BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Milenium atau lebih dikenal dengan istilah Millenium Development

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sekitar 2 juta disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Balita (AKBA) di Indonesia telah menurun, dimana rata-rata

BAB 1 PENDAHULUAN. serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

BAB 1 PENDAHULUAN. xvi

BAB I PENDAHULUAN. Bayi adalah anak usia 0-2 bulan (Nursalam, 2013). Masa bayi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pencapaian derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan imunisasi merupakan salah satu kegiatan prioritas Kementerian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya, selain indikator Angka Kematian Ibu (AKI), Angka

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bebas dari penyakit cacar oleh WHO sejak tahun 1974.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Imunisasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan pembangunan nasional jangka panjang tersebut (Ranuh, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Lienda Wati, FKM UI, 2009 UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. melawan serangan penyakit berbahaya (Anonim, 2010). Imunisasi adalah alat yang terbukti untuk mengendalikan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa (Wijaya, 2005). tergolong rendah, 11 juta anak di bawah 5 tahun meninggal

BAB 1 : PENDAHULUAN. dalam Sustainable Development Goals (SDG S). Tujuan ke ketiga SDGs adalah

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mempersiapkannya diperlukan anak-anak Indonesia yang sehat baik fisik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan anak masih menjadi fokus perhatian masyarakat dunia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan cakupan yang diharapkan dalam MDG (Millenium. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009 )

BAB I PENDAHULUAN. informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN), salah satu indikator kerjanya ditinjau dari angka

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbaikan kualitas manusia di suatu negara dijabarkan secara internasional

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat berbahaya, demikian juga dengan Tetanus walau bukan penyakit menular

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kesehatan nasional (Budioro. B, 2010). Dalam lingkup pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkannya akan berkurang (Cahyono, 2010). Vaksin yang pertama kali dibuat adalah vaksin cacar (smallpox).

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dalam kelompok penyakit infeksi dan merupakan ancaman besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. tombak pelayanan kesehatan masyarakat di pedesaan/kecamatan. pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama (Kemenkes, 2010).

BAB 1 : PENDAHULUAN. Upaya mewujudkan kesehatan tersebut difokuskan pada usaha promotif dan

BAB I PENDAHULUAN. Program kesehatan di Indonesia periode adalah Program

BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini

Angka kematian bayi dan anak merupakan salah satu indikator penting yang

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kesakitan dan kematian karena berbagai penyakit yang dapat. menyerang anak dibawah usia lima tahun (Widodo, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. yang meningkat dan mengurangi penyebaran infeksi (Ranuh dkk, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. kelompok bayi dari difteri, pertusis, tetanus dan campak. Cakupan imunisasi di

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. tingginya angka kematian dan kesakitan karena ISPA. Penyakit infeksi saluran

BAB I PENDAHULUAN. penyakit sehingga berkontribusi besar pada mortalitas Balita (WHO, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. mencegah tubuh dari penularan penyakit infeksi. Penyakit infeksi. adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme

cita-cita UUD Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi merupakan hal yang wajib diberikan pada bayi usia 0-9

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. keharmonisan hubungan suami isteri. Tanpa anak, hidup terasa kurang lengkap

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. (1)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dicegah dengan imunisasi, yakni masing-masing 3 juta orang atau setiap 10

BAB 1 PENDAHULUAN. terutama pada bagian perawatan anak (WHO, 2008). kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20%

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian pada anak dibawah usia 5 tahun walaupun. tidak sebanyak kematian yang disebabkan oleh malnutrisi dan

BAB I PENDAHULUAN. informasi epidemiologi yang valid. Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia

Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun menunjukkan adanya penurunan Angka Kematian Balita (AKABA) dibandingkan

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

2. Apa saja program imunisasi dasar lengkap yang ibu ketahui? a. BCG b. DPT c. Polio d. Campak e. Hepatitis B

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun

Christopher A.P, S. Ked Yayan A. Israr, S. Ked

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan tentang imunisasi sangat penting untuk ibu, terutama ibu

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dari 17 program pokok pembangunan kesehatan adalah program

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Selama proses pertumbuhan dan perkembangan, anak memerlukan asupan

BAB 1 : PENDAHULUAN. terbesar kedua dari negara South East Asian Region (SEAR) setelah Myanmar. (1)

BAB 1 PENDAHULUAN. Batita, anak usia sekolah, dan wanita usia subur (WUS). Imunisasi lanjutan

Sagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 3 No. 2 Januari-Juni 2017

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehat, cerdas dan produktif. Pencapaian pembangunan manusia yang diukur

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 ini masih jauh lebih baik dibandingkan dengan 20 tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN : SURVEI KELENGKAPAN IMUNISASI PADA BAYI UMUR 1-12 BULAN DI DESA PANCUR MAYONG JEPARA INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. tidak sedikit yang berujung pada kematian bayi (Achmadi, 2016). harus menyelesaikan jadwal imunisasi (Kemenkes RI, 2010).

Kata Kunci: Pengetahuan, KIPI

BAB I PENDAHULUAN. bayi dan kematian ibu melahirkan. Menitik beratkan pada pembangunan bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga sebagai unit terkecil dari kehidupan bangsa. Kemandirian keluarga dalam

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi adalah prosedur yang dilakukan untuk memberikan kekebalan. tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan vaksin

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI 0-12 BULAN DENGAN PRAKTIK PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B-O DI WILAYAH PUSKESMAS KAYU KUNYIT BENGKULU SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian target Millenium Development Goals (MDG s) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Penyakit ini tetap menjadi salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit campak merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. intrauterin ke kehidupan ekstrauterin (Dewi, 2013 : 1). neonatus sebagai individu yang harus menyesuaikan diri dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya wabah campak yang cukup besar. Pada tahun kematian

Lalu, kekebalan seperti apa yang dimiliki bayi di bulan-bulan pertamanya?

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan

BAB I PENDAHULUAN. satu diantaranya adalah pencegahan penyakit. Sebagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. agar terhindar dari penyakit sehingga tercapai kekebalan masyarakat

Gambaran Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 0-12 Bulan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. imunisasi antara lain untuk menurunkan kesakitan dan kematian akibat penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. disebut infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). ISPA merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai penyakit seperti TBC, difteri, pertusis, hepatitis B, poliomyelitis, dan

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ini mencakup 1,4 juta anak balita yang meninggal. Program Pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Campak merupakan penyakit pernafasan yang mudah menular yang

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA dan pada tahun 1990, kita telah mencapai status Universal Child

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Imunitas merupakan daya tahan tubuh. Sistem imun adalah jaringan dalam

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN STATUS IMUNISASI DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh terhadap status gizi anak. upaya kesehatan masyarakat lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Demikian pula dari segi ekonomi dikatakan bahwa pencegahan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. lima tahun pada setiap tahunnya, sebanyak dua per tiga kematian tersebut

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai ciri khas yang berbeda-berbeda. Pertumbuhan balita akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dari seluruh penduduk dunia adalah pembawa kronis penyakit hepatitis B (Zanetti et

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cita-cita pembangunan manusia mencakup semua komponen pembangunan yang tujuan akhirnya ialah kesejahteraan masyarakat. Hal ini juga merupakan tujuan pembangunan Milenium atau lebih dikenal dengan istilah Millenium Development Goals (MDGs) yang dicetus WHO (World Health Organization) pada tahun 2000. Indonesia termasuk salah satu dari 189 negara yang menyepakati delapan tujuan Mille nium Development Goals (MDGs), yang pencapaiannya dicanangkan paling lambat pada tahun 2015, salah satu dari program MDGs adalah untuk menurunkan angka kematian bayi/anak (Maryunani, 2009). Ketika melihat pada angka kematian anak, biasanya merujuk pada anak di bawah usia lima tahun (balita), merupakan pembedaan yang bermanfaat, seperti proporsi anak yang meninggal, baik ketika masih bayi ataupun sebelum mencapai usia lima tahun. Jelas bahwa pencapaian kemajuan karena proporsi balita yang meninggal kurang dari separuh angka tahun 1990. Pada 2007, angkanya sekitar 44 per 1.000 kelahiran hidup. MDGs menargetkan pengurangan angka tahun 1990 menjadi dua pertiganya. Artinya, harus menurunkannya dari 97 kematian menjadi 32 kematian. Dampak negatif untuk anak yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap adalah anak tersebut dapat berisiko terjangkit atau terserang penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti TBC, Difteri, Polio dan juga Campak. Jumlah penderita TB di Indonesia sekitar 5,8 % dari total jumlah pasien TB dunia, dimana Indonesia masih 1

2 menduduki peringkat ke-3 dunia setelah India dan China. Target cakupan imunisasi program UCI (Universal Child Immunization) untuk BCG, DPT, Polio, campak dan hepatitis B harus mencapai 80% baik di tingkat nasional, propinsi dan kabupaten bahkan di setiap desa (Hariyono Suyitno, 2005). Angka kematian bayi di Indonesia tertinggi di antara negara ASEAN sekitar 75 persen kematian bayi di bawah umur 1 tahun karena infeksi saluran napas akut (ISPA), komplikasi perinatal (bayi umur 0-28 hari), dan diare. Karena itu, upaya mengatasi ketiga penyebab utama kesakitan dan kematian itu harus diutamakan. Banyak penyakit terkait ISPA bisa dicegah dengan imunisasi, antara lain campak, pertusis, Hib, dan pneumokokus. Imunisasi hepatitis B pada bayi juga bisa mencegah kanker hati kelak pada usia produktif. Karena 90 persen bayi yang dilahirkan ibu dengan infeksi hepatitis B akan terinfeksi virus itu, 95 persen di antaranya berkembang menjadi kronik dan kanker hati (Maryunani, 2009). Imunisasi seharusnya diketahui oleh setiap keluarga dan masyarakat, kira kira 3 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena batuk rejan, 1 dari 100 kelahiran anak meninggal karena penyakit tetanus. Dari setiap 200.000 anak, 1 anak akan menderita penyakit polio. Imunisasi yang dilakukan dengan memberikan vaksin tertentu akan melindungi anak terhadap penyakit tertentu. Walaupun pada saat ini fasilitas pelayanan kesehatan untuk vaksinasi telah tersedia dimasyarakat, tetapi tidak semua bayi dibawa untuk mendapatkan imunisasi yang lengkap (Surinah, 2008). Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI), Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia sekarang adalah 35 bayi per 1000 kelahiran. Bila dirincikan 157.000 bayi meninggal dunia per hari. Dalam Millenium Depelopment

3 Goals (MDGs), di Indonesia menargetkan pada tahun 2015 Angka Kematian Bayi (AKB) menurun menjadi 17 bayi per 1000 kelahiran (Maryunani, 2009). Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti body untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan yang dimaksud vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti body yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan, seperti vaksin BCG, DPT, Campak, dan melalui mulut seperti polio. Tujuan diberikan imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas serta dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu (Ismoedjanto, 2003). Imunisasi bukan hanya program kesehatan di Indonesia tapi juga program dunia (WHO). Menurut data WHO sekitar 194 negara maju maupun sedang berkembang tetap melakukan imunisasi rutin pada bayi dan balitanya. Negara maju dengan tingkat gizi dan lingkungan yang baik tetap melakukan imunisasi rutin pada semua bayinya, karena terbukti bermanfaat untuk bayi yang diimunisasi dan mencegah penyebaran keanak sekitarnya. Setiap tahun sekitar 85-95% bayi dinegara negara maju tersebut mendapat imunisasi rutin, sedangkan sisanya belum terjangkau imunisasi karena menderita penyakit tertentu, sulitnya akses terhadap layanan imunisasi, hambatan jarak, geografis, keamanan, sosial ekonomi dan lain-lain (Samik Wahab 2012). Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, cakupan Universal Child Immunization (UCI) tahun 2010 adalah 75,3 persen. Tahun 2011, pencapaian UCI turun menjadi 74,1 persen. UCI ialah cakupan imunisasi lengkap pada bayi (0-11 bulan) minimal 80 persen. Indonesia menargetkan semua desa dan kelurahan

4 mencapai UCI 100 persen tahun 2014. Program imunisasi dasar itu mencakup BCG, hepatitis B, DPT-HB, polio, dan campak. Untuk tahun lalu 2012, 25,9 persen bayi tidak terimunisasi lengkap. Padahal tiap tahun 4,5 juta - 5 juta bayi lahir di Indonesia (Kompas.com). Berdasarkan program pengembangan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), program pengembangan imunisasi (PPI) yang diwajibkan dan program imunisasi Non PPI yang dianjurkan. Wajib jika kejadian penyakitnya cukup tinggi dan menimbulkan cacat atau kematian. Di negara Indonesia terdapat jenis imunisasi yang diwajiban oleh pemerintah dan ada juga yang hanya dianjurkan, imunisasi wajib di Indonesia sebagaimana telah diwajibkan oleh WHO ditambah dengan hepatitis B imunisasi yang hanya dianjurkan oleh pemerintah dapat digunakan untuk mencegah suatu kejadian yang luar biasa atau penyakit endemik. Jenis imunisasi wajib terdiri dari; imunisasi BCG (Bacille Calmette guerin), Hepatitis B, DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus), Polio, dan Campak (Ismoedijanto, 2003). Pada tahun 2012 cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi di Indonesia mencapai 86,8%. Angka ini sudah melampaui target nasional yaitu 85%. Namun angka ini belum dinyatakan baik, sebab masih banyak jutaan anak yang tidak mendapatkan imunisasi. Sekitar 14% atau 3,9 juta balita yang belum di imunisasi jumlah ini tentunya masih sangat banyak bahkan ada daerah yang pencapaian tingkat imunisasi hanya 60% - 70% (Kompas.com). Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara menyebutkan sepanjang tahun 2012 dari perkiraan jumlah bayi yang dilahirkan sebanyak 299.299, yang dimunisasi hanya 231.767 bayi atau 77,5 persen. Cakupan

5 imunisasi sebesar 77,5 persen ini masih rendah bila dibandingkan standard Kemenkes RI yakni 80 persen (Kompas.com) Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun yang mempunyai 31 kecamatan memperoleh keberhasilan program imunisasi dapat dilihat dari cakupan pencapaian Universal Child Immunization (UCI) yang merupakan gambaran terhadap cakupan sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara lengkap. Cakupan Desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI) di Kabupaten Simalungun tahun 2008 sebesar 99,46%, lebih tinggi dibandingkan tahun 2007 (92,00%), namun masih berada dibawah Indikator Standart Pelayanan Minimal (SPM) 2010 (100%). Kecamatan Sidamanik mempunyai 13 desa pencapaian imunisasi 98%, dan diantara desa tersebut yang paling rendah pencapaian imunisasi adalah desa Tigabolon hanya mencapai 62% yaitu 56 anak yang melakukan imunisasi dari 105 anak pada tahun 2013. Sedangkan di desa Ambarisan yang merupakan bagian dari desa kecamatan Sidamanik sudah mencapai target imunisasi sampai 100%. Menurut Sri Enda Sitepu (2011) dalam penelitiannya di desa Selotong menuliskan adanya dukungan keluarga (suami, orang tua, mertua maupun saudara lainnya) dalam bentuk memberikan pujian kepada ibu karena menyarankan bayi untuk diimunisasi yaitu dari 58 ibu yang mempunyai bayi hanya 16 ibu yang mendapat dukungan dari keluarga untuk melakukan imunisasi pada bayi dan balitanya. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran ibu bayi dan larangan dari keluarga untuk mencegah penyakit membawa bayinya untuk diimunisasi. Maka

6 dukungan keluarga sangat berpengaruh terhadap kepatuhan ibu dalam melaksanakan imunisasi, sehingga pencapaian imunisasi tidak mencapai target yang diharapkan. Tanggung jawab keluarga terutama para ibu terhadap imunisasi bayi dan balita sangat memegang peranan penting sehingga akan diperoleh suatu manfaat terhadap keberhasilan imunisasi serta peningkatan kesehatan anak. Peran seorang ibu pada program imunisasi sangatlah penting, oleh sebab itu suatu pemahaman tentang program ini amat diperlukan untuk kalangan tersebut (Ali, 2002). Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh peneliti dari desa Tigabolon yang di targetkan untuk imunisasi dasar pada anak dari jumlah sasaran 105 bayi hasil yang didapatkan sebanyak 56 bayi yang telah mendapatkan imunisasi dari data tersebut di atas dapat diketahui jumlah sasaran bayi yang mendapatkan imunisasi dasar pada anak belum memenuhi target sebesar 100% yang sesuai dengan Standart Pelayanan Minimal (SPM). Menurut informasi dari petugas kesehatan di desa Tigabolon mengatakan bahwa petugas kesehatan sudah pernah melakukan penyuluhan tentang imunisasi dasar kepada para ibu yang mempunyai bayi dan balita di desa Tigabolon namun kenyataannya cakupan imunisasi masih rendah di desa Tigabolon. Dengan demikian petugas kesehatan akan segera melakukan door to door ke setiap rumah yang mempunyai bayi dan balita agar segera mendapatkan imunisasi. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari 8 ibu yang mempunyai anak 9-24 bulan di desa Tigabolon menyatakan bahwa banyak faktor yang menyebabkan ibu yang memiliki bayi atau balita tidak mengimunisasikan bayi atau balitanya. Hal ini terkait dengan masih banyaknya larangan dari keluarga terutama larangan dari suami

7 karena anaknya masih terlalu kecil untuk diimunisasi, dengan informasi yang didapatkan peneliti bahwa ibu tidak patuh karena dukungan keluarga sangat penting dalam melaksanakan imunisasi pada bayi dan balitanya hal ini dapat meningkatkan angka kesakitan dan kematian pada bayi dan balita yang tidak mendapatkan imunisasi. Berdasarkan data yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian hubungan antara dukungan keluarga terhadap kepatuhan ibu melaksanakan imunisasi dasar pada anak di desa Tiga bolon Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas peneliti mengambil kesimpulan bahwa imunisasi merupakan hal yang penting dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian pada bayi dan balita, untuk itu peneliti melakukan penelitian Apakah Ada Hubungan Antara Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Ibu Melaksanakan Imunisasi Dasar Pada Anak di Desa Tigabolon Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun tahun 2014. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Antara Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Ibu Melaksanakan Imunisasi Dasar Pada Anak di Desa Tigabolon Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun tahun 2014.

8 1.3.2 Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui hubungan antara dukungan informasional terhadap kepatuhan ibu dalam melaksanakan imunisasi dasar pada anak di desa Tigabolon tahun 2014. b. Untuk mengetahui hubungan antara dukungan penilaian terhadap kepatuhan ibu dalam melaksanakan imunisasi dasar pada anak di desa Tigabolon tahun 2014 c. Untuk mengetahui hubungan antara dukungan instrumental terhadap kepatuhan ibu dalam melaksanakan imunisasi dasar pada anak di desa Tigabolon tahun 2014. d. Untuk mengetahui hubungan antara dukungan emosional terhadap kepatuhan ibu dalam melaksanakan imunisasi dasar pada anak di desa Tigabolon. 1.4 Manfaat a. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi Puskesmas Sidamanik dalam meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah kerjanya. b. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Simalungun agar meningkatkan pelayanan kesehatan posyandu di wilayah kerjanya. c. Sebagai proses belajar bagi penulis dalam menyelesaikan studi di Fakultas Kesehatan Masyarakat. d. Sebagai bahan perbandingan dan referensi untuk peneliti lain yang ingin melakukan penelitian sejenis.