BAB IV ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH BERMASALAH DI BMT NU SEJAHTERA CABANG KENDAL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

MUD}A>RABAH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ismail, Perbankan Syariah, Prenadamedia Group, Jakarta, 2011, hlm 29-30

BAB IV STRATEGI PENANGANAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN MODAL USAHA DI BMT SM NU CABANG BOJONG PEKALONGAN

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pengelolaan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Di BPRS. 1. Penerapan Pembiayaan Murabahah

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. Dari hasil wawancara langsung yang penulis lakukan pada pihak BNI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS PEMBIAYAAN BERMASALAH DAN PENANGANANNYA DI KOSPIN JASA LAYANAN SYARIAH PEMALANG

BAB IV HASIL PENELITIAN. nasabahnya. Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal tentang pembiayaan

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis penyebab dan penanganan pembiayaan murabahah bermasalah. Analisis pemberian pembiayaan yang dilakukan oleh setiap

BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENANGANAN PEMBIAYAAN MACET DAN EKSEKUSI JAMINAN PRODUK KPR AKAD MURA>BAH}AH DI BNI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit

BAB V PEMBAHASAN. A. Peran Account Officer dalam Maganalisis permohonan pembiayaan

BAB IV DI BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA. A. Analisis tentang Prosedur-Prosedur Pemberian Pembiayaan Mura>bah}ah di

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

RESCHEDULING PEMBIAYAAN MURA<BAHAH MUSIMAN

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Faktor-Faktor Pembiayaan Murabahah Bermasalah. Pembiayaan dalam Pasal 1 butir 12 UU No. 10 Tahun 1998 jo. UU No.

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Subagyo, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta, 2002, hlm. 127.

BAB IV. A. Analisis Hukum Islam terhadap Pasal 18 Ayat 2 Undang-Undang. memberikan pelayanan terhadap konsumen yang merasa dirugikan, maka dalam

BAB IV ANALISIS TERHADAP RESCHEDULING TAGIHAN MURA>BAH{AH BERMASALAH PADA PT. BNI SYARIAH CABANG SURABAYA

BAB III TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Kebijakan BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan Dalam. Upaya Menyelesaikan Pembiayaan Bermasalah.

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN MUD}A<RABAH BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANG TUBAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI PERUBAHAN PENGHITUNGAN DARI SISTEM "FLAT" KE "EFEKTIF" PADA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP FAKTOR-FAKTOR PEMBIAYAAN BERMASALAH PRODUK KPR AKAD DAN PENYELESAIANNYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK

BAB V PEMBAHASAN. A. Prosedur Pemberian Pembiayaan Murabahah di LKS ASRI. Tulungagung dan BMT HARUM Tulungagung

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUD{A>RABAH PADA NASABAH YANG TELAH PAILIT DI PT. BNI SYARI AH CAPEM NGAGEL SURABAYA

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Akad Mudharabah di BMT Harapan Ummat. a. Telah masuk sebagai anggota. sebesar Rp ,-.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. Randublatung-Blora, Jawa Tengah.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Kelayakan Benda Jaminan Dalam Pembiayaan di KSU. KOTA SANTRI Cabang Karanganyar

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH

BAB III GAMBARAN UMUM PENANGANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH BERMASALAH DI BMT NU SEJAHTERA CABANG KENDAL. A. Profil BMT NU Sejahtera Cabang Kendal

BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan. mengetahui bagaimanakan sistem pengendalian kredit Gambaran Singkat Koperasi Simpan Pinjam TABITA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN DEBITUR PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT ANKASA KABUPATEN PEKALONGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Marhamah Wonosobo

STRATEGI PENYELAMATAN KREDIT BERMASALAH DI BANK JATIM CABANG BOJONEGORO RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PEMBAHASAN. A. Murabahah, Pembiayaan Bermasalah, dan Cara Penanganan. 1. Murabahah Dalam Teori Ekonomi Islam

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN DENDA PADA PEMBIAYAAN BERMASALAH MENURUT FATWA DSN-MUI NO 17/DSN MUI/IX/2000 DI KJKS MADANI KOTA PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN MACET PADA AKAD MURABAHAH DI BMT NU SEJAHTERA MANGKANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK MURA>BAH}AH PROGRAM PEMBIAYAAN USAHA SYARIAH (PUSYAR) (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM)

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA

BAB IV EVALUASI NON PERFORMING FINANCING (NPF) PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN TAHUN 2008/2010

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISA. A. Ketentuan Jaminan Pembiayaan Murabahah di BPRS Asad Alif

kemudian hari bagi bank dalam arti luas;

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah pada KSPPS Tunas. Murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu, dimana penjual

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. penyajian data. Data yang dihasilkan merupakan hasil dari penelitian

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENYELESAIAN DENDA PENUNDAAN PEMBAYARAN KPR PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. KANTOR CABANG SURABAYA

BAB IV PEMBAHASAN. A. Faktor Yang Menyebabkan timbulnya Pembiayaan Bermasalah. diperlukan adanya pertimbangan serta kehati-hatian agar kepercayaan

BAB III PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah dengan Jaminan Hak. Tanggungan di BPRS Suriyah Semarang

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat menyimpulkan beberapa hal. Selain itu juga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit. 1. kegiatan utamanya. Besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan

BAB 11 LANDASAN TEORI

Faktor yang paling sering terjadi yaitu bangkrut yaa pada perusahaan, kita mensurveynya kurang tepat, karakter nasabah yang susah,

BAB V PENUTUP. Analisis terhadap Penyelesaian Pembiayaan Mud{a>rabah bermasalah pada

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi dalam usaha-usaha yang berkaitan dengan media dan barang yang tidak

maka dalam bab ini penulis akan menganalisis praktek denda pada pembiayaan

BAB IV ANALISIS PENETAPAN MARGIN PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BSM LUMAJANG DALAM TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MUI

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Risiko Pembiayaan dengan Akad Murabahah di BTM Wiradesa

BAB I PENDAHULUAN. memang bidang utama usahanya adalah menyediakan fasilitas pembiayaan

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

II. LANDASAN TEORI. Berdasarkan Undang Undang RI No 10 tahun 1998 tentang perbankan, jenisjenis

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pembiayaan bermasalah

BAB V PENUTUP. Berdasarkan penelitian penulis yang berjudul Evaluasi Manajemen Risiko. Bina Sejahtera maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/ 19 /PBI/2003 TENTANG PERLAKUAN KHUSUS TERHADAP KREDIT ATAU PEMBIAYAAN BANK PERKREDITAN RAKYAT PASCA TRAGEDI BALI

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

BAB V PEMBAHASAN. A. Implementasi Minimalisasi Risiko Pembiayaan Murabahah Di Bank. Muamalat Indonesia Cabang Pembantu Tulungagung.

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Character terhadap Tingkat Pengembalian Angsuran. Pembiayaan Murabahah pada BMT As-Salam Kras-Kediri Tahun 2015

BAB IV ANALISIS TERHADAP STRATEGI PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PRODUK MURABAHAH DI KJKS BMT WALISONGO SEMARANG

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Pelaksanaan Jaminan Fidusia di Bank Syariah Mandiri KCP Solok. menanyakan langsung kepada pihak warung mikro itu sendiri.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah untuk Pertanian di KSPPS TAMZIS Cabang Batur

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM SIDOMOJO KRIAN SIDOARJO MENGENAI BUNGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN EKONOMI

BAB III PEMBAHASAN A. PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA AKAD MURABAHAH. 1. Pengertian Pembiayaan, Prosedur Pengajuan Pembiayaan, Tujuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. ANALISIS PENYELAMATAN PEMBIAYAAN BERMASALAH PADA PRODUK GRIYA ib HASANAH DI PT BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA

BAB V PEMBAHASAN. Pembiayaan Syariah (KSPPS) Baitul Izza Sejahtera ini bertujuan untuk

A. Analisis Mekanisme Angsuran Usaha Kecil dengan Infaq Sukarela pada Bantuan Kelompok Usaha Mandiri di Yayasan Dana Sosial Al Falah Surabaya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Pembiayaan Ijarah Bermasalah

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH BERMASALAH DI BMT NU SEJAHTERA CABANG KENDAL A. Analisis Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Pembiayaan Murabahah Bermasalah di BMT NU Sejahtera Cabang Kendal Setiap bisnis sudah pasti akan berhadapan dengan berbagai risiko sehingga tidak ada suatu bisnis yang tidak ada risiko. Pemberian pembiayaan murabahah di Bank Syari ah maupun BMT sudah pasti mengandung risiko, dan disinilah peran Account Officer untuk memperkecil atau bahkan menghindarkan risiko dengan berbagai rambu yang dipersiapkan sebelumnya. 63 Pembiayaan bermasalah yaitu suatu keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup untuk membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada Bank seperti yang telah diperjanjikan dalam perjanjian pembiayaan. 64 Pembiayaan bermasalah dapat disebabkan oleh salah satu atau beberapa faktor yang harus dikenali secara dini oleh pejabat pembiayaan karena adanya unsur kelemahan baik dari pihak debitur, pihak Bank maupun eksternal debitur dan Bank. Faktor-faktor yang menyebabkan pembiayaan murabahah bermasalah di BMT NU Sejahtera cabang Kendal diantaranya sebagai berikut: 63 Veithzal Rivai, Andria Pernata Veithzal, Islamic Financial Management, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008, hlm. 213 64 Muhammad, Manajemen Bank Syari ah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2002, h. 267 63

64 a. Dari pihak BMT NU Sejahtera Cabang Kendal Faktor yang terjadi dari dalam manajemen BMT NU Sejahtera Cabang Kendal diantaranya disebabkan oleh: Pertama, Account Officer yang kurang teliti dalam menganalisa pemberian pembiayaan murabahah kepada nasabah. Di dalam pembiayaan murabahah yang diterapkan di BMT NU Sejahtera Cabang Kendal, Account Officer kurang teliti terhadap kelengkapan dokumen permohonan beserta lampiran-lampirannya dalam surat permohonan pembiayaan murabahah terutama yang menyangkut aspek keuangan nasabah. Padahal sebelum fasilitas pembiayaan dilakukan, lembaga keuangan harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit yang disalurkan oleh lembaga keuangan dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya seperti melalui prosedur yang benar. 65 Dalam memberikan pembiayaan murabahah, BMT NU Sejahtera Cabang Kendal mempunyai kebijakan yang menggunakan prinsip 5C dan survey seperti yang digunakan setiap lembaga keuangan sebelum memberikan pembiayaan murabahah terhadap calon nasabahnya. Namun ketika dalam masa pembayaran angsuran masih terjadi pembiayaan murabahah yang bermasalah berupa kredit macet. Hal ini dikarenakan 65 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005, h. 104

65 dalam melakukan analisis 5C dan survey masih kurang kehati-hatian sebelum pembiayaan murabahah diberikan. Kedua, kurang adanya pengawasan Account Officer terhadap pembiayaan murabahah yang telah diberikan kepada nasabah. Di dalam akad murabahah, ketika dana sudah diberikan kepada nasabah maka pihak BMT NU Sejahtera Cabang Kendal tidak mempunyai tanggung jawab atau urusan lagi dengan penggunaan dana pembiayaan murabahah tersebut. BMT hanya berhak menerima angsuran pembiayaan murabahah dari nasabah. Karena setiap data yang telah diperoleh pihak BMT dalam penyurveian terkadang belum sesuai dengan apa yang sebenarnya terjadi pada nasabah. b. Dari pihak nasabah Salah satu faktor yang menyebabkan pembiayaan murabahah bermasalah jika dilihat dari pihak nasabah diantaranya: 1) Tidak ada atau kurangnya kejujuran dari nasabah Kurang atau tidak adanya kejujuran dari nasabah mengenai akad peminjaman terjadi pada awal akad. Dalam mengisi berkas pengajuan pembiayaan, terdapat nasabah yang tidak jujur pada bagian pengisian besarnya gaji atau penghasilan nasabah. Padahal jujur bermakna keselarasan antara perkataan dengan kenyataan yang ada. Kejujuran ada pada ucapan, dan perbuatan sebagaimana seorang melakukan suatu perbuatan tentu sesuai dengan yang ada pada batinnya. Kejujuran merupakan sifat seorang yang beriman. Dalam sebuah hadist dijelaskan:

66 ر الله! ل :! ل ر ل الله الله و ( ا د # *% ق, ن ا# *% ق ' & % ي ا # ا#. - و ا ن ا#. - ' & % إ # ا 1 # 0 و ' / ال ا# - 3 4 ' * % ق و ' 9 6 -ى ا# *% ق 6 7 '5 6 % الله %' = و إ ' ; و ا# : ب ' & % ى,? ن ا# : ب إ # ا# @ 1 ر و ا ن ا# @ 1 ر ' & % ي إ # ا# ر و ' / ال ا# - 3 4 ' : ب و ' 96 -ى ا# : ب 6 7 '5 6 % الله ; :ا ( A @ 6 Dari Ibnu Mas ud, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW: tetapilah oleh kalian kejujuran karena sesungguhnya kejujuran akan menunjukkan pelakunya kepada kebajikan, dan sesungguhnya kebajikan akan menunjukkan kepada pelakunya jalan ke surga. Seseorang yang senantiasa bersikap jujur dan menetapi kejujuran, pada akhirnya dia akan dicatat disisi Allah sebagai orang yang jujur. Hindarilah oleh kalian dusta, karena sesungguhnya dusta akan menjerumuskan pelakunya kepada kedurhakaan, dan sesungghnya kedurhakaan akan menjerumuskan pelakunya jalan ke neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan menetapi kedustaan, pada akhirnya dia akan dicatat disis Allah sebagai seorang pendusta. (Muttafaq alaihi). 66 Sikap jujur merupakan akhlak mulia dan terpuji, namun betapa sulitnya mendapatkan orang jujur pada zaman ini. Beratnya masalah dalam kehidupan mendorong orang untuk memilih dusta dari pada jujur. Menurut mereka berdusta bisa mempermudah jalan untuk mendapatkan berbagai keinginan dan tujuan. Sebaliknya, mereka menganggap kejujuran sebagai kerugian yang sering berujung pada kegagalan. Adanya kebutuhan yang mendesak dan demi mendapatkan pembiayaan dari BMT, seorang nasabah dalam pengisian berkas pengajuan pembiayaan mencantumkan besarnya gaji atau penghasilan tidak sesuai dengan yang sebenarnya, padahal besarnya penghasilan 66 Ibnu Hajar Al-Asqalani, Tarjamah Bulughul-Maram, terj: Hamim Thohari, (Lebanon: Al Kotob al- Ilmiyah, 2009), h. 542

67 nasabah lebih kecil dari yang nasabah cantumkan dalam berkas pengajuan. Ketidak jujuran inilah yang menyebabkan ketika pada masa angsuran terjadi masalah kemacetan karena nasabah mengalami kesulitan keuangan untuk membayar angsuran. 2) Karakter nasabah Dilihat dari karakter nasabah, setiap nasabah mempunyai karakter berbeda-beda. Pertama, salah satu faktor yang menyebabkan pembiayaan murabahah bermasalah adanya karakter nasabah yang tidak mempunyai kemampuan untuk membayar tetapi mempunyai kemauan untuk membayar. Biasanya nasabah belum ada uang untuk membayar ketika waktu jatuh tempo pembayaran dikarenakan ada permasalahan pada pemasukannya. Hal ini termasuk salah satu faktor penyebab pembiayaan murabahah bermasalah di BMT NU Sejahtera Cabang Kendal namun dikarenakan unsur ketidak sengajaan dari nasabah. Namun nasabah sudah mempunyai I tikad yang baik karena nasabah mau membayar meskipun nasabah mengalami permasalahan dalam pengangsuran. Cara menangani nasabah yang berkarakter seperti ini adalah dengan cara memberi surat peringatan sampai tiga kali, jika masih belum bisa menangani masalah, maka BMT mempunyai kebijakan kedua yaitu nasabah diberi kelonggaran untuk melunasi sisa pokok, namun jika melunasi sisa pokok juga belum bisa menyelesaikan masalah maka kebijakan BMT selanjutnya adalah likuidasi atau bahkan melakukan eksekusi jaminan jika masih belum bisa membayar.

68 Kedua yaitu karakter nasabah BMT NU Sejahtera Cabang Kendal yang tidak mampu dan tidak mempunyai kemauan untuk melakukan pelunasan pembayarannya. Biasanya nasabah yang berkarakter seperti ini dalam pengisian berkas atau dokumen permohonan pembiayaan murabahah tidak sesuai dengan kenyataan, dan Account Officer dalam menganalisa pemberian pembiayaan murabahah juga kurang teliti karena informasi yang telah di dapat berbeda dengan kenyataan yang ada pada nasabah. Nasabah yang berkarakter seperti ini selalu menghindar jika pihak BMT NU Sejahtera Cabang Kendal mendatanginya untuk melakukan penagihan. Selain itu, karakter nasabah seperti ini dikarenakan unsur kesengajaan dimana nasabah sengaja tidak segera melakukan pelunasan pembiayaan murabahah. B. Analisis Penanganan Pembiayaan Murabahah Bermasalah di BMT NU Sejahtera Cabang Kendal Setiap lembaga ataupun organisasi mempunyai kebijakan tersendiri untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam organisasi tersebut. Dalam menangani pembiayaan murabahah yang bermasalah, BMT NU Sejahtera Cabang Kendal juga mempunyai kebijakan penanganan tersendiri agar kelangsungan kegiatan keuangan antara funding dan lending tetap berjalan dengan baik. Setiap kebijakan dalam menangani pembiayaan murabahah bermasalah tidak bisa langsung menarik apa yang telah dijaminkannya, namun harus dimusyawahkan terlebih dahulu antara pihak BMT dengan

69 Baqarah ayat 280 sebagai berikut: nasabah. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur an surat Al-!" +, - $%& '()* # / 456 $ /012 :;<=>& 9 * dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, Maka berilah tangguh sampai Dia berkelapangan. dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Berdasakan ayat tersebut bahwa setiap orang yang berhutang (nasabah) dalam kesukaran, maka pihak BMT harus member kebijakan sampai pihak nasabah berkelapangan untuk melunasi pembiayaan, sehingga pihak BMT tidak bisa langsung menarik jaminan dari nasabah. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Mustaghfirin selaku Manajer. Berikut ini contoh kasus pembiayaan bermasalah dan cara penyelesainnya di BMT NU Sejahtera Cabang Kendal, yaitu: Pak Yanto (nama samaran) melakukan pembiayaan di BMT NU Sejahtera Cabang Kendal menggunakan akad pembiayaan murabahah dengan memberikan jaminan berupa BPKB kendaraan roda empat. Dia seorang pengusaha mebel membutuhkan pembiayaan untuk memperlancar usahanya yaitu untuk membeli mesin gergaji dengan masa angsuran selama 2 tahun (24 bulan). Besarnya pembiayaan yaitu Rp 30.000.000 dan jika ditambah margin sebesar 36% maka pembiayaan menjadi Rp 40.800.000 selama 2 tahun. Angsuran per bulan sebesar Rp 1.700.000. Dalam waktu sampai tahun pertama tidak ada masalah. Akan tetapi setelah

70 memasuki tahun kedua mulai ada masalah dalam pembiayaannya sampai jatuh waktu tempo mengalami keterlambatan angsuran selama 5 bulan. Pihak BMT memberikan surat peringatan pertama kepada nasabah, namun nasabah masih belum bisa menyelesaikan tunggakannya. Bahkan sampai surat peringatan ketiga yang diberikan kepada nasabah pun belum bisa menyelesaikan masalah sehingga pihak BMT melakukan penyurveian kembali dan ternyata usaha nasabah mengalami masalah yaitu mebel yang dikirim di sebuah sekolah tidak kunjung melakukan pelunasan sehingga usahanya pun ikut bermasalah dan pemasukan atau pendapatan Pak Yanto juga belum bisa untuk melunasi pembiayaan. Pihak BMT memberikan kebijakan agar Pak Yanto membayar pinjaman pokoknya saja, namun sampai bulan ketiga masih belum bisa menyelesaikan masalah kemudian BMT memberi kebijakan memperpanjang jangka waktu dan jumlah angsuran. Kebijakan pihak BMT untuk memperpanjang jangka waktu dan jumlah angsuran tersebut masih belum bisa menyelesaikan masalah. Setelah dilakukan musyawarah antara pihak BMT dengan nasabah, maka dengan terpaksa pihak BMT menjual barang jaminan untuk menutupi sisa tagihan pembiayaan yang belum dibayarkan. Sedangkan sisa uang penjualan dikembalikan kepada nasabah kembali. Berdasarkan contoh kasus diatas, kebijakan yang diambil oleh setriap lembaga keuangan berbeda-beda dalam menangani adanya permasalahan dalam pembiayaan. Namun analisis kebijakan yang diambil BMT NU Sejahtera Cabang Kendal dalam menangani pembiayaan murabahah bermasalah berdasarkan teori yang ada yaitu dengan cara:

71 a. Penjadwalan kembali (Rescheduling) Rescheduling ini merupakan upaya yang sering dilakukan pihak BMT NU Sejahtera Cabang Kendal untuk menyelamatkan pembiayaan bermasalah yang diberikan kepada nasabah. Rescheduling merupakan penjadwalan kembali sebagian atau seluruh kewajiban nasabah. BMT NU Sejahtera Cabang Kendal dalam melakukan rescheduling melihat arus yang bersumber dari kemampuan nasabah yang sedang mengalami kesulitan. Penjadwalan tersebut bisa berbentuk memperpanjang jangka waktu dan jumlah angsuran. Dalam hal ini nasabah diberi keringanan jangka waktu angsuran. Langkah rescheduling yang dilakukan oleh BMT NU sejahtera Cabang Kendal dapat misalnya memperpanjang jangka waktu dan jumlah angsuran, yaitu misalnya yang semula angsuran dilakukan 24 kali menjadi 36 kali sehingga jumlah angsuran juga menjadi mengecil seiring dengan penambahan jumlah waktu angsuran. BMT NU Sejahtera Cabang Kendal memberikan kebijakan perpanjangan jangka waktu angsuran dengan tujuan agar nasabah yang bermasalah tidak merasa keberatan dalam mengangsur kewajibannya terhadap BMT NU Sejahtera Cabang Kendal. Sebagai contoh memperpanjang jangka waktu angsuran yaitu ketika nasabah melakukan pembiayaan sebesar Rp 30.000.000 selama 2 tahun ditambah margin sebsar 36% menjadi Rp 40.800.000, dan setiap bulan harus mengangsur Rp 1.700.000/bulan. Namun karena mendapat perpanjangan jangka waktu angsuran sampai 36 bulan, maka angsuran

72 menjadi Rp 1.200.000/bulan. Sehingga dengan adanya kebijakan perpanjangan jangka waktu angsuran maka nasabah akan merasa lebih ringan dan terbantu. b. Persyaratan kembali (Reconditioning) Reconditioning merupakan usaha pihak BMT NU Sejahtera Cabang Kendal untuk menyelamatkan pembiayaan bermasalah dengan cara mengubah sebagian atau seluruh persyaratan yang semula disepakati bersama pihak BMT NU Sejahtera Cabang Kendal dengan nasabah kemudian dituangkan dalam perjanjian pembiayaan. Pihak BMT NU Sejahtera Cabang Kendal memberi kesempatan pada nasabah yang mengalami pembiayaan murabahah bermasalah, yakni memberi kesempatan kepada nasabah dengan cara hanya membayar kewajiban yang pokoknya saja, sementara nisbah bagi hasil atau keuntungan diberi kelonggaran waktu sampai ia sanggup membayarnya, tentunya sesuai kewenangan dan kesepakatan dari pihak BMT NU Sejahtera Cabang Kendal. Kebijakan Reconditioning BMT NU Sejahtera Cabang Kendal misalnya jumlah seluruh pembiayaan yang ditambah margin adalah sebesar Rp 40.800.000 dan angsuran selama 2 tahun sehingga angsuran pokok menjadi Rp 1.250.000/ bulan dan angsuran bagi hasil sebesar Rp 450.000/bulan. Akan tetapi karena adanya pembiayaan bermasalah pada pembayaran dari nasabah, maka BMT memberikan kebijakan dengan menunda pembayaran bagi hasilnya sehingga pembiayaan yang harus

73 dilunasi terlebih dahulu adalah sebesar Rp 30.000.000 atau sebesar Rp 1.250.000/ bulan sedangkan angsuran bagi hasil bisa menyusul. 67 c. Penataan kembali (Restructuring) Restructuring dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan pihak nasabah dalam melakukan pembiayaan. Dalam melakukan restructuring hal yang harus diperhatikan adalah prospek usaha dan I tikad baik. Tindakan BMT NU Sejahtera Cabang Kendal dengan cara menambah modal nasabah dengan mempertimbangkan nasabah tersebut memang membutuhkan tambahan dana dan usaha yang dibiayai memang masih layak. Tentunya pihak BMT NU Sejahtera Cabang Kendal melihat kondisi usaha dari nasabah yang bermasalah tersebut. Apakah nasabah mempunyai i tikad baik atau tidak. Restructuring dilakukan BMT NU Sejahtera Cabang Kendal dengan tujuan agar nasabah bisa bangkit kembali dalam menjalankan usahanya sehingga dapat kembali mengangsur kewajibanya. Sebagai contoh langkah restructuring yang dilakukan BMT NU Sejahtera Cabang Kendal misalnya nasabah melakukan pembiayaan murabahah untuk membiayai pembelian bibit tembakau dan sebagai modal untuk biaya menanam tembakau misalnya untuk membayar buruh dan sebagainya sebesar Rp 10.000.000. Namun setelah bibit yang ditanam berumur satu bulan, tiba-tiba tanaman terkena hama sehingga hampir semuanya mati. Untuk mengurangi resiko kerugian terlalu besar, 13.00 67 Wawancara dengan Bapak Mustaghfirin pada tanggal 2 Desember 2013 pukul:

74 nasabah mengajukan pembiayaan kembali, dan BMT bersedia membiayai kembali untuk pembelian tembakau sehingga resiko kerugian pihak BMt pun juga bisa berkurang. d. Likuidasi Penanganan pembiayaan bermasalah dengan cara likuidasi dapat dilakukan apabila kebijakan yang dilakukan dengan surat peringatan dan kebijakan rescheduling, reconditioning, serta restructuring masih belum bisa menangani pembiayaan murabahah bermasalah di BMT NU Sejahtera Cabang Kendal. Tindakan Likuidasi yang dilakukan BMT NU Sejahtera Cabang Kendal atas permohonan nasabah atau pemilik jaminan dengan mempertimbangkan kondisi nasabaah karena sudah tidak ada kebijakan yang lainnya. Pihak BMT membantu menjual atau memasarkan barang jaminan untuk mempercepat proses likuidasi karena nilai jual barang jaminan tersebut harus bisa meng-cover hutang pokok dan tunggakan marginnya. Apabila masih terdapat sisa uang dalam penjualannya, maka uang tersebut akan dikembalikan kepada nasabah. Kebijakan likuidasi BMT NU Sejahtera Cabang Kendal misalnya, setelah menggunakan kebijakan rescheduling, reconditioning, dan restructuring masih belum bisa menangani pembiayaan murabahah bermasalah, sedangkan tunggakan yang tersisa ditambah margin sebesar Rp 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) dan barang yang dijadikan agunan adalah mobil roda empat yang mempunyai harga jual Rp 50.000.000,- akan tetapi hanya terjual seharga Rp 45.000.000 sehingga uang hasil penjualan tersebut digunakan untuk menutup kekurangan pelunasan

75 hutang nasabah kepada BMT. Sedangkan sisa dari uang penjualan agunan tersebut akan dikembalikan lagi kepada nasabah. Likuidasi dilakukan sebagai langkah terakhir apabila sudah tidak bisa meng-cover pembiayaan murabahah yang bermasalah dan mengurangi resiko kerugian pada pihak BMT. Sebagaimana contoh kasus di atas bisa di artikan bahwa cara penyelesaian yang dilakukan BMT NU Sejahtera Cabang Kendal dengan cara mencarikan solusi atau jalan keluar kepada nasabah pembiayaan murabahah yang macet agar pembiayaan tersebut dapat terbayar kembali dengan lancar dan tidak merugikan baik itu pihak BMT NU Sejahtera Cabang Kendal atau nasabah pembiayaan murabahah. Cara penyelesaian pembiayaan bermasalah yaitu dengan rescheduling, reconditioning, restructuring, dan likuidasi. Hal itu sebagaimana dijelaskan dalam buku Kasmir yang berjudul Manajemen Perbankan halaman116. Namun di BMT NU Sejahtera Cabang Kendal lebih menerapkan rescheduling sebagai solusi terbaik dan aman dalam menyelesaikan pembiayaan bermasalah. Di karenakan dalam menyelesaikan pembiayaan bermasalah dengan cara rescheduling hanya dengan menambah jangka waktu angsuran dan menurunkan jumlah angsuran. Sehingga nasabah pembiayaan murabahah dapat sedikit terbantu dalam menyelesaikan pembiayaannya dengan adanya kelonggaran waktu. Dan pihak BMT NU Sejahtera Cabang Kendal pun tidak mengalami kerugian. Namun jika rescheduling pihak memberi kebijakan reconditioning, restructuring, ataupun likuidasi.