LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS

PERCOBAAN I PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS. Oleh:

LAPORAN PENENTUAN BERAT MOLEKUL SENYAWA BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Tujuan Percobaan

PERCOBAAN II PENENTUAN BERAT MOLEKUL SENYAWA VOLATIL : SILVIA ROSDELINA NIM : H

PERCOBAAN II PENENTUAN MASSA MOLEKUL PENGUKURAN BERDASARKAN BOBOT JENIS : YUNITA PARE ROMBE NIM : H

PENENTUAN BERAT MOLEKUL SENYAWA BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS

HUKUM RAOULT. campuran

Laporan Praktikum Kimia Fisik

VOLUME MOLAR GAS. I. TUJUAN Menentukan volume relatif dari zat dalam wujud yang berbeda

Rima Puspa Aryani : A1C311010

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN

Kumpulan Laporan Praktikum Kimia Fisika PERCOBAAN VI

BAB I PENDAHULUAN I.1.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II ENERGI KESETIMBANGAN FASA Sabtu, 19 April 2014

Difusi gas merupakan campuran antara molekul satu gas dengan molekul lainnya yang

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK VOLUM MOLAL PARSIAL. Nama : Ardian Lubis NIM : Kelompok : 6 Asisten : Yuda Anggi

DISTILASI SEDERHANA (DIS)

Laporan Praktikum Kimia Fisika. PENENTUAN PERUBAHAN ENTALPI ( Hc) DENGAN MENGGUNAKAN KALORIMETER BOM

ESTERIFIKASI MINYAK LEMAK [EST]

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April September 2013 bertempat di

Titik Leleh dan Titik Didih

Chapter 6. Gas. Copyright The McGraw-Hill Companies, Inc. Permission required for reproduction or display.

Jurnal Praktikum. Kimia Fisika II. Difusi Gas. Tanggal Percobaan: Senin, 08-April Disusun Oleh: Aida Nadia ( ) Kelompok 3 Kloter I:

Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia II Kolom Berpacking (HETP) BAB I PENDAHULUAN

PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR. Distilasi dan Titik Didih

GAS. Sifat-sifat gas

KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

KIMIA FISIKA I TC Dr. Ifa Puspasari

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK

KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI TEMPERATUR

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II

FISIKA 2. Pertemuan ke-4

BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA SIFAT BAHAN KIMIA SEHARI-HARI DENGAN STRUKTUR PARTIKEL PENYUSUNNYA? Kegiatan 2.1. Terdiri dari

Widya Kusumaningrum ( ) Page 1

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK PERCOBAAN H-3 SOL LIOFIL

Sistem tiga komponen

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Percobaan 1 PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT CAIR. Distilasi dan Titik Didih

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

KIMIA DASAR JOKO SEDYONO TEKNIK MESIN UMS 2015

Pertemuan ke 7 BAB V: GAS

Dinamika Atmosfer Bawah (Tekanan, Konsentrasi, dan Temperatur)

C. ( Rata-rata titik lelehnya lebih rendah 5 o C dan range temperaturnya berubah menjadi 4 o C dari 0,3 o C )

Sulistyani M.Si

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN KADAR KOEFISIEN DISTRIBUSI SELASA, 22 MEI 2014

Gas. Copyright The McGraw-Hill Companies, Inc. Permission required for reproduction or display.

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH

PERCOBAAN PENENTUAN KERAPATAN DAN BOBOT JENIS : YUSI ANDA RIZKY NIM : H KELOMPOK : II ( DUA ) TGL PERCOBAAN : 22 FEBRUARI 2010

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

I Sifat Koligatif Larutan

MENGAMATI ARUS KONVEKSI, MEMBANDINGKAN ENERGI PANAS BENDA, PENYEBAB KENAIKAN SUHU BENDA DAN PENGUAPAN

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

JURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA

Direndam dalam aquades selama sehari semalam Dicuci sampai air cucian cukup bersih

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR STERILISASI

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I OLEH TIM DOSEN KIMIA FISIKA

ENERGI KESETIMBANGAN FASA

LAMPIRANA DIAGRAM ALIR METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II. Kesetimbangan Fasa. 22 April 2014

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

KALORIMETER PF. 8 A. Tujuan Percobaan 1. Mempelajari cara kerja kalorimeter 2. Menentukan kalor lebur es 3. Menentukan panas jenis berbagai logam B.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK. Pemisahan dan Pemurnian Zat Cair. Distilasi dan Titik Didih. Nama : Agustine Christela Melviana NIM :

BERAT JENIS ZAT CAIR DAN ZAT PADAT

PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN

tetapi untuk efektivitas ekstraksi analit dengan rasio distribusi yang kecil (<1), ekstraksi hanya dapat dicapai dengan mengenakan pelarut baru pada

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK I PERCOBAAN IX ENTALPI DAN ENTROPI PELEBURAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

MODUL I Pembuatan Larutan

Pilihan Ganda Soal dan Jawaban Sifat Koligatif Larutan 20 butir. 5 uraian Soal dan Jawaban Sifat Koligatif Larutan.

DISTILASI BERTAHAP BATCH (DBB)

2. Eveline Fauziah. 3. Fadil Hardian. 4. Fajar Nugraha

Penelitian ini akan dilakukan dengan dua tahap, yaitu : Tahap I: Tahap perlakuan awal (pretreatment step)

BAB 14 TEORI KINETIK GAS

Metodologi Penelitian

PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yang didukung dengan studi pustaka.

TITIK DIDIH LARUTAN. Disusun Oleh. Kelompok B-4. Zulmijar

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I PERCOBAAN VIII PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT PADAT ( REKRISTALISASI & SUBLIMASI)

LAMPIRAN B PERHITUNGAN. = 27 cm x 13 cm x 17 cm = 5967 cm 3

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

MODUL II KESETIMBANGAN KIMIA

PENGARUH KONSENTRASI NaOH PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU

SNI Standar Nasional Indonesia. Air dan air limbah Bagian 27: Cara uji kadar padatan terlarut total secara gravimetri

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

Soal-Soal. Bab 4. Latihan. Laju Reaksi. 1. Madu dengan massa jenis 1,4 gram/ cm 3 mengandung glukosa (M r. 5. Diketahui reaksi:

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

BAB TEORI KINETIK GAS

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah

TEMPERATUR. dihubungkan oleh

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 2 tahap, yaitu :

BAB I DISTILASI BATCH

LAPORAN PRATIKUM FISIKA FARMASI PENENTUAN KERAPATAN DAN BOBOT JENIS

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS OLEH: RATIH NOVIYANTI (1113031028) DEWA AYU PRAPTI WIDI PRAMERTI (1113031042) GUSTI AYU PUTU WULAN AMELIA PUTRI (1013031011) JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENDIDIKAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 2014

II. JUDUL TUJUAN : Penentuan Berat Molekul Berdasarkan Pengukuran Massa Jenis Gas 1. Menentukan berat molekul senyawa CHCl 3 dan zat unknown X berdasarkan pengukuran massa jenis gas secara eksperimen 2. Menentukan zat unknown X berdasarkan berat molekul hasil eksperimen III. DASAR TEORI Gas mempunyai sifat bahwa molekul-molekulnya sangat berjauhan satu sama lain sehingga hampir tidak ada gaya tarik menarik atau tolak menolak diantara molekulmolekulnya sehingga gas akan mengembang dan mengisi seluruh ruang yang ditempatinya, bagaimana pun besar dan bentuknya. Untuk memudahkan mempelajari sifat-sifat gas ini maka diasumsikan sifat gas ini sesuai dengan sifat-sifat gas ideal yaitu: a. Tidak ada gaya tarik menarik di antara molekul-molekulnya. b. Volume dari molekul-molekul gas sendiri diabaikan. c. Tidak ada perubahan energi dalam (internal energy = E). Semua gas yang dikenal sehari-hari termasuk gas nyata, sedangkan gas ideal pada kenyataannya tidak pernah ada, namun sifat-sifatnya didekati oleh gas sejati pada tekanan yang sangat rendah. Jadi pada tekanan mendekati nol semua gas memenuhi sifat gas ideal, sehingga persamaan PV = nrt Densiti dari gas dipergunakan untuk menghitung berat molekul suatu gas, dengan cara membendungkan suatu volume gas yang akan dihitung berat molekulnya dengan berat gas yang telah diketahui berat molekulnya (sebagai standar) pada temperatur atau suhu dan tekanan yang sama. Densiti gas didefinisikan sebagai berat gas dalam gram per liter. Untuk menentukan berat molekul ini maka ditimbang sejumlah gas tertentu kemudian diukur PV dan T-nya. Senyawa volatil merupakan senyawa yang mudah menguap dan memiliki titik didih yang rendah. Berat molekul senyawa volatil dapat ditentukan dengan menerapkan persamaan gas ideal dan massa jenis gas. Dari persamaan tersebut diketahui n adalah jumlah mol sehingga untuk membentuk hubungan dengan berat molekul maka n dapat diubah dalam bentuk massa perberat molekul, sehingga persamaan gas ideal menjadi :

PV nrt atau PV m BM x RT (1) m P ( BM ) ( x RT ) P ( BM ) R T V Persamaan 1 dapat diubah menjadi: (2) atau (3) Dimana: BM = Berat molekul P = Tekanan gas (atm) n = Jumlah mol V = Volume gas (Liter) T = Suhu (K) R = Konstanta gas (0,08206 liter atm mol -1 K -1 ) ρ = Densitas gas (gram/liter) Bila suatu zat cair yang bersifat volatil dengan titik didih lebih kecil dari 100 o C ditempatkan dalam labu erlenmeyer bertutup yang mempunyai lubang kecil pada bagian tutupnya, dan kemudian labu erlenmeyer tersebut dipanaskan sampai suhu 100 o C, maka cairan tersebut akan menguap. Uap yang dihasilkan akan mendorong udara yang terdapat pada labu erlenmeyer dan keluar melalui lubang-lubang kecil. Setelah semua udara yang keluar, pada akhirnya uap ini berhenti keluar. Hal ini terjadi apabila keadaan kesetimbangan dicapai, yaitu tekanan uap cairan dalam labu erlenmeyer sama dengan tekanan udara luar. Pada keadaan kesetimbangan ini, labu erlenmeyer hanya berisi uap cairan dengan tekanan sama dengan tekanan atmosfer, volume sama dengan volume labu erlenmeyer, dan suhu sama dengan titik didih air dalam penangas air (kira-kira 100 o C). Labu erlenmeyer ini kemudian diambil dari penangas air, didinginkan dan ditimbang sehingga massa gas yang terdapat di dalamnya dapat diketahui. Faktor koreksi digunakan untuk menentukan tingkat kesalahan. Nilai berat molekul (BM) hasil perhitungan akan mendekati nilai sebenarnya, tetapi juga terkadang terdapat kesalahan-kesalahan. Ketika labu erlenmeyer kosong ditimbang, labu ini penuh dengan udara. Setelah pemanasan dan pendinginan dalam desikator, tidak semua uap cairan ke bentuk cairannya, sehingga akan mengurangi jumlah udara yang masuk kembali ke dalam labu erlenmeyer. Jadi massa labu erlenmeyer dalam keadaan ini lebih kecil daripada massa labu erlenmeyer dalam keadaan semua uap cairan kembali ke bentuk cairnya. Oleh karena itu, massa cairan yang sebenarnya harus ditambahkan dengan massa udara yang tidak dapat masuk kembali ke dalam labu erlenmeyer karena adanya uap cairan yang tidak mengembun. Massa udara tersebut di atas dapat dihitung dengan mengasumsikan bahwa tekanan parsial

udara yang tidak dapat masuk sama dengan tekanan uap cairan pada suhu kamar, dengan faktor koreksi: 6,90328 1163,03 log P (227,4 t) Dimana, P adalah tekanan uap (mmhg) dan t adalah suhu kamar ( o C). Jadi dengan menggunakan rumus di atas, tekanan uap pada berbagai suhu dapat diketahui. Dengan menggunakan nilai tekanan uap pada suhu kamar, bersama-sama dengan data mengenai volume labu erlenmeyer dan berat molekul udara (28,8 gram/mol) dapat dihitung faktor koreksi yang harus ditambahkan pada massa cairan. Dengan menggunakan faktor koreksi akan dapat diperoleh nilai berat molekul (BM) yang lebih tepat. Berikut disajikan tabel beberapa senyawa volatil dan berat molekul (BM) beberapa senyawa. No Nama Berat Molekul 1 Ether 74 2 Dichloromethane 72 3 Chlorobenzene 113 4 Chloroform 119.5 5 Dibutyl ether 130 (Vogel, 1989) Kloroform Kloroform adalah nama umum untuk triklorometana (CHCl 3 ). Kloroform dikenal karena sering digunakan sebagai bahan pembius, meskipun kebanyakan digunakan sebagai pelarut nonpolar di laboratorium atau industri. Wujudnya pada suhu ruang berupa cairan, namun mudah menguap. (Wikipedia, 2013) Pada suhu normal dan tekanan, kloroform adalah cairan yang sangat mudah menguap, jernih, tidak berwarna, berat, sangat bias, dan tidak mudah terbakar. Massa molar secara teoritis sebesar 119,5 g/mol. Densitas senyawa ini sebesar 1,48 g/cm 3 dengan titik lebur sebesar -63,5 C dan titik didih sebesar 61,2 C. Kelarutan dalam air 0,8 g/100 ml pada 20 C dengan bentuk molekul tetrahedral (Anonim, 2013). IV. ALAT DAN BAHAN Tabel alat No. Nama alat Ukuran Jumlah

1 Labu erlenmeyer 50 ml 2 buah 2 Gelas kimia 250 ml 2 buah 3 Pipet tetes - 2 buah 4 Karet gelang - 2 buah 5 Jarum - 1 buah 6 Neraca analitik - 1 buah 7 Desikator - 1 buah 8 Gelas ukur 5 ml 1 buah 9 Aluminium foil 10 cm x 10 cm 2 lembar 10 Statif dan klem - 1 buah 11 Termometer - 1 buah Tabel bahan No. Nama bahan Konsentrasi Jumlah 1 Cairan volatil yaitu - 5 ml kloroform (CHCl 3 ) 2 Sampel unknown - 5 ml

No V. PROSEDUR KERJA DAN HASIL PENGAMATAN PROSEDUR KERJA. Senyawa Kloroform 1 Sebuah labu erlenmeyer berleher kecil yang bersih dan kering ditutup dengan aluminium foil, kemudian tutup dikencangkan menggunakan karet gelang. HASIL PENGAMATAN Alumunium foil Karet Gelang Erlenmeyer 2. Labu erlenmeyer kosong ditimbang dengan menggunakan neraca analitik Gambar 1 Labu erlenmeyer yang ditutup dengan alumunium foil+karet gelang Gambar 2 Labu erlenmeyer kosong ditimbang Massa dari labu erlenmeyer kosong adalah 42,12 gram 3 Labu erlenmeyer beserta aluminium foil dan karet gelang ditimbang dengan menggunakan neraca analitik. Gambar 3 Labu Erlenmeyer kosong + Alumunium Foil+ Karet Gelang ditimbang Massa dari Labu Erlenmeyer kosong +Alumunium Foil+ Karet Gelang adalah 42, 70 gram 4 5 ml zat cair volatil (CHCl 3 ) dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer, selanjutnya ditutup kembali dengan kertas aluminium

foil dan dikencangkkan dengan karet gelang erat-erat sehingga tutup ini bersifat kedap udara. Kemudian aluminium foil dilubangi dengan menggunakan jarum, agar uap dapat keluar. Gambar 4 Labu Erlenmeyer + Alumunium+ Karet Gelang+ Cairan Volatil Ditimbang Massa Labu Erlenmeyer + Alumunium+ Karet Gelang+ Cairan Volatil adalah 50,10gram 5 Labu erlenmeyer direndam dalam penangas air bersuhu ± 100 o C sedemikian rupa sehingga air ± 1 cm di bawah aluminium foil. Labu erlenmeyer dibiarkan dalam penangas air sampai semua larutan volatil (CHCl 3 ) menguap. Kemudian Suhu penangas air dicatat. 6 Setelah semua larutan kloroform (CHCl 3 ) dalam labu erlenmeyer menguap, labu erlenmeyer kemudian diangkat dan dikeringkan bagian luar labu erlenmeyer dengan lap. Selanjutnya labu didinginkan dalam desikator. Udara akan masuk kembali ke labu Erlenmeyer melalui Gambar 5 Labu erlenmeyer senyawa volatil kloroform direndam dalam penangas air Suhu penangas air adalah 100 o C. Suhu cairan Volatil habis menguap adalah 101 o C. lubang kecil tadi dan uap cairan volatil Labu erlemeyer didinginkan sampai tidak yang terdapat dalam labu Erlenmeyer akan kembali mengembun menjadi cairan. 7 Labu erlenmeyer yang telah dingin ditimbang dengan neraca analitik (tutup aluminium foil beserta karet gelang tidak dilepaskan sebelum labu tersebut ditimbang). Gambar 6 Labu Erlenmeyer Didinginkan Dalam Desikator terdapat embun didalam erlenmeyer.

Gambar 7 Labu erlenmeyer hasil pendinginan senyawa volatil kloroform ditimbang 8 olume labu erlenmeyer ditentukan V dengan cara mengisi labu erlenmeyer dengan air sampai penuh dan massa air yang terdapat dalam labu Erlenmeyer diukur. Selanjutnya suhu air dalam labu erlenmeyer diukur, dimana volume air dapat diketahui bila massa jenis air pada Massa Labu erlenmeyer hasil pendinginan adalah 42,95 Gambar 8 Labu Erlenmeyer + air ditimbang suhu air dalam labu erlenmeyer diketahui Massa labu erlenmeyer+ air adalah 112,51 dengan menggunakan rumus: m V 9 Tekanan atmosfer diukur dengan menggunakan barometer. Gambar 9 Baromater Tekanan atmosfer udara adalah 764,5mmHg Zat Unknown X 1 Sebuah labu erlenmeyer berleher kecil yang bersih dan kering ditutup dengan aluminium foil, kemudian tutup Alumunium foil

dikencangkan menggunakan karet gelang. Karet Gelang Erlenmeyer 2 Labu erlenmeyer kosong ditimbang dengan menggunakan neraca analitik Gambar 10 Labu erlenmeyer yang ditutup dengan alumunium foil+karet gelang 3 Labu erlenmeyer beserta aluminium foil dan karet gelang ditimbang dengan menggunakan neraca analitik. Gambar 11 Labu Erlenmeyer Sampel Unknown ditimbang Massa dari labu erlenmeyer kosong adalah 34,17 gram Gambar 12 labu erlenmeyer+aluminium foil+ karet gelang ditimbang Massa dari Labu Erlenmeyer kosong +Alumunium Foil+ Karet Gelang adalah 34,74 gram 4 5 ml zat cair volatil sampel unknown dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer, selanjutnya ditutup kembali dengan kertas aluminium foil dan dikencangkkan dengan karet gelang erat-erat sehingga tutup ini bersifat kedap udara. Kemudian aluminium foil dilubangi dengan menggunakan jarum,

agar uap dapat keluar. Gambar 13 Labu erlenmeyer+alumunium+karet gelang+sampel unknown ditimbang Massa Labu Erlenmeyer + Alumunium+ Karet Gelang+ Cairan Volatil adalah 42,04 gram 5 Labu erlenmeyer direndam dalam penangas air bersuhu ± 100 o C sedemikian rupa sehingga air ± 1 cm di bawah aluminium foil. Labu erlenmeyer dibiarkan dalam penangas air sampai semua larutan sampel unknown menguap. Kemudian Suhu penangas air dicatat. Gambar 14 Labu erlenmeyer sampel unknown direndam dalam penangas air 6 Setelah semua larutan sampel unknown dalam labu erlenmeyer menguap, labu erlenmeyer kemudian diangkat dan dikeringkan bagian luar labu erlenmeyer dengan lap. Selanjutnya labu didinginkan dalam desikator. Udara akan masuk kembali ke labu Erlenmeyer melalui Suhu penangas air adalah 100 o C. Suhu cairan Volatil habis menguap adalah 99 o C. lubang kecil tadi dan uap cairan volatil Labu erlemeyer didinginkan sampai tidak yang terdapat dalam labu Erlenmeyer akan kembali mengembun menjadi cairan. 7 Labu erlenmeyer yang telah dingin ditimbang dengan neraca analitik (tutup aluminium foil beserta karet gelang tidak dilepaskan sebelum labu tersebut ditimbang). Gambar 15 Labu Erlenmeyer Didinginkan Dalam Desikator terdapat embun didalam erlenmeyer. Gambar 16 Labu erlenmeyer hasil pendinginan sampel unknown ditimbang Massa Labu erlenmeyer hasil pendinginan adalah 34,98 gram

8 olume labu erlenmeyer ditentukan V dengan cara mengisi labu erlenmeyer dengan air sampai penuh dan massa air yang terdapat dalam labu Erlenmeyer diukur. Selanjutnya suhu air dalam labu erlenmeyer diukur, dimana volume air Gambar 17 Labu erlenmeyer+air dapat diketahui bila massa jenis air pada Massa labu erlenmeyer+ air adalah 100,80 suhu air dalam labu erlenmeyer diketahui dengan menggunakan rumus: m V 8 Tekanan atmosfer diukur dengan menggunakan barometer. Gambar 14 Baromater Tekanan atmosfer udara adalah 764,5mmHg

Hasil Pen gamatan Senyawa Volatil CHCl 3 NO PENGAMATAN HASIL 1 Berat Erlenmeyer kosong 42,12 gram 2 Berat Erlenmeyer + aluminium foil + karet 42,70 gram 3 Berat Erlenmeyer + aluminium foil + cairan volatil 50,10 gram 4 Suhu penangas air 100 0 C 5 Suhu cairan volatile habis menguap 101 0 C 6 Berat setelah dingin 42,95 gram 7 Massa labu + air 112,51 gram 8 Suhu air 28 0 C Hasil pengamatan senyawa volatil Unknown NO PENGAMATAN HASIL 1 Berat Erlenmeyer kosong 34,17 gram 2 Berat Erlenmeyer + aluminium foil + karet 37,74 gram 3 Berat Erlenmeyer + aluminium foil + cairan volatil 42,04 gram 4 Suhu penangas air 100 0 C 5 Suhu cairan volatile habis menguap 99 0 C 6 Berat setelah dingin 34,98 gram 7 Massa labu + air 100,80 gram 8 Suhu air 28 0 C VI. PEMBAHASAN Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan berat molekul dari dua senyawa volatil. Kombinasi dari massa jenis gas dan persamaan gas ideal dapat digunakan untuk menentukan berat molekul senyawa volatil. Nilai BM hasil perhitungan hampir mendekati nilai yang sebenarnya sehingga terdapat kesalahan yang terjadi. Ketika labu erlenmeyer ditimbang, labu Erlenmeyer kosong tersebut telah berisi udara. Setelah pemanasan dan pendinginan dengan desikator tidak semua uap cairan kembali ke bentuk cairnya. Hal tersebut mengurangi jumlah udara yang kembali ke labu. Akibatnya, massa labu erlenmeyer kosong lebih kecil dari massa labu erlenmeyer dalam keadaan semua uap kembali ke bentuk cair. Oleh karena itu, massa sebenarnya dari cairan volatil harus ditambahkan dengan massa udara yang tidak bisa kembali ke dalam labu erlenmeyer karena uap cairan terkondensasi. Massa udara dapat dihitung dengan mengasumsikan bahwa tekanan parsial udara yang tidak bisa masuk sama dengan tekanan uap cairan volatil pada suhu kamar menggunakan rumus berikut: log p= 6,90328 1163,03 227,4 +T

Senyawa volatil yang akan ditentukan berat molekulnya dalam percobaan ini adalah CHCl 3 dan senyawa unknown. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, berat molekul yang diperoleh dari masing-masing senyawa ini dapat dilihat dari perhitungan berikut: 1 Penentuan berat molekul senyawa CHCl 3 Tanpa Faktor Koreksi Diketahui: Massa Erlenmeyer + aluminium foil + karet gelang = 42,70 gram Massa Erlenmeyer + aluminium foil + karet gelang + zat volatil = 50,10 Dihitung: gram Massa jenis air (ρ) adalah 0,9960 gram/cm 3 ( pada temperatur 28 C) Suhu air dalam labu erlenmeyer adalah 28 o C Massa labu erlenmeyer + air = 112,51 gram Massa labu erlenmeyer kosong = 42,12 gram Suhu penangas air = 100 0 C Suhu cairan habis menguap = 101 0 C = 374 0 K R adalah 0,08206 liter atm mol -1 K -1 Berat molekul (BM) CHCl 3 yang sebenarnya adalah 119,5 gram/mol Berat molekul CHCl 3 =...? Perhitungannya adalah sebagai berikut: Massa zat volatil (CHCl 3 ) = (massa labu erlenmeyer + aluminium foil + karet gelang + zat volatil setelah didinginkan) - (massa labu erlenmeyer + aluminium foil+ karet gelang) = 42,95 gram 42,70 gram = 0,25 gram Tekanan udara di ruangan setelah diukur dengan barometer adalah 764,5 mmhg Tekanan udara = 764,5 mmhg 760 mmhg x 1atm = 1,0059 atm Volume labu erlenmeyer dihitung dengan menggunakan massa jenis air kosong) Massa air = (massa labu erlenmeyer + air) (massa labu Erlenmeyer massa air volume air = 112,51 gram 42,12 gram = 70,39 gram volume air= massa air

70,39 gram volume air= 0,9960 gram/cm 3 = 70,65 cm 3 = 0,07065 L Menghitung massa jenis gas volume labu=volume air = 0,07065 L massa senyawa volatil volume labuerlenmeyer 0,25 gram 0,07065 L 3,5385 gram L Berat molekul (BM) CHCl 3 PV =nrt PV =( m BM ) RT P BM =( m V ) RT P BM=RT BM= RT P 3,5385 gram L 0,08206 Latm mol 1 K 1 374 K BM= 1,0059atm BM=107,96 gram mol

KR BM hasil percobaan BM sec ara teoritis BM sec ara teoritis 100% 107,96 119,5 119,5 9,65% 100% 2 Penentuan berat molekul senyawa CHCl 3 Dengan Faktor Koreksi Diketahui: BM udara adalah 28,8 gram/mol Suhu air adalah 28ºC = 301 K Suhu penangas air adalah 101ºC = 374 0 K Dihitung: Berat molekul CHCl 3 =...? Perhitungannya adalah sebagai berikut: log P=6,90328 1163,03 (227,4+T ) log P=6,90328 1163,03 (227,4+28 0 C) log P=6,90328 1163,03 255,4 P= 6,90328 4,55 log P= 2,35328 log P = 225,57 225,57 mmhg P= 760mmHg x1atm 0,297 atm Menghitung massa udara yang tidak masuk massa udara = PV BM udara RT

0,297 atm 0,07065 L 28,8 gram/mol massa udara = 0,08206 Latm mol 1 K 1 301 K massa udara =0,02446 gram Menghitung berat jenis udara udara = massa volatil+massa udara volume labu (0,25+0,024456)gram 0,07065 L 3,8848 gram/ L Menghitung berat molekul m R T BM= P V BM= 3,8848 gram 0,08206 Latm mol 1 K 1 374 K 1,0059 atm BM =118,529 gram/mol KR BM hasil percobaan BM sec ara teoritis BM sec ara teoritis 100% 118,529 119,5 119,5 0,81% 100% 3 Penentuan berat molekul senyawa Unknown Tanpa Faktor Koreksi Diketahui: Massa Erlenmeyer + aluminium foil + karet gelang = 34,74 gram Massa Erlenmeyer + aluminium foil + karet gelang + zat volatil = 42,04 Dihitung: gram Massa jenis air (ρ) adalah 0,9960 gram/cm 3 ( pada temperatur 28 C) Suhu air dalam labu erlenmeyer adalah 28 o C Massa labu erlenmeyer + air = 100,80 gram Massa labu erlenmeyer kosong = 34,17 gram Suhu penangas air = 100 0 C Suhu cairan habis menguap = 99 0 C = 374 0 K R adalah 0,08206 liter atm mol -1 K -1 Berat molekul senyawa volatile unknown =...?

Perhitungannya adalah sebagai berikut: Massa zat volatil (CHCl 3 ) = (massa labu erlenmeyer + aluminium foil + karet gelang + zat volatil setelah didinginkan) - (massa labu erlenmeyer + aluminium foil+ karet gelang) = 34,98 gram 34,74 gram = 0,24 gram Tekanan udara di ruangan setelah diukur dengan barometer adalah 764,5 mmhg Tekanan udara = 764,5 mmhg 760 mmhg x 1atm = 1,0059 atm Volume labu erlenmeyer dihitung dengan menggunakan massa jenis air kosong) Massa air = (massa labu erlenmeyer + air) (massa labu Erlenmeyer massa air volume air = 100,80 gram 34,17 gram = 66,63 gram massa air volume air= 66,63 gram volume air= 0,9960 gram/cm 3 = 68,877 cm 3 = 0,06877 L Menghitung massa jenis gas volume labu=volume air = 0,06877 L massa senyawa volatil volume labuerlenmeyer 0,24 gram 0,06877 L 3,588 gram L

Berat molekul (BM) CHCl 3 PV =nrt PV =( m BM ) RT P BM =( m V ) RT P BM=RT BM= RT P BM= 3,588 gram L 0,08206 Latm mol 1 K 1 374 K 1,0059 atm BM=108,9 gram mol Berdasarkan berat molekul yang diperoleh maka dapat diduga senyawa unknown tersebut merupakan klorofofm. Sehingga perhitungan kesalahan relative dapat dibandingkan dengan berat molekul kloroform secara teoritis yaitu 119,5 gram. Perhitungannya sebagai berikut: KR BM hasil percobaan BM sec ara teoritis BM sec ara teoritis 100% 108,9 119,5 119,5 8,87 % 100% 4 Penentuan berat molekul senyawa Unknown Dengan Faktor Koreksi Diketahui: BM udara adalah 28,8 gram/mol Suhu air adalah 28ºC = 301 K Suhu penangas air adalah 99ºC = 372 0 K Dihitung: Berat molekul senyawa volatile unknown =...? Perhitungannya adalah sebagai berikut:

log P=6,90328 1163,03 (227,4+T ) log P=6,90328 1163,03 (227,4+28 0 C) log P=6,90328 1163,03 255,4 P= 6,90328 4,55 log P= 2,35328 log P = 225,57 225,57 mmhg P= 760mmHg x1atm 0,297 atm Menghitung massa udara yang tidak masuk massa udara = PV BM udara RT 0,297 atm 0,066877 L 28,8 gram/mol massa udara = 0,08206 Latmmol 1 K 1 301 K massa udara =0,023 gram Menghitung berat jenis udara udara = massa volatil+massa udara volume labu (0,24+0,023) gram 0,066877 L 3,93 gram/ L Menghitung berat molekul m R T BM= P V

BM = 3,93 gram 0,08206 Latm mol 1 K 1 372K 1,0059 atm BM =119,34 gram/mol KR BM hasil percobaan BM sec ara teoritis BM sec ara teoritis 100% 119,34 119,5 119,5 0,13% 100% Walaupun perhitungan yang dilakukan telah menggunakan faktor koreksi namun, masih terdapat penyimpangan nilai berat molekul CHCl 3 dan sampel unknown yang tidak tepat 119,5gram/mol. Adanya perbedaan berat molekul CHCl 3 dan sampel unknown ini disebabkan oleh beberapa faktor kesalahan yaitu: a. Massa cairan volatil lebih besar disebabkan karena belum tercapainya kesetimbangan ketika labu erlenmeyer dipindahkan dari penangas air b. Uap senyawa volatil tidak berkondensasi secara sempurna ketika labu erlenmeyer didinginkan dalam desikator c. Dalam kehidupan nyata tidak ada gas ideal d. Perbedaan pembulatan dalam perhitungan e. Susahnya mengobservasi apakah semua cairan volatil telah diuapkan seluruhnya. VII. KESIMPULAN 1 Berat molekul senyawa volatil memiliki titik didih berkisar 100 0 C dapat ditentukan dari pengukuran massa jenisnya 2 Untuk senyawa volatil CHCl 3 a) Berat molekul tanpa faktor koreksi adalah 107,96 gram/mol b) Berat molekul senyawa volatil dengan faktor koreksi adalah 118,529 gram/mol c) Kesalahan relatif tanpa faktor koreksi adalah 9,65% d) Kesalahan relatif dengan faktor koreksi 0,81% 3 Untuk senyawa volatile unknown a) Berat molekul tanpa faktor koreksi adalah 108,9 gram/mol b) Berat molekul senyawa volatil dengan faktor koreksi adalah 119,34 gram/mol c) Kesalahan relatif tanpa faktor koreksi adalah 8,87% d) Kesalahan relatif dengan faktor koreksi 0,13% 4 Berdasarkan berat molekul yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa senyawa unknown merupakan CHCl 3 dimana berat molekul yang diperoleh mendekati berat molekul senyawa CHCl 3 yang memiliki berat molekul secara teoritis 119,5 gram/mol

DAFTAR PUSTAKA Anonim, Kloform. http://id.wikipedia.org/wiki/kloroform, diunduh pada tanggal 23 Pebruari 2014 Brady, James E. 1999. Kimia Universitas Jilid 1 edisi kelima. Jakarta: Binarupa Aksara. Keenan, C.W., Kleinfelter, D.C., dan Wood, J.H. 1980. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga Retug, Sastrawidana. 2003. Penuntun Praktikum Kimia Fisika. Singaraja: Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Pendidikan MIPA, IKIP Negeri Singaraja. Vogel. 1989. Textbook Of Practical Organik Chemistry Fifth Edition. New York: Longman Scientific & Tecnical