1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan selalu berusaha untuk mencapai tingkat laba tertentu yang diinginkan. Laba merupakan sisa dari selisih antara total pendapatan yang diperoleh perusahaan dengan total biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan. Semakin besar sisa dari selisih tersebut, maka laba yang didapat perusahaan akan semakin besar pula. Untuk mencapai tingkat laba yang optimum, maka faktor pengurang yakni total biaya yang dikeluarkan perusahaan harus dapat diminimalkan. Minimalisasi biaya, dilakukan dengan efisiensi biaya yang digunakan perusahaan untuk memproduksi produk yang akan dijual kepada konsumen. Efisiensi biaya dapat terlaksana jika karyawan perusahaan dapat bekerja secara efektif dan efisien. Misalnya dalam hal pembuatan produk dapat sesuai dengan target waktu yang ditetapkan perusahaan, sebab jika karyawan bekerja melebihi dari waktu yang telah ditentukan, akan menambah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Oleh karena itu, disiplin dalam bekerja menjadi salah satu faktor penentu tercapainya tujuan-tujuan tersebut. Pada dasarnya disiplin kerja dapat diartikan sebagai ketaatan yang terusmenerus dari karyawan terhadap peraturan-peraturan yang telah ditetapkan perusahaan. Selain adanya peraturan-peraturan yang ditetapkan perusahaan, peran
2 pemimpin juga dapat dijadikan sebagai tolok ukur terciptanya kedisiplinan kerja para karyawan, sebab dalam suatu perusahaan, diperlukan figur yang mampu menjembatani berbagai kepentingan yang ada dalam perusahaan dan figur tersebut harus menjadi media yang dinamis dalam perusahaan. Atau dengan kata lain, dalam sebuah perusahaan pemimpin yang mampu mengkoordinir berbagai kepentingan serta tugas dan tanggung jawab yang ada dalam suatu perusahaan sangat dibutuhkan. Pemimpin dapat diartikan sebagai orang yang mampu mempengaruhi individu atau kelompok untuk dapat melakukan atau tidak melakukan sesuatu hal untuk mencapai tujuan tertentu. Pemimpin dapat juga diartikan sebagai orang yang memiliki kemampuan mengarahkan, membawa ataupun menetapkan langkah-langkah yang akan dilalui oleh organisasi. Jadi kepemimpinan dapat pula diartikan sebagai cara seseorang untuk memimpin yang meliputi kegiatan mempengaruhi, mengarahkan, membawa ataupun menetapkan langkah-langkah yang harus dilaksanakan atau tidak oleh para anggota organisasi. Namun demikian, kepemimpinan tidak hanya mencakup masalah-masalah seperti bagaimana mempengaruhi anggota organisasi, ataupun bagaimana mengarahkan, membawa ataupun menetapkan langkah-langkah yang akan dilaksanakan organisasi. Kepemimpinan juga mencakup hal-hal seperti gaya kepemimpinan, langkah-langkah memimpin dan bahkan sikap-sikap yang seharusnya dimiliki oleh seorang pemimpin.
3 Dalam penelitian ini, penulis hanya membatasi pada gaya kepemimpinan saja. Penulis beranggapan bahwa gaya kepemimpinan dapat dijadikan sebagai salah satu upaya untuk menciptakan media yang dinamis yang dapat merangkul berbagai macam kepentingan dan mampu mengkoordinir tugas dan tanggung jawab yang ada. Dengan adanya gaya kepemimpinan tersebut diharapkan adanya suatu titik temu antara masing-masing kepentingan. Namun demikian keberhasilan yang dicapai suatu perusahaan tidak hanya tergantung pada faktor kecakapan dan kemampuan pemimpin saja, tetapi juga dipengaruhi oleh dampak yang ditimbulkan oleh adanya kepemimpinan tersebut. Salah satu dampak yang ada dan terlihat jelas adalah disiplin kerja karyawan. Pada dasarnya disiplin kerja dalam suatu perusahaan mempunyai tujuan untuk mengarahkan tingkah laku para karyawan dengan seperangkat peraturan yang menunjang pencapaian tujuan perusahaan. Untuk menciptakan kondisi agar karyawan dapat berdisiplin tinggi, perusahaan tidak hanya memberikan sanksi atau hukuman. Pemberian imbalan seperti tingkat kesejahteraan yang cukup, pemilihan karyawan teladan, bonus, promosi dan lain-lain dapat juga menjadi faktor pendukung terciptanya kondisi kerja yang diharapkan perusahaan. Oleh karena itu, berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PADA CV. TIARA NUGRAHA.
4 1. 2. Identifikasi Masalah Adapun identifikasi masalah yang ditetapkan penulis berdasarkan uraian latar belakang di atas adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana gaya kepemimpinan yang dilaksanakan pada CV. TIARA NUGRAHA? 2. Bagaimana disiplin kerja karyawan pada CV. TIARA NUGRAHA? 3. Seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan terhadap disiplin kerja karyawan pada CV. TIARA NUGRAHA? 1. 3. Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi mengenai pengaruh gaya kepemimpinan terhadap disiplin kerja karyawan pada CV. TIARA NUGRAHA. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui gaya kepemimpinan yang dilaksanakan pada CV. TIARA NUGRAHA. 2. Mengetahui disiplin kerja karyawan pada CV. TIARA NUGRAHA. 3. Mengetahui besarnya pengaruh gaya kepemimpinan terhadap disiplin kerja karyawan pada CV. TIARA NUGRAHA.
5 1. 4. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah : 1. Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam penetapan strategi perusahaan ataupun penyelesaian masalah yang berkaitan dengan topik yang terdapat pada Laporan Tugas Akhir ini. 2. Penulis Laporan Tugas Akhir ini merupakan syarat untuk menempuh ujian Diploma pada Fakultas Bisnis dan Manajemen program studi Manajemen Universitas Widyatama. Laporan Tugas Akhir ini juga dijadikan penulis sebagai alat pembanding antara teori yang telah didapatkan pada saat kuliah dengan praktik yang sesungguhnya. Selain itu, penulis juga ingin memperdalam wawasan dan pengetahuan penulis tentang Manajemen Sumber Daya Manusia. 3. Pihak Lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan referensi bagi pihak lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut lagi tentang masalah yang terdapat pada Laporan Tugas Akhir ini.
6 1. 5. Kerangka Pemikiran Pada saat sekarang ini sangat dibutuhkan pemimpin yang mampu menggerakkan karyawan untuk bekerja lebih baik. Berbagai macam karakter karyawan dan dari latar belakang yang berbeda tentu menyulitkan pemimpin untuk mengarahkannya. Untuk itulah diperlukan seorang pemimpin yang profesional dan mampu menggerakkan dan mengarahkan karyawan agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang. Champoux (2003 ; 254) mendefenisikan kepemimpinan sebagai berikut : Leadership is a social influence process involving two or more people ; the leader and a follower ( or a potential follower ) Atau dengan kata lain, kepemimpinan merupakan suatu proses pengaruh sosial yang melibatkan dua orang atau lebih ; pemimpin dan seorang pengikut ( atau seorang pengikut potensial ). Sedangkan menurut Coulter & Robbins yang dialihbahasakan oleh T. Hermaya (1999 ; 498) : Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok menuju tercapainya tujuan-tujuan. Schermerhorn (2000 ; 4) juga memberikan defenisi : Kepemimpinan sebagai suatu proses memberikan inspirasi kepada orang lain untuk bekerja keras guna menyelesaikan tugas-tugas yang penting. Berdasarkan defenisi-defenisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan individu atau kelompok untuk melakukan suatu
7 tindakan melalui pemberian inspirasi sehingga tujuan-tujuan yang ingin dicapai dapat diselesaikan dengan baik. Menurut A. A. Anwar Prabu Mangkunegara (2001 ; 77) yang mengutip teori kepemimpinan Davis & Newstrom di Universitas Ohio, diperoleh gambaran mengenai gaya kepemimpinan yang terdiri dari dua dimensi utama, yakni Initiating Structur dan Consideration. Kedua dimensi ini menggambarkan perilaku kepemimpinan dalam suatu struktur organisasi. Para peneliti menilai bagaimana para pemimpin berperilaku sebagai seorang pemimpin. Mereka juga berusaha meneliti persepsi bawahan tentang perilaku pemimpinnya. Initiating Structure, mengacu pada seberapa jauh pemimpin berkemungkinan menetapkan dan menstruktur perannya dan peran bawahannya dalam mengusahakan tercapainya tujuan. Iniating Structure ini mencakup perilaku yang berupaya mengorganisasi kerja, hubungan kerja dan tujuan. Consideration, mengacu pada seberapa jauh pemimpin berkemungkinan memiliki hubungan pekerjaan yang dicirikan pada rasa saling percaya, menghargai gagasan bawahan dan memperhatikan perasaan mereka. Dimensi ini juga menunjukkan adanya kepedulian pemimpin terhadap kesejahteraan, status dan kepuasan bawahannya.
8 Kedua dimensi tersebut dapat dijelaskan dalam gambar berikut ini : Low Initiating Structur High Consideration High Initiating Structur High Consideration Low Initiating Structur Low Consideration High Initiating Structur Low Consideration Gambar 1. 1. Dimensi Initiating Structur dan Consideration (A. A. Anwar Prabu Mangkunegara, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia ; 79) Gambar di atas menjelaskan adanya beberapa kombinasi yang mungkin terjadi pada diri seorang pemimpin. Secara langsung dapat diketahui bahwa gaya kepemimpinan seseorang itu berbeda antara satu dengan yang lainnya. Hal ini dikarenakan ada pemimpin yang memiliki nilai yang tinggi untuk dimensi Consideration dan nilai yang rendah untuk dimensi Initiating Structure. Sebaliknya ada juga pemimpin yang memiliki nilai rendah untuk dimensi Consideration, tetapi memiliki nilai tinggi untuk dimensi Initiating Structure. Selain itu ada juga pemimpin yang memiliki nilai tinggi untuk kedua dimensi
9 tersebut dan ada juga yang memiliki nilai yang rendah pada kedua dimensi tersebut. Dari penjelasan-penjelasan di atas, dapat diambil sebuah pengertian bahwa penerapan gaya kepemimpinan yang baik secara langsung akan menimbulkan tingkat kepuasan kerja yang tinggi. Adapun tolok ukur dari kepuasan kerja karyawan dapat dilihat dari berbagai hal, misalnya loyalitas karyawan, produktivitas kerja karyawan, kinerja karyawan dan dapat pula dilihat dari tingkat kedisiplinan karyawan. Jadi secara langsung penerapan gaya kepemimpinan yang baik akan berpengaruh terhadap disiplin kerja karyawan. Mengenai disiplin kerja karyawan menurut A. A. Anwar Prabu Mangkunegara (2002 ; 129) menyebutkan : Disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi. Sedangkan Sondang P. Siagian (2002 ; 305) mengenai disiplin kerja berpendapat bahwa Disiplin kerja merupakan suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku karyawan sehingga para karyawan tersebut secara sukarela berusaha bekerja secara kooperatif dengan para karyawan yang lain serta meningkatkan prestasi kerjanya. Menurut B. Siswanto Sastrohadiwiryo (2003 ; 291) : Disiplin kerja dapat didefenisikan sebagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis, serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima
10 sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. Jadi, disiplin kerja merupakan suatu sikap, tingkah laku yang sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan, baik bersifat tertulis maupun tidak, yang pada akhirnya ditujukan untuk pencapaian produktivitas perusahaan. Penerapan disiplin kerja ini dimaksudkan agar peraturan-peraturan tersebut dipatuhi oleh seluruh karyawan, sehingga mereka berperilaku maksimal demi kepentingan perusahaan dan bertingkah laku sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Sedangkan kegiatan pendisiplinan menurut A. A. Anwar Prabu Mangkunegara (2002 ; 129-130) ada dua jenis, yaitu: a. Disiplin Preventif Disiplin preventif adalah suatu upaya untuk menggerakkan pegawai untuk mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang telah digariskan oleh perusahaan. Dengan cara preventif, pegawai dapat memelihara dirinya terhadap peraturan-peraturan yang berlaku. b. Disiplin Korektif Disiplin korektif adalah suatu upaya menggerakkan pegawai dalam menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada perusahaan. Pada disiplin korektif, karyawan yang indisipliner perlu diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuan pemberian sanksi ini adalah untuk
11 memperbaiki karyawan yang indisipliner, memelihara peraturan yang berlaku dan memberikan pelajaran kepada pelanggar. Menurut B. Siswanto Sastrohadiwiryo (2003 ; 292-293), pembinaan disiplin kerja para karyawan dapat dikembangkan dengan cara kepemimpinan yang dapat dijadikan panutan atau teladan bagi para bawahan. Tidak berbeda jauh dengan pendapat di atas, A. A. Anwar Prabu Mangkunegara (2002 ; 136) mengungkapkan bahwa kepemimpinan yang baik berpengaruh langsung terhadap disiplin kerja karyawan. Pemimpin harus bisa menjadi teladan dan panutan melalui tindakan mendisiplinkan diri sendiri. Pendisiplinan diri sendiri menjadi perbedaan utama antara pemimpin yang dewasa dan efektif dengan pemimpin yang belum dewasa dan masih berjuang. Kedua pendapat tersebut di atas menunjukkan adanya pandangan yang sama mengenai peran pemimpin yang dapat mempengaruhi disiplin kerja karyawan. Pemimpin yang mampu memberikan teladan yang baik dapat dengan mudah dan efektif membina disiplin para bawahannya, bukan karena takut terhadap sanksi yang akan dijatuhkan, melainkan disiplin kerja yang timbul dari kesadaran masing-masing bawahan. Dengan kata lain, keteladanan seorang manajer berpengaruh langsung dalam membangkitkan disiplin kerja karyawan dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya. Berdasarkan uraian dari kerangka pemikiran di atas, maka penulis mengambil hipotesis sebagai berikut : Jika gaya kepemimpinan diterapkan dengan tepat, maka disiplin kerja karyawan akan meningkat.
12 1. 6. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode verifikatif. Metode deskriptif adalah metode yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi berdasarkan fakta-fakta yang ada. Sedangkan metode verifikatif adalah suatu metode yang dilakukan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. 1. 7. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini dilakukan pada CV. TIARA NUGRAHA dan dilakukan mulai bulan Oktober tahun 2004 sampai dengan selesai.