REMEDIASI MISKONSEPSI PADA BAHASAN MASSA JENIS MELALUI WAWANCARA KLINIS MENGGUNAKAN TEKNIK DEMONSTRASI DI SMPIT

dokumen-dokumen yang mirip
PENYEDIAAN BACAAN BERBENTUK REFUTATION TEXT UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN MODEL TIPE NHT BERBANTUAN LKS PADA MATERI GLB DI SMP

PENERAPAN QUICK FEEDBACK DENGAN RAINBOW CARD UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK MTs MATERI HUKUM ARCHIMEDES

REMEDIASI MISKONSEPSI HUKUM ARCHIMEDES DENGAN MODEL TWO STAY TWO STRAY BERBANTUAN LEMBAR KERJA BERSTRUKTUR ARTIKEL PENELITIAN.

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI HUKUM ARCHIMEDES DI SMP

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MELALUI MODEL THINK-PAIR-SHARE BERBANTUAN WORD SQUARE PADA PERPINDAHAN KALOR DI SMP

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HUKUM NEWTON MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DI SMP

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN BOOKLET UNTUKMEREMEDIASI KESALAHAN SISWA PADA MATERI PEMUAIAN ZAT DI KELAS VII SMP NEGERI 1 TANGARAN KABUPATEN SAMBAS

THE EFFECT OF THE READING REFUTATION TEXT TO STUDENT S MISCONCEPTIONS REMEDIATION OF ACID BASE CONCEPT IN XI SCIENCES CLASS SMA NEGERI 4 PONTIANAK

REMEDIASI MISKONSEPSI MEMBACA GRAFIK GERAK LURUS DENGAN PHYSICS EDUCATION TECHNOLOGY

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HUKUM NEWTON DI SMP

REMEDIASI MISKONSEPSI MEMBACA GRAFIK GERAK LURUS DENGAN PHYSICS EDUCATION TECHNOLOGY

PENGGUNAAN EXPERIENTIAL LEARNING UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK PADA SUB MATERI HUKUM ARCHIMEDES SMP

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI FLUIDA DINAMIS MENGGUNAKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DI SMA ARTIKEL OLEH CLAUDIA ALFENSIANITA NIM F

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN READING INFUSION SQ3R UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA SMK TENTANG GERAK JATUH BEBAS ARTIKEL PENELITIAN OLEH

REMEDIASI MISKONSEPSI PADA FLUIDA STATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TGT BERBANTUAN MIND MAPPING DI SMA

REMEDIASI KESALAHAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL GAS IDEAL MELALUI METODE LEARNING TOGETHER DI SMA

PENERAPAN GUIDED DISCOVERY BERBANTUAN LKS UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI PERPINDAHAN KALOR DI SMA

REMEDIASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY BERBANTUAN TEKA-TEKI SILANG TENTANG GETARAN DI SMP

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HUKUM NEWTON MENGGUNAKAN JIGSAW BERBANTUAN BOOKLET KELAS VIII SMP

INTEGRASI REMEDIASI MISKONSEPSI DALAM PEMBELAJARAN MODEL PROBLEM SOLVING MATERI SUHU DAN KALOR DI MAN ARTIKEL PENELITIAN OLEH:

PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MULTIREPRESENTASI PADA USAHA DAN ENERGI DI SMA

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HUKUM I NEWTON MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TGT DI SMP

Christophorus, Edy, Haratua Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Tanjungpura

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA FLUIDA STATIS MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN PREDICT, OBSERVE, DAN EXPLAIN DI SMA

REMEDIASI KESALAHAN BELAJAR SISWA TENTANG VEKTOR DENGAN PEMBERIAN BOOKLET DISERTAI UMPAN BALIKKELAS X ARTIKEL PENELITIAN. Oleh:

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI CERMIN DI SMP NEGERI 7 SUNGAI RAYA

INTEGRASI SCRAMBLE DALAM PEMBELAJARAN ULANG MEREMEDIASI KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS VIII MATERI HUKUM NEWTON

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA FLUIDA STATIS UNTUK MEREMEDIASI KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA TENTANG TUMBUKAN MENGGUNAKAN MODEL LEARNING CYCLE 5E BERBANTUAN MEDIA ANIMASI DI SMA

DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA SMA SEKECAMATAN KAPUAS TENTANG GERAK MELINGKAR BERATURAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST

REMEDIASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK SMP TENTANG CERMIN DATAR MENGGUNAKAN STRATEGI PREDICTION,OBSERVATION, AND EXPLANATION ARTIKEL PENELITIAN OLEH:

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMK MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA KUMON PADA MATERI HUKUM II NEWTON

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN BERBANTUAN TUTOR SEBAYA PADA MATERI CERMIN SMP

INTEGRASI REMEDIASI MISKONSEPSI DENGAN MODEL GENERATIF DALAM PEMBELAJARAN GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN DI SMA

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN METODE PERMAINAN KOKAMI PADA MATERI GERAK LURUS BERATURAN DI SMA ARTIKEL PENELITIAN OLEH:

REMEDIASI MISKONSEPSI PEMBIASAN CAHAYA PADA LENSA TIPIS MENGGUNAKAN DIRECT INSTRUCTION BERBANTUAN ANIMASI FLASH SMA

INTEGRASI REMEDIASI MISKONSEPSI DALAM PEMBELAJARAN PADA MATERI DINAMIKA ROTASI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 9 PONTIANAK. Adhitya Rahardhian

Desain Sampul dan Tata Letak: Ridwan Efendi. Penerbit: Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA UPI

PENYEDIAAN BOOKLET UNTUK MEREMEDIASI KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GERAK LURUS DI MAN

REMEDIASI KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DENGAN MENGGUNAKAN WAWANCARA KLINIS PADA MATERI PERBANDINGAN

REMEDIASI KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI GERAK MELINGKAR BERATURAN MELALUI RECIPROCAL TEACHING DI SMA

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN TEXT TRANSFORMATION BERBENTUK CATATAN:TS TENTANG IMPULS DAN MOMENTUM DI SMA

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PBL DI MAN

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA TENTANG USAHA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONSEPTUAL INTERAKTIF BERBANTUAN REFUTATION TEXT DI SMA

PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN FLIP CHART UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA TENTANG GETARAN DI SMP

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

DESKRIPSI SIMBOL BESARAN DAN SATUAN FISIKA YANG SERING DITULIS KELIRU DI KELAS VIII SMP

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI PADA MATERI GETARAN DI SMP ARTIKEL PENELITIAN

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA MATERI GERAK PARABOLA

PENGARUH TEKNIK PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN PADA PEMBELAJARAN IPA TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DI SD

REMEDIASI MISKONSEPSI MATERI PEMANTULAN CAHAYA MENGGUNAKAN SIMULASI FLASH PADA SISWA SMP

QUANTUM TEACHING DENGAN KERANGKA TANDUR UNTUK MEREMEDIASI KESULITAN BELAJAR SISWA MAN 1 KUBU RAYA

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN MODEL GUIDED INQUIRY PADA MATERI TEKANAN HIDROSTATIS DI SMP

Anggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* )

SECONDARY ANALYSIS PELAKSANAAN REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA OLEH MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNTAN

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH U. SISWANTO NIM F

REMEDIASI KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS XII IPA MAN 1 PONTIANAK PADA MATERI DINAMIKA ROTASI MENGGUNAKAN MODEL LEARNING CYCLE 5E

Tes awal identifikasi miskonsepsi siswa. siswa.

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 6 No. 1, pp January 2017

PENERAPAN PBL DENGAN HEURISTIK POLYA UNTUK MEREMEDIASI KESALAHAN SISWA MEMECAHKAN MASALAH DINAMIKA ROTASI DI SMA

UMPAN BALIK BERBENTUK BUKU SAKU UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA TEKANAN HIDROSTATIK DI MTs

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN VIDEO ANIMASI FLASH TENTANG GRAVITASI DI SMA ARTIKEL PENELITIAN OLEH: NUR RIQQAH MUHARRIFA NIM.

Ema Susanti Purwati Kuswarini Suprapto

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING PADA HASIL BELAJAR FISIKA: SEBUAH META-ANALISIS ARTIKEL JURNAL ONLINE INDONESIA

PEMBERIAN KOREKSIAN JAWABAN DISERTAI PENJELASAN UNTUK MEREMEDIASI KESALAHAN SISWA PADA PEMANTULAN CAHAYA DI SMP

DAMPAK PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP PEROLEHAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK

PENYEDIAAN REFUTATION TEXT UNTUK MEREMEDIASI KESALAHAN KONSEP SISWA MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA MENGGUNAKAN TEXT TRANSFORMATION BERBENTUK CATATAN TULIS SUSUN DI SMA

PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN SCIENCE UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA TENTANG TEKANAN UDARA DI SMP

PENGARUH REMEDIASI TERHADAP MISKONSEPSI FISIKA SISWA SMA KELAS X

PENGARUH METODE PRAKTIKUM DENGAN PENDEKATAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATERI PEMISAHAN CAMPURAN DI SMP

REMEDIASI MISKONSEPSI RANGKAIAN LISTRIK MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONFLIK KOGNITIF BERBANTUAN PhET SIMULATION DI SMA

REMEDIASI MISKONSEPSI PESERTA DIDIK DENGAN FEEDBACK MENGGUNAKAN BROSUR PADA MATERI GERAK JATUH BEBAS DI SMA

PENGARUH MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS III SD

PENGARUH MODEL PENCOCOKAN KARTU INDEKS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

PENGARUH METODE EKSPERIMEN DALAM IPA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD PONTIANAK TIMUR

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Pada Konsep Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 3 Cibalong Kabupaten Tasikmalaya JURNAL

REMEDIASI KESULITAN BELAJAR SISWA BENTUK UMPAN BALIK MENGGUNAKAN BROSUR PADA MATERI GLBB DI SMP

PENERAPAN METODE RESITASI TERHADAP HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS XI IPS 1 SMA ISLAMIYAH PONTIANAK

REMEDIASI MISKONSEPSI MENGGUNAKAN MEDIA LECTORA INSPIRE PADA MATERI TEORI KINETIK GAS SISWA KELAS XI MAN 1 PONTIANAK ARTIKEL PENELITIAN

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA MENGGUNAKAN MINDSCAPINGTENTANG KALOR DI SMP

PENGARUH PENGGUNAAN KIT IPA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHEIVEMENT DIVISIONS

PENERAPAN MODEL NHT BERBANTUAN PHET DALAM REMEDIASI MISKONSEPSI FLUIDA DINAMIS SMAN 1 SUNGAI RAYA

META-ANALISIS SKRIPSI MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA FKIP UNTAN TENTANG PELAKSANAAN REMEDIASI UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA ARTIKEL PENELITIAN

KERJA LABORATORIUM MELALUI PHET UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA SMP PADA MATERI HUKUM ARCHIMEDES

(The Influence of Cooperative Learning Model Type Structured Numbered Heads on Students Learning Result in Excretion System Material)

REMEDIASI KESALAHAN SISWA SMA MENGERJAKAN SOAL KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

Skripsi. Oleh: Dzirwatul Muna K

ISSN: ISSN:

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK ICE BREAKER TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS III SEKOLAH DASAR

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMAN 1 SUNGAI RAYA KABUPATEN BENGKAYANG

REMEDIASI MISKONSEPSI PADA PERPINDAHAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL DIRECT INSTRUCTION BERBANTUAN MEDIA ANIMASI DI MAN

Keywords: Effectiveness, Remediation, Learning Cycle

WAWANCARA KLINIS BERBANTUAN ALAT PERAGA UNTUK MENGATASI KESULITAN SISWA DALAM MATERI PERBANDINGAN TRIGONOMETRI DI SMA

PENGARUH TEKNIK SURVEY, QUESTION, READING, RECITE, REVIEW, TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DI SEKOLAH DASAR

Transkripsi:

REMEDIASI MISKONSEPSI PADA BAHASAN MASSA JENIS MELALUI WAWANCARA KLINIS MENGGUNAKAN TEKNIK DEMONSTRASI DI SMPIT Rini Dwi Prastiani, Leo Sutrisno, Haratua Tiur Maria S. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Untan Pontianak Email: riniprastiani@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas penggunaan wawancara klinis untuk meremediasi miskonsepsi siswa kelas VII SMPIT Al- Mumtaz Pontianak tentang massa jenis. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Pre-Experimental Design, dengan rancangan percobaan One Group Pretest-Postest. Sepuluh orang siswa yang terdiri atas 5 orang yang memiliki miskonsepsi paling banyak dan 5 orang yang memiliki miskonsepsi paling sedikit dipilih untuk mengikuti program remediasi. Tes diagnostik pilihan ganda dengan tiga alternatif jawaban digunakan untuk mengetahui jumlah miskonsepsi mereka baik sebelum maupun setelah remediasi. Ditemukan bahwa rata-rata persentase penurunan miskonsepsi tiap siswa sebesar 75,18% dan ratarata penurunan jumlah siswa yang miskonsepsi tiap konsep sebesar 52%. Uji Tanda (Sign Test) menunjukkan signifikansi (p = 0,001) dari program ini dengan effect size sebesar 0,0001. Kata kunci: Remediasi, Wawancara Klinis, Effect Size. Abstract: This study was conducted to find out the effectivity of clinical interview implementation to remediate the misconceptions about the density at 7 th grade students SMPIT Al-Mumtaz Pontianak. Through One Group Pretest- Posttest design of the Pre-Experimental research. Ten students consist of the first five top and the first five below of the diagnostic test results were choosen to participate this study. A set of three options multiple choice test was administered at before and after the experiment. The average misconceptions reductions was 75.18%, the sign test indicates significantly (p = 0.001) with effect size 0.0001. Keyword : Remediation, Clinical Interview, Effect Size D eskripsi seseorang tentang suatu konsep disebut konsepsi. Konsep merupakan sebuah tanda atau lambang yang bersifat universal. Sehingga konsep tidak pernah salah. Namun konsepsi seseorang tentang sebuah konsep bisa benar atau salah. Konsepsi yang salah inilah yang disebut sebagai miskonsepsi (Sutrisno, Kresnadi, & Kartono, 2007:3-3). Hingga kini masih banyak ditemukan siswa yang memiliki konsepsikonsepsi fisika yang keliru. Khusnawati (2007) menemukan sejumlah miskonsepsi yang dialami siswa kelas VII SMP Negeri 3 Pontianak. Di antaranya 1

adalah: semakin besar ukuran suatu benda semakin mudah tenggelam (86%), dan gelas yang penuh dengan air dan es akan tumpah bila es mencair (86%). Dalam paradigma konstruktivisme, siswa diakui telah memiliki pengetahuan sebelum mengikuti pembelajaran formal. Pengetahuan yang dimiliki sebelum mengikuti proses kegiatan pembelajaran yang formal ini diberi label pengetahuan awal siswa. Pengetahuan awal ini diperoleh dari sumber-sumber belajar yang tersedia di luar sekolah atau dari pembelajaran sebelumnya (Sutrisno, Kresnadi, & Kartono, 2007). Setiap siswa datang ke pelajaran formal membawa pengetahuan awalnya tentang fenomena alam. Pengetahuan awal ini, pada umumnya berbeda dengan konsepsi ilmuwan dan disebut juga sebagai miskonsepsi. Konsepsi semacam ini ternyata tersebar merata menurut usia, kemampuan, gander dan bahkan lintas budaya. Pengetahuan ini mirip dengan penjelasan para ilmuwan masa lampau dan sebagai endapan dari pergaulan sehari-hari (Sutrisno, Kresnadi, & Kartono, 2007). Pengetahuan awal ini mengarahkan perhatiannya pada satu atau dua hal tertentu dari seluruh materi yang sedang dipelajari di kelas. Dengan demikian, pengetahuan awal menjadi semacam penyaring tentang hal-hal yang harus dipelajari. Selain sebagai penyaring, pengetahuan ini juga menentukan bangunan pengetahuan yang sedang dikonsruksi (Sutrisno, Kresnadi, & Kartono, 2007). Para peneliti miskonsepsi menemukan beberapa hal yang menjadi penyebab miskonsepsi siswa. Secara garis besar, menurut Suparno (2005:29), penyebab miskonsepsi dapat berasal dari siswa, guru, buku teks, konteks, dan metode mengajar. Penyebab miskonsepsi dari siswa di antaranya adalah prakonsepsi awal, kemampuan, tahap perkembangan, minat, cara berpikir dan lainnya. Penyebab miskonsepsi dari guru berupa ketidakmampuan guru, penguasaan bahan yang kurang, cara mengajar yang tidak tepat atau sikap guru dalam berelasi dengan siswa yang kurang baik. Penyebab miskonsepsi dari buku teks biasanya terdapat pada penjelasan atau uraian yang salah dalam buku tersebut. Penyebab dari konteks biasanya berupa budaya, agama dan bahasa sehari-hari. Sedangkan untuk metode mengajar yang dimaksud adalah yang hanya menekankan kebenaran pada satu sisi. Suparno (2005) menyatakan bahwa ada beberapa langkah untuk membantu siswa mengatasi miskonsepsi, yaitu: menggali miskonsepsi yang dimiliki siswa, mencoba menemukan penyebab miskonsepsi tersebut, dan mencari perlakuan yang sesuai untuk mengatasi miskonsepsi. Remediasi adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk membetulkan kekeliruan (miskonsepsi) yang dilakukan siswa (Sutrisno, Kresnadi, & Kartono, 2007). Penelitian ini melanjutkan penelitian Khusnawati (2007) yang diarahkan untuk meremediasi miskonsepsi yang ditemukannya. Kegiatan remediasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah remediasi yang dilaksanakan pada materi massa jenis. Konsep-konsep massa jenis yang diremediasi adalah: lambang volume, lambang massa, volume benda, massa jenis, hubungan massa jenis dan volume, peristiwa tenggelam, mengapung dan melayang serta es yang mencair. Remediasi yang dilakukan berbentuk Clinical Interview. Walaupun sesungguhnya Clinical Interview (wawancara klinis) itu pada awalnya digunakan 2

untuk menggali miskonsepsi siswa, namun Jayanti (2010), Lusiana (2011) dan Nuraini (2013) menggunakannya untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa. Wawancara klinis dikembangkan oleh Piaget pada tahun 1926. Menurut Piaget wawancara klinis adalah penggabungan dari pemberian tes dan observasi secara langsung pada saat yang bersamaan. Wawancara klinis adalah sebuah dialog atau percakapan antara pewawancara dan yang diwawancarai. Dialog tersebut berpusat pada suatu masalah yang dipilih untuk diberikan kepada orang yang diwawacarai. Pada kesempatan tersebut pewawancara dapat melihat tingkah laku dan proses berpikir dari orang yang diwawancarai dalam menyelesaikan masalah (dalam Haydar, 2009:1). Dalam wawancara klinis selain pewawancara mencoba untuk menggali informasi/pengetahuan dari yang diwawancarai, yang diwawancarai juga diberi kesempatan untuk meminta bantuan berupa penjelasan/keterangan dari pewawancara. Sehingga, timbul interaksi antara pewawancara dan yang diwawancarai. Wawancara klinis juga dapat dipandang sebagai dialog antara pewawancara dan yang diwawancarai. Akibat dari wawancara ini, tidak hanya pewawancara mendapatkan informasi tentang konsepsi yang diwawancarai, tetapi yang diwawancarai pun memperoleh bimbingan dari pewawancara sehingga miskonsepsinya diperbaiki (Sutrisno, Kresnadi, & Kartono, 2007:3-15) Untuk menjaga konsistensi proses wawancara dibuat pedoman wawancara. Beberapa hal yang ditanyakan dijabarkan dalam bentuk flow chart seperti yang disajikan pada Diagram 1. Flow chart dibuat untuk masing-masing konsep yang akan diremediasikan. Diagram 1 Flow Chart tentang pedoman wawancara 3

No Simbol Nama Fungsi Keterangan bagan flow chart 1 Terminator Permulaan / akhir program 2 Input / output data 3 Decision Proses input / output data, parameter, informasi Perbandingan pernyataan, penyeleksian data yang memberikan pilihan untuk langkah selanjutnya 4 Proses Proses perhitungan atau proses pengolahan data 5 Garis alir Arah aliran program Mengikuti Sutrisno, Kresnadi, & Kartono (2007:31-32), langkah-langkah yang dilakukan untuk meremediasi miskonsepsi siswa tentang massa jenis diawali dengan menganalisis hasil tes diagnostik. Kemudian disusun kegiatan remediasi berupa wawancara klinis. Diakhiri dengan memberikan tes akhir untuk menghitung nilai effect size. Penelitian dilaksanakan di kelas VII SMPIT Al-Mumtaz pada materi massa jenis. Harapannya, dengan remediasi menggunakan wawancara klinis, siswa dapat mengetahui miskonsepsi yang dimilikinya dan sekaligus memperbaikinya. METODE Metode eksperimen digunakan dengan memberi perlakuan berupa wawancara klinis. Rancangan penelitian yang dilakukan adalah eksperimen semu (Pre-Experimental Design) dari rancangan percobaan yang berbentuk One Group Pretest- Postest yang disajikan pada Diagram 2. O1 X O2 Diagram 2 Rancangan percobaan One Group Pretest- Postest Design (Sugiyono: 2008) Keterangan: O 1 = Tes awal yang diberikan kepada siswa sebelum diberikan perlakuan. X = Perlakuan (remediasi menggunakan wawancara klinis). = Tes akhir yang diberikan kepada siswa setelah diberikan perlakuan. O 2 Sampel diambil dari 53 siswa kelas VII SMPIT Al-Mumtaz yang telah mempelajari materi massa jenis. Pengambilan sampel ditentukan dengan cara systematic sampling, yang diambil dari 20% jumlah siswa yang mengikuti remediasi. Tes diagnostik berbentuk pilihan ganda dengan tiga alternatif jawaban diberikan kepada 10 siswa dari 53 siswa yang ada, 5 siswa dari kelompok tinggi dan 5 siswa lainnya dari kelompok rendah. Sutrisno (2008) menyatakan bahwa tiga alternatif jawaban memiliki tingkat efektifitas yang paling tinggi. Content validity digunakan untuk menguji validitas instrumen. Beberapa ahli (2 orang dosen pendidikan Fisika dan 1 guru mata pelajaran IPA) 4

memvalidasi instrumen ini. Daya pembeda berturut-turut adalah 10,76 dan 6,38. pretest dan postest yang didapat HASIL DAN PEMBAHASAN Wawancara klinis untuk meremediasi miskonsepsi siswa kelas VII SMPIT Al-Mumtaz Pontianak tentang massa jenis dilakukan pada 5 siswa dengan jumlah miskonsepsi paling banyak dan 5 siswa dengan jumlah miskonsepsi paling sedikit. Kesepuluh siswa ini diambil dari 53 siswa yang ada. Waktu rata-rata yang diperlukan untuk wawancara bagi setiap siswa berkisar antara 50-60 menit. Proses wawancara klinis dilakukan secara tersruktur mengikuti pedoman wawancara yang telah dibuat dalam bentuk flow chart. Seluruh siswa mendapatkan pertanyaan yang sama terkait dengan konsep-konsep yang diremediasi. Hasil tes diagnostik sebelum remediasi selain digunakan sebagai tes awal, digunakan juga untuk menentukan sampel. Jawaban salah diberi tanda 0 dan jawaban betul diberi tanda 1. Siswa diurutkan menurut jumlah kesalahannya dari yang paling banyak hingga yang paling sedikit. Kemudian diambil 5 siswa yang termasuk mempunyai kesalahan terbanyak dan 5 siswa lainnya dari yang mempunyai kesalahan paling sedikit sebagai sampel. Hasil tes diagnostik sebelum remediasi dapat menunjukkan kesalahan tiap siswa, kesalahan terbanyak adalah 8 dan paling sedikit adalah 2. Hasil tes diagnostik setelah remediasi menunjukkan bahwa semua siswa menurun jumlah kesalahannya. Distribusi persentase penurunan miskonsepsi tiap siswa dapat dilihat pada Tabel 1, dan distribusi persentase penurunan miskonsepsi tiap konsep dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 1 Distribusi Harga Proporsi Persentase Penurunan Miskonsepsi Tiap Siswa No. Kode Siswa N o N t N(%) 1 AA 8 3 83,33% 2 AB 8 1 87,50% 3 AC 7 3 57,14% 4 AD 7 3 57,14% 5 AE 6 2 66,66 6 AF 3 0 100% 7 AG 2 0 100% 8 AH 2 0 100% 9 AI 2 1 50% 10 AJ 2 1 50% Jumlah 751,80% Rata-rata 75,18% Ket: N o = Jumlah kesalahan pretest N t = Jumlah kesalahan postest N = Persentase penurunan miskonsepsi tiap siswa Rata-rata persentase penurunan miskonsepsi tiap siswa sebesar 75,18 %. Persentase tertinggi 100% dengan kode siswa AF, AG dan AH. Sedangkan untuk persentase terendah sebesar 50% dengan kode siswa AI dan AJ. 5

Tabel 2 Distribusi Harga Proporsi Persentase Penurunan Miskonsepsi Tiap Konsep Konsep No. Soal S o S t S (%) Rata-rata (Pretest/Postest) lambang volume 1/3 1 2-100% -100% lambang massa 2/1 3 0 100% 100% volume benda ¾ 5 1 80 % 90% 4/5 2 0 100% massa jenis 5/2 6 3 50% 50% Hubungan massa jenis dan 6/10 7 4 42,86% 71,43% volume 7/9 7 0 100% benda yang tenggelam tidak 8/6 3 0 100% 90% bergantung dengan ukurannya 9/7 5 1 80% es yang penuh tidak akan 10/8 8 3 62,5% 62,5% tumpah bila mencair Jumlah 364% Rata-rata 52% Ket: S o = Jumlah siswa yang miskonsepsi pada pretest S t = Jumlah siswa yang miskonsepsi pada postest S = Penurunan miskonsepsi tiap konsep Terjadi penurunan jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi tentang tiap konsep yang diremediasi. Rata-rata penurunan jumlah siswa yang miskonsepsi tiap konsep adalah 52%. Penulisan lambang volume justru sebaliknya. Pada pretest hanya ada satu orang yang salah tulis justru menjadi 2 orang pada postest. Signifikansi perubahan konsepsi setiap siswa dihitung dengan Tes Tanda (Sugiono: 2013). Arah perubahan jumlah miskonsepsi dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Arah Perubahan Jumlah Miskonsepsi Siswa No Kode Siswa Jumlah Miskonsepsi Arah Perubahan Jumlah Miskonsepsi Dari Pretest Ke Postest Tanda Perubahan Pretest Postest + - 1 AA 8 3 0 2 AB 8 1 0 3 AC 7 3 0 4 AD 7 3 0 5 AE 6 2 0 6 AF 3 0 0 7 AG 2 0 0 8 AH 2 0 0 9 AI 2 1 0 10 AJ 2 1 0 Ket: = menurun 1. Menentukan nilai x dan N Berdasarkan data dalam Tabel 3, x = banyak tanda yang lebih sedikit = 0, dan N = banyak siswa yang menunjukkan perubahan miskonsepsi = 10. 6

2. Menentukan taraf signifikansi berdasarkan Tabel D Dengan nilai x = 0 dan N = 10, berdasarkan Tabel D (terlampir) diperoleh taraf signifikansi sebesar 0,001. Penurunan jumlah miskonsepsi persiswa antara sebelum dan sesudah remediasi signifikan (p = 0,001). Efektifitas kegiatan remediasi ini semula akan dihitung dengan rumus: ES =... (1) Keterangan: ES = effect size = hasil rata-rata tes diagnostik akhir (Sutrisno: 2007 ) = hasil rata-rata tes diagnostik awal = standar deviasi tes diagnosis awal. Tetapi karena n kecil ( 10), maka dihitung dengan rumus lain: Statistical Significance = Effect size x Sample Size.. (2) (Ellis: 2010) Atau ES = Jika menggunakan n = 10 dan p = 0,001, diperoleh nilai effect size sebesar 0,0001. Berdasarkan barometer effect size John Hattie, ES sangat rendah (Atherton: 2013). Pembahasan Hasil penelitian remediasi menggunakan wawancara klinis menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah miskonsepsi, baik penurunan jumlah miskonsepsi tiap siswa maupun penurunan jumlah miskonsepsi tiap konsep. Persentase ratarata penurunan miskonsepsi tiap siswa sebesar 75,18 %. Hasil ini tidak jauh berbeda dari temuan Jayanti (2010). Rata-rata penurunan jumlah siswa yang miskonsepsi tiap konsep sebesar 52%. Tetapi lambang volume, justru sebaliknya. Siswa menganggap semua lambang ditulis dengan huruf kecil atau huruf besar. Mereka tidak tahu lambang volume menggunakan huruf besar dan lambang massa menggunakan huruf kecil. Uji Tanda menunjukkan penurunan yang signifikan (p = 0,001, = 0,05 dan N = 10), walaupun ES nya sangat kecil (0,0001). Hal ini disebabkan karena jumlah sampel yang diambil sangat kecil, sehingga pengaruh yang ditimbulkan juga kecil. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Remediasi dengan wawancara klinis dapat menurunkan jumlah miskonsepsi baik persiswa maupun perkonsep. Rata-rata persentase penurunan miskonsepsi 7

tiap siswa sebesar 75,18%. Rata-rata penurunan jumlah siswa yang miskonsepsi tiap konsep sebesar 52%. Hasil uji tanda menunjukkan taraf signifikansi sebesar 0,001, walaupun effect size nya 0,0001. Saran Bagi penelitian selanjutnya sebaiknya memperhatikan jumlah sampel yang diambil, karena sampel yang sedikit akan menimbulkan pengaruh yang kecil. DAFTAR RUJUKAN Atherton, J S. 2013. Teaching and Learning; What works best. (Online). (http://www.learningandteaching.info/teaching/what_works.htm, Maret 2014). Ellis, Paul. D. 2010. Effect Size FAQs. (Online). (http://www.effectsizefaq.com, Mei 2015). Haydar, Hanna. 2009. During to Ask Hard Question: The Effect of Clinical Interview Training Upon Teachers Classroom Questioning. Journal of Education Resources Information Center. (Online). (http://eric.ed.gov/?id=ed501006, Maret 2014). Jayanti, Destri. 2010. Remediasi Kesulitan Siswa pada Materi Teorema Phitagoras dengan Menggunakan Wawancara Klinis di Kelas VIII SMP Negeri 5 Pontianak. Pontianak: Skripsi FKIP Untan. Khusnawati. 2007. Miskonsepsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Pontianak Tentang Massa Jenis Suatu Zat. Pontianak: Skripsi FKIP Untan. Lusiana. 2012. Mengatasi Kesulitan Siswa pada Sub Materi Limit Fungsi Rasional Melalui Wawancara Klinis Berbantuan Recheck menggunakan Teorema L Hopital di Kelas XI SMA Negeri 1 Sambas. Pontianak: Skripsi FKIP Untan. Nuraini. 2013. Remediasi kesulitan siswa menggunakan wawancara klinis berbentuan LKS pada materi pemfaktoran bentuk aljabar di kelas VIII MTS Negeri Pontianak. Pontianak: Skripsi FKIP Untan. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2013. Statistik Nonparametris Untuk Penelitian. (Cetakan ke-11). Bandung: Alfabeta. Suparno, Paul. 2005. Miskonsepsi Dan Perubahan Konsep Dalam Pendidikan Fisika. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. 8

Sutrisno, Leo., Kresnadi, Hery., & Kartono. 2007. Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Jakarta: LPJJ PGSD. Sutrisno, Leo. 2008. Remediation Of Weaknesses of Physics Concepts. Pontianak: Untan Press. 9