NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memenuhi Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

dokumen-dokumen yang mirip
PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI. Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

sampai dengan 03 Mei 2013, dengan rincian sebagai berikut: Tabel 1. Kegiatan Penelitian 1. Menyusun proposal penelitian. X X

JURNAL PENELITIAN. BATIK SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN KARAKTER (Studi Kasus Mengenai Kebanggaan pada Batik di SMP Negeri 2 Ngadirojo Wonogiri)

PELESTARIAN BATIK SEBAGAI WARISAN BUDAYA DI KALANGAN SISWA SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Mendeskripsikan dan menganalisis model manajemen strategik Kepala

BAB III METODE PENELITIAN. dicapai adalah: Mendeskripsikan dan menganalisis pengembangan kurikulum

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

IMPLEMENTASI BUKU GURU SEBAGAI ACUAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013)

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB III METODE PENELITIAN. alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode. 48

PELESTARIAN BATIK SEBAGAI WARISAN BUDAYA DI KALANGAN SISWA SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA

IMPLEMENTASI HAK ANAK DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA (Studi Kasus Kota Layak Anak Tahun 2014) NASKAH PUBLIKASI

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 SURAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam proposal ini adalah pendekatan kualitatif. Yaitu suatu

Citra wanita dalam novel perempuan jogja karya achmad munif: analisis berdasarkan pendekatan feminisme. Oleh : Rusmiati K

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah field research (penelitian

Oleh: RIAN PUTERI SAYEKTI WIBOWO A

PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL DAN SANTUN PESERTA DIDIK MELALUI BUDAYA SEKOLAH

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kasus dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IMPLEMENTASI KARAKTER GOTONG ROYONG DAN PEDULI SOSIAL DALAM KERJA BAKTI MINGGUAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tentang apa yang dialami subyek penelitian. 2

KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA TUNAGRAHITA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA KELAS X/C

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, seperti

BAB III METODE PENELITIAN. adalah untuk mengetahui perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan. dan pengawasan dalam pengelolaan jum at berinfaq Dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENILITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: RATIH SILVIANA A

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena data-data

IMPLEMENTASI NILAI-NILAI MORAL SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA DALAM ETIKA PROFESI GURU DI SMP NEGERI 2 BOYOLALI

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPS MELALUI PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA PONDOK PESANTREN KHALAFIAH DI KUDUS NASKAH PUBLIKASI. Pancasila dan Kewarganegaraan

Publikasi Karya Ilmiah. Oleh : QOUMI GHONIN HAMIDAH A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KEBIJAKAN PROGRAM KELAS UNGGULAN DI MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) NEGERI BANDUNG KABUPATEN TULUNGAGUNG TESIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam proposal adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

IMPLEMENTASI KURIKULUM TAHUN 2013 DALAM PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

BAB III METODE PENELITIAN

PERSEPSI GURU MATEMATIKA SMP DI KABUPATEN KARANGANYAR JAWA TENGAH TENTANG HAMBATAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 TAHUN 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research) yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENANAMAN KARAKTER KEJUJURAN PADA ANAK USIA DINI (Studi Kasus di Desa Cemeng Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen) NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini peneliti akan menjabarkan metode penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. membergunakan cara-cara atau metode-metode untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang menerangkan cara-cara untuk mengadakan penelitian.

NASKAH PUBLIKASI MUATAN DAN IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PROSES PEMBELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggambarkan apa adanya dari hasil penelitian dan yang ada pada saat

FUNGSI KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN KESISWAAN DI SDI AL FATTAH SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS) DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM SMP ISLAM MA ARIF 02 KOTA MALANG

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE POLAMATIKA PADA KELAS V SD NEGERI BRATAN II No. 170 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB III METODE PENELITIAN. terarah sesuai dengan tujuan yang dicapai. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember.

BAB III METODE PENELITIAN. proses kreatif proses kreatif program acara Young Creative di Balikpapan Televisi.

BAB III METODE PENELITIAN. menerangkan, meramalkan dan mengendalikan kejadian-kejadian dalam

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat. Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB III METODE PENELITIAN. ini yaitu selama 2 bulan karena disesuaikan dengan permasalahan yang

PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA KHUSUSNYA NILAI PERSATUAN INDONESIA PADA ETNIS THIONGHOA. (Studi Kasus Perkumpulan Masyarakat Surakarta Tahun 2014)

PERAN GURU DALAM MEMBIMBING SISWA DISLEKSIA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SD NEGERI 3 KRANGGANHARJO TAHUN AJARAN 2014/2015

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan BAB I

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB III METODE PENELITIAN. karena lokasi ini terdapat komunitas Islam Aboge serta jumlah. keagamaannya bersama sama dan berkumpul bersama.

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PERILAKU SISWA SMP DALAM MENERAPKAN NILAI-NILAI PANCASILA SILA KELIMA DI LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi Kasus Di SMP Negeri 3 Sawit Boyolali)

DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi, If Khoiru dkk Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP. Jakarta: PT Prestasi Pustakarya.

BAB III METODE PENELITIAN. B. Pendekatan Penelitian, Subjek dan Objek Penelitian

DAFTAR PUSTAKA. Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiati. (2001). Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

PENANAMAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN DAN DISIPLIN MELALUI PROGRAM BERJUMPA (BERSIH JUM AT PAGI)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. seorang peneliti dalam melaksanakan penelitian sehingga dapat

BAB III METODE PENELITIAN

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB (Studi Kasus pada Kegiatan Ekstrakurikuler Paskibra di SMA Negeri 1 Sragen) NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A

NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB III Metode Penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan yaitu bulan Januari sampai Mei 2016.

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB III METODE PENELITIAN. baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia.1pendekatan

PENANAMAN KARAKTER CINTA TANAH AIR PADA SISWA KELAS VII SMP KASATRIYAN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dan menganalisa data adalah sebagai berikut:

Transkripsi:

PERSEPSI SISWA TERHADAP BUDAYA BATIK DAN UPAYA GURU MEMPERKENALKAN BATIK SEBAGAI BENTUK WARISAN BUDAYA INDONESIA KEPADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASARNEGERI SONOREJO1 BLORA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memenuhi Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh : WAWAN AFRIYANTO A510070221 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

PERSEPSI SISWA TERHADAP BUDAYA BATIK DAN UPAYA GURU MEMPERKENALKAN BATIK SEBAGAI BENTUK WARISAN BUDAYA INDONESIA KEPADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI SONOREJO 1BLORA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Wawan Afriyanto, A510070221, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UniversitasMuhammadiyah Surakarta, 2012. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk Mendeskripsikan Persepsi Siswa terhadap Budaya Batik dan Upaya Guru memperkenalkan Batik sebagai bentuk Warisan Budaya Indonesia, tempat penelitian di Sekolah Dasar Negeri 1 Blora kecamatan Blora Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2011/2012 Sumber data adalah guru dan siswa,metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode pokok yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan metode alur. Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi yaitu triangulasi sumber dan metode. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1)persepsi siswa terhadap budaya batik yaitu (a) siswa bangga, dan siswa tidak malu memakai seragam batik,(b) siswa berkeinginan untuk bisa membatik, (c) siswa senang diajak ke perkampungan batik. (2) Upaya Guru dalam memperkenalkan Batik Sebagai Bentuk Warisan Budaya Indonesia yaitu dengan (a) Gurumemberikan materi dalam pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan tentang macam seni dan budaya Indonesia, (b) memberikan contoh penerapan langsung kepada siswa dengan memakai seragam batik setiap hari Jum at dan hari Sabtu,(c) mengajak siswa karyawisata ke perkampungan batik, (3)Pemahaman siswa terhadap budaya batik yaitu (a) Siswa tidak malu memakai seragam batik, (b) siswa senang dengan pelajaran yang berhubungan dengan budaya. Kata kunci : persepsi siswa,upaya guru,warisan budaya

PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat dominan dalam menunjang keberhasilan pembangunan Bangsa dan Negara. Oleh karena itu perlu diupayakan langkah-langkah ke arah peningkatan kualitas pendidikan, dari mulai tingkat sekolah dasar sampai tingkat perguruan tinggi. Dalam proses belajar mengajar, faktor guru dan siswa merupakan hal yang sangat penting dalam pendidikan, karena tanpa ada keduanya proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Tampaknya masyarakat mendudukkan guru pada tempat yang terhormat dalam kehidupan masyarakat. Memperkenalkan kebudayaan batik kepada siswa usia sekolah dasar adalah sasaran yang tepat, karena siswa sekolah dasar masih rentan dan awam dengan kebudayaan mereka sendiri. Siswa-siswa Sekolah Dasar Negeri Sonorejo 1 Blora kebanyakan masih sedikit mengenal kebudayaan batik, sebagian besar mengenal kebudayaan berupa tarian dan hari-hari besar keagamaan yang diisi dengan upacaraupacara atau kebiasaan adat istiadat. Maka upaya-upaya yang harus dilakukan guru untuk memperkenalkan salah satu kebudayaan adalah memberikan pengertian dan pengetahuan kepada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Sonorejo 1 Blora. Bentuk upaya yang dilakukan bisa dimasukkan dalam salah satu mata pelajaran yang menyangkut tentang sejarah atau kebudayaan bangsa Indonesia. Hal ini juga bisa dilakukan mempersiapkan RPP dan Silabus ke dalam perencanaan belajar mengajar guru. Aspek yang dikaji adalah masalah-masalah yang berkaitan dengan kebudayaan batik Indonesia dan upaya guru dalam memperkenalkan budaya batik kepada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Sonorejo 1 Blora. Pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah etnografis. Pendekatan etnografi pada dasarnya merupakan bidang yang sangat luas dengan variasi yang sangat besar. Bagaimanapun, pendekatan etnografis secara umum adalah pengamatan berperan serta sebagai bagian dari penelitian lapangan. Atas dasar uraian di atas, peneliti mengambil judul dalam penelitian ini adalah PERSEPSI SISWA TERHADAP BUDAYA BATIK DAN UPAYA GURU MEMPERKENALKAN BATIK SEBAGAI BENTUK WARISAN BUDAYA INDONESIA KEPADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI SONOREJO 1 BLORA.

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan Persepsi Siswa Terhadap Budaya Batik dan Upaya Guru Memperkenalkan Batik Sebagai Bentuk Warisan Budaya Indonesia Kepada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Sonorejo 1 Blora Tinjauan Pustaka Persepsi, menurut Rakhmat Jalaludin (1998: 51 dalam Budi, 2010: 8), adalah Pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Proses pembentukan persepsi dijelaskan oleh Feigi (dalam Budi, 2010: 9) adalah Proses pemaknaan hasil pengamatan yang diawali dengan adanya stimuli". Setelah mendapat stimuli, pada tahap selanjutnya terjadi seleksi yang berinteraksi dengan "interpretation", begitu juga berinteraksi dengan "closure". Proses seleksi terjadi pada saat seseorang memperoleh informasi, maka akan berlangsung proses penyeleksian pesan tentang mana pesan yang dianggap penting dan tidak penting. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah sebagai berikut: a. Persepsi berkaitan dengan konsep-konsep motivasi, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku. Jika menentukan persepsi, kebutuhan, dan nilainilai keterampilan, peranan, dan perasaan di mana semuanya akan mempengaruhi citra diri, konsep diri, persepsi diri, kemudian secara langsung akan mempengaruhi persepsi seseorang b. Panca indera, yaitu kemampuan indera atau kuat lemahnya indera seseorang atau kepekaan seseorang dalam mempersepsikan stimulus dari suatu objek. Menurut Prie (2010: 1-2), Macam-macam persepsi antara lain persepsi berdasarkan pengalaman, bersifat selektif, bersifat dugaan, bersifat evaluatif, dan bersifat kontekstual. Menurut Wikipedia (2011: 1), Budaya didefinisikan sebagai adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Batik merupakan salah satu pusaka budaya. Nilai budaya yang terkandung dalam batik mencerminkan tingginya nilai seni yang dimiliki bangsa ini. Menurut Murfianti (2009: 8) tentang sejarah batik dinyatakan bahwa : Batik mulai berkembang pada zaman kerajaan Majapahit dan penyebaran Islam di Jawa. Pada mulanya, batik hanya dibuat terbatas oleh kalangan kraton. Hasilnya kemudian dipakai oleh raja dan keluarga serta

para pengikutnya. Kemudian, batik di bawa keluar kraton oleh para pengikut raja. Dari sinilah kesenian batik kemudian berkembang di masyarakat. Macam motif batik Solo menurut Tim Sanggar Batik Bercode (2010: 13).yaitu motif sawat, motif gurda, motif meru. Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggungjawab, wibawa, mandiri, dan disiplin. Guru juga harus mampu mengambil keputusan secara mandiri (independent), terutama dalam berbagai hal yang berkaitan dengan pembelajaran dan pembentukan kompetensi, serta bertindak sesuai dengan kondisi peserta didik, dan lingkungan. Guru harus mampu bertindak dan mengambil keputusan secara cepat, tepat waktu, dan tepat sasaran, terutama berkaitan dengan masalah pembelajaran dan peserta didik, tidak menunggu perintah atasan atau kepala sekolah (Mulyasa, 2008: 37). METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di lapangan (field research) yaitu mengadakan penelitian di Sekolah Dasar Negeri Sonorejo 1 Blora. Pemilihan sekolah sebagai tempat penelitian didasari alasan untuk mendeskripsikan antara lain sebagai berikut: 1) Persepsi Siswa Terhadap Budaya Batik yang diperkenalkan oleh Guru, 2) Upaya Guru Memperkenalkan Batik Sebagai Bentuk Warisan Budaya Indonesia kepada Siswa, 3) Pemahaman siswa terhadap Budaya Batik. Waktu penelitian dilaksanakan bulan Maret - Juni 2012. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yang dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sonorejo 1 Blora. Aspek yang dikaji adalah masalah-masalah yang berkaitan dengan kebudayaan batik Indonesia dan upaya guru dalam memperkenalkan budaya batik kepada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Sonorejo 1 Blora. Strategi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah strategi atau desain penelitian etnografi. Inti dari etnografi adalah upaya untuk memperhatikan makna-makna tindakan dari kejadian yang menimpa orang yang ingin dipahami. Subyek yang akan dijadikan sebagai informan dalam penelitian ini adalah guru, dan siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Sonorejo 1 Blora,

yang diambil sebagai informan yaitu 5 siswa. Informasi diperoleh teknik wawancara yang akan dilakukan untuk menggali informasi mengenai persepsi siswa terhadap kebudayaan batik dan upaya guru memperkenalkan batik sebagai bentuk warisan budaya Indonesia. Penelitian ini menggunakan sumber data berupa data hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi. Adapun sumber datanya adalah berupa orang yaitu, guru dan siswa. Sumber yang lain adalah dokumentasi yaitu dokumentasi yang berupa data-data mengenai kebudayaan batik Indonesia dan arsip-arsip baik dari media internet maupun media cetak dan sumber pendukung lainnya.adapun teknik keabsahan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi Analisis data dilakukan dengan mendasarkan diri pada penelitian lapangan apakah: satu atau lebih dari satu situs. Jadi, seorang analis sewaktu hendak mengadakan analisis data harus menelaah terlebih dahulu apakah pengumpulan data yang telah dilakukannya satu situs atau dua situs atau lebih dari dua situs. Pengumpulan Data Reduksi Data Penyajian Data Penarikan Kesimpulan Gambar 3.2 Model Analisis Interaktif Sumber: Milles dan Huberman (2005: 238) Dalam proses analisis data penelitian kualitatif tiga komponen utama yang saling berkaitan, saling berinteraksi dan tidak dapat dipisahkan yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan, verifikasi.

Hasil Penelitian dan Pembahasan Dari hasil wawancara dengan siswa SDN Sonorejo 1 Blora maka di peroleh hasil analisis sebagai berikut : 1. Analisis Persepsi siswa terhadap budaya batik yang di perkenalkan oleh Guru a. Setelah guru memperkenalkan budaya batik menunjukkan bahwa : Siswa A merasa senang karena diajak karyawisata ke perkampungan batik. Siswa B merasa senang karena diajak karyawisata ke perkampungan batik. Siswa C merasa bangga karena memakai seragam batik. Siswa D merasa senang karena telah memahami budaya batik. Siswa E merasa senang karena diajak karyawisata ke perkampungan batik. Berdasarkan hasil wawancara diatas, setelah guru memperkenalkan budaya batik siswa merasa senang di ajak ke perkampungan batik dan merasa bangga dengan budaya batik. b. Yang memperkenalkan budaya batik : Siswa A menunjukkan bahwa Guru SBK yang telah memperkenalkan budaya batik. Siswa B menunjukkan bahwa Guru SBK yang telah memperkenalkan budaya batik. Siswa C menunjukkan bahwa Guru Widyaningsih S.Pd yang telah memperkenalkan budaya batik. Siswa D menunjukkan bahwa Guru SBK yang telah memperkenalkan budaya batik. Siswa E menunjukkan bahwa Guru SBK yang telah memperkenalkan budaya batik. Berdasarkan hasil wawancara, yang memperkenalkan budaya batik kepada siswa yaitu Guru Seni Budaya dan Keterampilan. c. Setelah Guru menjelaskan mengenai ragam budaya batik : Siswa A memahami ragam budaya batik yang diperkenalkan Guru dengan siswa memakai seragam batik. Siswa B memahami ragam budaya batik yang diperkenalkan Guru dengan siswa memakai seragam batik setiap hari Rabu dan hari Kamis.

Siswa C memahami ragam budaya batik yang diperkenalkan Guru karena Bapak Guru memakai batik. Siswa D memahami ragam budaya batik yang diperkenalkan Guru dengan siswa sering memakai seragam batik. Siswa E memahami ragam budaya batik yang diperkenalkan Guru dengan siswa memakai seragam batik. Berdasarkan hasil wawancara di atas, setelah Guru menjelaskan mengenai ragam budaya batik, siswa memahami karena siswa memakai seragam batik. d. Dukungan dari Guru lain yang memperkenalkan budaya batik : Siswa A menjawab bahwa dukungan guru yang mengenalkan batik dari Bapak Basuki Mukti S. Pd. Siswa B menjawab dukungan dari Bapak wali Kelas yang mengenalkan budaya batik. Siswa C menjawab dukungan dari Bapak wali Kelas yang mengenalkan budaya batik. Siswa D menjawab dukungan dari Bapak Basuki Mukti S. Pd yang mengenalkan budaya batik. Siswa E menjawab dukungan Wali Kelas yang mengenalkan batik. Berdasarkan hasil wawancara di atas, yang memperkenalkan budaya batik dapat dukungan dari Bapak Wali Kelas yaitu Bapak Basuki Mukti S. Pd. e. Setelah Guru memperkenalkan Budaya Batik : Siswa A tertarik setelah guru memperkenalkan budaya batik karena Bapak Guru memakai batik. Siswa B tertarik setelah guru memperkenalkan budaya batik karena sering memakai batik. Siswa C Siswa tertarik dan tidak malu memakai batik setelah guru memperkenalkan budaya batik. Siswa D tertarik setelah guru memperkenalkan budaya batik karena diajak ke perkampungan batik. Siswa E tertarik setelah guru memperkenalkan budaya batik karena di rumah sering memakai batik. Berdasarkan wawancara di atas, setelah Guru memperkenalkan Budaya Batik, Siswa tertarik dan merasa tidak malu untuk memakai seragam batik. f. Siswa yang memahami budaya batik :

Menurut Siswa Aada salah satu siswa yang sudah memahami batik. Menurut Siswa B ada salah satu siswa yang sudah memahami batik. Menurut Siswa C ada salah satu siswa yang memahami batik, karena bisa menggambar motif batik. Menurut Siswa D ada salah satu siswa yang bisa menggambar batik Menurut Siswa E ada salah satu siswa yang sudah memahami batik. Berdasarkan wawancara di atas, ada siswa yang sudah memahami budaya batik. 2. Analisis Pemahaman Siswa Terhadap Budaya Batik a. Dengan adanya upaya Guru memperkenalkan Budaya Batik : Menurut Siswa A dengan adanya upaya guru memperkenalkan batik, siswa senang di ajak ke perkampungan batik. Menurut Siswa Bdengan adanya upaya guru memperkenalkan batik, siswa senang diajak rekreasi. Menurut Siswa C dengan adanya upaya guru memperkenalkan batik, siswa senang di ajak ke perkampungan batik. Menurut Siswa D dengan adanya upaya guru memperkenalkan batik, siswa tidak malu memakai batik. Menurut Siswa E dengan adanya upaya guru memperkenalkan batik, siswa senang diajak karyawisata. Berdasarkan wawancara di atas, dengan adanya upaya guru memperkenalkan batik siswa merasa senang diajak ke perkampungan batik. b. Keinginan siswa untuk menerima praktek langsung membatik : Siswa A berkeinginan untuk bisa membatik. Siswa B berkeinginan untuk bisa membatik. Siswa C berkeinginan untuk bisa membatik seperti Bapak. Siswa D berkeinginan untuk bisa membatik. Siswa E berkeinginan menerima praktek membatik agar bisa membatik. Berdasarkan wawancara di atas menunjukkan bahwa siswa berkeinginan praktek langsung membatik. c. Budaya Batik yang di perkenalkan oleh Guru :

Siswa A mampu memahami budaya batik yang diperkenalkan guru karena Bapak Guru memakai batik. Siswa B mampu memahami budaya batik yang diperkenalkan guru karena bisa menggambar motif batik. Siswa C mampu memahami budaya batik karena bapak guru memakai batik. Siswa D mampu memahami budaya batik yang diperkenalkan oleh Guru karena sering memakai batik. Siswa E mampu memahami budaya batik yang diperkenalkan oleh Guru karena memakai batik. Berdasarkan hasil wawacara di atas, Budaya Batik yang diperkenalkan oleh Guru mampu dipahami oleh siswa. d. Terhadap warisan Budaya Batik : Siswa Abangga terhadap warisan budaya batik sehingga siswa tidak malu memakai seragam batik. Siswa B bangga terhadap warisan budaya batik sehingga siswa tidak malu memakai seragam batik. Siswa Cbangga terhadap warisan budaya batik. Siswa Dbangga terhadap warisan budaya batik karena banyak motif batik. Siswa E bangga terhadap warisan budaya batik, karena batik itu bagus. Berdasarkan hasil wawacara di atas, Siswa merasa bangga terhadap warisan budaya batik e. Memakai seragam batik : Siswa A telah memakai seragam batik setiap hari Rabu dan harikamis. Siswa B telah memakai seragam batik setiap hari Rabu dan harikamis. Siswa C telah memakai seragam batik setiap hari Rabu dan harikamis. Siswa D telah memakai seragam batik setiap hari Rabu dan harikamis. Siswa E telah memakai seragam batik setiap hari Rabu dan harikamis.

Berdasarkan hasil wawacara di atas, semua siswa telah memakai seragam batik setiap hari Rabu dan harikamis. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data sebagai berikut : a. Persepsi Siswa Terhadap Budaya Batik yang diperkenalkan oleh Guru a. Siswa bangga memakai seragam batik. b. Siswa berkeinginan untuk bisa membatik. c. Siswa merasa senang dengan diadakan Karyawisata setiap liburan sekolah ke perkampungan batik. b. Upaya Guru dalam memperkenalkan Batik Sebagai Bentuk Warisan Budaya Indonesia yaitu sebagai berikut : a. Menyampaikan materi dalam pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan tentang macam seni dan budaya Indonesia khususnya seni membatik. b. Memberikan contoh penerapan langsung kepada siswa. Denganguru memakai seragam batik setiap hari Jum at dan hari Sabtu, sebagai tujuan yang nyata agar siswa lebih mengetahui seni budaya batik merupakan warisan bangsa Indonesia yang wajib kita lestarikan. c. Mengajak siswa karyawisata ke perkampungan batik saat liburan sekolah agar siswa bisa melihat langsung cara membuat batik. c. Pemahaman Siswa Terhadap Budaya Batik yang diperkenalkan oleh Guru a. Siswa tidak malu memakai seragam batik. b. Siswa sangat senang jika ada pelajaran yang berkaitan seni budaya batik. Guru dalam mengenalkan seni budaya batik, siswa sangat memahami bahwa batik merupakan warisan nenek moyang yang harus dan wajib dilestarikan, upaya perlindungan warisan budaya dilakukan dengan meneruskan warisan budaya kepada generasi penerus, dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya warisan budaya batik. Upaya Guru dalam memperkenalkan Batik Sebagai Bentuk Warisan Budaya Indonesia dengan cara menyampaikan materi dalam pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan tentang macam seni dan budaya Indonesia khususnya seni membatik serta memberikan contoh penerapan langsung kepada siswa. sebagai tujuan yang nyata agar siswa lebih mengetahui seni

budaya batik merupakan warisan bangsa Indonesia yang wajib kita lestarikan. Siswa sangat memahai seni budaya batik yang dikenalkan oleh guru dan memahami bahwa batik merupakan bentuk warisan budaya bangsa Indonesia, maka siswa sangat senang jika ada pelajaran yamg berkaitan seni budaya batik, setiap libur sekolah siswa senang dengan diadakannya karyawisata ke perkampungan batik sehingga siswa bisa melihat langsung cara membuat seni batik. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh untuk mendeskripsikan Persepsi Siswa Terhadap Budaya Batik dan Upaya Guru Memperkenalkan Batik Sebagai Bentuk Warisan Budaya Indonesia Kepada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Sonorejo 1 Blora,terdapat tiga simpulan pokok. Ketiga simpulan merupakan jawaban singkat, deskripsi ketiga simpulan diuraikan sebagai berikut : Persepsi Siswa Terhadap Budaya Batik yang diperkenalkan oleh guru : Siswa bangga kalau memakai seragam batik. Siswa berkeinginan untuk bisa membatik. Siswa merasa senang dengan diadakan Karyawisata setiap liburan sekolah ke perkampungan batik. Upaya Guru dalam memperkenalkan Batik Sebagai Bentuk Warisan Budaya Indonesia yaitu sebagai berikut : Menyampaikan materi dalam pelajaran seni budaya dan keterampilan tentang macam seni dan budaya Indonesia khususnya seni membatik. Memberikan contoh penerapan langsung kepada siswa.denganguru memakai seragam batik setiap hari Jum at dan hari Sabtu, sebagai tujuan yang nyata agar siswa lebih mengetahui seni budaya batik merupakan warisan bangsa Indonesia yang wajib kita lestarikan. Mengajak siswa karyawisata ke perkampungan batik saat liburan sekolah agar siswa bisa melihat langsung cara membuat batik. Pemahaman Siswa Terhadap Budaya Batik Siswa tidak malu memakai seragam batik. Siswa sangat senang jika ada pelajaran yang berkaitan seni budaya batik. Adapun saran-saran yang ajukan adalah sebagai berikut:

1. Kepala Sekolah. a. Secara umum peran kepala sekolah sudah memberikan pelayanan dan bimbingan yang baik kepada seluruh warga sekolah. Tetapi kepala sekolah juga masih perlu memberikan motivasi kepada guru agar mereka bisa mengembangkan kompetensinya dengan menciptakan inovasi-inovasi dalam pembelajaran. Selain itu juga memberikan fasilitas seperti buku dan alat peraga agar guru bisa lebih termotivasi serta menambah guru pembimbing dan bekerja sama dengan lembaga lain dalam membimbing peserta didik. b. Sebaiknya sekolah memberikan pembelajaran kepada siswa agar siswa mendapatkan pendidikan sesuai dengan kebutuhan sehingga siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan lancar. 2. Guru. a. Hendaknya guru mengikuti perkembangan siswa, b. Memberikan motivasi, c. Menggunakan alat peraga dalam proses belajar mengajar supaya anak menjadi tertarik dalam mengikuti pelajaran, d. Memberikan evaluasi perkembangan siswa kepada orang tuanya. 3. Peneliti selanjutnya Semoga bermanfaat, memberikan gambaran dan pengetahuan sebagai referensi untuk melakukan penelitian sejenis. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Batikmarkets. 2007. Sejarah Batik Indonesia. Diakses dari: http://www.batik markets.com/batik.php Bengawan, Putra. 2010. Budaya Batik. Diakses dari: http://blog.batikputra bengawan.com/ Budi, Setia. 2010. Pengertian Persepsi. Diakses dari: http://www.damandiri.or.id /file/setiabudiipbtinjauanpustaka.pdf Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.

Dewi, Agustina C. 2009. Berbagai Macam Batik di Indonesia. Diakses dari: http://agustinadewic.blogspot.com Hamidi. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian. Malang: UMM. Isjoni. 2008. Guru Sebagai Motivator Perubahan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Milles, Matthew B. and Michael Huberman. 2005. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press. Moleong J. Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyasa. 2008. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Murfianti, Fitri. 2009. Membangun City Branding Melalui Solo Batik Carnival. Jurnal Penelitian Fakultas Seni Rupa dan Desain ISI Surakarta Prie. 2010. Persepsi. Diakses dari: http://perawatpskiatri.blogspot.com. Sisdiknas. 2008. Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS). Bandung: Nuansa Aulia. Slameto. 2005. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Suryabrata, Sumadi. 2001. Psikologi Kepribadian. Cetakan ke 4. Jakarta: Raja Grafindo Pustaka. Spradley P. James, Marzali Amri. 2007. Metode Etnografi. Yogyakarta : Tiara Wacana. Sukardi, 2006. Penelitian Kualitatif Naturalistik dalam Penelitian. Yogyakarta: Usaha Keluarga. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Syamsudin & Damaianti, Vismaia. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Tilaar. 2004. Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Usman, Moh. Uzer. 2008. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Wikipedia. 2011. Budaya. Diakses dari: http://id.wikipedia.org/wiki/budaya