PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SEKOLAH DASAR Eryuni, Sri Utami, Kartono Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Email : eryunisingkawang@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar peserta didik melalui pembelajaran matematika materi perkalian di kelas IV SDN 06 Singkawang Tengah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dan bentuk penelitiannya adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Siswanya berjumlah 21 orang. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terjadi peningkatan hasil pembelajaran matematika menggunakan metode demonstrasi dari siklus I meningkat ke siklus II. Jumlah siswa yang tuntas berjumlah 19 orang dengan persentase ketuntasan 90,47%, dan siswa yang tidak tuntas berjumlah 2 orang dan persentasenya 9,52%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa dalam pembelajaran matematika materi perkalian di kelas IV SDN 06 Singkawang Tengah. Kata Kunci : Aktivitas, Pembelajaran Matematika, Metode Demonstrasi Abstract : This study aimed to improve the learners' learning activities through multiplication math learning material in class IV SDN 06 Central Singkawang. The method used is descriptive method and form of research is the Classroom Action Research ( CAR). Students amounted to 21 people. Based on research that has been carried out an increase in mathematics learning outcomes using the demonstration of the first cycle increased to cycle II. The number of students who completed the 19 people with the percentage of completeness 90.47 %, and the students who did not complete numbered 2 and the percentage 9.52 %. It can be concluded that the demonstration method can improve student learning activities in mathematics learning multiplication material in class IV SDN 06 Central Singkawang. Keywords : Activity, Learning Mathematics, Methods Demonstration 1
P erkembangan di bidang pendidikan perlu mendapatkan perhatian. Penanganan dan prioritas baik dari pemerintah dan pengelolaan pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Oleh karena itu, perkembangan di bidang pendidikan perlu ditingkatkan untuk meningkatkan mutu pendidikan sehingga dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.selain itu, pendidikan juga merupakan suatu upaya untuk mempersiapkan atau memberi bekal pada peserta didik agar di kemudian hari mereka dapat mandiri dan tanggap akan lingkungan untuk menghadapi tantangan hidup. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa kini dan masa mendatang dapat mengakibatkan kita menghadapi kesulitan untuk memprediksi pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperlukan siswa di kemudian hari, karena itu, guru perlu melakukan berbagai upaya agar pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa di sekolah dapat diterapkan pada situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari maupun situasi lain. Pada aspek penalaran maupun penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi peranan matematika sangatlah penting. Oleh karena itu, proses pembelajaran matematika pada siswa sekolah dasar harus lebih diperhatikan, mengingat keberadaan matematika di sekolah dasar merupakan bekal keberhasilan siswa mempelajari materi-materi matematika pada tingkat pendidikan lebih tinggi. Untuk mewujudkan hal itu, peran guru dalam melaksanakan proses pembelajaran matematika sudah barang tentu menjadi sesuatu yang sangat penting. Kemampuan guru dalam memilih, menguasai dan menerapkan berbagai pendekatan, strategi, serta metode dan teknik-tekniknya sebagai penentu keberhasilan siswa dalam menguasai pelajaran matematika harus terus ditingkatkan. Berangkat dari pemikiran di atas, pengalaman peneliti dalam melaksanakan pembelajaran matematika pada materi perkalian dan pembagian di kelas IV SDN 6 Singkawang Tengah, teridentifikasi masalah rendahnya proses pembelajaran berupa peningkatan hasil belajar siswa, sehingga berdampak pula pada rendahnya hasil belajar siswa. Faktor penyebab rendahnya peningkatan aktifitas belajar siswa ini dikarenakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan di kelas lebih didominasi oleh guru, karena dalam proses pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah, sehingga kurang dapat menumbuhkan peningkatan hasil belajar siswa. Kondisi peningkatan hasil belajar siswa yang demikian berdampak pada proses belajar siswa yang ditandai dengan gejala-gejala kesulitan siswa dalam belajar, antara lain 1) Siswa kurang memahami konsep dasar dalam mengenal perkalian, 2) Siswa malas dalam menghafalkan perkalian 3) Siswa lebih banyak bermain daripada belajar 4) Siswa selalu mudah untuk melupakan hafalan tentang perkalian. Berdasarkan gejala-gejala di atas, kemudian dilakukan diagnosis terhadap hasil belajar tentang perkalian dan pembagian. Dari hasil diagnosis tersebut juga ditemukan rendahnya hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Singkawang Tengah, yang mana dapat dilihat sebagai berikut, yaitu: 1) Aktif dalam bertanya sebesar 53,84% 2) Aktif dalam menjawab pertanyaan sebesar 48,72% 3) Aktif dalam menyimak kejelasan guru sebesar 58,97% 4) Aktif dalam mengerjakan tugas kelompok sebesar 66,67% 5) Aktif untuk tampil maju didepan 2
kelas sebesar 56,41% 6) Aktif dalam bekerjasama dalam kelompok sebesar 61,54% 7) Aktif dalam menyimpulkan materi pembelajaran sebesar 51, 28%. Berdasarkan masalah yang dikemukakan di atas, maka peneliti akan mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Menggunakan Metode Demonstrasi Di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri No 06 Singkawang Tengah. Masalah Penelitiannya adalah Apakah penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran perkalian dan pembagian dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Singkawang Tengah? Sedangkan sub masalah penelitiannya adalah 1) Apakah dengan menerapkan metode demonstrasi dapat meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran perkalian dan pembagian di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Singkawang Tengah? 2) Apakah dengan menerapkan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran perkalian dan pembagian di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Singkawang Tengah? 3) Apakah dengan penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran perkalian dan pembagian di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Singkawang Tengah? Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki peningkatan aktifitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran perkalian dan pembagian dengan menggunakan metode demonstrasi pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Singkawang Tengah. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan 1) Kemampuan guru menerapkan metode demonstrasi dalam pembelajaran perkalian dan pembagian di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Singkawang Tengah. 2) Aktifitas belajar siswa dalam pembelajaran perkalian dan pembagian dengan menerapkan metode demonstrasi di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Singkawang Tengah Hasil penelitian ini, secara umum diharapkan dapat bermanfaat dalam memperbaiki proses dan hasil pembelajaran perkalian pada siswa kelas IV sekolah dasar, khususnya pada Sekolah Dasar Negeri 06 Singkawang Tengah. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat 1) Bagi Siswa, khususnya siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Singkawang Tengah ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar belajar siswa dalam pembelajaran perkalian dengan menerapkan metode demonstrasi sehingga akan meningkatkan hasil belajarnya. 2) Bagi Guru, khususnya guru kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Singkawang Tengah. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat membantu memilih metode yang tepat serta terampil menerapkannya dalam proses pembelajaran matematika, khususnya pada pembelajaran perkalian, memperoleh gambaran tentang cara mengatasi proses belajar siswa dalam pembelajaran perkalian, meningkatkan kemampuan guru dengan menerapkan metode demonstrasi dalam pembelajaran perkalian di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Singkawang Tengah 3) Bagi Sekolah, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan, khususnya di Sekolah Dasar Negeri 06 Singkawang Tengah. Menurut Handoyo (2004:3), matematika adalah terjemahan dari mathematics, namun arti definisi yang tepat dari matematika tidak dapat diterapkan secara eksak (pasti). Definisi matematika makin lama makin sukar untuk di buat, karena cabang-cabang matematika makin lama makin bertambah. 3
Untuk memberi gambaran yang lebih konkret tentang definisi matematika, maka dikemukakan beberapa pendapat ahli sebagai berikut: 1) Menurut Bruner (Handoyo, 2004:56), belajar matematika adalah: Belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur matematika yang terdapat di dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan-hubungan antara konsep dan struktur-struktur matematika. Pemahaman terhadap konsep dan struktur suatu materi menjadikan materi itu mudah dipahami secara komprehensip. Selain itu, peserta didik lebih mudah mengingat materi bila yang dipelajari mempunyai pola yang terstruktur. Dengan memahami konsep dan struktur akan mempermudah terjadinya transfer. 2. Menurut Kline, 1973 (Handana, 2004:3) bahwa matematika itu bukan pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, akan tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia agar memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam. 3. Menurut James dan James, 1976 (Handana, 2004:2) merumuskan matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsepkonsep yang saling berhubungan satu sama lain dengan jumlah yang banyak terbagi ke dalam 3 bidang yaitu: aljabar, analisis dan geometri. Dari beberapa pengertian tersebut terlihat dengan jelas tidak adanya persamaan pendapat dari para ahli mengenai pengertian matematika. Meskipun terdapat perbedaan pendapat tentang pengertian matematika, namun dapat ditarik ciri-ciri yang sama. Soedjadi (2004:1) mengemukakan ciri-ciri matematika tersebut adalah: 1) Matematika memiliki objek kajian yang abstrak, 2) Matematika mendasarkan diri pada kesepakatan-kesepakatan, 3) Matematika menggunakan pola pikir deduktif, dan 4) Matematika dijiwai oleh kebenaran yang konsisten. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Depdiknas, 2006:417) secara tegas disebutkan bahwa tujuan pengajaran matematika adalah: 1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah, 2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, 3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, 4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, 5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam pemecahan masalah. Sedangkan untuk fungsi matematika menurut Handana (2004:24) adalah untuk: 1) Mengembangkan kemampuan menghitung, mengukur, menurunkan, dan menggunakan rumus matematika sederhana yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi bilangan, pengukuran dan geometri. 2) Mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan-gagasan dengan bahasa melalui model matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik, atau tabel. 4
Berdasarkan tujuan dan fungsi matematika di atas, Handana (2004:24) menyimpulkan manfaat belajar matematika di SD adalah untuk: 1) Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menari kesimpulan, 2) Menembangkan peningkatan hasil belajar kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan, 3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, 4) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan. Fungsi-fungsi tersebut, menurut Suherman (2003) dapat diwujudkan dalam suatu kegiatan belajar mengajar dengan tujuan agar siswa atau peserta didik dapat: 1) Memahami pengertian-pengertian matematika, memiliki keterampilan untuk menerapkan pengertian tersebut baik dalam matematika sendiri, mata pelajaran lainnya, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Menyadari dan menghargai pentingnya matematika dan meresapi konsep, struktur, dan pola dalam matematika, 2) Memiliki pemahaman tentang hubungan antara bagian-bagian matematika, memiliki kemampuan menganalisa dan menarik kesimpulan serta memiliki sikap dan kebiasaan berpikir logis, kritis dan sistematis, bekerja cermat, tekun dan bertanggung jawab. METODE PENELITIAN Berdasarkan masalah yang diteliti maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Sumanto (1995:77) berpendapat bahwa metode deskriptif pada prinsipnya berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan apa yang ada. Dan biasanya deskripsi dan interpretasi tersebut berkaitan dengan mengenai kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang sedang tumbuh, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau kecenderungan yang tengah berkembang. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) maka dalam pelaksanaannya penelitian ini sifatnya kolaboratif, artinya pada saat penelitian ini dilaksanakan peneliti berkolaborasi dengan teman sejawat dan siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Singkawang Tengah. Kolaborasi yang peneliti lakukan dengan teman sejawat bertujuan agar dalam pelaksanaan pembelajaran tindakan, teman sejawat dapat bertindak sebagai observer dan supervisor yang mengamati jalannya pembelajaran tindakan yang dilakukan dalam penelitian tersebut. Mengingat penelitian ini dilakukan secara kolaborasi antara guru sebagai peneliti dengan siswa kelas IV dan teman sejawat, maka yang menjadi subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: 1) Siswa kelas IV SDN 06 Singkawang Tengah tahun ajaran 2014/2015 berjumlah 21 orang yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan, 2) Guru sebagai peneliti yang melaksanakan penelitian tindakan kelas, 3) Teman sejawat bertindak sebagai observer dan supervisor yang mengamati dan menilai hasil tindakan kelas yang dilaksanakan guru peneliti. Prosedur penelitian tindakan yang akan dilaksanakan mencakup tahapantahapan penelitian sebagai berikut: 1) Tahap Perencanaan, Rencana penelitian tindakan kelas disusun berdasarkan pengamatan awal refleksi terhadap situasi pembelajaran pada perkalian sebagai penjumlahan berulang di kelas, dari sini peneliti mendapat gambaran umum tentang masalah yang ada. Pada tahapan ini 5
kegiatan yang akan dilaksanakan oleh peneliti antara lain: a) Mendiskusikan teknik pembelajaran yang akan digunakan guru dalam pembelajaran mengenal sisi bangun datar dan sebelumnya berkolaborasi dengan rekan guru dan dosen pembimbing. b) Mendefinisikan faktor-faktor hambatan dan kemudahan yang ditemui dalam pembelajaran sebelumnya. c) Merumuskan alternatif tindakan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran mengenal sisi bangun datar dengan menggunakan metode demonstrasi. d) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran mengenal sisi bangun datar dengan menerapkan metode demonstrasi. e) Pemilihan strategi belajar yang tepat sehingga pembelajaran lebih efektif, efisien dan kreatif. f) Panduan yang jelas tentang penggunaan metode demonstrasi dalam mengenal sisi bangun datar. 2. Tahap Pelaksanaan, pada tahapan ini peran peneliti adalah untuk mengimplementasikan proses tindakan sesuai rencana yang telah disusun, melaksanakan rancangan yang sudah disepakati dan sebagai pelaksana dan pengatur kegiatan pembelajaran, dengan memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut: a) Kegiatan persiapan: merumuskan tujuan pembelajaran, 2) Menyusun materi yang akan diajarkan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. 3) Menyiapkan garis besar langkahlangkah demonstrasi yang akan dilakukan untuk mempermudah penguasaan materi yang telah disiapkan. 4) Melakukan latihan pendemonstrasian termasuk cara penggunaan peralatan yang diperlukan. b) Kegiatan Inti : Pembukaan, dengan kegiatan mengatur tempat duduk siswa agar dapat memperhatikan apa yang didemonstrasikan, menanyakan pelajaran sebelumnya, memotivasi siswa dengan mengemukakan anekdot atau kasus di masyarakat yang ada kaitannya dengan pelajaran yang akan dibahas, mengemukakan tujuan yang harus dicapai oleh siswa dan juga tugas-tugas yang harus dilakukan dalam demonstrasi, mulai melakukan demonstrasi sesuai yang telah direncanakan dan dipersiapkan, memusatkan perhatian siswa kepada hal-hal penting yang harus dikuasai dari demonstrasi yang dilakukan sehingga semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan sebaik-baiknya, menciptakan suasana kondusif dan menghindari suasana yang menegangkan, memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dan kritis mengikuti proses demonstrasi termasuk memberi kesempatan bertanya dan berkomentar. c) Kegiatan akhir, meminta siswa merangkum atau menyimpulkan pokok-pokok atau langkah-langkah kegiatan demonstrasi, memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai halhal yang belum dipahami, melakukan evalusi, baik evaluasi hasil belajar maupun evaluasi bersama tentang jalannya demonstrasi, tindak lanjut baik berupa tugastugas berikutnya maupun tugas-tugas untuk mendalami materi yang baru diajarkan. 3. Tahap Observasi, Pada tahap ini peneliti dibantu oleh teman sejawat sebagai kolaborator untuk mengamati kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan, baik untuk guru ataupun untuk siswa. Lembar observasi ini bertujuan untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan serta prosesnya. Hal-hal yang diamati dalam penelitian tindakan kelas,meliputi: proses tindakan guru, pengaruh tindakan dan kendala tindakan serta peningkatan hasil belajar siswa. Data tersebut dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan refleksi. 4. Tahap Refleksi, Refleksi merupakan analisis dari hasil observasi dari tes hasil belajar. Refleksi 6
dilaksanakan segera setelah tahap pelaksanaan tindakan selesai. Refleksi meliputi hasil observasi dari hasil tes evaluasi. Hasil refleksi ini digunakan sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran dengan tindakan pada setiap siklus. Hal-hal yang direfleksikan adalah berkaitan dengan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa terhadap materi pembelajaran. Jenis data yang akan dikumpulkan adalah: a) data yang berkaitan dengan kemampuan guru menerapkan metode demonstrasi dalam pembelajaran perkalian di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Singkawang Tengah, b) data yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar belajar siswa dalam pembelajaran mengenal perkalian dengan menerapkan metode demonstrasi di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Singkawang Tengah, c) data berupa nilai hasil belajar siswa dalam pembelajaran perkalian dengan menggunakan metode demonstrasi di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Singkawang Tengah. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data-data tersebut adalah: a) teknik observasi langsung, cara untuk mengumpulkan data yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang sedang terjadi pada guru dan siswa dalam pembelajaran perkalian dengan menggunakan metode demonstrasi di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Singkawang Tengah. b) observasi langsung yang dilakukan oleh teman sejawat terhadap kemampuan guru menerapkan metode demonstrasi dalam pembelajaran perkalian di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Singkawang Tengah, c) observasi langsung yang dilakukan oleh teman sejawat terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran perkalian dengan menerapkan metode demonstrasi di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Singkawang Tengah. Alat Pengumpul Data, Sesuai dengan teknik pengumpul data yang telah ditentukan, maka alat pengumpul data yang digunakan adalah: a) lembar observasi, lembar observasi untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan jenis data: a) kemampuan guru menerapkan metode demonstrasi dalam pembelajaran perkalian di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Singkawang Tengah. b) Peningkatan hasil belajar belajar siswa dalam pembelajaran perkalian dengan menerapkan metode demonstrasi di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Singkawang Tengah. c) Tes merupakan alat pengumpul data pada teknik pengukuran untuk mengukur hasil belajar siswa baik teori maupun praktik pembelajaran perkalian dengan menerapkan metode demonstrasi. Adapun jenis tes yang digunakan adalah ter tertulis dan tes lisan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I dilaksanakan hari Kamis, tanggal 25 September 2014. Langkah-langkahnya sebagai berikut : a. Refleksi awal (hasil studi pendahuluan berupa pengamatan dan hasil tes awal sebelum tindakan). b. Melakukan analisis terhadap kurikulum. c. Merumuskan indikator pembelajaran. 7
d. Merumuskan tujuan pembelajaran. e. Menentukan materi ajar. f. Memilih dan menentukan metode pembelajaran. g. Merumuskan langkah-langkah atau skenario pembelajaran. h. Memilih dan menetapkan media dan sumber pembelajaran. i. Merumuskan prosedur dan menyusun instrument penilaian. Pelaksanaan pembelajaran tindakan dengan menerapkan metode demonstrasi dalam pembelajaran perkalian pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Singkawang Tengah pada hari Sabtu tanggal 27 September 2014 selama 105 menit pada jam ke 1, 2 dan 3. Pelaksanaan pembelajaran ini dilakukan oleh peneliti sendiri dengan pengamatnya adalah teman sejawat sebagai kolaborator, yaitu ibu Hj. Nurahmah, S.Pd.SD Pada tahap ini, peneliti yang bertindak sebagai guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dan disepakati antara peneliti dengan kolaborator sebagai pengamat. Adapun langkah-langkah yang diterapkan dalam tahap pembelajaran siklus I berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun dapat dipaparkan sebagai berikut: a. Pendahuluan (10 menit) 1. Salam 2. Doa 3. Mengelola kelas 4. Apersepsi Anak-anak keluarkan buku matematikanya. Coba perhatikan bentuk perkalian! Perkalian samalah dengan penjumlahan berulang b. Kegiatan Inti (65 menit) 1. Siswa dikondisikan dalam beberapa kelompok. 2. Dengan menggunakan biji-biji buah saga, guru mendemonstrasikan perkalian dua bilangan satu angksa sebagai penjumlahan berulang. 3. Siswa bersama kelompok mengulangi mengalikan dua bilangan satu angka dengan menggunakan biji-biji buah saga sebagai penjumlahan berulang. 4. Siswa secara bergiliran mengulangi mengalikan dua bilangan satu angka dengan menggunakan biji-bijian buah saga sebagai penjumlahan berulang ke papan tulis. 5. Siswa mengerjakan soal-soal di papan tulis. 6. Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang perkalian sebagai penjumlahan berulang. 7. Siswa dan guru secara bersamaan menyimpulkan materi. c. Penutup (15 menit) 1. Evaluasi 2. Tindak lanjut Adapun hasil observasi terhadap kemampuan dan peningkatan hasil belajar belajar siswa dalam pembelajaran mengenal perkalian dengan menerapkan metode demonstrasi di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Singkawang Tengah yang dilakukan oleh kolaborator yaitu Ibu H. Nurahmah, S.Pd, SD dipaparkan pada hasil penelitian. 8
Tabel 1 Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran Pada Siklus I Keterangan Nilai Jumlah skor 11,18 Rata-rata 2,8 Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa sebagian besar kegiatan telah dilaksanakan oleh guru dalam pembelajaran mengenal perkalian pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Singkawang Tengah dengan kriteria memuaskan. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan skor rata-rata sebesar 2,8. Skor tersebut berada dalam interval nilai 2,51-3,25 dengan kategori memuaskan sebagaimana terdapat pada lembar observasi instrumen penilaian kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran. Penilaian terhadap hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Singkawang Tengah dalam pembelajaran mengenal perkalian dengan menerapkan metode demonstrasi berdasarkan hasil observasi, datanya dapat dipaparkan pada tabel berikut ini: Tabel 2 Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Aktivitas Frekuensi Persentase Bertanya 14 66,67% Menjawab pertanyaan 11 52,38% Menyimak penjelasan guru 15 71,42% Mengerjakan tugas kelompok 17 80,95% Tampil di depan kelas 16 76,19% Bekerja sama dalam kelompok 15 71,42% Menyimpulkan materi pembelajaran 12 57,14% Berdasarkan data diperoleh berkaitan dengan peningkatan hasil belajar belajar siswa yang dijabarkan dalam bentuk: aktif bertanya, aktif dalam menjawab pertanyaan, aktif dalam menyimak penjelasan guru, aktif dalam mengerjakan tugas kelompok, aktif untuk tampil maju ke depan kelas, dan aktif untuk bekerjasama dalam kelompok, serta aktif dalam menyimpulkan materi pembelajaran yang dijadikan indikator keberhasilan. Penilaian hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Singkawang Tengah dalam pembelajaran perkalian dengan menerapkan metode demonstrasi dilaksanakan setelah pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan hasil terjadap hasil belajar siswa pada siklus II, datanya dapat dipaparkan pada tabel berikut ini. 9
Tabel 3 Hasil Belajar Siswa Siklus I Keterangan Nilai Jumlah Siswa Yang Tuntas 12 Persentase Ketuntasan 57,14% Jumlah Siswa Tidak Tuntas 9 Persentase Ketuntasan 42,85% Berdasarkan data pada tabel di atas, tampak secara jelas bahwa dari 21 orang siswa setelah dilakukan tindakan pada siklus I menunjukkan bahwa: 1) Dari 21 orang siswa, 2 orang siswa atau sebesar 9,52% dinyatakan belum tuntas dalam pembelajaran karena tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal dengan skor nilai 65 (dalam skala 0-100). 2) Dari 21 orang siswa yang dinyatakan tuntas, sebanyak 7 orang siswa atau 17,95% hanya memperoleh skor nilai terendah 65 sesuai kriteria ketuntasan minimal. Data yang diperoleh melalui observasi pada tindakan siklus I, menunjukkan adanya keberhasilan peningkatan peningkatan hasil belajar dan hsil belajar siswa pada beberapa indikator yang ditandai dengan meningkatnya nilai siswa dan persentase pencapaian. Hal ini menunjukkan beberapa indikator yang mencapai keberhasilan memberikan gambaran bahwa penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran mengenal perkalian dan pembagian siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Singkawang Tengah. Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi siklus I, diputuskan untuk memberikan tindakan lanjutan pada siklus II secara lebih bervariasi sesuai dengan materi yang diberikan kepada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Singkawang Tengah dengan memperhatikan saran-saran yang diberikan oleh kolaborator. Tabel 4 Kemampuan Guru Melaksanakan Pembelajaran Pada Siklus II Keterangan Nilai Jumlah skor 14,65 Rata-rata 3,66 Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan kegiatan pembelajaran mengenal perkalian pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Singkawang Tengah dengan menerapkan metode demonstrasi mampu dilaksanakan oleh guru dalam dengan kriteria sangat memuaskan. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan skor rata-rata sebesar 3,66. Skor tersebut berada dalam interval nilai 3,26-4,00 dengan kategori sangat memuaskan sebagaimana terdapat pada lembar observasi instrumen penilaian kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran. 10
Tabel 5 Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Aktivitas Frekuensi Persentase Bertanya 17 66,67% Menjawab pertanyaan 18 52,38% Menyimak penjelasan guru 19 71,42% Mengerjakan tugas kelompok 17 80,95% Tampil di depan kelas 18 76,19% Bekerja sama dalam kelompok 20 71,42% Menyimpulkan materi pembelajaran 19 57,14% Berdasarkan data yang diperoleh berkaitan dengan peningkatan hasil belajar belajar siswa yang dijabarkan dalam bentuk: aktif bertanya, aktif dalam menjawab pertanyaan, aktif dalam menyimak penjelasan guru, aktif dalam mengerjakan tugas kelompok, aktif untuk tampil maju ke depan kelas, dan aktif untuk bekerjasama dalam kelompok, serta aktif dalam menyimpulkan materi pembelajaran yang dijadikan indikator keberhasilan. Tabel 6 Hasil Belajar Siswa Siklus II Keterangan Nilai Jumlah Siswa Yang Tuntas 19 Persentase Ketuntasan 90,47% Jumlah Siswa Tidak Tuntas 2 Persentase Ketuntasan 9,52% Berdasarkan hasil hitung rata-rata dan persentase tes akhir pada tabel 6 tersebut. Hasil tes akhir pada siklus II ini menunjukkan adanya perubahan, yaitu adanya peningkatan nilai dari siswa sebanyak 21 orang siswa atau 90,47% Hal ini menunjukkan bahwa setelah dilakukan tindakan pada siklus II terjadi perubahan, dengan kata lain adanya peningkatan hasil belajar siswa. Karena secara keseluruhan ternyata siswa mampu mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan meskipun masih ada 2 orang siswa atau 9,52% yang memperoleh nilai yang sama dengan batas kriteria ketuntasan minimal sebesar 65 tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh melalui observasi pada tindakan siklus II, menunjukkan bahwa adanya keberhasilan peningkatan peningkatan hasil belajar dan hasil belajar siswa pada seluruh indikator yang ditandai dengan meningkatnya persentase pencapaian sehingga hasil belajar siswa juga meningkat. Hal ini menunjukkan seluruh indikator yang mencapai keberhasilan memberikan gambaran bahwa pembelajaran tindakan yang dilakukan telah berhasil. 11
Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa terdapat peningkatan terhadap kemampuan guru melaksanakan pembelajaran dan peningkatan aktivitas belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Singkawang Tengah antara pelaksanaan siklus I dengan pelaksanaan siklus II. Peningkatan kemampuan terhadap guru melaksanakan pembelajaran dan peningkatan hasil belajar siswa ini juga berdampak dengan meningkatnya aktivitas belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Singkawang Tengah. Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran perkalian dan pembagian dengan menerapkan metode demonstrasi pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Singkawang Tengah pada seluruh aspek/indokator yang dinilai. Karena itu, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dari siklus I dengan skor rata-rata sebesar 2,8 mejadi 3,66 pada siklus II. Dengan kata lain, kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran perkalian dengan menggunakan metode demonstrasi terjadi perubahan sebesar 0,86. Data hasil observasi terhadap peningkatan hasil belajar belajar siswa ini, menunjukkan adanya perubahan yang signifikan dalam setiap siklusnya. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran pada setiap siklus pada seluruh indikator seperti terlihat pada tabel di atas. Perubahan berupa peningkatan peningkatan hasil belajar belajar siswa dalam pembelajaran perkalian dengan menerapkan metode dalam demonstrasi pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Singkawang Tengah cukup tinggi terjadi pada aspek peningkatan hasil belajar siswa dalam menyimak penjelasan guru sebesar 26,21%. Perubahan berupa peningkatan terhadap kemampuan guru melaksanakan pembelajaran dan peningkatan terhadap peningkatan hasil belajar belajar siswa sejalan dengan perubahan terhadap hasil belajar siswa, yaitu adanya peningkatan pada hasil belajarnya. Hasil belajar siswa ketika diterapkan metode demonstrasi dalam pembelajaran mengenal sisi bangun datar secara keseluruhan terjadi perubahan berupa adanya peningkatan nilai dari siklus I ke siklus II sebsar 6,28. Perubahan nyata ditunjukkan dimana pada siklus I masih ada siswa yang memperoleh nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 65, tetapi pada siklus II hal itu tidak terjadi, bahkan nilai terendah siswa adalah sebesar 65. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil penelitian terhadap penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran perkalian pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Singkawang Tengah secara umum dapat dinyatakan mampu meningkatkan proses dan hasil belajar siswa bila dibandingkan dengan pembelajaran perkalian dengan tidak menerapkan metode demonstrasi. Hal ini terungkap berdasarkan data yang diperoleh melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang menunjukkan bahwa: 12
1. Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran meningkat dengan diterapkannya metode demonstrasi dalam pembelajaran perkalian di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Singkawang Tengah. 2. Peningkatan hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Singkawang Tengah meningkat dengan diterapkannya metode demonstrasi dalam pembelajaran perkalian. 3. Hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Singkawang Tengah meningkat dengan diterapkannya metode demonstrasi dalam pembelajaran perkalian. Saran Berdasarkan pada temuan-temuan selama penelitian dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Dari hasil belajar siswa sebelum diterapkan metode demonstrasi dibandingkan dengan sesudah diterapkan metode demonstrasi, maka lebih memaksimalkan upaya yang dilakukan diharapkan guru dapat membelajarkan perkalian tersebut pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 06 Singkawang Tengah agar dapat lebih memotivasi dan merangsang siswa dalam belajar. 2. Untuk dapat mengatasi kelemahan-kelemahan yang dialami dalam pembelajaran, perlu dikembangkan penelitian-penelitian lebih lanjut agar kelemahan-kelemahan yang dialami pada saat penelitian ini berlangsung dapat diatasi. Hal ini perlu dilakukan agar penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran khususnya pada materi perkalian dapat lebih optimal. 3. Penelitian lebih lanjut hendaknya memperhatikan keterbatasan-keterbatasan yang dialami pada saat penelitian berlangsung sebagaimana terungkap dalam refleksi. DAFTAR RUJUKAN Handana, Dadan. (2004). Pendidikan Matematika di SD-Program Pokok Materi Penataran Tertulis Sistem Belajar Mandiri Tipe B Kompetensi Terakreditasi Guru SD. Bandung: Pusat Pengembangan Penataran Guru Tertulis-Dirjen Dikdasmen. Handoyo, Herman. (2004). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Pendidikan Nasional, Departemen. (2006). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Suherman. (2003). Belajar dan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung. Pusat Pengembangan Penataran Guru Tertulis Dirjen Dikdasmen. Sumanto. (1995). Metodeologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset. 13