BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat adalah satu rukun yang bercorak social-ekonomi dari lima rukun Islam. Dengan zakat, disamping ikrar Tauhid (Syahadat) dan Sholat, seseorang barulah sah masuk kedalam barisan umat Islam dan diakui keislamannya, sesuai dengan firman Allah : فا نتا بوا وا قا مواالصال ة وا تواالز كا ة فا خوا نكم في الدين Tetapi bila mereka bertaubat, mendirikan sholat, dan membayar zakat, barulah mereka saudara kalian seagama. Zakat, sekalipun dibahas didalam pokok bahasan ibadat, karena dipandang bagian yang tidak dipisahkan dari sholat, sesungguhnya merupakan bagian social ekonomi Islam, dan oleh karena itu dibahas didalam buku-buku tentang strategi hukum dan ekonomi Islam. 1 B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Pengertian, Sebab, dan Syarat Zakat? 2. Kapan Waktu Wajib Zakat dan Pelaksanaanya? 3. Bagaimana Pengertian Zakat Mal dan Macam-macamnya? 1 Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, (Jakarta : Litera AntarNusa, 1973), hlm : 1.
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian, Sebab, Syarat, dan Rukun Zakat a. Pengertian Zakat Zakat menurut bahasa umum adalah suci, bersih atau tumbuh. Menurut istilah syara ialah mengeluarkan sejumlah harta tertentu untuk diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya dengan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh syara. Zakat merupakan salah satu Rukun Islam yang lima dan hukumnya wajib atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syaratnya. Mereka yang berhak menerima zakat ada delapan kelompok: fuqara, masakin, amil, muallaf, riqab, gharim, sabilillah, dan ibnu sabil. Zakat dari segi istilah fiqih berarti Sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah diserahkan kepada orang-orang yang berhak. Jumlah yang dikeluarkan dari kekayaan itu disebut zakat karena yang dikeluarkan itu menambah banyak, membuat lebih berarti dan melindungi kekayaan dari kebinasaan. Arti tumbuh dan suci tidak dipakaikan hanya buat kekayaan, tetapi lebih dari itu, juga buat jiwa orang yang menzakatkannya, sesuai dengan firman Allah : خذ من اموالهم صدقة تطهر هم وتز كيهم بها Pungutlah zakat dari kekayaan mereka, engkau bersihkan dan sucikan mereka dengannya. 2 Adapun hikmah zakat bagi yang mengeluarkan zakat yaitu sebagai rasa syukur kepada Allah atas segala nikmat yang dilimpahkan kepadanya, membersihkan diri dari sifat kikir serta mendidik diri agar bersifat mulia dan pemurah dengan membiasakan diri membayarkan amanah kepada orang yang berhak dan berkepentingan, membersihkan harta dari kemungkinan-kemungkinan tercampur dengan harta haram. Hikmah bagi penerima zakat yaitu upaya untuk 2 Ibid, Yusuf Qardawi, hlm : 34-35.
menolong dan membantu dalam rangka mengatasi kesulitan dan kemiskinan, dapat memperteguh dan memupuk iman orang-orang muallaf. Yaitu yang baru masuk islam, dan menarik orang lain yang belum masuk dan mengikuti agama islam. b. Sebab Zakat Penyebab zakat ialah adanya harta milik yang mencapi nisab dan produktif kendatipun kemampuan produktivitas itu baru berupa perkiraan. Dengan syarat, pemilikan harta tersebut telah berlangsung satu tahun, yakni tahun qomariah bukan tahun syamsiyah, dan pemiliknya tidak memiliki utang yang berkaitan dengan hak manusia. Syarat yang lainnya, harta tersebut melebihi kebutuhan pokoknya. Barang yang hartanya tidak mencapai nisab, dia tidak berkewajiban mengeluarkan zakat. Yang dimaksud dengan nisab adalah kadar yang ditentukan oleh syariat sebagai ukuran mengenai kewajiban mengeluarkan zakat. Zakat tidak diwajibkan terhadap harta yang dibeli untuk perdagangan yang belum dimiliki, yakni karena kepemilikan itu belum sempurna. Menurut kesepakatan semua mahzab, harta benda yang menjadi kebutuhan pokok tidak wajib di zakati, misalnya pakaian untuk menutupi tubuh, harta yang dipakai, rumah tempat tinggal, perabot rumah tangga, binatang kendaraan, senjata yang digunakan, bukubuku ilmiah yang tidak diniati sebagai buku dagangan, perabot kerja, permata mutiara, dan yang sejenis dengan keduanya. c. Syarat Wajib Zakat 1. Milik penuh 2. Berkembang 3. Cukup senisab 4. Lebih dari kebutuhan biasa 5. Bebas dari hutang 6. Berlalu setahun 3 3 Ibid, Yusuf Qardawi, hlm:125-166.
B. Waktu Wajib Zakat dan Pelaksanaanya a. Waktu Wajib Zakat Para fuqaha sepakat bahwa zakat wajib dikeluarkan segera setelah terpenuhi syarat-syaratnya, baik nisab, haul, maupun yang lainnya. Dengan demikian barangsiapa berkewajiban mengeluarkan zakat dan mampu mengeluarkannya, dia tidak boleh menangguhkannya. Dia akan berdosa jika mengakhirkan pengeluaran zakatnya tanpa ada uzur. Apabila seseorang mengakhirkan pengeluaran zakatnya padahal dia mampu, dia akan menanggungnya. Alasannya karena dia mengakhirkan sesuatu yang wajib dikeluarkan ketika dia mampu menyegerakannya. Permasalahan ini sama dengan barang titipan yang dituntut oleh pemiliknya. b. Waktu Pelaksanaan Zakat Zakat ditunaikan sesuai dengan jenis harta yang wajib dikeluarkan hartanya. Pertama, zakat harta berupa emas, perak, barang dagangan, dan biatang ternak yang digembalakan dibayarkan setelah sempurnanya haul satu kali dalam satu tahun. Kedua, zakat tanaman dan buah-buahan dibayarkan ketika berulangnya masa panen, kendatipun masa panen tersebut terjadi berulang kali dalam setahun. Untuk harga jenis yang kedua ini tidak disyaratkan harus mencapai masa haul. 4 C. Pengertian Zakat Mal dan Macam-macamnya a. Pengertian Zakat Mal Zakat mal adalah semua harta milik kita yang telah memenuhi syaratsyaratnya berdasarkan syariat agama islam seperti emas, perak, binatang ternak, tumbuh-tumbuhan ( buah-buahan dan biji-bijian), barang perniagaan dan uang. Mal itu artinya harta benda. Jadi semua zakat selain zakat fitrah bisa 4 Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, ( Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm; 119-120.
dikategorikan sebagai zakat mal ( harta benda ). Baik itu hasil pertanian, peternakan, perdagangan, dan lain-lain. Sesuatu dapat disebut dengan mal (harta benda) apabila memenuhi 2 syarat yaitu: dapat dimiliki, disimpan, dihimpun, dikuasai, dan dapat diambil manfaatnya. b. Macam-macam Zakat Mal a. Zakat emas dan perak Ulama fiqih sependapat bahwa emas termasuk harta kekayaan yang wajib dikeluarkan zakatnya apabila sudah memnuhi syaratsyaratnya: pemilik orang islam, merdeka, milik sempurna, sampai nisabnya dan cukup setahun. Nisabnya 20 mitsqal atau 20 dinar atau 94 gram, sedangkan kadar zakat yang dikeluarkan 1/40 atau 2,5%. Perak termasuk harta kekayaan yang telah disepakati dikeluarkan zakatnya oleh para ulama. Nisab perak 200 dirham atau 672 gram, sedangkan kadar zakatnya 2,5%( 1/40), dan haulnya satu tahun. Hitungan dengan emas adalah, berat emas 20 Miskal = harga 20 dinar. Satu dinar = 41/2 gram emas. Jadi 20 dinar = 20 x 41/2 gram emas = 90 gram emas. Perhitungan nisabnya dengan standar kadar zakat emas dan perak. Jikalau dihitung dengan rupiah, maka penetapannya pada niaga itu dihitung dengan rupiah, minimal harus mencukupi uang sejumla 90. Jadi, 90 gram x harga (per gram) Rp 300.000= Rp 27.000.000,- b. Zakat tumbuh-tumbuhan Persoalan zakat tumbuh-tumbuhan, Allah telah nashkan dalam Al- Quran yang berarti: Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah sebagian yang baik-baik dari harta yang kamu usahakan dan dari yang Kami keluarkann untuk kamu dari bumi. (QS.Al-Baqarah 2: 267) Menurut kesepakatan Ulama, empat jenis tanaman yang wajib dizakati, yaitu jagung, gandum, kurma, dan anggur. Sedangkan menurut
Malik dan Syafi I, yang wajib dizakati adalah segala hasil tanaman yang dapat disimpan lama dan menjadi makanan pokok. Fuqaha berpendapat bahwa kadar zakat yang wajib pada biji-bijian adalah: 10% untuk tanaman yang mendapat pengairan dari langit (tanaman tadah hujan), dan 5% untuk tanaman yang disirami dengan alat siraman. Mengenai keharusan adanya nishab pada produksi pertanian ini, fuqaha masih memperselisihkannya. Jumhur mengharuskan adanya nishab pada harta-harta tersebut, yakni 5 wasaq. 1 wasaq = 60 sha (takaran). 1 sha = 4 mud yang dahulu biasa dipakai oleh Nabi SAW. Jumhur fuqaha mengatakan bahwa 1 mud = 1 kati sepertiga lebih sedikit dengan kati Baghdad. 5 c. Zakat perniagaan (perdagangan) Ahli ilmu berbeda pendapat tentang zakat perniagaan, perdagangan. Di antara mereka ada yang menetapkan bahwa zakat tijarah tidak diwajibkan (tidak wajib zakat pada barang perniagaan). Nash Al- Quran yang menjelaskan masalah ini yaitu yang berarti: Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah sebagian yang baik dari yang kamu usahakan dan dari yang Kami keluarkan untuk kamu dari bumi, dan janganlah kamu mencari yang buruk dari padanya untuk kamu belanjakan padahal kamu sendiri tidak suka menerimanya jika diberi orang kepadamu, kecuali jika kamu memejamkan matamu terhadapnya, dan ketahuilah bahwasanya Allah sangat kaya dan sangat terpuji. (QS. Al-Baqarah 2: 276). Rabi ah dan Malik mengatakan, Tidak ada zakat terhadap benda perniagaan, selama belum menjadi dirham dan dinar (menjadi mata uang) dan apabila telah menjadi mata uang, wajiblah dikeluarkan zakat untuk setahun saja, yakni tidak dikeluarkan zakat untuk tahun-tahun yang telah lalu, sebelum menjadi dirham dan dinar. 5 Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid Analisa Fiqih Para Mujtahid, ( Jakarta: Pustaka Amani, 2002), hlm: 590.
Asy-syirazi mengatakan, benda tidak akan menjadi tijarah, kecuali mempunyai dua syarat. Pertama, ia memiliki barang tersebut dengan jalan iwadh (imbalan) seperti sewa dan beli. Keduan, niat ketika membeli untuk diperniagakan (dijadikan barang dagangan). Asy-syafi I dalam Al-Umm mengatakan, Nishab dipandang di akhir tahun. Demikian pula pendapat Malik, Abu Abbas ibn Siraj mengatakan, Nishab dihitung dari awal hingga akhir tahun. Kadar zakatnya ialah 2,5% dari jumlah harga. 6 d. Zakat hewan Ulama sepakat menetapkan zakat wajib terhadap unta, lembu dan kerbau, kambing dan biri-biri. Kebanyakan Ulama menetapkan, bahwa binatang-binatang tersebut diwajibkan zakat jika mencari makan sendiri dengan pengembalaan. Adapun jika diberi umpannya, atau dipekerjakan, tidak ada zakat untuknya. Demikian pendapat yang diungkapkan Abu Hanifah, Asy-Syafi I, dan Ahmad. Abu Hanifah dan Ahmad mengatakan, Binatang yang digembala dalam sebagian tahun wajib zakat. Sedangkan Asy-Syafi I mengatakan, binatang yang wajib zakat ialah yang digembala sepanjang tahun. Jumlah kepemilikan unta dan berapa yang harus dikeluarkan untuk zakat dapat dilihat dari table berikut: Jumlah ekor Unta Jumlah Zakat 5 ekor unta 1 ekor kambing 10 ekor unta 2 ekor kambing 15 ekor unta 3 ekor kambing 20 ekor unta 4 ekor kambing 25 ekor unta 1 ekor unta binti makhadh 36 ekor unta 1ekor unta binti labun 46 ekor unta 1 ekor unta hiqqah 61 ekor unta 1 ekor unta jidz ah 6 Hasbi ash-shiddieqy, Pedoman Zakat, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2002), hlm: 87-93.
76 ekor unta 2 ekor unta binti labun 120 ekor unta 3 ekor unta binti labun 130 ekor unta 1ekor unta hiqqah dan 2 ekor binti labun 140 ekor unta 2 ekor hiqqah dan 1 ekor binti labun 150 ekor unta 3 ekor hiqqah 160 ekor unta 4 ekor binti labun Ket: Binti makhadh: unta betina umur 1 tahun masuk tahun kedua. Binti labun : unta betina umur 2 tahun masuk tahun ketiga. Ibnu labun : unta jantan umur 2 tahun masuk tahun ketiga. Hiqqah : unta umur 3 tahun masuk tahun keempat. Jidz ah : unta betina umur 4 tahun masuk tahun kelima. Tsaniyah : unta umur 5 tahun masuk tahun keenam. Nishab antara lembu dan kerbau disamakan. Pendapat Malik, Asy- Syafi I, dan Ahmad yaitu, Tidak ada zakat terhadap lembu hingga ia berjumlah 30 ekor. Terhadap 30 ekor, zakatnya adalah seekor tabi (anak lembu yang berumur 2 tahun). Apabila sampai 40 ekor, seekor lembu betina musinah (lembu yang berumur 4 tahun). Terhadap 60 ekor, 2 ekor tabi. Terhadap 70 ekor, seekor musinah dan seekor tabi. Tidak wajib zakat terhadap kambing hingga berjumlah 40 ekor. Apabila seseorang memiliki 40-120 ekor, maka zakatnya seekor kambing. Dari 120-200 ekor, zakatnya dua ekor kambing. Dari 200-300 ekor, zakatnya tiga ekor kambing. Kemudian pada tiap-tiap 100 ekor, seekor kambing. 7 7 Ibid, Hasbi ash-shiddieqy, hlm: 117-124.
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Zakat adalah Ibadah wajib yang harus dilaksakan umat muslim, karna zakat termasuk dalam rukun Islam, dan kewajiban mengeluarkan Zakat sendiri tidak bisa di gantikan dengan ibadah mahdhah lainnya. Di dalam Al-Qur an sendiri berkali-kali ada ayat yang menrangkan tentang masalah ZAkat, maka dapat kita simpulkan bahwa betapa pentingnya Zakat karna Allah sering mengingatkan kita tentang Zakat. Dalam perspektif kemanusiaan, Zakat mengandung hikmah dan peran yang besar bagi peningkatan kesejahteraan hidup manusia dan penguatan solidaritas sosial secara menyeluruh. Dan Zakat pula tidak hanya memberi manfa at bagi penerimanya namun juga member mafa at bagi yang mngeluarkan Zakat sendiri, sperti menghilangkan rasa iri, hasad dengki serta kesenjangan sosial yang mungkin timbul akibat perbedaan setatus sosial ekonomi di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA Al-Zuhayly,Wahbah,Zakat kajian Berbagai Mahzab, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2008. Ash-Shiddieqy, Hasbi, Pedoman Zakat, Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2002. Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid Analisa Fiqih Para Mujtahid, Jakarta: Pustaka Amani, 2002. Qardawi, Yusuf, Hukum Zakat, (Jakarta : Litera AntarNusa, 1973).