BAB IV DESKRIPSI MATERI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III TURBIN DAN PERAWATAN TURBIN

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU

Kata Pengantar. sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan

Pengoperasian pltu. Simple, Inspiring, Performing,

JENIS TURBIN. Jenis turbin menurut bentuk blade terdiri dari. Jenis turbin menurut banyaknya silinder. Jenis turbin menurut arah aliran uap

BAB I PENDAHULUAN. Turbin uap berfungsi untuk mengubah energi panas yang terkandung. menghasilkan putaran (energi mekanik).

Turbin Uap BOILER. 1 4 konderser

Session 13 STEAM TURBINE OPERATION

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. gesekan pada saat rotor turbin berputar, maka bantalan-bantalan. penyangga tersebut harus dilumasi dengan minyak pelumas.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan

Session 11 Steam Turbine Protection

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION

Kata Kunci : PLC, ZEN OMRON, HP Bypass Turbine System, pompa hidrolik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS MATAKULIAH SISTEM PEMBANGKIT TENAGA UAP TURBIN UAP : 1. ADE SURYAN YULIANTO (G1C012003) 2. SEPRIANSYAH (G1C01100)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

BOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin :

TURBIN UAP LAPORAN ON JOB TRAINING TURBIN UAP

Gambar 2.2 Flow Diagram PLTP Kamojang

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. memanfaatkan energi kinetik berupa uap guna menghasilkan energi listrik.

BAB II LANDASAN TEORI. stage nozzle atau nozzle tingkat pertama atau suhu pengapian turbin. Apabila suhu

BAB II LANDASAN TEORI

Turbin Parson adalah jenis turbin reaksi yang paling sederhana dan banyak digunakan. Turbin mempunyai komponen-komponen utama sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. misalnya untuk mengisi ketel, mengisi bak penampung (reservoir) pertambangan, satu diantaranya untuk mengangkat minyak mentah

Session 10 Steam Turbine Instrumentation

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

Tekanan Dan Kecepatan Uap Pada Turbin Reaksi Perbandingan Antara Turbin Impuls Dan Turbin Reaksi

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

BAB III LANDASAN TEORI

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG)

SISTEM KONTROL PADA HIGH PRESSURE TURBINE BYPASS VALVE. Oleh: Meilia Safitri (L2F008061) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

TES TERTULIS. 1. Terkait Undang-Undang RI No 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan Bab XI Pasal 2 apa kepanjangan dari K2 dan berikut tujuannya?

BAB 3 PROSES-PROSES MESIN KONVERSI ENERGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap. yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu pembangkit daya uap. Siklus Rankine berbeda dengan siklus-siklus udara

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA

PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mesin kerja. Pompa berfungsi untuk merubah energi mekanis (kerja putar poros)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 1.1. Proses kerja dalam PLTU

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875.

a. Turbin Impuls Turbin impuls adalah turbin air yang cara kerjanya merubah seluruh energi air(yang terdiri dari energi potensial + tekanan +

I. PENDAHULUAN. EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 3 September 2015; 61-68

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

Perhitungan Daya Turbin Uap Dan Generator

BAB II LANDASAN TEORI

GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pompa adalah salah satu jenis mesin fluida yang berfungsi untuk

Analisa Performa Turbin Gas Frame 6B Akibat Pemakaian Filter Udara BAB II DASAR TEORI. pembangkit gas ataupun menghasilkan daya poros.

BAB II LANDASAN TEORI

KERJA PRAKTEK BAB III PEMBAHASAN. 3. Sistem Kerja Dan Pemeliharaan Governor Pada Pesawat Dakota

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous

Teknik Tenaga Listrik. Pembangkit Listrik Tenaga Uap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB 5 DASAR POMPA. pompa

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang memadai untuk melayani proses yang berlangsung di dalamnya.

MODUL V-B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N.

PERANCANGAN TURBIN UAP PENGGERAK GENERATOR LISTRIK DENGAN DAYA 80 MW PADA INSTALASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS UAP

KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... HALAMAN PERSEMBAHAN... ABSTRACT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

BAB II PRINSIP-PRINSIP DASAR HIDRAULIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 1.1 PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS DAN UAP (PLTGU)

BAB III 2.1. Prosedur sebelum dan sesudah melakukan "overhaul" Mesin Induk di kapal, ialah: Sebelum overhaul:

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III PROSES PENGUJIAN APU GTCP36-4A

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

(Indra Wibawa D.S. Teknik Kimia. Universitas Lampung) POMPA

Dosen Pembimbing : Ir. Teguh Yuwono Ir. Syariffuddin M, M.Eng. Oleh : ADITASA PRATAMA NRP :

ANALISIS PERHITUNGAN DAYA TURBIN YANG DIHASILKAN DAN EFISIENSI TURBIN UAP PADA UNIT 1 DAN UNIT 2 DI PT. INDONESIA POWER UBOH UJP BANTEN 3 LONTAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant )

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan fluida dari suatu tempat yang rendah ketempat yang. lebih tinggi atau dari tempat yang bertekanan yang rendah ketempat

Transkripsi:

BAB IV DESKRIPSI MATERI Turbin uap adalah suatu alat untuk mengubah energi uap menjadi energi mekanis. Peranan turbin uap dalam PLTU adalah sebagai penggerak mula (prime mover) dari generator. Turbin unit 4 dan 5 pada PLTU Muara Karang termasuk jenis turbin impuls. Turbin impuls merupakan turbin proses ekspansi atau penurunan tekanan dari fluida kerja hanya terjadi dalam baris sudu tetap saja. 4.1 Turbin Uap 4 dan 5 Dalam karakteristik turbin uap PLTU Muara Karang Unit 4 dan 5 : 1. Tipe : Mitsubisi Single Clinder, Single flow impuls, Condensor Turbin. 2. Kapasitas : 100.00 kw 3. Tekanan uap masuk : 87,8 kg/cm 2 4. Tekanan exhaust : 90 mmhg abs 5. Kecepatan : 3000 Rpm 6. Temperatur uap masuk : 510 0 C 7. Jumlah tingkat sudu : 13 tingkat, terdiri dari: - Sudu Curtis ( tingkat pengatur ) : 1 tingkat - Sudu Rateau : 9 tingkat - Sudu Reaksi : 3 tingkat 8. Jumlah Extaraction : 5 9. Katup Utama : 2 buah 10. Turning Gear : 3 Rpm KERJA PRAKTEK 32

4.1.1 Rumah Turbin Fungsi rumah turbin adalah mendistribusikan uap ke sekeliling sudu pengatur untuk mendapatkan tekanan dan kecepatan yang sama dan menjaga agar uap tidak keluar dari turbin. Rumah turbin memiliki sudu tetap yang berfungsi untuk mengarahkan aliran uap ke sudu gerak. Disamping itu rumah turbin juga berfungsi sebagai rumah regulatator, rumah bantalan dan sebagai saluran uap bekas kedalam kondensor. 4.1.2 Rotor Rotor adalah bagian yang berputar dari turbin dan letaknya berada di dalam rumah turbin. Rotor berfungsi memutar poros daya yang menggerakan atau memutar generator. Disamping itu rotor berfungsi sebagai: 1. Penggerak pompa oli utama dan regulator. 2. Sebagai bantalan tekan, bantalan dukung penghantar dan bantalandukung generator. Bagian utama dari rotor adalah mesin dari tempaan padat dari campuran alumunium. Bagian dari potongan poros diberikan baut ke sisi masukan akhir untuk membentuk penahan thrust bearing dan untuk membawa pelumas dari peralata overspeed trip. 4.1.3 Sudu-Sudu Sudu pada turbin terbagi menjadi dua, yaitu : sudu gerak dan sudu tetap. Sudu gerak merupakan sudu yang bergerak bersama dengan rotor, oleh sebab itu sudu gerak letaknya melingkari rotor. Sedangkan sudu gerak adalah sebaliknya. KERJA PRAKTEK 33

Sudu-sudu turbin antara lain adalah sudu curtis, sudu rateau dan sudu reaksi. Sudu cartis adalah sudu yang berfungsi untuk menurunkan tekanan uap. Sudu reaksi berfungsi untuk menaikan kecepatan relatif fluida kerja sehingga rotor turbin berputar secara optimal. Oleh sebab itu sudu cartis pada turbin unit 4 dan 5 diletakan pada tingkat pertama, dimaksudkan untuk melindungi rumah turbin dan rotor terhadap tekanan dan temperatur tinggi juga untuk mendapatkan unit yang lebih kompak dan murah. Seluruh bagian sudu yang berorientasi dan bagian yang diam dipisahkan secara relatif oleh jarak ruang yang besar dan kecil yang dibuat oleh jalur perapat (sea ). Jalur ini dibuat oleh campuran logam material dengan pelindung yang berkwalitas. Gambar 4.1 Sudu Tetap Sumber : Data Diklat PJB Muara Karang KERJA PRAKTEK 34

Gambar 4.1 Sudu Cartis Sumber : Data Diklat PJB Muara Karang Gambar 4.1 Sudu Turbin 4 dan 5 Sumber : Data Diklat PJB Muara Karang KERJA PRAKTEK 35

4.1.4 Kecepatan Kritis Kecepatan kritis adalah kecepatan putaran dari turbin yang perlu di hindari, karena pada kecepatan tersebut akan menghasilkan getaran yang sangat tinggi pada poros turbin. Kecepetan kritis tersebut dibagi menjadi tiga, yaitu: 1. 1620 Rpm. 2. 2. 260 Rpm. 3. 4.760 Rpm kecepatan kritis hanya terjadi pada saat start UP turbin untuk mencapai kecepatan nominalnya (3000 Rpm) pasti akan melalui kecepatan kritis tersebut. Untuk menghindari getaran yang tinggi maka pada saat kecepatan turbin mendekati 1.620 Rpm dan 2.260 Rpm katup uap masuk harus dibuka penuh sehingga kecepatanya naik secara drastis. Kecepatan kritis 4.760 Rpm jarang terjadi karena kecepatan tersebut jauh dari nominal, sehingga tidak mungkin beroperasi pada kecepatan tersebut. Disamping itu jika kecepatan turbin melampaui 3330 Rpm maka turbin akan langsung trip. 4.2 Prinsip Kerja turbin uap Turbin unit 4 dan 5 pada PLTU Muara Karang termasuk jenis impuls kecepatan bertingkat. Tubin impuls merupakan turbin yang proses ekspansi atau peburunan tekanan dari flida kerja hanya terjadi dalam baris sudu tetap saja. Pada turbin impuls uap masuk ke dalam nosel dan kecepatan uapnya naik karena nosel adalah sudu pengarah dan berfungsi menaikan kecepatan uap, setelah itu uap masuk kedalam barisan sudu, pada bagian ini tekana dijaga konstan, tetapi kecepatan absolutnya turun disebabkan karena energi kinetik uap dirubah menjadi kerja memutar sudu turbin. Salah satu cara merubah kerugian yang terlalu besar pada turbin unit 4 dan 5 adalah dengan mengekspansikan uap secara bertahap kedalam turbin bertingkat. Jadi dengan turbin yang bertingkat energi fluida yang tidak di serap oleh barus KERJA PRAKTEK 36

sudu gerak masih dapat diserap oleh baris sudu tingkat berikutnya, selain itu kemampuan sudu menyerap energi fluida kerja juga terbatas, maka dengan turbun bertingkat maka diharapkan proses penyerapan energi tersebut dapat berlangsung efisian. 4.3 Bagian-Bagian Pendukung Turbin Uap 4.3.1 Thrust Bearing Rotor turbin yang poros-porosnya dengan kopling fleksibel memiliki bantalan aksial sendiri-sendiri. Tetapi untuk turbin dengan kopling solid hanya dipasang satu bantalan aksial yang biasa diletakan antara silinder HP dan silinder LP. Bantalan aksial memiliki dua fungsi yaitu : untuk menyerap sisa resultan gaya aksial pada poros serta mengontrol posisi rotor dalam casing. Fungsi ke dua, untuk mencegah terjadi persinggungan antara bagian yang berputar dengan bagian yang stasioner. 4.3.2 Thorttle valves Fungsi utama dari thorttele vaves adalah untuk mematikan debit dari uap masuk turbin dalam kecepatan berlebih, dimana setting daro overspeed trip itu bekerja di 10% daro overspeed. Katup ini digunakan untuk mengkontrol aliran uap masuk ke turbin selama unit sedang dinaikan kecepatannya. Oli tekanan tinggi masuk melalui orifice, di orifice yang bertingkat di bagian check valve di atur oleh kontrol thortle valve yang berada dibawah bantalan pedal. Menaikan tekanan oil control thorttle valve akan menaikan kecepatan/ membukanya thorttle valve. 4.3.3 Turbin Oil Pumps Turbin uap di dukung atas satu main oil pump, turning gear oil pump, dan satu emergensi dc bearing and seal oil pump. KERJA PRAKTEK 37

Main oil pump harus di jalankan terlebih dahulu dengan poros turbin, pompa ini berfungsi untuk memberikan suplai pelumas pada turbin setelah turbin telah berputar dengan putaran normal atau mendekati putaran normal. Tekanan keluarnya adalah 20-27Kg/cm 2. Auxiliary oil pump harus di jalankan terlebih dahulu untuk mensuplai minyak pelumasan ke bearing-bearing dan bagian terdepan hidrolik pada turbin pada kondisi stand still atau dbawah putaran normalnya. Pompa ini dikendalikan dengan menggunakan tuas pada control panel, serta dapat di kendalikan secara manual dan otomatis. Turning gear oil pump harus dioprasikan sebelum turbin pada posisi turning gear (3 Rpm). Pompa ini mensuplai minyak pelumas ke bearing-bearing turbin dan hydrogen shaft steel serta berfungsi sebagai cadangan dari auxiliary oil pump. Emergensi dc bearing and seal oil pump merupakan pompa cadangan yang mensuplai minyak pelumasan ke bearing-bearing dalam kondisi darurat. Pompa ini di kendalikan oleh tuas pada control panel. 4.3.4 Turning Gear Motor turning gear di operasikan untuk menghindari landutan poros turbin ketika turbin akan shot down. Putaran motor ini berkisar 3 Rpm. Motor turning gear dapat di operasikan dari control local pada control panel. 4.3.5 Dummy Piston Dalam turbin uap, rotor mendapatkan tekanan yang sangat kuat dari uap yang searah dengan arah aliranya. Oleh sebab itu untuk mengurangi beban pada bantalan aksial dengan arah aliranya maka yang dipasangkan adalah Piston Pengimbang (Dummy Piston) untuk mengimbangi daya aksial tersebut. Namun dengan adanya Dummy piston ini sering terjadi kebocoran uap. Untuk KERJA PRAKTEK 38

mengurangi kebocoran uap, pada sisi tekan rendah dipasang perapat jenis labirin dan pada sisi tekan tinggi dialiri uap. 4.3.6 Defferential Expansion Karena massa rotor relative lebih kecil dibanding dengan massa casing, maka rotor akan cepat memuai dibanding casing turbin. Mengingat antara ruang rotor dangan cassing turbin sangat kecil, maka perbadaan pemuaian keduanya memiliki masalah yang serius. Dalam kondisi exstrim, dapat mengakibatkan pergesekan antara rotor dengan cassing yang dapat merusak turbin. Untuk menghindari hal demikian, setiap turbin dilengkapi dengan peralatan instrumen yang memberikan indikasi terhadap perbedaan pemuaian (differential expansion). Alat ini dapat mengukur selisih pemuaian relatif antara rotor dengan cassing. Selama start turbin harus di usahakan agar nilai differential expansion tidak melebihi 5,5 dan kurang dari -3 mm. 4.3.7 Gland Steam Sealing System Uap ini merupakan uap perapat kering yang berasal dari main steam yang digunakan untuk mencegah uao kembali masuk kedalam turbin sisi tekan rendah setelah uap itu keluar dari turbin. Tekanan uap perapat ini adalah, 0,3 kg/cm 2 G dan temperaturnya adalah 120 0 C-180 0 C. Uap perapat ini berada dalam labyrinth turbin. 4.4 Sistem Proteksi Sistem proteksi pada turbin ada empat macam. Keempat sistem proteksi tersebut bekerja berdasarkan sistem tekan pada minyak. Keempat sistem proteksi tersebut antara lain: KERJA PRAKTEK 39

4.4.1 Low bearing oil pressure loe bearing oil pressure, didesisain untuk shut down unit apabila tekanan minyaknya turun menjadi 0,45 kg/cm 2. Pada saat tekanan minyak turun maka diafragma akan bergerak turun yang membuka katup yang akhirnya mematikan unit. 4.4.2 Thrust Bearing Trip Thrust bearing trip, didesisain untuk shut down unit apabila tekanan minyaknya naik menjadi 5,60 kg/cm 2. pada saat tekanan minyak naik maka diafragma akan naik dan membuka katub yang akhirnya akan mematikan unit. 4.4.3 Low Vacum Trip Low vacuum trip, didesain untuk shout down untuk masalah yang serius pada tekanan keluar dari turbin. Pada tekanan naik diatas nilai yang di tentukan (400-500 mmhg) diafragma akan bergerak ke atas dan membuka trip valve yang akhirnya akan mematukan unit. 4.4.4 Over Speed Trip Over speed trip di disain untuk shut down uit apabila putaran rotor turbin melebihi 300 Rpm dan tekanan minyak lebih dari 2,55 Kg/cm 2 Table 1. Batasan variable opersai turbin. No. Jenis proteksi Alaram (Kg/cm 2 ) Trip (Kg/cm 2 ) 1 Low Bearing Trip 0,75 ±0.05 0,45 0,60 2 Thrust Bearing Trip 2,10 ± 0,14 5,30 5,60 3 Low Vacuum Trip 600 ± 25 mmhg 400 500 mmhg 4 Over Speed - 2,55 Sumber: steam turbin unit 4 dan 5 PLTU Muara Karang manual book. KERJA PRAKTEK 40

Gambar 4.4 Control System Proteksi Unit 4 dan 5. Sumber : Data Diklat PJB Muara Karang 4.5 Sistem Pelumas Minyak pelumas berfungsi sebagai pemisah dua permukaan yang bersentuhan, misalnya antara poros bantalan. Sistem pelumas dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu: 1. Sistem pelumas tekanan tinggi. 2. Sistem cebur. 4.5.1 Sistem Pelumas tekanan Tinggi Oli bertekanan tinggi digunakan untuk tujuan: 1. mengoperasikan injektor oli, dimana pengisapan di main oil pump, ketika main oil pump menjadi tipe sentrifugal, oil injektor digunakan untuk untuk memberikan oli ke sisi masukan main oil pump di tekanan positif. 2. untuk menyediakan seal oil back-up untuk oli perapat hydrogen. KERJA PRAKTEK 41

Penyaringan oli tekanan tinggi digunakan utuk tujuan: 1. untuk mengoperasikan dua serfomotor thportel valve, dan servo motor sistem chast (katup Governor). 2. untuk menyediakan suplai oli untuk: a) Oil impeller governor b) Main oil governor c) Load limit valve d) Alat proteksi trip e) Kontrol thortlle valve f) Initial pressure regulator g) Thrust bearing trip device h) Mekanisme overspeed Kontrol oli masing-masing velve disuplai dari orifices di jalur tekanan tinggi. Orifices dan chek valve di tutupi dalam satu bagian, peralatan trip biasa di tempatkan di governor turbin akhir pada pedesal. 4.5.2 Sistem Cebur Pelumas dengan sistem cebur dimaksud untuk mengusahakan umur daru komponen-komponen mekanisme atau suku cadang dari sistem tersebut menjadi tahan lebih lama. Fungsi dari sistem cebur adalah: 1. Menghindari kontak langsung antara bagian yang bergerak dan mendukung, misalnya antara poros dengan bantalan (bearing). 2. Melakukan pendinginan dari alam. 4.6 Sistem Kontrol Secara dasar, semua kontrol di operasikan secara hidrolik menggunakan suolai oli dari main oil pump di poros. Tekanan keluar oli sebesar 22-27 Kg/Cm 2 G KERJA PRAKTEK 42

digunakn untuk membuat gaya yang cukup untuk menggerakan piston servo motor. Selama operasi normal, uap di turbin diatur oleh katup governor steam chast dan thortle valves. Governor merupakan suatu rangkaian peralatan yang berfungsi untuk mengatur daya keluaran turbin dengan cara menjaga kecepatan turbin konstan (3000 Rpm) pada beban berfariasi. Tugas utama governor diantaranya sebagai berikut: 1. Pengatur kecepatan sebelum kerja paralel. 2. Pengatur kecepatan untuk merubah frekwensi dalam keadaan kerja paralel. 3. Pengaturan penghentian operasi pada saat terjadi angguan. Kecepatan atau beban dari turbin dikontrol oleh main governor dan dengan motor konvensional yang bisa di ubah kecepatannya. Kontrol governor ini memposisikan katup masuk uap melalui servo motor yang di hubungkan ke steam chast. Dalam frekwensi normal pengaturan governor dilakukan dengan governor utama atau load limit valve. Pada saat tekanan oli rata-rata 1,75 Kg/Cm 2 G maka katup steam chast akan menutup dan apabila ke 3,2 Kg/Cm 2 G maka katup steam chast akan membuka. 4.7 Prosedur Pengoperasian Turbin 4.7.1 Cold Start Up Starting turbin adalah suatu proses pelaksanaan roling turbin dimulai dari turbin pada saat putaran turning gear 3 Rpm sampai dengan turbin mencapai putaran 3000 Rpm. Cold start up turbin merupakan metode start up turbin pada saat keadaan dingin, dimana keadaan ini adalah: KERJA PRAKTEK 43

1. Suhu metal pada rotor pada sisi tekan tinggi adalah <120 0 C. 2. Setelah turbin berhenti lebih dari >100 jam. Persyaratan uap masuk turbin yang di izinkan pada proses cold start turbin adalah 56 0 C super head dan maxsimum 430 0 C. Dalam praktek di lapangan pada temperatur di atas 300 0 C dengan tekanan ±40 Kg/Cm 2. Pada proses start up dilakukan beberapa tahap, sebagai berikut: 1. Pada putaran 400 Rpm dilakukan turbn trip utuk keperluan Rub chack dan untuk mengetahui bahwa pengaman turbin telah bekerja dengan baik, dimana stop valve turbin dapat menutup penuh. 2. Pada putaran 1850 Rpm dilakukan penahanan putaran yang berguna untuk mendapatkan pemanasan pada rotor bore sampai dengan temperatur 120 0 C (temperatur transisi), sebelum putaran turbin dinaikan ke nominal speed 3000 Rpm. Tujuan pemanasan ini adalah untuk menghindari bahaya kerapuhan (Brittle Frakture) yaitu dengan cara membatasi stres pada rotor bore dibawah temperatur 1200C. 3. Pengaman Turbin meliputi: Eccenticity, Vibrasi, Differential Expantion, suhu pelumas dan sebagainya. 4.7.2 Warm Start Up Warm start turbin adalah suatu kegiatan rolling turbin dimulai dari turbin putaran turning gear 3 Rpm sampai putaran turbin 3000 Rpm. Worm start turbin merupakan suatu metode start up dimana turbin dalam keadaan hangat, yaitu keadaan dalam batasan sebagai berikut: 1. Turbin shut down tidak lebih dari 40 jam. 2. Temperatur rotor bore pada saat dilakukan rolling adalah diatas transition temperatur (120 0 C). KERJA PRAKTEK 44

Kondisi uap masuk turbin pada proses warm start up adalah tekanan ±75 Kg/Cm 2 dengan temperature ± 400 0 C. Untuk penyesuaian panas (pengamanan) terhadap thermal stress pada rotor bore. Maka turbin pada putaran 1850 ditahan selama 40 menit sebelum ke nominal speed. Laju kenaikan putaran yang di izinkan pada 150 rpm/menit. 4.7.3 Hot Start Up Hot start turbin merupakan suatu metode start up dimana turbin dalam keadan hot, yaitu keadaan berada pada batasan sebagai berikut: 1. Turbin shut down tidak lebih dari 8 jam. 2. Temperatur rotor bore pada saat dilakukan rolling turbin adalah diatas transision temperatur (1200C). Kondisi uap masuk turbin pada saat proses hot start up turbin yaitu temperaturnya ± 400 0 C dan tekanannya ± 80 Kg/Cm 2. Untuk keperluan steam cast warning, turbin pada putaran 2850 Rpm ditahan selama ± 2 menit sebelum nominal speed. Laju putaran mesin yang di izinkan adalah 300 Rpm/menit. 4.7.4 Natural Shut Down to Hot Stand By Jika dalam sistem jaringan hanya membutuhkan beban (load demand) yang cukup rendah dalam suatu periodik waktu tertentu, sehingga pada saat itu unit PLTU tidak diperlukan, maka unit dapat di stip atau dalam keadaan stand by. Natural shut down to hot stand by dapat diartikan bahwa unit di stop tanpa adanya pekerjaan atau pemeliharaan yang akhirnya tekanan dan temperature uap akan mengalami penurunan. KERJA PRAKTEK 45

Prosedurnya adalah dengan menurunkan beban generator secara bertahap sampai lepas dengan jaringan (generator not on line), kemudian boiler di hot banking untuk mempertahankan tekanan dan temperature, sehingga waktu start sampai dengan rolling dapat di perpendek. 4.7.5 Normal Shut down Normal shut down adalah stop unit yang di rencanakan, misalnya untuk keperluan inspection periodic, program pemeliharaan, atau perbaikan yang memerlukan waktu yang relative lama (±100 jam). Prosedurnya adalah dengan menurunkan beban generator secara bertahap dengan mengatur tekanan dan temperature uap sesuai perubahan beban sampai generator pada light load (beban minimum), kemudian generator di lepas dari jaringan dan turbin dapat di stop. Apabila segera diperlukan kondisi dingin pada boiler, dimana akan dilakukan pemeliharaan atau perbaikan yang spesifik, maka force draft fan dapat dipertahankan sampai operasi boiler dalam keadaan dingin. Selanjutnya bila temperature air boiler mencapai kurang dari 90 0 C, air boiler dapat di buang juka di anggap perlu. Proses cooling down ( pendinginan secara alami) dapat berlangsing selama 2 x 24 jam, jka boiler tidak diperlukan segera dalam keadaan dingin dan tidak ada pekerjaan spesifik. KERJA PRAKTEK 46