BAB I PENDAHULUAN. mengikutsertakan peran dan partisipasi masyarakat secara keseluruhan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

BAB VI KESIMPULAN & SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil berpotensi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 merupakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. utama suatu bank adalah menghimpun dana dari masyarakat melalui simpanan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan akan ketersediaan pendanaan atau biaya. Sektor perbankan memiliki

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dan percaya untuk menanamkan investasi atau dananya di bank.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat atas pengelolaan dana yang dimiliki juga semakin meningkat. Bagi

BAB I PENDAHULUAN. ini berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu Negara. Aspek Rentabilitas turut andil didalam

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB 5 PENUTUP. Rasio-rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR (Capital Adequacy

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki perekonomian Indonesia. Tingginya laju inflasi yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dengan bertambahnya jumlah bank yang berada di Indonesia, persaingan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa bank lainnya (Martono, 2010 : 37). Tujuan fundamental bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan merupakan industri yang dalam kegiatan usahanya sangat

BAB 5 PENUTUP. normal. Berdasarkan uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dengan menggunakan pendekatan CAMELS pada data penelitian yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan perekonomian negara Indonesia tidak lepas dari. pengaruh peran perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK DENGAN PT.BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. Nama : Sarah Natya

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. periode tertentu. Namun bila hanya melihat laporan keuangan, belum bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan merupakan sektor yang cukup dinamis dan meluas cakupanya,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial

BAB I PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 berawal dari krisis

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang mengalami kelebihan dana untuk di produktifkan pada sektorsektor

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lembaga intermediasi antara investor atau pihak yang memiliki kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. modal dengan cara menawarkan sahamnya kepada masyarakat atau publik.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan antara unit-unit ekonomi yang surplus dana, dengan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh investor untuk

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Laporan mengenai rugi laba suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. Bank memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. saham akan bereaksi negatif bila terjadi kemelut dalam negeri seperti kerusuhan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan nasional yang berfungsi sebagai financial. pihak-pihak yang memerlukan dana (Mahardian, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit)

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal

BAB I PENDAHULUAN. dan krisis moneter terjadi pada tahun yang memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN. Karena laba merupakan suatu hal yang akan menjamin dari kelangsungan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena yang terjadi adalah dimana keadaan perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah


BAB I PENDAHULUAN. sistem perekonomian dan sebagai alat dalam pelaksanakan kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan yaitu yang dimaksud dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Sebagai lembaga yang mengumpulkan dana dari

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. banyak. Selain itu fungsi bank sebagai lembaga termediasi keuangan (financial

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan yang dilaksanakan oleh negara Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan berbagai usaha untuk mencapainya. Hal tersebut dapat dilakukan melalui pembangunan secara berkesinambungan dan berkelanjutan serta mengikutsertakan peran dan partisipasi masyarakat secara keseluruhan yang diharapkan dapat menwujudkan masyarakat yang adil dan makmur baik materiil maupun spiritual berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Salah satu hal yang ikut serta menunjang keberhasilan pembangunan ekonomi adalah stabilnya sektor perbankan. Sektor perbankan merupakan jantung dalam sistem perekonomian sebuah negara dan sebagai alat dalam pelaksanaan kebijakan moneter. Sejak terjadi krisis moneter tahun 1997 sektor perbankan mulai mengalami gejolak krisis kepercayaan dari masyarakat terhadap lembaga perbankan nasional. Pada tahun 1999 kondisi perbankan nasional mulai menunjukkan perkembangan ke arah perbaikkan meskipun masih mengalami tahapantahapan yang sulit dalam rangka konsolidasi dan menyeimbangkan posisi keuangan. Hal ini tercermin dari perkembangan positif pada aspek pendanaan, permodalan, profitabilitas, dan kualitas aktiva produktif. Kondisi

perbankan ini (krisis ekonomi yang terjadi di dunia perbankan mengakibatkan kesulitan diberbagai sektor, antara lain pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, kesulitan likuiditas dan lain-lain) mendorong pihak-pihak yang terlibat didalamnya untuk melakukan penilaian atas kesehatan bank. Salah satu pihak yang perlu mengetahui kinerja dari sebuah bank adalah investor sebab semakin baik kinerja bank tersebut maka jaminan keamanan atas dana yang diinvestasikan juga semakin besar. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan bank adalah dengan mengetahui pertumbuhan laba karena salah satu tujuan utama pendirian sebuah perusahaan adalah untuk memperoleh laba. Pertumbuhan laba yang terus meningkat atau dengan kata lain pertumbuhan laba yang tinggi dapat berdampak pada aktivitas operasional bank karena mampu memperkuat modal, dimana modal bank merupakan salah satu syarat program implementasi dari Arsitektur Perbankan Indonesia (API). Berikut ini data pertumbuhan laba/rugi setelah pajak bank umum periode Desember 2005 sampai dengan Desember 2009 disajikan dalam Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Pertumbuhan Laba Bank Umum (Dalam Miliar Rp) Periode Laba Bank Umum Desember 2005 33.858 Desember 2006 40.555 Desember 2007 49.859 Desember 2008 48.158 Desember 2009 61.784 Sumber : Statistik Perbankan Indonesia 2010 (Diolah) Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa laba bank umum mengalami peningkatan periode Desember 2005 sampai Desember 2007, namun pada Desember 2008 mengalami penurunan laba. Kemudian mengalami kenaikan kembali pada Desember 2009. Menurut Sudarini (2005); Zainuddin dan Jogiyanto (1999); Usman (2003) dalam Dewanti (2009), perubahan laba dapat diprediksi dengan menggunakan analisis rasio keuangan perusahaan. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah CAR, NPL, NPM, ROA, BOPO, dan LDR karena rasio ini merupakan rasio yang digunakan oleh bank Indonesia untuk mengukur tingkat kesehatan bank. Rasio keuangan bermanfaat untuk menentukan pertumbuhan laba dengan fenomena ekonomi. Adanya pertumbuhan laba yang terus meningkat dari tahun ke tahun akan memberi signal positif mengenai kinerja perusahaan.

Pertumbuhan laba perusahaan yang baik mencerminkan bahwa kinerja perusahaan yang baik karena laba merupakan ukuran kinerja dari suatu perusahaan, maka semakin tinggi laba yang dicapai perusahaan, mengindikasikan semakin baik kinerja perusahaan. Dengan demikian, apabila rasio keuangan perusahaan baik maka pertumbuhan laba perusahaan juga baik Menurut Meriawaty (2005) dalam Dewanti (2009). Bank yang sehat memiliki kemampuan untuk menghasilkan laba. Berikut ini data CAR, NPL, ROA, BOPO, dan LDR pada Bank Umum selama periode Desember 2005 Desember 2009 dapat dilihat pada Tabel 1.2. Tabel 1.2 Data CAR, NPL, ROA, BOPO, dan LDR pada Bank Umum (dalam persen) Periode CAR NPL ROA BOPO LDR (%) (%) (%) (%) (%) Desember 2005 19,30 7,56 2,55 89,50 59,66 Desember 2006 21,27 6,07 2,64 86,98 61,56 Desember 2007 19,30 4,07 2,78 84,05 66,32 Desember 2008 16,76 3,20 2,33 88,59 74,58 Desember 2009 17,42 3,31 2,60 86,63 72,88 Sumber : Statistik Perbankan Indonesia 2010 (Diolah) Berdasarkan Tabel 1.2. menunjukkan bahwa variabel CAR, NPL, ROA, BOPO, dan LDR pada Bank Umum periode Desember 2005 hingga Desember 2009 menunjukkan kondisi yang fluktuatif. Rasio CAR pada tahun 2006 sampai 2008 mengalami penurunan sebesar 4,51% tetapi laba yang diperoleh pada tahun 2006 sampai 2007 mengalami kenaikan 9.304 miliar

rupiah. Rasio NPL pada periode Desember 2005 sampai Desember 2008 mengalami penurunan namun pada Desember 2009 mengalami kenaikan sebesar 0,11%. Rasio ROA pada periode Desember 2005 sampai Desember 2007 mengalami kenaikan 0,23 %, sedangkan pada Desember 2008 mengalami penurunan 0,45% yang diikuti dengan penurunan laba perbankan sebesar 1.701 miliar rupiah. Rasio BOPO pada periode Desember 2005 sampai Desember 2007 mengalami penurunan 5,45% sedangkan pada Desember 2008 mengalami kenaikan sebesar 4,54%. Rasio LDR pada periode Desember 2005 sampai Desember 2008 mengalami kenaikan yang berarti namun pada Desember 2009 mengalami penurunan 1,7% tetapi laba perbankan yang dihasilkan mengalami kenaikan sebesar 13.626 miliar rupiah. Hasil penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA), Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap pertumbuhan laba menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nugraheni dan Hapsoro (2007) dan Hapsari (2008) menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Iswatun Khasanah (2010) menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Pahlevie (2009) menunjukkan bahwa Non Performing Loan (NPL) berpengaruh terhadap perubahan laba, sedangkan Iswatun Khasanah (2010) menunjukkan bahwa Non Performing Loan (NPL) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Iswatun Khasanah (2010) menunjukkan bahwa Net Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba, sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nugraheni dan Hapsoro (2007) menunjukkan bahwa Net Profit Margin (NPM) berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Meythi (2005) menunjukkan hasil bahwa Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang paling baik dalam memprediksi pertumbuhan laba, sedangkan menurut Iswatun Khasanah (2010) menunjukkan hasil bahwa Return On Asset (ROA) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Iswatun Khasanah (2010) menunjukkan bahwa Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba. Sedangkan menurut Dewanti (2009) dan Rahman (2009) menyatakan bahwa Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewanti (2009) menunjukkan hasil bahwa Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba, sedangkan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Rahman (2009) dan Hapsari (2008) menunjukkan hasil bahwa Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Iswatun Khasanah (2010) yang menunjukkan bahwa Loan to Deposit Ratio (LDR) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba. Dalam fenomena bisnis terjadi ketidakkonsistenan dari arah variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA), Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap pertumbuhan laba. Hal tersebut diperkuat dengan adanya beberapa riset gap antara peneliti satu dengan peneliti yang lain. Menurut Hapsari (2008) dalam penelitiannya mengenai pengaruh tingkat kesehatan bank terhadap pertumbuhan laba masa mendatang pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di BEJ menunjukkan hasil bahwa CAR dan LDR berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Menurut Nugraheni dan Hapsoro (2007) dalam penelitiannya mengenai pengaruh rasio keuangan camel, tingkat inflasi dan ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan perusahaan perbankan di BEJ menunjukkan bahwa CAR dan NPL berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba sedangkan NPM berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba. Menurut Khasanah (2010) dalam penelitiannya tentang pengaruh rasio camel terhadap kinerja perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI menunjukkan bahwa NPM berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan

laba, sedangkan rasio CAR, NPL, ROA, BOPO, LDR tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. Menurut Meythi (2005) meneliti tentang rasio keuangan yang paling baik untuk memprediksi pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ menyatakan bahwa ROA merupakan rasio yang paling baik dalam memprediksi pertumbuhan laba. Menurut Dewanti (2009) meneliti tentang analisis pengaruh perubahan NPM, LDR, NPL, BOPO terhadap perubahan laba pada Bank Devisa dan Bank Non Devisa tahun 2004-2007 menunjukkan bahwa NPM dan LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba, NPL berpengaruh negatif dan tidak signifikan pertumbuhan laba dan BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA), Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR) pada penelitian terdahulu yang berbeda-beda menunjukkan adanya kesenjangan (gap) mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba. Hal ini mengakibatkan pemahaman mengenai pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba memerlukan penelitian yang lebih mendalam. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Hapsari (2008) mengenai pengaruh tingkat kesehatan bank terhadap pertumbuhan laba masa mendatang pada perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Hapsari meneliti tentang pengaruh rasio keuangan capital, assets, dan likuidity pada perusahaan sektor perbankan tahun 2000-2004. Perbedaan

penelitian ini yaitu terletak pada penambahan variabel yang diteliti yaitu Net Profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA), Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO). Dimana ketiga rasio tersebut merupakan beberapa rasio rentabilitas (earnings) yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank. Penelitian ini melanjutkan tahun penelitian Hapsari yaitu dari tahun 2005-2009. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitan dengan judul : PENGARUH CAR, NPL, NPM, ROA, BOPO, LDR TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA), Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)? 2. Apakah Capital Adequacy Ratio (CAR) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?

3. Apakah Non Performing Loan (NPL) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)? 4. Apakah Net Profit Margin (NPM) secara parsial berpengaruh signifikan Bursa Efek Indonesia (BEI)? 5. Apakah Return On Assets (ROA) secara parsial berpengaruh signifikan Bursa Efek Indonesia (BEI)? 6. Apakah Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)? 7. Apakah Loan to Deposit Ratio (LDR) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)? 1.3. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini lebih terfokus, maka dikemukakan batasan-batasan masalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini dibatasi pada rasio keuangan yaitu rasio Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA), Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional

(BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Periode data yang diambil adalah selama 6 tahun dari tahun 2004, 2005, 2006, 2007, 2008, 2009. 1.4. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA), Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR) secara simultan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2. Untuk mengetahui pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) secara parsial Bursa Efek Indonesia (BEI) 3. Untuk mengetahui pengaruh Non Performing Loan (NPL) secara parsial Bursa Efek Indonesia (BEI) 4. Untuk mengetahui pengaruh Net Profit Margin (NPM) secara parsial Bursa Efek Indonesia (BEI)

5. Untuk mengetahui pengaruh Return On Assets (ROA) secara parsial Bursa Efek Indonesia (BEI) 6. Untuk mengetahui pengaruh Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO) secara parsial terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) 7. Untuk mengetahui pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) secara parsial Bursa Efek Indonesia (BEI) 1.5. Manfaat Penelitian Dengan demikian hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Investor Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dasar pengambilan keputusan dalam menanam modal, terutama di sektor perbankan di Indonesia dan sebagai bahan pertimbangan bagi calon investor untuk menilai kelayakannya, sehingga investasi yang dilakukan pada dunia perbankan memperoleh manfaat yang diinginkan. 2. Manajemen Perbankan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pijakan perbankan untuk dapat lebih meningkatkan efisiensinya sehingga dapat memperbesar laba perusahaan.

3. Peneliti Penelitian ini, selain sebagai syarat untuk menyelesaikan studi strata satu Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Purwokerto, penelitian ini juga diharapkan dapat menambah wawasan ilmu mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Profit Margin (NPM), Return On Assets (ROA), Biaya Operasional pada Pendapatan Operasional (BOPO), Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan.