HUBUNGAN ANTARA ANEMIA GIZI BESI TERHADAP PRESTASI BELAJAR ANAK SEKOLAH DI DAERAH ENDEMIK GAKI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI, DAN VITAMIN C DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI KELURAHAN SEMANGGI DAN SANGKRAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah

LAPORAN AKFUR GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN IODIUM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBAN6AN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. optimal. Dibutuhkan tenaga kerja yang sehat, berkualitas dan produktif untuk bersiap

PEMBERIAN TABLET FE DAN ASUPAN ZAT GIZI TERHADAP STATUS ANEMIA PADA MURID SDN 20 RUMBIA KABUPATEN MAROS

HUBUNGAN ANTARA STATUS ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HALMAHERA, SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah

BAB I PENDAHULUAN. terutama di negara berkembang. Data Riset Kesehatan Dasar (R iskesdas)

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT BESI DAN PROTEIN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII DAN IX DI SMP N 8 MANADO

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

NAMA : UMUR : KELAS : No. Telpon : Alamat lengkap : Untuk pertanyaan di bawah ini, beri tanda X untuk jawaban yang kamu pilih

BAB I PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan masyarakat baik di Indonesia maupun di dunia. Masalah yang

BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI MALALAYANG KECAMATAN MALALAYANG. Nonce Nova Legi

HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)

HUBUNGAN ANTARA KEJADIAN ANEMIA DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) SUSUKAN 04 UNGARAN TIMUR

142 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 07 No. 02 Juli 2016

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan

-LATAR BELAKANG- Akan menurunkan kemampuan fisik dan prestasi akademik. Upaya pemerintah: suplementasi zat besi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Anemia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

BAB III METODE PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

T E S I S. Oleh MUHAMMAD NUR /IKM

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan masalah yang sering terjadi di Indonesia. Anemia

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara, dan masih menjadi masalah kesehatan utama di. dibandingkan dengan laki-laki muda karena wanita sering mengalami

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG

HUBUNGAN ASUPAN MIKRONUTRIEN DENGAN JENIS ANEMIA PADA IBU HAMIL

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. dan Afrika. Menurut World Health Organization (dalam Briawan, 2013), anemia

BAB I PENDAHULUAN. seperti puberteit, adolescence, dan youth. Remaja atau adolescence (Inggris),

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering

BAB I PENDAHULUAN. 2001). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi menurunkan tingkat kecerdasan atau biasa disebut Intelligence Quotient

BAB III METODE PENELITIAN. Cross Sectional dimana pengukuran variabel bebas dan variabel terikat

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam memilih jenis makanan yang di konsumsi. Kecukupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan juga didapatkan dari tradisi (Prasetyo, 2007).

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN. Saya bernama Devi Yunani Nasution adalah mahasiswa di Program Studi S2

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA DENGAN HASIL BELAJAR SISWI SMP NEGERI 3 SAPA KECAMATAN TENGA KABUPATEN MINAHASA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

HUBUNGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET BESI

ABSTRAK. Kata Kunci: Asupan Energi, Frekuensi Antenatal Care, Ketaatan Konsumsi Tablet Fe, Anemia

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku tentang gizi terhadap Kejadian Anemia pada Remaja Putri. Ratih Puspitasari 1,Ekorini Listiowati 2

BAB I PENDAHULUAN. yang relatif sangat bebas, termasuk untuk memilih jenis-jenis makanan

Kalimantan Selatan. RS Pelita Insani Martapura, Kalimantan Selatan *Korespondensi :

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak. perilaku, kesehatan serta kepribadian remaja dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan zat gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik, perkembangan kecerdasan, menurunnya produktifitas kerja dan

PENGARUH KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Endar Wahyu Choiriyah J PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

PERBEDAAN KADAR HB DALAM PEMBERIAN TABLET FE + VITAMIN C PADA REMAJA PUTRI DI KOTA BUKITTINGGI. Hasrah Murni (Poltekkes Kemenkes Padang )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang

PENGARUH SUPLEMENTASI ZAT BESI DAN ASAM FOLAT TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA PUTRI DENGAN ANEMIA DI POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA TESIS

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG IODIUM, SIKAP DAN PERILAKU PENGGUNAAN GARAM BERIODIUM IBU DENGAN KADAR EKSKRESI IODIUM URIN PADA ANAK SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh masalah Kurang Energi

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 1 APRIL 2017

OLEH : DARIUS HARTANTO

PERBEDAAN KEBIASAAN MAKAN PAGI ANTARA ANAK ANEMIA DAN NON ANEMIA DI SD NEGERI BANYUANYAR III BANJARSARI KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PRESTASI AKADEMIK SISWA-SISWI SD. NEGERI NO SUKA MAKMUR KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2011

BAB 1 : PENDAHULUAN. kurang vitamin A, Gangguan Akibat kurang Iodium (GAKI) dan kurang besi

Hubungan Asupan Fe dan Vitamin A dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Air Dingin Kota Padang

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci: Asupan Zat Besi, Kadar Hemoglobin, Anak Usia 1-3 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

Kehamilan : - Usia ibu - Umur kehamilan - Jarak Kelahiran - Gravida. Sosial Ekonomi - Pendapatan - Pendidikan - Pengetahuan

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN TERJADINYA ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS DAWE KECAMATAN DAWE KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013

MANFAAT ZAT BESI UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN ANAK

Universitas Riau Telp. (0761) 31162, Fax (859258)

BAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari anak-anak menuju dewasa

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi besi, etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan yaitu hemodilusi. 1

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas, istilah. pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang. Berdasarkan Riskesdas (2013), dilaporkan bahwa angka

Hubungan Konsumsi Protein Hewani dan Zat Besi dengan Kadar Hemoglobin pada Balita Usia Bulan

PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM DAN ASUPAN PROTEIN TERHADAP PENCAPAIAN PRESTASI MURID SDN 5 KOTA BANDA ACEH

Transkripsi:

Hubungan antara Gizi... (Aniek Prihatin dan Anies Irawati) HUBUNGAN ANTARA ANEMIA GIZI BESI TERHADAP PRESTASI BELAJAR ANAK SEKOLAH DI DAERAH ENDEMIK GAKI Relationship Between Iron Nutrition with Achievement in School Children Learn in Endemic GAKI Aniek Prihatin 1 dan Anies Irawati 2 1 Balai Litbang GAKI Magelang Kapling Jayan Borobudur Magelang 2 Badan Litbangkes Jln. Percetakan Negara No. 29 Jakarta E-mail: aniekprihatin@yahoo.com Naskah masuk: 9 Agustus 2011, review I: 15 Agustus 2011, review II: 15 Agustus 2011, naskah layak terbit: 5 Desember 2011. ABSTRACT Incidence of nutritional anemia iron is influenced by multiple factors not just a lack of iron intake, but also influenced by the intake of other nutrients. The prevalence of anemia is iron nutrition of school children in Indonesia at 26.5% 2. Risk factors for anemia influenced food consumption patterns particularly iron. Iron causes nutritional anemia oxygen transport is reduced, and the resulting energy production to be low so that children become easily tired, tired, weak, lethargic, negligent, quickly tired, lack of concentration. Furthermore, can lead to decreased learning achievement, labor productivity, including exercise and decreased endurance. Conducted this research with the aim of studying whether there is a relationship between iron nutritional anemia of the learning achievement of school children in endemic areas GAKI. The results of this study on iron nutritional anemias get the proportion of primary school children about 25%. Consumption of low-iron about 30% below the figure adequacy of nutrition. There was no significant relationship with the hemoglobin status of Indonesian Language test (p-value = 0.10) and hemoglobin status of the subjects Mathematics test results (p-value = 0.76). Suggestions need to do further analysis on the status of UIE levels of anemia and the effect on learning achievement (grades in mathematics and Indonesian language) in school children in endemic areas GAKI, for the management of local nutrition programs to improve child nutrition program improvement school by overcoming anemia and GAKI. Keywords:, hemoglobin, iron, school performance, GAKI. ABSTRAK Kejadian anemia gizi besi dipengaruhi oleh multi faktor tidak saja asupan zat besi yang kurang namun juga dipengaruhi oleh asupan zat gizi lain. Prevalensi anemia gizi besi anak sekolah di Indonesia sebesar 26,5 %. Faktor risiko terjadinya anemi dipengaruhi pola konsumsi makanan khususnya zat besi. Anemi gizi besi menyebabkan transport oksigen menjadi berkurang, dan mengakibatkan produksi energi menjadi rendah sehingga anak menjadi mudah lelah, letih, lemah, lesu, lalai, cepat capai, kurang konsentrasi. Selanjutnya dapat berakibat dapat menurunnya prestasi belajar, produktifitas kerja termasuk olah raga serta menurunkan daya tahan tubuh. Dilakukan penelitian ini dengan tujuan mempelajari apakah ada hubungan antara anemia gizi besi terhadap prestasi belajar anak sekolah di daerah endemik GAKI. Hasil dari penelitian ini di dapatkan proporsi anemi gizi besi anak sekolah dasar sekitar 25 %. Konsumsi zat besi rendah sekitar 30 % di bawah Angka Kecukupan Gizi. Tidak ada hubungan bermakna status Hemoglobin 1

MGMI Vol. 1, No. 1, Desember 2011: 1-8 dengan hasil tes mata pelajaran Bahasa Indonesia (p-value=0,10) dan status Hemoglobin dengan hasil tes mata pelajaran Matematika (p-value=0,76). Saran perlu dilakukan analisa lebih lanjut tentang status anemia dan kadar uie yang berpengaruh terhadap prestasi belajar (nilai matematika dan bahasa Indonesia) pada anak sekolah di daerah endemik GAKI, bagi pengelola program gizi setempat untuk meningkatkan perbaikan program gizi anak sekolah dengan mengatasi anemia dan GAKI. Kata kunci:, hemoglobin, zat besi, prestasi belajar, GAKI. PENDAHULUAN masih merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Prevalensi anemi pada anak sekolah dijumpai sebesar 26,5% 1. zat besi dipengaruhi oleh multi faktor tidak saja asupan zat besi yang kurang namun juga dipengaruhi oleh asupan gizi lain. Penelitian yang pernah dilakukan membuktikan bahwa kekurangan besi dapat menyebabkan terganggunya metabolisme tiroid dalam tubuh manusia. Dibuktikan juga pada anak sekolah yang kekurangan iodium setelah mendapat suplementasi besi ternyata penyerapan kadar iodiumnya meningkat 2. Anak sekolah yang tinggal di daerah endemik GAKI akan terpengaruhi dari tiga aspek kelangsungan hidup dan kualitas SDM yaitu aspek kecerdasan, perkembangan sosial dan ekonomi 3. Faktor risiko terjadinya anemia dipengaruhi pola konsumsi makanan khususnya zat besi. gizi besi menyebabkan transport oksigen menjadi berkurang, dan mengakibatkan produksi energi menjadi rendah sehingga anak menjadi mudah lelah, letih, lemah, lesu, lalai, cepat capai, kurang konsentrasi. Selanjutnya dapat berakibat menurunnya prestasi belajar, produktifitas kerja termasuk olah raga serta menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi. Berbagai kajian ilmiah menunjukkan bahwa kekurangan zat gizi besi dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan serta sel-sel otak 4. Penelitian ini akan mencoba menjawab apakah ada hubungan antara anemia gizi besi terhadap prestasi belajar (nilai Matematika, Bahasa Indonesia) anak sekolah di daerah endemik GAKI. Tujuan umum dilakukan penelitian ini adalah untuk mempelajari apakah ada hubungan antara anemia gizi besi terhadap prestasi belajar anak sekolah di daerah endemik GAKI. METODE Desain Penelitian yang digunakan adalah cross-sectional. Pengumpulan data pada penelitian ini dilaksanakan bulan Juli sampai Oktober 2010 di 3 SD wilayah Kecamatan Parakan Kabupaten Temanggung. Populasi dalam penelitian ini adalah anak sekolah di daerah endemik GAKI dengan kriteria inklusi: Anak sekolah dasar kelas 3,4,5, tidak menderita penyakit kronis, Kekurangan zat besi (Hb) < 12 g/dl. Kriteria eksklusi: anak yang minum tablet besi/tambah darah dalam 1 bulan terakhir, anak yang minum kapsul iodium dalam 1 2

Hubungan antara Gizi... (Aniek Prihatin dan Anies Irawati) tahun terakhir. Sampel diambil dengan cara purposive sampling dengan besar sampel pada penelitian ini 60 anak yang menderita anemia dan 60 anak yang tidak menderita anemia dari ketiga SD terpilih. Jenis penelitian non intervensi. Instrumen dan Cara Pengumpulan Data 1. Data identitas dikumpulkan dengan kuesioner melalui wawancara 2. Data status anemia dikumpulkan dengan mengukur kadar Hb anak sekolah dengan metoda Cyanmetheoglobine menggunakan alat Haemocue. 3. Nilai UIE diperoleh dengan mengumpulkan sampel urin anak sekolah kemudian diperiksa kandungan iodiumnya dengan metode spektrofotometri 4. Data prestasi belajar dikumpulkan dari hasil nilai tes yang diperoleh anak sekolah untuk matematika dan bahasa indonesia. 5. Data asupan zat besi dan iodium dikumpulkan dengan cara wawancara menggunakan metode recall makanan 1 x 24 jam Data yang dikumpulkan selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan langkah-langkah sebagai berikut: Editing data kuesioner, Entry data recall makanan, Entry data ke program SPSS, Cleaning data. Analisis data menggunakan uji statistic anova, analisis data akan dilakukan untuk penyajian univariat dan bivariat. 0,25 0,75 Hb normal : > 12g/dl Gambar 1. Proporsi Siswa dan Tidak HASIL DAN PEMBAHASAN I. Proporsi Siswa dan Tidak Proporsi siswa anemia dan tidak anemi yang diperiksa kadar hemoglobinnya dapat dilihat pada Gambar 1. Dari Gambar 1. dapat dilihat bahwa 25 % menderita anemia dan 75 % normal (tidak anemia). Hal ini mendekati teori bahwa prevalensi anemia untuk anak sekolah adalah 26,5%. 3

MGMI Vol. 1, No. 1, Desember 2011: 1-8 Tabel 1. Proporsi menurut Jenis Kelamin dan Umur Anemi (> 12 g/dl) Jenis Kelamin Laki 36 54,4 30 50 Perempuan 25 46,3 29 50 Umur <= 9 tahun 24 39,3 18 30,5 > = 10 tahun 37 60,7 41 69,5 Proporsi anemia menurut jenis kelamin dan umur dapat dilihat pada Tabel 1. Dari tabel dapat dilihat bahwa anak yang anemi lebih banyak laki-laki (54,4%) daripada perempuan (46,3%). Umur anak yang banyak menderita anemia adalah anak umur lebih dari 10 tahun (60,7%). Untuk anak yang tidak anemi didapatkan 50% anak laki-laki, 50% perempuan. Umur anak yang tidak anemi adalah anak umur lebih dari 10 tahun (69,5%), anak umur kurang atau sama dengan 9 tahun adalah 30,5%. Tabel 2. Nilai Hb menurut Jenis Kelamin Jenis kelamin n Hb + SD Min - Maks Laki-laki 66 11,8 + 1,8 7,1-14 Perempuan 54 12,0 + 1,9 6,0 15,3 II. Nilai Hemoglobin menurut Jenis Kelamin Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa kadar hemoglobin laki-laki minimal 7,1 g/dl, maksimal 14 g/dl. Perempuan minimal 6 g/dl, maksimal 15,3 g/dl. Rerata kadar hemoglobin perempuan (12 g/dl) sedikit lebih tinggi dari lakilaki (11,8 g/dl), hal ini disebabkan seluruh responden perempuan belum mengalami menstruasi. III. Kadar Hemoglobin Siswa yang Menderita dan Tidak Pada Gambar 2. dapat dilihat bahwa rerata kadar hemoglobin siswa yang menderita anemia adalah 10,3g/dl, sedangkan rerata kadar hemoglobin siswa tidak anemia adalah 13,5 g/dl. Hal ini sesuai dengan teori bahwa kadar hemoglobin penderita anemia adalah di bawah 12 g/dl. 4

Hubungan antara Gizi... (Aniek Prihatin dan Anies Irawati) IV. Konsumsi Fe g/dl 15 10 5 0 P=0,00 10,3 13,5 Gambar 2. Rerata Kadar Hemoglobin mgr/100 9 gr 8 7 6 5 4 3 2 1 0 P=0,15 7,2 8,4 Gambar 3. Rerata Konsumsi Fe Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa asupan Fe siswa tidak anemi lebih tinggi (8,4mgr/100gr) dari siswa anemia (7,2mgr/100gr). Sumber makanan yang mengandung Fe didapat siswa sebagian besar dari kacangkacangan 56,6%, sayur bayam 14,16%, sayuran hijau lainnya 18,3%, ayam dan ikan 6% dan susu 4,1%. Kacangkacangan merupakan sumber makanan yang banyak mengandung mineral besi tetapi juga merupakan bahan makanan goitrogenik yang dapat menghambat absorbsi iodium. Sumber makanan goitrogenik yang dikonsumsi antara lain kacang kedele 56,6 %, kobis 23,3 %, sawi 11,6% dan kacang tanah 5 %. Sumber makanan goitrogenik terbanyak dari kacang kedele, di mana sebagian besar dikonsumsi dalam bentuk tahu dan tempe. V. Kadar UIE Dari Gambar 5. diketahui bahwa rerata kadar UIE siswa anemia lebih tinggi dari siswa tidak anemia (8,9%) tapi masih mendekati angka normal. 5

MGMI Vol. 1, No. 1, Desember 2011: 1-8 mg /dl 250 Rerata Kadar UIE 200 150 100 anemi normal 50 0 P=0,39 anemi normal Gambar 5. Rerata Kadar UIE Dari rerata kadar UIE di atas dapat dilihat bahwa siswa anemia maupun tidak anemia kadar UIE nya masih normal (antara 100-199 mg/dl). Dari uji statistik diketahui bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara kadar UIE dengan kadar hemoglobin (p-value=0,39). VI. Rerata Nilai Matematika dan Bahasa Indonesia Rerata Nilai Matematika dan Bahasa Indonesia dapat dilihat pada Gambar 6. Dari Gambar 6. dapat diketahui bahwa rerata nilai matematika siswa tidak anemia lebih tinggi dari siswa yang anemia (4,1). Rerata nilai bahasa Indonesia siswa tidak anemia sedikit lebih tinggi dari siswa yang anemia (0,8). 70 60 50 58,8 62,9 56,7 57,5 40 30 20 MT BI 10 0 MT p=0,10 BI p =0,76 Gambar 6. Rerata Nilai Matematika dan Bahasa Indonesia 6

Hubungan antara Gizi... (Aniek Prihatin dan Anies Irawati) Dari uji statistik diketahui bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara nilai matematika dengan status anemia (p-value=0,10). Begitu juga dengan nilai bahasa Indonesia tidak ada hubungan yang bermakna dengan status anemia (p-value=0,76). Rerata nilai yang diperoleh siswa anemia maupun siswa tidak anemia untuk bahasa Indonesia lebih rendah dari rerata nilai Matematika. KESIMPULAN Status anemia gizi besi tidak berhubungan dengan prestasi belajar (nilai matematika dan bahasa Indonesia), Asupan Fe pada siswa tidak anemia lebih tinggi dari siswa yang anemia, Kadar UIE pada siswa yang anemia lebih tinggi dari siswa tidak anemia. SARAN - Perlu dilakukan analisa lebih lanjut tentang status anemia dan kadar UIE yang berpengaruh terhadap prestasi belajar ( nilai matematika dan bahasa Indonesia) pada anak sekolah di daerah endemik GAKI. - Masukan bagi pengelola program gizi setempat dalam upaya perbaikan program gizi anak sekolah dengan mengatasi anemia dan GAKI. - Bagi pengelola kantin sekolah untuk menyediakan jajanan atau makanan yang banyak mengandung mineral besi seperti kacang-kacangan, buah jambu, roti gandum, sayuran hijau dan susu. - Perlu dilakukan penelitian lanjutan baik yang akan dilakukan oleh peneliti sendiri maupun peneliti lain UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada: 1. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Jakarta yang telah memberikan ijin, kesempatan dan bantuan dana untuk melaksanakan penelitian ini; 2. Kepala BP2GAKI Magelang atas bimbingan dan dukungannya selama ini; 3. DR. Djoko Kartono, M.S., DR. Ir. Anies Irawati, M. Kes., dan DR. Susilowati Herman selaku reviewer, atas bimbingan dan bantuan teknisnya; 4. Komisi Etik Penelitian Badan Litbangkes atas ijin etik penelitian 5. Badan Kesbanglinmas Temanggung, Dinas Kesehatan Temanggung dan Puskesmas Parakan atas kemudahan dan bantuan yang diberikan selama pengumpulan data; 6. Bapak, ibu guru dan para responden atas partisipasinya dalam penelitian ini; 7. Semua anggota tim peneliti yang telah bekerja keras mulai dari tahap persiapan hingga selesainya penelitian ini; 8. Pihak-pihak lain yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu yang telah memberikan bantuan dan dukungan sehingga kegiatan penelitian dapat berjalan dengan lancar. Mudah-mudahan segala amal kebaikan yang telah diberikan mendapat ridho dari Allah SWT, amin. 7

MGMI Vol. 1, No. 1, Desember 2011: 1-8 DAFTAR PUSTAKA 1. 2. 3. 4. Latifah Lenny. Prestasi belajar anak sekolah di daerah endemik GAKI. Laporan penelitian. Magelang: Balai Litbang GAKI; 2007. Departemen Kesehatan RI. Survey Kesehatan Rumah Tangga 2001. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Zimmermann M, et al. Iron Supplementation in goittous, irondeficient children improves their response to oral iodized oil. Eur j endocrinol 2000; 142(3):217-223 Ina Hermawati, MPH. Program Penanggulangan GAKI di Indonesia. Seminar nasional 19 Januari 2008. Magelang. 5. 6. 7. Depkes. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium dan Garam Beryodium. Jakarta: Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat; 2003 Moesijanti Y. E. Soekatri. Interaksi Yodium Dengan Zat Gizi Lain, seminar nasional, Semarang 2005 Thaha, Razak; Dahlan, Djunaidi M; Nurhaedar, Jafar, Analisis Faktor Resiko coastal goiter dalam Kumpulan Naskah Pertemuan Ilmiah Nasional Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) 2001 editor Djokomoeljanto, dkk. Semarang, Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2001 8