BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan aspek penting bagi kehidupan manusia. Di dalam kehidupan sehari-hari, bahasa digunakan sebagai alat komunikasi ketika manusia berinteraksi satu sama lain. Tanpa bahasa, manusia tidak dapat mengungkapkan maksud dan keinginannya. Setiap manusia harus dapat menggunakan dan memahami bahasa dengan baik dan benar agar komunikasi dapat berjalan dengan lancar. Bahasa yang digunakan sebagai pengantar dalam berkomunikasi bangsa Indonesia adalah Bahasa Indonesia selain menggunakan bahasa daerah masingmasing. Seluruh bangsa Indonesia harus dapat menggunakan dan memahami Bahasa Indonesia secara baik dan benar agar tujuan Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu dapat tercapai. Pembelajaran menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar harus dimulai sejak dini agar dapat terbiasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun. Mulai dari keluarga, sekolah, bimbingan belajar, dan perguruan tinggi. Pada tingkat sekolah, Bahasa Indonesia telah diajarkan sejak jenjang Sekolah Dasar (SD). Pembelajaran Bahasa Indonesia sangat penting untuk dilakukan sebab bahasa merupakan salah satu kunci keberhasilan peserta didik nantinya dalam menguasai segala bidang. Menurut Permendiknas No 22 Tahun 2006, pembelajaran Bahasa Indonesia diharapkan dapat menjadikan peserta didik mampu berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan dan tulisan serta dapat menghargai hasil karya sastra Indonesia. Hal ini selaras dengan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Permendiknas No 22 Tahun 2006 yang berbunyi: 1
2 Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis, (2) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, (3) Memahami Bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, (4) Menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial, (5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, (6) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Peserta didik dapat berkomunikasi menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar serta mampu melakukan apresiasi sastra jika peserta didik memiliki antusiasme dan hasil belajar yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran Bahasa Indonesia dilakukan melalui pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pembelajaran yang menantang dan melibatkan partisipasi aktif peserta didik akan berpengaruh terhadap hasil belajar. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pembelajaran akan berhasil jika suasana belajar di dalamnya membuat siswa nyaman dan terus tertantang untuk menunjukkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya sehingga tidak hanya guru yang aktif di dalam kelas namun justru siswa yang menjadi subyek pembelajaran (student center). Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab III Pasal 4 Ayat 4 yang menjelaskan bahwa pendidikan dilaksanakan dengan memberi keteladanan, membangun motivasi belajar, dan membangun kreativitas siswa. Pembelajaran
3 Bahasa Indonesia harus dapat membuat siswa kreatif dalam mengembangkan setiap unsur bahasa. Keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai komponen, dintaranya adalah pendekatan pembelajaran, strategi, model, metode, tehnik, media, bahan ajar, dan berbagai komponen lainnya. Model pembelajaran merupakan salah satu komponen penting yang berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran. Model pembelajaran adalah rangkaian antara pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, serta teknik dan taktik pembelajaran (Komalasari, 2010, h. 57). Model pembelajaran yang tepat akan dapat mengembangkan seluruh potensi yang terdapat pada diri siswa. Pembelajaran berlangsung secara efektif sehingga hasil belajar tinggi. Pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik akan membangkitkan keaktifan belajar siswa hingga hasil belajarnya maksimal. Siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran, bukan merasakan pembelajaran sebagai beban. Walaupun terdapat banyak model dan metode yang inovatif, namun kenyataannya berdasarkan hasil observasi dan wawancara di lapangan pada tanggal 22 Februari 2016 dengan menggunakan dua sampel, yaitu kelas 4 SD Negeri 3 Tanggung dan SD Negeri 4 Tanggung maka didapat data bahwa dari 20 siswa kelas 4 SD Negeri 4 Tanggung hanya terdapat 10 siswa yang memiliki keaktifan yang tinggi ketika dilaksanakan pembelajaran. Sedangkan di SD Negeri 3 Tanggung dari 18 siswa kelas 4 terdapat 10 siswa yang memiliki keaktifan tinggi dalam belajar. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa. Di SD Negeri 3 Tanggung ketuntasan hasil Belajar Bahasa Indonesia saat dilaksanakan tes tengah dan akhir semester hanya sekitar 60%. Tidak jauh berbeda dengan hasil Belajar Bahasa Indonesia di SD Negeri 4 Tanggung saat dilaksanakan tes tengah dan akhir semester juga hanya sekitar 50%. Guru sudah berusaha untuk menggunakan metode diskusi namun hanya terdapat beberapa siswa saja yang aktif mengemukakan pendapat dalam kelompoknya. Sehingga, hasil belajar tinggi hanya diperoleh siswa yang mendominasi dalam kelompoknya. Permasalahan ini terjadi karena berbagai sebab. Selain karena sebagian
4 besar masyarakat di pedesaan yang bermata pencaharian sebagai buruh, pedagang, dan petani dengan tingkat pendidikan rendah sehingga perhatian terhadap pendidikan anak kurang, juga dipengaruhi oleh pendidikan di sekolah yang sebagian besar cara mengajarnya menggunakan ceramah dan tanya jawab. Oleh karena itu diperlukan suatu model yang tepat sehingga tuntutan pendidikan yang semestinya dapat terlaksana. Jika diamati, terjadi ketidaksesuaian antara kondisi riil dan kondisi ideal di kelas 4 SD Negeri 3 Tanggung dan kelas 4 SD Negeri 4 Tanggung. Terjadi ketidaktuntasan belajar sekitar 55 % dari dua sekolah yang dijadikan sampel. Oleh karena itu diperlukan penggunaan model pembelajaran yang variatif agar keaktifan belajar siswa meningkat sehingga berpengaruh terhadap hasil belajarnya. Terdapat banyak model pembelajaran yang inovatif. Salah satu model pembelajaran yang inovatif adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif menurut Arends (2008, h. 4) adalah model pembelajaran yang menuntut siswa untuk bekerjasama dalam struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur reward-nya. Pembelajaran kooperatif menekankan pada kerja sama siswa dan aktifitas kelompok dalam menyelesaikan tugas-tugas terstruktur yang diberikan oleh guru. Ada berbagai tipe dalam model pembelajaran kooperatif, diantaranya adalah Numbered Heads Together (NHT), Cooperative Script, Student Team Achievement Divisions (STAD), Think Pair and Share, Jigsaw, Snowball Throwing, Team Games Tournament, Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), serta Two Stay Two Stray. Dari seluruh tipe model pembelajaran kooperatif, tipe TGT menurut berbagai penelitian terbukti efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri 4 Tanggung. TGT adalah salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang dilaksanakan tanpa membedakan status sosial dan melibatkan permainan serta reinforcement (Komalasari, 2010, h. 67). TGT sesuai dengan perkembangan siswa SD yang masih senang bermain dan berkompetisi antar kelompok. Sehingga melalui TGT, siswa akan memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar dan mengembangkan seluruh potensi yang terdapat dalam dirinya.
5 Berbagai penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT efektif untuk digunakan dalam pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki hasil yang meningkat dibandingkan dengan pembelajaran konvensional berupa ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Hal ini terbukti dengan penelitian yang dilakukan oleh Hakim (2013) menunjukkan adanya peningkatan jumlah siswa dengan nilai tuntas pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas 4 SD N 02 Koripan. Pada saat pra siklus sebelum diberikan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran tipe TGT dari 20 siswa hanya terdapat 9 siswa yang tuntas. Sedangkan setelah diajar dengan menggunakan model pembelajaran tipe TGT dari 20 siswa hanya terdapat 2 siswa saja yang tidak tuntas. Hal ini juga selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Muawanah (2015) yang berjudul Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pokok Bahasan Bangun Ruang Sederhana Semester II Kelas 4 di MI Sultan Fatah Demak Tahun Pelajaran 2012-2013 menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar kelas eksperimen yang menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT sebesar 64,32 lebih tinggi dari pada kelas kontrol yaitu 55,61. Penelitian yang dilaksanakan oleh Indriyati (2012) juga menyatakan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar Matematika pada siswa kelas 4 SD Negeri Gumawang 1 Kecamatan Pecalungan Kabupaten Batang Semester II Tahun 2011/2012. Nilai ulangan siswa yang pada awalnya memiliki rata-rata 55, kemudian pada siklus 1 menjadi 69 dan pada siklus 2 menjadi 74. Dari latar belakang di atas, walaupun telah terdapat berbagai penelitian sebelumnya yang berhubungan tentang keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe TGT namun peneliti tetap tertarik untuk meneliti keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan judul Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas
6 4 di SD Negeri 4 Tanggung Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Ajaran 2015/2016 karena sampel dan populasi pada penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Sampel dan populasi yang berbeda memiliki karakteristik dan kemampuan siswa yang berbeda pula. Jadi masih terdapat keraguanraguan terhadap efektivitas model pembelajaran tersebut dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Peneliti tertarik melakukan penelitian ini karena sebagian besar guru SD yang terdapat di SD Negeri 4 Tanggung menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi kelompok. Walaupun metode diskusi menekankan pada kerja sama namun hanya terdapat beberapa siswa yang mendominasi kelompoknya. Siswa yang lain pasif dan tidak mampu mengeluarkan pendapat. Hal ini sejalan dengan konsep pembelajaran kooperatif. Oleh karena itu peneliti mencoba menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT yang sama halnya menekankan pada kerja sama namun dikemas dalam sebuah permainan yang menarik bagi siswa. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang terdapat di lapangan yang disajikan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pembelajaran hanya menekankan pada ceramah, tanya jawab, dan diselingi dengan diskusi. 2. Siswa yang mencapai batas ketuntasan hasil belajar Bahasa Indonesia kelas 4 SD Negeri 3 Tanggung dan SD Negeri 4 Tanggung hanya sekitar 55%. 3. Siswa yang memiliki keaktifan belajar tinggi pada kelas 4 SD Negeri 3 Tanggung dan SD Negeri 4 Tanggung hanya sekitar 50%. 4. Ketika berdiskusi hanya terdapat beberapa siswa saja yang mendominasi kelompok.
7 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: apakah model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament efektif untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas 4 di SD Negeri 4 Tanggung Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan semester II tahun ajaran 2015/2016. 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas 4 di SD Negeri 4 Tanggung Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan Semester II tahun ajaran 2015/2016. 1.5 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan di atas, maka manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.5.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat meyakinkan pembaca terhadap efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe TGT serta pengaruhnya terhadap hasil belajar khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. 1.5.2 Manfaat Praktis Manfaat praktis penelitian ini adalah untuk memperoleh kepastian efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas 4 di SD Negeri 4 Tanggung Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan Semester II tahun ajaran 2015/2016 sehingga bermanfaat bagi mahasiswa, guru, dan para pelaku pendidikan.