PENGARUH DEBT TO ASSET RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, QUICK RATIO, DAN RETURN ON EQUITY TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2015,, 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat yuliaagusnala85@gmail.com ABSTRACT This study aims to determine the effect of debt to asset ratio, debt to equity ratio, quick ratio, and return on equity to stock prices in automotive subcompanies listed on the Indonesian stock exchange period 2011-2015.The analysis technique used in this research is panel data regression analysis, with the help of Eviews8 program. The results of this study indicate that: 1). there is no negative effect between debt to asset ratio and stock price which show positive value coefficient (0.733204) and t-statistic value (0.351584) and probability value (0.7265 >0,05). 2) there is no negative effect between debt to equity ratio and stock price which shows value of coefficient value ( -0.659589) with t-statistic value (0.581486) and significant value (0.5633> 0, 05). 3) there is no influence between quick ratio to stock price which shows coefficient value equal to ( - 0.169040) with value of t-statistic ( -0.457378) and significant value (0.6492> 0,05). 4) there is a positive influence between return on equity with stock price which shows coefficient value equal to (0,267162) with t-statistic value (3,59000) and significant value (0.0007 <0,05). 5) Debt to asset ratio, debt to equity ratio, quick ratio and return on equity jointly affect the stock price shown from F_hitung value (3.592109) with probability value (0.001320 <0,05). Based on the results of this study, it is suggested that the company improve the performance of the company through financial ratios agara can attract investors to invest and can increase stock prices. Keywords: Stock Price, Debt To Asset Ratio, Debt To Equity Ratio, Quick Ratio and Return On Equity PENDAHULUAN Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesian Stock Exchange (IDX) merupakan pasar modal yang ada di Indonesia. Bursa Efek Indonesia memiliki peranan penting sebagai sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi, yang merupakan salah satu alternatif penanaman modal. Bagi perusahaan, BEI membantu perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal
dengan cara go public yaitu kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh emiten (perusahan yang go public) kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU pasar modal dan peraturan pelaksanaannya. Dalam perdagangan saham seharihari harga saham selalu berfluktuatif baik itu kenaikan maupun penurunan. Harga saham di Bursa Efek ditentukan oleh mekanisme pasar yaitu kekuatan permintaan dan penawaran saham tersebut. Semakin banyak orang yang membeli suatu saham, maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak naik. Demikian juga sebaliknya, semakin banyak orang yang yang menjual saham suatu perusahaan, maka harga saham tersebut akan bergerak turun. Signallingtheory menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal, hubungan teori sinyal dengan penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan melihat rasio keuangan sering dianggap sebagai sinyal bagi investor dalam menilai baik buruknya perusahaan, hal ini disebabkan karena kinerja keuangan perusahaan dapat membawa pengaruh terhadap harga saham perusahaan. Objek yang akan diteliti pada penelitian ini adalah perusahaan Sub Sektor Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sub sektor otomotif merupakan salah satu bagian dari sektor aneka industri, yang merupakan bagian kebutuhan yang pokok bagi masyarakat. Berikut ini adalah data perkembangan harga saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia. Tabel 1.Perkembangan Harga Saham Penutupan Akhir Tahun Perusahaan Sub Sektor Otomotif Periode 2011-2015 NO KODE (Rupiah) 2011 2012 2013 2014 2015 1 ASII 7.400 7.600 6.800 7.425 6.000 2 AUTO 3.400 3.700 3.650 4.200 1.600 3 BRAM 2.150 3.000 2.250 5.000 4.680 4 GDYR 9.550 12.300 19.000 16.000 2.725
5 GJTL 3.000 2.225 1.600 1.425 530 6 IMAS 12.800 5.300 4.900 4.000 2.365 7 INDS 3.500 4.200 2.675 1.600 350 8 LPIN 2.200 7.650 5.000 6.200 5.375 9 MASA 500 450 390 420 351 10 NIPS 4.000 4.100 325 487 425 11 PRAS 132 255 185 151 1.526 12 SMSM 1.360 2.525 3.450 4.750 4.760 Sumber : www.idx.co.id diakses pada bulan Februari 2017 Dari data di atas dapat dilihat bahwa tidak semua perusahaan sub sektor otomotif pada periode 2011-2015 memiliki harga saham pada periode akhir tahun ( closing price) yang sama, namun terjadi perubahan harga saham setiap akhir tahun. Harga saham pada akhir tahun tertinggi dimiliki oleh perusahaan Goodyear Indonesia Tbk (GDYR) dengan closing price periode 2011 sebesar Rp.12.300. Sedangkan untuk harga saham pada akhir tahun terendah dimiliki oleh Prima Alloy Steal Universal Tbk (PRAS) dengan closing price sebeesar Rp.132 pada periode 2011. Menurut Brigham dan Houston (2006:33), faktor -faktor yang mempengaruhi harga saham dapat berasal dari faktor internal maupun eksternal. Adapun faktor internal perusahaan antara lain adalah laba perusahaan, pertumbuhan aktiva, likuiditas, leverage, nilai kekayaan total, penjualan, dan kebijakan pembagian dividen. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi harga saham adalah debt to asset ratio yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah keseluruhan kebutuhan dana perusahaan dibiayai oleh hutang. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk investasi pada aktiva guna menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Debt to equity ratio yaitu rasio yang menggambarkan perbandingan antara total hutang dengan total ekuitas, semakin besarnya rasio ini maka akan menunjukkan semakin besar beban bunga dan hutang jangka panjang yang harus dibayar sehingga akan
menurunkan laba perusahaan, dengan menurunya laba perusahaan maka akan berpengaruh terhadap kenaikan dan penurunan harga saham. Quick ratio yang merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan dengan cara membandingkan aset lancar yang dikurangkan dengan nilai persediaan dan hutang lancar, investor dapat menggunakan rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan menutup utang lancar tanpa dikaitkan dengan jumlah persediaan yang dimiliki sehingga hal tersebut akan berpengaruh terhadap harga saham. Return On Equity juga dapat mempengaruhi harga saham. Rasio ini merupakan rasio penting bagi para pemilik dan pemegang saham karena rasio tersebut menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola modal dari pemegang saham untuk mendapatkan laba bersih. Oleh karena itu maka penulis tertarik untuk meneliti tentang pengaruh debt to asset ratio, debt to equity ratio, quick ratio dan return on equity terhadap harga saham dengan menjadikan perusahaan Sub Sektor Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai objek penelitian dalam skripsi yang berjudul Pengaruh Debt To Asset Ratio, Debt To Equity Ratio, Quick Ratio, dan Return On equity Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sub Sektor Otomotif Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan asosiatif, dengan periode penelitian ini adalah pada tahun 2011 sampai dengan 2015. Penelitian ini dilakukan melalui data yang diambil dari situs resmi Bursa Efek Indonesia yakni www.idx.co.id dan dilakukan pada bulan Juli 2017. Data untuk peneitian ini adalah seluruh laporan keuangan perusahaan otomotif yaitu 12 perusahaan dengan periode waktu 5 tahun maka jumlah data yang digunakan adalah sebanyak 60 data.
Analisis Data 1. Analisis deskriptif Adalah analisis yang memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai ratarata (mean), maksimum, minimum. Agar dapat menganalisis data kuantitatif secara deskriptif. 2. Uji Regresi Data Panel a. Estimasi Regresi Data Panel 1) Uji Commont (Common Effect) 2) Uji Fixed (Fixed Effect) 3) Uji Random (Random Effect) b. Pengujian Analisis Regresi Data Panel 1) Uji Signifikan Fixed Effect ( Uji Chow) 2) Uji Signifikan Random Effect (Uji Hausman) c. Koefisien Determinasi (R 2 ) d. Uji Hipotesis 1. Uji t 2. Uji F HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini mnggunakan estimsi regresi data panel, dimana dalam regresi data panel ada tiga model yaitu common effect, fixed effect dan random effect. Untuk menentkan model yang akan digunakan maka diperlukan uji prasyarat yaitu uji chow, uji hausman dan uji LM. Setelah melakukan penelitian terhadap 60 data mengenai harga saham, debt to asset ratio, debt to equity ratio, quick ratio, dan return on equity perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI periode 2011-2015 maka didapatkan hasil uji chow memperoleh F hitung sebesar 10.627101 dengan nilai F tabel df (9,36) α=(5%) adalah 2.54, sehingga nilai F hitung > F tabel maka H 0 ditolak, sehingga model data panel yang dapat digunakan adalah Fixed Effect Model. Sedangkan untuk hasil uji hausman diperoleh nilai Chi-Squares (X 2 hitung) sebesar 2.971229 dengan nilai Chi-Square (X 2 tabel) adalah 9,488, sehingga nilai X 2 hitung < X 2 tabel maka H 0 diterima, maka dapat disimpulkan bahwa model terbaik yang dipilih menggunakan uji hausman yaitu Random Effect Model. Hasil uji LM memperoleh hasil nilai breusch-pagan sebesar 42.10019 dengan nilai Chi-Square tabel sebesar
9,488, sehingga nilai LM hitung > Chi- Square tabel maka dapat disimpulkan bahwa H a diterima, dan model yang digunakan adalah random effect. Hasil ini sejalan dengan uji Hausman dan uji LM yang menyatakan bahwa uji random effect lebih baik dibandingkan dengan model yang lainnnya. 1.Pengaruh Debt to Asset Ratio terhadap harga saham perusahaan otomotif yang terdaftar di BEI Periode 2011-2015 Berdasarkan hasil olahan data dapat dilihat bahwa debt to asset ratio memiliki nilai koefisien bernilai positif 0.733204 dengan nilai t- statistik 0.351584 dan nilai probability 0.7265 >0,05. Hal ini menunjukkan bahwa debt to asset ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Semakin tinggi debt to asset ratio maka semakin besar jumlah pinjaman yang digunakan untuk investasi pada aktiva guna menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Apabila perusahaan dapat membayarkan seluruh utangnya tanpa mengalamai defisit maka kinerja perusahaan dapat dikatakan baik. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ariyanti (2016) dengan hasil bahwa adanya pengaruh positif dan tidak signifikan antara debt to asset ratio terhadap harga saham. Hal ini berarti setiap kenaikan maupun penurunan rasio ini tidak akan berpengaruh terhadap harga saham, artinya meskipun debt to asset ratio memiliki pengaruh yang positif terhadap harga saham, namun pengaruh tersebut tidak signifikan atau dapat dikatakan tidak mempengaruhi harga saham. Hasil yang diperoleh mengisyaratkan nilai debt to assets ratio yang tinggi akan mengakibatkan penurunan harga saham hal tersebut terjadi karena sebagian besar kegiatan operasional perusahaan dibiayai oleh utang, dan menyebabkan risiko yang tinggi karena setiap keutungan yang didapat perusahaan akan diprioritaskan untuk membayar utang sehingga akan mengurangi minat investor untuk berinvestasi.
2. Pengaruh Debt To Equity Ratio Terhadap Harga Saham Perusahaan Otomotif yang Terdafatar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015 Berdasarkan hasil olahan data dapat dilihat bahwa debt to equity ratio memiliki nilai koefisien negatif sebesar -0.659589 dengan nilai t- statistik -0.581486 dan nilai probability sebesar 0.5633 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh debt to equity ratio terhadap hargsa saham perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Hal tersebut terjadi karena bagi investor masalah utang perusahaan merupakan faktor internal manajemen yang dapat dikelola atau dikendalikan sehingga dalam memutuskan untuk berinvestasi investor lebih memilih mencari alternatif lain. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian (Mamik, 2012) dan (Sondack, 2015) yang menemukan hasil bahwa debt to berpengaruh negatif equity ratio dan tidak signifikan terhadap harga saham artinya setiap kenaikan dan penurunan debt to equity ratio tidak mempengaruhi harga saham. Namun penelitian ini bertolak belakang dengan teori yang dikemukakan oleh Brigham dan Houston (2007) yang menyatakan bahwa harga saham bisa dipengaruhi oleh debt to equity ratio. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam pengelolaan hutang dengan modal sendiri sebagai jaminan, ketika nilai debt to equity ratio tinggi maka dapat dikatakan perusahaan sangat bergantung pada pihak luar sehingga saat mengasilkan laba perusahaan akan membayar hutang dibanding membagi dividen. Sedangkan saat nilai debt to equity ratio rendah menandakan modal yang digunakan dalam operasional perusahaan kecil dan akan menarik minat investor untuk berinvestasi artinya tinggi rendahnya debt to equity ratio akan mempengaruhi harga saham. 3.Pengaruh Quick Ratio Terhadap Harga Saham Perusahaan Otomotif yang Terdafatar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015
Berdasarkan hasil olahan data dapat dilihat bahwa quick ratio memiliki nilai koefisien negatif sebesar -0.169040 dengan nilai t- statistik -0.457378 dan nilai probability sebesar 0.6492 >0,05. Hal ini menunjukkan bahwa quick ratio tidak berpengaruh terhadap hargsa saham perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Penelitian sejalan dengan penelitian Raghilia (2014) dan Nurjati (2011) yang menunjukkan hasil bahwa quick ratio berpengaruh negatif dan tidak siginifikan terhadap harga saham, artinya setiap kenaikan dan penurunan nilai quick ratio tidak akan mempengaruhi harga saham. Namun penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Mandasari (2014) yang mengemukakan bahwa rasio likuiditas yang diukur dengan quick ratio dapat mempengaruhi naik turun nya harga saham. Hal tersebut terjadi karena aktiva yang dimiliki perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya tanpa harus melikuidasi atau terlalu bergantung pada persediaan. Dengan niali quick ratio tinggi menunjukkan bahwa perusahaan yang padat modal tentunya cenderung bisa melakukan pembayaran hutang-hutang jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar karena aktiva lancar yang dimiliki perusahaan bisa menutupi untuk membayar hutang-hutang jangka pendek yang telah jatuh tempo. Sehingga pihak kreditur mempunyai kepercayaan lagi kepada perusahaan untuk memberi pinjaman atau hutang dalam jangka pendek karena perusahaan memiliki nilai quick ratio yang tinggi, sebab nilai quick ratio yang tinggi merupakan kesanggupan perusahaan untuk membayar seluruh hutang-hutang jangka pendeknya. Bagi pihak invesor akan berminat untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut dan akan berdampak pada harga saham. 4. Pengaruh Return On Equity Terhadap Harga Saham Perusahaan Otomotif yang Terdafatar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015
Berdasarkan hasil olahan data dapat dilihat bahwa debt to equity ratio memiliki nilai koefisien positif sebesar 0.267162 dengan nilai t- statistik 3.59000 dan nilai probability sebesar 0.0007 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa return on equity berpengaruh positif dan signifikan terhadap hargsa saham perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015 hal ini berarti setiap kenaikan maupun penurunan return on equity akan mempengaruhi harga saham Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Saputri,2016), (Rescayana, 2012) dan (Indrawati, 2016) yang menemukan hasil return on equity berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Karena return on equity merupakan rasio yang menjadi salah satu pertimbangan bagi investor untuk berinvestasi sebab digunakan untuk mengukur besarnya pengembalian terhadap investasi para pemegang saham. Rasio ini menunjukkan seberapa baik manajemen memanfaatkan investasi guna memberikan dividen bagi investor. Penelitian ini sejalan dengan teori Harahap (2007) yang menyatakan bahwa return on equity memiliki pengaruh siginifikan terhadap kenaikan dan penurunan harga saham. 5. Pengaruh Debt To Asset Ratio, Debt To Equity Ratio, Quick Ratio, dan Return On Equity Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara debt to asset ratio, debt to equity ratio, quick ratio, dan return on equity terhadap harga saham pada perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. Berdasarkan pengujian hipotesis dapat diperoleh nilai sebesar 3.592109 dengan nilai probalility sebesar 0.001320 < 0,05 maka keputusan nya diterima dan ditolak. Dari hasil analisis koefisien determinasi yang dilakukan diperoleh nilai R-square sebesar 0.149649. Hal ini berarti bahwa 14,96% harga saham pada
perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015 dipengaruhi oleh variabel debt to asset ratio, debt to equity ratio, quick ratio, dan return on equity sedangkan sisanya 85,04% dipengaruhi oleh faktor faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini. Dari pembahasan berdasarkan uji-f diatas diantara keempat variabel (debt to asset ratio, debt to equity ratio, quick ratio, dan return on equity) hanya satu variabel yang berpengaruh terhadap harga saham yaitu return on equity. Oleh karena itu jika perusahaan otomotif tang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ingin meningkatkan harga saham maka prioritas utama yang harus ditingkatkan adalah nilai return on equity. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Debt to asset ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham yang diperlihatkan dari nilai koefisien sebesar 0.733204 dengan nilai t-statistik 0.351584 dan nilai signifikan 0.7265 > 0,05 yang artinya peningkatan maupun penurunan debt to asset ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham. 2. Debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham yang diperlihatkan dari nilai koefisien sebesar -0.659589 dengan nilai t-statistik -0.581486 dan nilai signifikan 0.5633 > 0,05 yang artinya peningkatan maupun penurunan debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham. 3. Quick ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham yang diperlihatkan dari nilai koefisien sebesar -0.169040 dengan nilai t- statistik -0.457378 dan nilai signifikan 0.6492 > 0,05 yang artinya peningkatan maupun penurunan quick ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham. 4. Return on equity berpengaruh terhadap harga saham yang diperlihatkan dari nilai koefisien sebesar 0.267162 dengan nilai t- statistik 3.59000 dan nilai signifikan 0.0007 < 0,05 yang artinya apabila return on equity naik sebesar 1% maka harga saham akan naik sebesar Rp. 0.2671
5. Debt to asset ratio, debt to equity ratio, quick ratio dan return on equity secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham yang diperlihatkan dari nilai 3.592109 dengan nilai probability 0.001320 < 0,05 yang artinya apabila debt to asset ratio, debt to equity ratio, quick ratio dan return on equity secara bersamasama naik sebesesar 1% maka harga saham naik sebesar Rp.3592 DAFTAR PUSTAKA Brigham & Houston. (2011). Dasardasar Manajemen Keuangan. Jakarta : Erlangga Darmadji, Tjiptono & M.Fakhruddin, Hendy. (2011). Pasar Modal Di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat Fahmi, Irham. (2012). Analisis Kinerja Keuangan. Bandung :Alfabeta Harmono. (2009). Manajemen Keuangan. Jakarta : Bumi Aksara Joesef, Rizal. (2008). Pasar Uang Dan Pasar Valuta Asing.Jakarta: Salemba Empat Jogiyanto, Hartono. (2008). Pasar Modal : Teori Dan Aplikasi. Yogyakarta :BFFE Kasmir. (2010). Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Grafindo Persada