Volume 07, Nomor 02, desember 2016

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM MELALUI METODE RESITASI PADA SISWA KELAS I SEMESTER I SD NEGERI DERU KECAMATAN SUMBERREJO BOJONEGORO

Meningkatkan Motivasi Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Pemberian Tugas Pada Siswa Kelas IV SD N 23 Sabang

ISSN No Media Bina Ilmiah 71

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY) DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IX MTSN MODEL PALOPO

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KONSTEKTUAL PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR. Ratna Juita

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM PERMAINAN LEMPAR TURBO MELALUI PENERAPAN METODE PRAKTEK TERBIMBING. Sulama

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam pada Siswa SMP

Oleh : R.Hobro Pranasmoro Hadi Guru SMA Negeri 1 Jogorogo. Kata Kunci : matematika, belajar aktif, kerja kelompok

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data

SITI QOTIJAH SDN Tiron 1 Kecamatan Banyakan Kabupaten Kediri

Jurnal Ilmiah d ComPutarE Volume 2 Juni 2012

Mutiah GuruSDN Tlogohaji IKec.SumberrejoKab. Bojonegoro

Seminar Nasional Pendidikan Matematika Matematika dan Pembelajarannya, Menyongsong Kurikulum 2013 Surabaya, 01 Juni 2013

Kamilah SDN Sukaoneng Tambak Gresik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENERAPKAN MODEL STAD DAN ROLE PLAYING

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MOTIVASI CETEMAT DASAHIL PADA SISWA KELAS V TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SDN 1 KENDALREJO

Volume 6 Nomor 2-Juli 2015 ISSN:

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENGHEMATAN AIR MELALUI METODE PEMBELAJARAN STRUKTURAL SISWA KELAS V SD. Sunarti

BAB III METODE PENELITIAN. sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat 14. mencapai hasil belajar yang meksimal.

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAKEM PADA SISWA KELAS VI SD NGAMPAL 1

Kata Kunci: Pengembangan Pembelajaran dan Pemberian Balikan.

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 6 ISSN X

JIPE Vol. 1 No. 1 Edisi Maret 2016 / p-issn e-issn

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitianyang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

Minarlin Listiani 12. Guru SDN 2 Tamansari Situbondo

MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER DALAM MENGENAL IBADAH DI BULAN RAMADAN. Nurohmah

Naomi Edy Kantor Kemenag Kota Kupang, Jl. SK Lerik, Kota Baru Kupang

PENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA SEKOLAH MENEGAH PERTAMA

PROSIDING ISBN :

Ahmad Yasin 5. Kata Kunci: metode kooperatif model group investigation, hasil belajar. Guru SDN 03 Tlogosari

RICO RASMARA NIM : A54 A100158

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS

Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar IPA dengan Menerapkan Metode Pemberian Balikan pada Siswa Kelas III.a SDN 02 Kota Bima

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

Firman P., I Made Tangkas, dan Ratman. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE CERAMAH KELAS V. Nurul Hamsi SD Negeri Sumber V Kecamatan Sumber Kabupaten Probolinggo

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. alat-alat pengajaran yang mendukung. b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY)

Lince Sibuea Guru SDN Bojong Rawalumbu VIII, Kecamatan Rawalumbu Kota Bekasi ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY) Imam Rosyidi SDN Paciran I, Kecamatan Paciran, Kab.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SRI WINARNI SDN Kandat 2 Kab. Kediri

Setyagung Budi Cahyono 4

Konseling dan Pendidikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Selanjutnya data yang terkumpul diuraikan melalui analisa deskriptif. Yaitu analisa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MENERAPKAN MODEL BELAJAR INQUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN I JATI TRENGGALEK SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA SD

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DI KELAS XII IPA 1 SMA NEGERI 5 PALEMBANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

MENINGKATKAN KETERLIBATAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN SAINS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONTRASI KELAS IV SDN 181/V INTAN JAYA

RAHYANTI YUDIATI, S.Pd.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PKn MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD (STUDENT TEAMS

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPA DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

Suyono 20. Kata kunci : Media Pembelajaran, Media Gambar, IPA, Hasil Belajar. Guru SDN 3 Tlogosari Situbondo

Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PKN MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD PADA SISWA SD

Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Melalui Pembelajaran Kooperatif

Oleh : Umi Sholikhah, S.Pd. Kata Kunci: pengetahuan sosial, pembelajaran kooperatif model jigsaw

Jus Sulastri SDN 009 Tanjung Palas

Minarsih 1) TK DWP DUWET TULUNGAUNG/ Bertina Septialvita 2) PG PAUD IKIP PGRI MAIDUN/

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah

Oleh: Unik Maryani SD Negeri 3 Ngantru, Trenggalek

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MENERAPKAN METODE PEMBERIAN BALIKAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif, yaitu penelitian yang

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MELALUI METODE PENEMUAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 KAUR SELATAN KABUPATEN KAUR

Jarianto SMP Negeri 01 Ranuyoso No. Telp.(0334)

Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Kelas II SDN Lalong Melalui Media Gambar Seri

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS VI A SDN TULUNGREJO 03 PADA MATERI KONSEP RANGKAIAN LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE EDI COPI

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VI-B SD NEGERI 38 AMPENAN FLORA. Guru SD Negeri 38 Ampenan

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh : Darsih Windarwanti Guru SMP Negeri 1 Paron ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN METODE LEARNING TOGETHER

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR DENGAN MENERAPKAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DI SDN BANYUAJUH 2 TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DENGAN PEMBERIAN BALIKAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 1 PRAYA TENGAH

MODEL PEMBELAJARAN TUGAS TERSTRUKTUR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR DALAM MENGENAL MAKNA PENINGGALAN SEJARAH.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM POKOK BAHASAN PENGURUSAN JENAZAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TUNTAS

METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) PADA SISWA KELAS V SDN 3 TLOGOSARI SEMESTER II TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

SITI ROPI AH, S.Pd. *) NIP *) Guru SDN 01 Podorejo Kecamatan Sumbergempol Kabupaten Tulungagung

DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 218

BAB III METODELOGI PENELITIAN. penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

BAB III METODE PENELITIAN. model penelitian yang dikembangkan di kelas. Classroom Action reaseach

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas (class action research),

Ciptaningsih E.G 46. Keywords: learning achievement, open problem method. 46 Guru Bidang Studi IPA SMPN 2 Kalisat Kabupaten Jember

Oleh Fathorrasi (1), Hasan Muchtar Fauzi (2)

Oleh: Sumarji SD Negeri Semarum, Durenan, Trenggalek

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA

BAB III METODE PENELITIAN

Yoseph Payong Ado. (Peneliti) Sekolah Menengah Kejuruan (SMKN I) Samarinda

Transkripsi:

Volume 07, Nomor 02, desember 2016 Upaya Meningkatkan Pembelajaran Agama Islam melalui Metode Pemberian Tugas Belajar dan Resitasi Pada Siswa Kelas IV SDN 024758 Binjai Tahun Pelajaran 2015 Abstrak: Guru berperan sebagai pengelola proses belajar-mengajar, bertindak sebagai fasilitor yang berusaha mencipatakan kondisi belajar mengajar yang efektif. Pembelajaran Agama Islam tidak lagi mengutamakan pada penyerapan melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu aktifitas peserta didik perlu ditingkatkan melalui latihan-latihan atau tugas dengan bekerja dalam kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang lain. Penelitian tindakan ini menggunakan model dari Kemmis dan Taggart, yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Pembelajaran dengan berbasis masalah memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (66.68%), siklus II (83.30%), siklus III (100%). Kata Kunci: Pembelajaran Agama Islam, Pemberian Tugas, Resitasi PENDAHULUAN Guru merupakan ujung tombak dalam upaya peningkatan mutu siswa, baik mutu dalam hal prestasi siswa maupun dalam hal pembentukan karakter siswa. Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas

Abdullah Yus pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Dengan beragam persoalan ini menuntut perubahan-perubahan dalam mengorganisasikan kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Guru berperan sebagai pengelola proses belajar-mengajar, bertindak sebagai fasilitor yang berusaha mencipatakan kondisi belajar mengajar yang efektif, sehingga memungkinkan proses belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuantujuan pendidikan yang harus mereka capai. Untuk memenuhi hal tersebut di atas, guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa, sehingga siswa mau belajar karena siswalah subyek utama dalam belajar. Proses kegiatan belajar secara bersama dapat membantu memacu belajar aktif. Kegiatan belajar dan mengajar di kelas memang dapat menstimulasi belajar aktif. Namun kemampuan untuk mengajar melalui kegiatan kerjasana kelompok kecil akan memungkinkan untuk menggalakkan kegiatan belajar aktif dengan cara khusus. Apa yang didiskusikan siswa dengan teman-temannya dan apa yang diajarkan siswa kepada teman-temannya memungkinkan mereka untuk memperoleh pemahaman dan penguasaan materi pelajaran. Pembelajaran Agama Islam tidak lagi mengutamakan pada penyerapan melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan kemampuan dan pemrosesan informasi. Untuk itu aktifitas peserta didik perlu ditingkatkan melalui latihan-latihan atau tugas dengan bekerja dalam kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang lain. (Hartoyo, 2000: 24). Berdasarkan uraian tersebut diatas maka peneliti ingin mencoba melakukan penelitian dengan judul Upaya Meningkatan Pembelajaran Agama Islam Melalui metode pemberian tugas belajar dan resitasi Pada Siswa Kelas IV SDN 024758 Binjai Tahun Pelajaran 2014/2015. Berdasarkan permasalahan di atas, maka dapat dirumuskan 1) bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa dengan diterapkannya metode pemberian tugas belajar dan resitasi? 2) bagaimanakah pengaruh metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi terhadap motivasi belajar siswa?. Tujuan adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkannya metode pemberian tugas belajar dan resitasi dan mengetahui pengaruh motivasi belajar siswa setelah diterapkan metode pemberian tugas belajar dan resitasi. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) penelitian ini hanya dikenakan pada siswa SDN 024758 Binjai Kelurahan Mencirim Kecamatan Binjai Timur Kota Binjai Tahun Pelajaran 2014/2015. 2) penelitian ini dilakukan pada 190 Jurnal

Pembelajaran PAI melalui Metode Pemberian Tugas dan Resitasi bulan September semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015. 3) materi yang disampaikan adalah pokok bahasan Membaca dan mengartikan Surah Al Fatihah. KERANGKA KONSEPTUAL Definisi Pembelajaran Pembelajaran adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berusaha tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman (KBBI, 1996: 14). Sependapat dengan pernyataan tersebut Soetomo (1993: 68) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Sedangkan belajar adalah suatu proses yang menyebabkan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-lain (Soetomo, 1993: 120). Pasal 1 Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada siatuasi tertentu. Motivasi Belajar Pengertian Motivasi Menurut Djamarah (2002: 114) motivasi adalah suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang kedalam bentuk aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nur (2001: 3) bahwa siswa yang termotivasi dalam belajar sesuatu akan menggunakan proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan meyerap dan mengendapkan mateti itu dengan lebih baik. Jadi motivasi adalah suatu kondisi yang mendorong seseorang untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Macam-macam Motivasi Menurut jenisnya motivasi dibedakan menjadi dua, yaitu: Motivasi Intrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang Jurnal 191

Abdullah Yus demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar (Usman, 2000: 29). Motivasi Ekstrinsik. Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya siswa mau melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya seseorang mau belajar karena siswa disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama dikelasnya (Usman, 2000: 29). Dari uraian di atas diketahui bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul dari luar individu yang berfungsinya karena adanya perangsang dari luar, misalnya adanya persaingan, untuk mencapai nilai yang tinggi, dan lain sebagainya. Pengajaran Metode Pemberian Tugas Belajar dan Resitasi Yang dimaksud dengan pemberian tugas belajar dan resitasi ialah suatu cara mengajar di mana seorang guru memberikan tugas-tugas tertentu kepada peserta didik, sedangkan hasil tersebut diperiksa oleh guru dan peserta didik mempertanggung-jawabkannya. Pertanggungan jawab itu dapat dilaksanakan dengan cara menjawab test yang diberikan oleh guru, menyampaikan ke muka berupa lisan, dan dengan cara tertulis. Tugas Tugas adalah suatu pekerjaan yang harus dilakukan baik tugas datangnya dari orang lain maupun dari dalam diri kita sendiri. Di sekolah biasanya itu datang dari pihak guru atau kepala sekolah atau peserta didik sendiri. Tugas ini biasanya bersifat educatif dan bukan bersifat dan berunsur pekerjaan. Belajar Banyak sekali perumusan tentang belajar. Menurut S. Nasution ada beberapa batasan istilah belajar a) Belajar adalah perubahan dalam sistem urat saraf. b) Belajar adalah penambahan pengetahuan. c) Belajar adalah perubahan kelakuan berkat pengalaman dan pengertian. Perubahan tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh apa yang dimiliki seseorang itu, seperti: sifat, pengalaman, pengetahuan, keterampilan, keadaan jasmaniah dan lain-lain sebagainya, dan jugs dipengaruhi pula oleh lingkungan. Hasil belajar dipengaruhi pula oleh motif bahan yang dipelajari dengan mempergunakan alat-alat, waktu, cara belajar dan sebagainya. Resitasi Resitasi adalah penyajian kembali atau penimbulan kembali sesuatu yang sudah dimiliki, diketahui atau dipelajari. Metode ini sering disebut metode pekerjaan rumah. Prinsip yang mendasari metode ini ada dalam AI-Quran. Tuhan memberikan suatu tugas yang berat terhadap Nabi Muhammad sebelum dia melaksanakan tugas 192 Jurnal

Pembelajaran PAI melalui Metode Pemberian Tugas dan Resitasi ke-rasulannya. Tugas yang diintruksikan itu ialah berupa sifat-sifat kepemimpinan yang harus dimiliki. Fase-fase Resitasi Metode Resitasi dapat dilaksanakan dengan 3 fase, yaitu: 1) Guru memberikan tugas. Tugas yang diberikan oleh guru harus disesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Dalam pelaksanaan tugas itu kemungkinan peserta didik akan menjawab dan penyelesaikan suatu bentuk hitungan dan ada pula berbentuk sesuatu yang harus diselesaikan, ada pula berbentuk sesuatu yang baik dari berbagai aspek. 2) Murid melaksanakan tugas (belajar) cara murid belajar akan terlaksana dengan balk apabila dia belajar sesuai dengan petunjuk yang diberikan guru dan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. 3) Murid mempertanggung jawabkan hasil, pekerjaannya (resitasinya). Resitasi itu juga akan wajar apabila sesuai dengan tujuan pemberian tugas. Keuntungan Metode Resitasi Ada beberapa keuntungan metode Resitasi, yaitu: 1) Peserta didik belajar membiasakan untuk mengambil inisiatif sendiri dalam segala tugas yang diberikan. 2) Meringankan tugas guru yang diberikan. 3) Dapat mempertebal rasa tanggung jawab. Karena hasil-hasil yang dikerjakan dipertanggung jawabkan dihadapan guru. 4) Memupuk anak agar mereka dapat berdiri sendiri tanpa mengharapkan bantuan orang lain. 5) Mendorong peserta didik supaya suka berlomba-lomba untuk mencapai sukses. 6) Hasil pelajaran akan tahan lama karena pelajaran sesuai dengan minat peserta didik. 7) Dapat memperdalam pengertian dan menambah keaktipan dan kecakapan peserta didik. 8) Waktu yang dipergunakan tak terbatas sampai pada jam jam sekolah. Kelemahan Metode Resitasi Kelemahan-kelemahan metode Resitasi adalah: 1) Peserta didik yang terlalu bodoh sukar sekali belajar. 2) Kemungkinan tugas yang diberikan tapi dikerjakan oleh orang lain. 3) Kadang-kadang peserta didik menyalin atau meniru pekerjaan temannya sehingga pengalamannya sendiri tidak ada. 4) Kadang pembahasannya kurang sempurna. 5) Bila tugas terlalu sering dilakukan oleh murid akan menyebabkan terganggunya kesehatan peserta didik, karena mereka kembali dari sekolah selalu melakukan tugas sehingga waktu bermain tidak ada, menyebabkan peserta didik asal mengerjakan saja karena mereka menganggap tugas-tugas tersebut membosankan, mencari tugas-tugas yang sesuai dengan kemampuan setiap individu sulit dan jalan pelajaran lambat serta memakan waktu yang lama, kalau peserta didik terlalu banyak kadang-kadang guru tak sanggup memeriksa tugas-tugas peserta didik tersebut. Jurnal 193

Abdullah Yus Langkah-langkah Sebelum Melakukan Resitasi Pemberian Tugas Dan Penjelasan yaitu: 1) Tujuan yang harus dicapai mestilah dirumuskan terlebih dahulu secara jelas. 2) Terangkan dengan jelas tugas-tugas yang akan dikerjakan murid. 3) Selidiki apakah metode resitasi satu-satunya yang terbaik untuk bahan yang akan diajarkan. Pelaksanaan Tugas yaitu: 1) Setiap tugas yang diberikan harus di kontrol. 2) Siswa yang mengalami kegagalan harus dibimbing. 3) Hargailah setiap tugas yang di kerjakan murid. 4) Berikan dorongan bagi siswa kurang bergairah. 4) Tentukan bentuk-bentuk resitasi yang akan dipakai. 5) Saran-saran: Tugas yang diberikan harus jelas, sehingga anak mengerti betul apa yang harus dikerjakan, waktu untuk menyelesaikan tugas harus cukup, adakan kontrol yang sistimatis sehingga mendorong anak-anak bekerja dengan sungguh-sungguh. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997; 8) mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu (a) guru bertindak sebagai peneliti, (b) penelitian tindakan kolaboratif, (c) Simultan terintegratif, dan (d) administrasi social ekperimental. Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bantu guru sebagai peneliti, penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah praktisi (guru). Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan. Penelitian ini akan dihentikan apabila ketuntasan belajar secara kalasikal telah mencapai 85% atau lebih. Jadi dalam penelitian ini, peneliti tidak tergantung pada jumlah siklus yang harus dilalui. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SDN 024758 Binjai Tahun Pelajaran 2014/2015. 194 Jurnal

Pembelajaran PAI melalui Metode Pemberian Tugas dan Resitasi Waktu Penelitian Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada Minggu I bulan Agustus semester gasal 2014/2015. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas IV SDN 024758 Binjai Kelurahan Mencirim Kecamatan Binjai Timur Tahun Pelajaran 2014/2015. Rancangan Penelitian Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. 1) Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran. 2) Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode pembelajaran model discovery. 3) Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat. 4) Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya. Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: Silabus Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar. Jurnal 195

Abdullah Yus Rencana Pelajaran (RP) Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RP berisi kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar. Lembar Kegiatan Siswa Lembar kegaian ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses pengumpulan data hasil eksperimen. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Lembar observasi pengolahan metode pemberian tugas belajar dan resitasi, untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran. Tes Formatif Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif). Sebelumnya soal-soal ini berjumlah 20 butir Metode Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan metode pemberian tugas belajar dan resitasi, observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes formatif. Teknik Analisis Data Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiata pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu: Untuk menilai ulangan atu tes formatif, peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan: 196 Jurnal

Pembelajaran PAI melalui Metode Pemberian Tugas dan Resitasi X X N Dengan : X = Nilai rata-rata Σ X = Jumlah semua nilai siswa Σ N = Jumlah siswa Untuk ketuntasan belajar, ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut: Siswa. yang. tuntas. belajar P x100% Siswa HASIL ANALISIS DATA Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data observasi berupa pengamatan pengelolaan metode pemberian tugas belajar dan resitasi dan pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif siswa pada setiap siklus. Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang betul-betul mewakili apa yang diinginka. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan penglolaan metode pemberian tugas belajar dan resitasi yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi dalam meningkatkan prestasi Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkan metode pemberian tugas belajar dan resitasi. Analisis Data Penelitian Persiklus Siklus I Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1, dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Jurnal 197

Abdullah Yus Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada Awal bulan Agustus (Minggu Pertama) di SDN 024758 Binjai Kelas IV dengan jumlah siswa 6 orang siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut: Tabel 1. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I No. Keterangan Nilai Urut T TT 1 60 2 70 3 70 4 60 5 80 6 80 Jumlah 420 4 2 Jumlah Skor 420 Jumlah Skor Maksimal Ideal 600 Rata-Rata Skor Tercapai 70.00 Keterangan: T : Tuntas TT : Tidak Tuntas Jumlah siswa yang tuntas : 4 Jumlah siswa yang belum tuntas : 2 Klasikal : Belum tuntas Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I No Uraian Hasil Siklus I 1 2 3 Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar 70.00 4 66.67 Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 70.00 dan ketuntasan belajar mencapai 66.67% atau ada 4 siswa dari 6 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai 65 hanya 198 Jurnal

Pembelajaran PAI melalui Metode Pemberian Tugas dan Resitasi sebesar 66.67% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi. Siklus II Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS 2, soal tes formatif II, dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada Minggu ke II Bulan Agustus di SDN 024758 Binjai dengan jumlah siswa 6 orang siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut: Tabel 3. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II No. Keterangan Nilai Urut T TT 1 60 2 80 3 80 4 90 5 90 6 60 Jumlah 460 5 1 Jumlah Skor 460 Jumlah Skor Maksimal Ideal 600 Rata-Rata Skor Tercapai 76,66 Jurnal 199

Abdullah Yus Keterangan: T : Tuntas TT : Tidak Tuntas Jumlah siswa yang tuntas : 5 Jumlah siswa yang belum tuntas : 1 Klasikal : Belum tuntas Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II No Uraian Hasil Siklus II 1 2 3 Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar 76,66 5 83.30 Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 76,66 dan ketuntasan belajar mencapai 83.30% atau ada 5 siswa dari 6 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah megalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan menerapkan metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi. Siklus III Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif 3, dan alat-alat pengajaran yang mendukung Tahap Kegiatan dan Pengamatan Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada Minggu II Bulan September 2011 di SDN 024758 Binjai dengan jumlah siswa 6 orang siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil peneitian pada siklus III adalah sebagai berikut: 200 Jurnal

Pembelajaran PAI melalui Metode Pemberian Tugas dan Resitasi Tabel 5. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus III No. Keterangan Nilai Urut T 1 90 2 90 3 90 4 80 5 90 6 80 Jumlah 520 6 Jumlah Skor 520 Jumlah Skor Maksimal Ideal 600 Rata-Rata Skor Tercapai 86.67 TT Keterangan: T : Tuntas TT : Tidak Tuntas Jumlah siswa yang tuntas : 6 Jumlah siswa yang belum tuntas : 0 Klasikal : Tuntas Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus III No Uraian Hasil Siklus III 1 2 3 Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar 86.67 6 100 Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 86.67 dan dari 6 siswa yang telah tuntas sebanyak 6 siswa dan 0 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 86,67% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan metode pemberian tugas belajar dan resitasi sehingga siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan. Pada siklus III ini ketuntasan secara klasikal telah tercapai, sehingga penelitian ini hanya sampai pada siklus III. Refleksi Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan metode pemberian tugas belajar dan resitasi. Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut: 1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan Jurnal 201

Abdullah Yus semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar. 2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung. 3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik. 4) Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan. Revisi Pelaksanaan Pada siklus III guru telah menerapkan metode pemberian tugas belajar dan resitasi dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mepertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan metode pemberian tugas belajar dan resitasi dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. PEMBAHASAN Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa metode pemberian tugas belajar dan resitasi memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II, dan II) yaitu masing-masing 66,67%, 83.30%, dan 100%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses metode pemberian tugas belajar dan resitasi dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan. Aktivitas Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran agama Islam pada pokok bahasan mengarang yang paling dominan adalah bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif. Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langah-langkah metode pemberian tugas belajar dan resitasi dengan baik. Hal ini 202 Jurnal

Pembelajaran PAI melalui Metode Pemberian Tugas dan Resitasi terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan LKS/menemukan konsep, menjelaskan/melatih menggunakan alat, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar. PENUTUP Kesimpulan Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Pembelajaran dengan berbasis masalah memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (66.68%), siklus II (83.30%), siklus III (100%). 2) Penerapan metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan hasil wawancara dengan sebagian siswa, ratarata jawaban siswa menyatakan bahwa siswa tertarik dan berminat dengan metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar. Saran Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar agama Islam lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut: 1) Untuk melaksanakan model berbasis masalah memerlukan persiapan yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan model berbasis masalah dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal. 2) Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. 3) Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakuakan di SDN 024758 Binjai Kelurahan Mencirim Kecamatan Binjai Timur Tahun Pelajaran 2014/2015. Jurnal 203

Abdullah Yus DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Berg, Euwe Vd. (1991). Miskonsepsi agama Islam dan Remidi Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana. Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Joyce, Bruce dan Weil, Marsh. 1972. Models of Teaching Model. Boston: A Liyn dan Bacon. Masriyah. 1999. Analisis Butir Tes. Surabaya: Universitas Press. Mukhlis, Abdul. (Ed). 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah Panitia Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk Guru-guru se-kabupaten Tuban. Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press. Universitas Negeri Surabaya. Soedjadi, dkk. 2000. Pedoman Penulisan dan Ujian Skripsi. Surabaya; Unesa Universitas Press. Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta. Usman, Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Widoko. 2002. Metode Pembelajaran Konsep. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. 204 Jurnal