BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam otak yang mengakibatkan kematian sel otak. dan ada riwayat keluarga yang menderita stroke (Lewis, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Undang-undangKesehatan No. 36 Tahun 2009 yaitu keadaan sehat fisik,

BAB I PENDAHULUAN. ternyata tidak di ikuti oleh meningkatnya kesadaran akan kesehatan. Temuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak

dan komplikasinya (Kuratif), upaya pengembalian fungsi tubuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu aspek yang menentukan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

Gejala Awal Stroke. Link Terkait: Penyumbatan Pembuluh Darah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau

BAB I PENDAHULUAN. Status sehat sakit para anggota keluarga dan keluarga saling

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (2001) stroke adalah tanda tanda klinis mengenai gangguan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah hipertensi. Hipertensi adalah keadaan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dewasa, dimana pada masa ini seseorang akan mengalami penurunan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB 1 PENDAHULUAN. baik di negara maju maupun di negara berkembang. World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk. negara-negara dunia diprediksikan akan mengalami peningkatan.

2014 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG HIPERTENSI DI RW 05 DESA DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke merupakan masalah bagi negara-negara berkembang. Di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

BAB I PENDAHULUAN. sumbatan penyempitan dan pecahnya pembuluh darah. killer, diabetes mellitus, obesitas dan berbagai gangguan aliran darah ke otak.

BAB I PENDAHULUAN. kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Di tahun 2008, stroke dan

BAB I PENDAHULUAN. kanan/left ventricle hypertrophy (untuk otot jantung). Dengan target organ di otak

pernah didiagnosis menderita PJK (angina pektoris dan/atau infark miokard)

BAB I PENDAHULUAN. penyebab yang mendasari timbulnya penyakit penyakit tersebut. Mulai dari

BAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit yang sering dijumpai dalam praktek kedokteran. Data epidemiologis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja (Muttaqin, 2008). Corwin (2009) menyatakan dalam Buku Saku

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE HEMORAGIK DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Vaskular Accident (CVA) sangat kurang, mulai personal hygiene sampai

BAB I PENDAHULUAN. darah menuju otak, baik total maupun parsial (sebagian) (Čengić et al., 2011).

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi serebral yang menetap minimal 24 jam atau menyebabkan. kematian, tanpa penyebab lain selain vaskuler. 1

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dan efisiensi. Dengan kata lain, harus memiliki kontrol yang

BAB I PENDAHULUAN. Hidup bebas tanpa Stroke merupakan dambaan bagi semua orang. Tak heran

BAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke adalah salah satu penyakit kardiovaskuler yang berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. mortalitas dan morbiditas penduduk dengan prevalensi yang cukup tinggi.

BAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja

PEMBUDAYAAN HIDUP SEHAT MELALUI GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) Penyakit tidak menular (PTM) masih menjadi masalah di Jawa Timur.

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus pembunuh nomor tiga di dunia. Stroke menjadi salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. M DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSARAFAN: STROKE HEMORAGIK DI BANGSAL CEMPAKA RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSYARAFAN STROKE NON HEMORAGIK (SNH) DI RUANG SINDORO RSUD BOYOLALI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. P DENGAN GANGGUAN SISTIM PERSARAFAN : STROKE HEMORAGIK DI RUANG ANGGREK I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kearah perilaku hidup bersih dan sehat dalam tatanan keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat di negara maju maupun negara berkembang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. dan psikologis. Gejala fisik paling khas adalah paralisis, kelemahan, hilangnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Stroke masih merupakan masalah kesehatan yang utama. Di dunia, stroke

BAB 1 PENDAHULUAN. juga perlu, seperti halnya di Negara berkembang seperti Indonesia banyak orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit saat ini telah mengalami perubahan yaitu adanya transisi

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE HEMORAGE DEXTRA STADIUM RECOVERY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN PERILAKU DALAM MENINGKATKAN KAPASITAS FUNGSIONAL PASIEN PASCA STROKE DI WILAYAH KERJA

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA HEMIPARESE SINISTRA POST STROKE NON HAEMORAGIC STADIUM RECOVERY KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

10 Komplikasi Diabetes dan Obat Alami Diabetes Untuk Melawannya

BAB 1 PENDAHULUAN. cerebrovascular disease (CVD) yang membutuhkan pertolongan dan penanganan

BAB I PENDAHULUAN. merokok, mengkonsumsi makanan siap saji (fast food) yang memiliki. kurang beristirahat dan berolahraga. (Auryn, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. proses transportasi bahan-bahan energi tubuh, suplai oksigen dan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke dalam bahasa inggris berarti pukulan. Ada

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang isi dari pendahuluan diantaranya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) MOBILISASI DAN PENCEGAHAN STROKE BERULANG DI RUANGAN SYARAF RSUP DR. M DJAMIL PADANG

BAB І PENDAHULUAN. semakin tidak terkendali seperti: pergeseran pola makan kearah yang serba

BAB I PENDAHULUAN. rutinitas yang padat dan sangat jarang melakukan aktifitas olahraga akan. penyakit termasuk salah satunya adalah penyakit stroke.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut definisi WHO tahun 2005, stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejalagejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler (Ariani Tutu, 2014: 187). Stroke adalah penyakit gangguan fungsional otak fokal maupun global akut dengan gejala dan tanda sesuai bagian otak yang terkena, yang sebelumnya tanpa peringatan; dan yang dapat sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, atau kematian; akibat gangguan aliran darah ke otak karena perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4). Stroke menempati pembunuh nomer 3 setelah penyakit jantung dan penyakit kanker, namun merupakan penyebab kecacatan nomer satu di seluruh dunia. Berbagai penelitian terdahulu menunjukkan bahwa pelayanan stroke di berbagai belahan dunia masih sub-optimal. Salah satu penyebab utama permasalahan pelayanan stroke adalah kurang pengetahuan masyarakat luas tentang resiko stroke dan gejala stroke (Asanti dan Pinzon, 2010: 1). Jumlah penderita stroke setiap tahunnya meningkat, bukan hanya menyerang pada usia lanjut tetapi stroke juga dapat menyerang usia muda maupun usia produktifberdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi penyakit stroke di Indonesia meningkat seiring bertambahnya umur. Kasus 1

2 stroke tertinggi yang terdiagnosis tenaga kesehatan adalah usia 75 tahun keatas (43,1%) dan terendah pada kelompok usia 15-24 tahun yaitu sebesar 0,2%. Penyebab umum stroke menyerang usia lanjut maupun usia subur ialah gaya hidup, pola makan, dan kebiasaan berolahraga. Gaya hidup seperti merokok, makan-makanan yang berkolesterol tinggi dan kurangnya berolahraga merupakan faktor meningkatnya terjadinya stroke. Keadaan patologis yang menyertai seorang individu seperti hipertensi, diabetes, penyakit jantung, dan kolesterol yang tinggi (dislipidemia) merupakan faktor utama bagi lansia menderita stroke. Stress juga dapat menjadi faktor pemicu lansia tersebut menderita stroke. Hal ini juga karena usia lansia memang rentan sekali terkena penyakit di satu sisi memang faktor usia sebagaimana yang sering di katakan oleh masyarakat namun yang terpenting adalah menjaga daya tahan tubuh dan berpola hidup sehat. Pada beberapa kasus stroke terjadi pada usia lanjut. Menurut Budi Anna Keliat (1999) lansia adalah tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia. Dimana ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain pendengaran dan penglihatan berkurang, mudah lelah, gerakan menjadi lamban dan kurang lincah, serta menjadi penimbunan lemak (Maryam, et.al.2008: 32). Penuaan yang menjadi faktor resiko timbulnya berbagai penyakit degenerative antara lain stroke yang merupakan penyakit karena organ tubuh termasuk pembuluh darah, otak menjadi rapuh. Menurut Azizah (2011) Insiden stroke mengenai populasi usia lanjut yang berusia 75-84 tahun sekitar 10 kali dari populasi 55-64 tahun. Dari jumlah

3 tersebut, sepertiganya bisa pulih kembali, sepertiga lainnya mengalami gangguan fungsional ringan sampai sedang dan sepertiga sisanya mengalami gangguan fungsional berat yang mengharuskan penderita terus menerus di kasur. Stroke yang menyerang lanjut usia menyebabkan ketergantungan lanjut usia makin meningkat (Nur Indahsari et al., 2013: 25). Stroke yang menyerang lansia akan menyebabkan meningkatnya ketergantungan pada lansia tersebut. Kasus stroke pada lansia dapat menimbulkan banyak dampak sangat besar dan luas yang meliputi kelumpuhan, perubahan mental gangguan komunikasi, gangguan emosional dan kehilangan indera rasa. Dampak yang sering terjadi pada orang yang terserang stroke adalah kelumpuhan. Kelumpuhan biasa yang terjadi adalah kelumpuhan sebagian kanan/kiri. Kelumpuhan terjadi karena ada gangguan peredaran pada otak jadi jika stroke menyerang bagian kiri otak, terjadi kelumpuhan kanan. Kelumpuhan terjadi dari wajah bagian kanan hingga kaki sebelah kanan termasuk tenggorokan dan lidah. Jika stroke menyerang bagian kanan otak maka yang akan mengalami kelumpuhan bagian kiri. Pasien stroke yang mengalami kelumpuhan akan mengalami kesulitan melakukan aktivitas yang berhubungan dengan sehari-hari atau akan mengalami penurunan dalam melakukan kegiatan sehari-hari, misalnya bangun dari tempat tidur atau duduk, berjalan, berpakaian, makan atau mengendalikan buang air besar atau kecil. Hal itu dapat membuat pasien tergantung pada orang lain baik sebagian dibantu maupun keseluruhan dibantu (Sustrani, 2004: 24).

4 Secara umum pasien pasca stroke berakibat mengalami kecacatan fisik seperti kelemahan atau kelumpuhan separuh badan, kesulitan berjalan atau gangguan keseimbangan, mandi, makan, dan gangguan inkontinensia urin. Kelemahan dan kelumpuhan masih dialami pasien sewaktu keluar dari rumah sakit. Kelemahan dan kelumpuhan tersebut akan mengakibatkan terganggunya aktivitas sehari-hari. Pasien pasca stroke yang mengalami kelumpuhan harus dilatih gerak gunanya untuk memperbaiki fungsi pernafasan, sirkulasi peredaran darah, mencegah terjadinya komplikasi pada stroke dan dapat memaksimalkan akitivitas perawatan diri. Bentuk latihan gerak yang dapat diberikan salah satunya adalah melakukan latihan range of motion (ROM). ROM merupakan salah satu latihan gerak oleh individu dengan menggerakan sendinya. Dengan latihan rutin paling sedikitnya 2-3 kali setiap harinya dalam waktu 20-30 menit. Dampak latihan ROM yang tidak segera dilakukan pada pasien stroke sedini mungkin adalah terjadinya atropi sel otot, kekakuan sendi, penurunan kontraksi otot, nyeri saat pergerakan dan secara keseluruhan akan berakibat pada ketidakmampuan untuk bergerak atau beraktifitas (Palandeng, 2013: 2). Menurut pengurus RW (Ny. E) di wilayah Kelurahan Bunulrejo Kecamatan Blimbing Kota Malang jumlah rata-rata lansia yang terkena serangan stroke antara 5 setiap RW sedangkan di kelurahan Bunulrejo terdapat 21 RW. Berdasarkan latar belakang diatas penulis ingin mengetahui aktivitas sehari-hari pada lansia paska stroke sebelum dan sesudah di berikan latihan range of motion (ROM) khususnya di wilayah kelurahan Bunulrejo. Oleh

5 karena itu pada Karya Tulis Ilmiah ini tertarik mengambil judul Gambaran aktivitas sehari-hari pada lansia paska stroke sebelum dan sesudah di berikan latihan range of motion (ROM) di wilayah Kelurahan Bunulrejo Kecamatan Blimbing Kota Malang 1.2 Rumusan Masalah Tujuan studi kasus berdasarkan rumusan masalah di atas adalah untuk mengetahui gambaran aktivitas sehari-hari pada lansia paska stroke sebelum dan sesudah diberikan latihan range of motion (ROM) di wilayah Kelurahan Bunulrejo Kecamatan Blimbing Kota Malang. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum Tujuan studi kasus berdasarkan rumusan masalah di atas adalah untuk mengetahui gambaran aktivitas sehari-hari pada lansia paska stroke sebelum dan sesudah diberikan latihan range of motion (ROM) di wilayah Kelurahan Bunulrejo Kecamatan Blimbing Kota Malang. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi aktivitas sehari-hari responden sebelum diberikan latihan range of motion (ROM). b. Mengidentifikasi aktivitas sehari-hari responden sesudah diberikan latihan range of motion (ROM).

6 1.4 Manfaat 1.4.1 Bagi Masyarakat Bagi masyarakat khususnya untuk responden dan keluarga dapat mengenal dan mengetahui hasil latihan ROM pada stroke. 1.4.2 Bagi Institusi Sebagai dokumen ilmiah guna pengembangan pengetahuan bagi mahasiswa keperawatan tentang gambaran aktivitas sehari-hari pada lansia paska stroke sebelum dan sesudah diberikan latihan range of motion (ROM).. 1.4.3 Bagi Peneliti Meningkatkan wawasan, pengetahuan serta sikap dalam memberikan perawatan klien pasca stroke yang memiliki ketergantungan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.