belajar, dengan pemilihan metode, strategi, pendekatan serta teknik pembelajaran yang diharapkan adanya perubahan dari menghafal kearah berfikir dan pemahaman. Salah satu tipe pembelajaran kooperatif adalah tipe STAD. Model pembelajaran kooperatif STAD dikembangkan oleh Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hofkins, dan merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana diterapkan dimana siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang yang bersifat heterogen, guru yang menggunakan STAD mengacu kepada siswa menggunakan presentasi verbal atau teks (Ibrahim, 2000:10). Menurut Kunandar (2007:364), dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD para siswa dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-6 anggota secara heterogen, tiap kelompok menggunakan lembar kerja akademik, kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota kelompok. Secara individu / kelompok tiap minggu atau dua minggu dilakukan evaluasi oleh guru untuk mengetahui penguasaan konsep siswa. Tiap siswa dan tiap kelompok diberi skor atas penguasaannya terhadap bahan ajar dan kepada siswa secara individu atau kelompok yang meraih prestasi tinggi akan diberi penghargaan.

8 STAD merupakan model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok kecil. Adapun langkah - langkah pembelajaran model STAD adalah : a. Siswa diberikan tes awal dan diperoleh skor awal. b. Siswa dibagi kedalam kelompok kecil 4-5 orang secara heterogen menurut prestasi dan jenis kelamin. c. Guru menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa d. Guru membimbingkan kelompok siswa. e. Siswa diberi tes tentang materi yane telah diajarkan. f. Memberikan penghargaan. 2.5 Pendidikan PKn Anda perlu tahu mata pelajaran PKn adalah Pendidikan Kewarganegaraan, yaitu pendidikan yang menyangkut status formal warga negara yang pada awalnya di atur dalam UU No. 2 tahun 1949. Undang-Undang ini berisi tentang diri kewarganegaraan dan peraturan tentang naturalisasi atau pemerolehan status sebagai warga negara Indonesia (Winataputra, 1995:25) lalu diperbaharui lagi menjadi UU No. 12 tahun tentang kewarganegaraan yang telah di perlakukan mulai 1 Agustus 2006 yang telah disahkan oleh DPR dalam siding paripurna tanggal 11 juli 2006. Undang-undang ini memenuhi tiga unsur yaitu filosofi, yuridis dan sosiologis. Mata pelajaran PKn perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analisis, sistematis, kritis dan kreatif serta mampu bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik

9 dapat memilih kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah untuk membentuk watak atau karakteristik warga negara yang baik. Sedangkan tujuan pembelajaran mata pelajaran pendidikan Kewarganegaraan, menurut Mulyasa (2007) adalah untuk menjadikan siswa : a. Mampu berpikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya. b. Mau berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan secara aktif dan bertanggung jawab sehingga bisa bertindak secara cerdas dalam semua kegiatan. c. Bisa berkembang secara positif dan demokratis, sehingga mampu hidup bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi serta komunikasi dengan baik. Hal ini akan mudah tercapai jika pendidikan nilai moral dan norma tetap ditanamkan pada siswa sejak usia dini, karena jika siswa sudah memiliki nilai moral yang baik, maka tujuan untuk membentuk warga negara yang baik akan mudah diwujudkan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan PKn di Sekolah Dasar adalah untuk menjadikan warga negara yang baik yaitu warga negara yang tahu, mau dan sadar akan hak dan kewajibannya. Dengan demikian, kelak siswa diharapkan dapat menjadi bangsa yang terampil, cerdas dan bersikap baik serta mampu mengikuti kemajuan teknologi modern.