PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH (UPTD) BALAI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH (UPTD) BALAI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA."

Transkripsi

1 PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH (UPTD) BALAI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA Oleh: La Ode Asfahyadin Aliddin (Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Haluoleo) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pegawai tentang penerapan disiplin kerja pada Unit Tenggara. Variabel disiplin kerja diukur dengan tujuh indikator yaitu: Pemberian kompensasi; Keteladanan pimpinan dalam instansi; Aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan; Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan; Pengawasan pimpinan; Perhatian kepada para pegawai; dan Kebiasaankebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin kerja. Data dikumpulkan dari keseluruhan pegawai yang ada pada Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Tenggara sebanyak 24 orang termasuk pimpinan. Untuk mengetahui disiplin kerja pada Unit Tenggara data dianalsisi secara deskriptif menggunakan daftar pertanyaan (kusioner) yang dinyatakan dalam skor. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari beberapa persepsi mengenai disiplin kerja pada Unit Tenggara berada dalam kategori baik (pemberian kompensai, keteladanan pimpinan, keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan, pengawasan, perhatian serta kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin) dan hanya satu persepsi yang berada dalam kategori cukup dalam pelaksanaannya yaitu aturan pasti yang dijadikan pegangan. Sehingga dapat dikatakan persepsi tersebut dapat meningkatkan disiplin kerja pegawai. Kata Kunci: Displin Kerja I. PENDAHULUAN Disiplin merupakan fungsi operatif terpenting dalam organisasi dimana semakin baik disiplin pegawai, berdampak pada peningkatan kinerja suatu organisasi. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab terhadap tugas-tugas yang dibebankan. Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja dan terwujudnya segala tujuan. Oleh karena itu pe3mimpin harus selalu berusaha agar bawahannya mempunyai disiplin yang baik sebagai salah satu kriteria efektif dalam kepemimpinannya. Kehadiran Unit Pelaksana Teknis Daerah Sulawesi Tenggara sebagai unit kerja lapangan yang membantu dalam pengadaan serta pemberian pelatihan bagi tenaga pengajar khususnya dalam pengenalan dan penguasaan teknologi komputer dan jaringan internet guna memajukan serta meningkatkan kualitas kerja mengajar. Manajemen sumber daya manusia sangat penting tidak hanya untuk perusahaan tetapi juga untuk unit kerja dalam mendukung pencapaian tujuannya, hal ini dikarenakan berbicara sumberdaya manusia berarti kita berbicara tentang orang-orang yang ada dalam suatu organisasi dengan kata lain orang yang menjalankan organisasi tersebut. Oleh karena itu, tanpa didukung oleh sumber daya manusia yang baik maka suatu organisasi tidak dapat berkembang dengan baik pula. Untuk itu diperlukan suatu strategi yang mantap untuk bisa memperoleh dan menciptakan sumber daya manusia yang betul-betul mampu berkompetisi dibidanganya masing-masing sehingga unit kerja tersebut dapat menjadi lembaga pendidikan yang Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Edisi Khusus, Maret

2 kuat dan mampu meningkatkan pengetahuan dan penguasaan teknologi disektor pendidikan. Untuk itu, pihak pimpinan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Teknologi Pendidikan Provinsi Sulawesi Tenggara mengadakan pelatihan terhadap pegawai balai dalam hal kemampuan penguasaan teknologi komputer, dimana pada kenyataannya mayoritas pegawai belum memahami penggunaan komputer. Pelatihan tersebut menjadi salah satu prioritas bagi pihak pimpinan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Teknologi Pendidikan Provinsi Sulawesi Tenggara karena pimpinan beranggapan dari program pelatihan terhadap pegawai tersebut mampu meningkatkan kemampuan pegawai yang akan berimplikasi pada perilaku kerja yang sesuai dengan normanorma kerja yang ada. Berdasarkan informasi pra penelitian diperoleh bahwa masih terdapat tugas-tugas pelaksanan pembangunan pendidikan khususnya dilingkungan Unit Pelaksana Teknis Daerah Sulawesi Tenggara masih adanya pegawai yang kurang disiplin sesuai dengan jadwal dan sehingga program kerja yang ditargetkan belum terpenuhi. Hal tersebut disebabkan karena sebagian pegawai kurang mentaati peraturan yang telah ditetapkan sebagai acuan dalam menjalankan program kerja yang efektif dan efisien, serta adanya aktifitas lain pegawai pada jam kerja kantor sehingga secara obyektif tidak semua pegawai berada dikantor. Informasi lain diperoleh terdapat beberapa faktor tingkat disiplin kerja yang mempengaruhi pencapaian tujuan program kerja pegawai di lingkungan Unit Pelaksana Teknis Daerah Sulawesi Tenggara kurangnya ketegasan pimpinan, kurangnya pengawasan sampai pada masalah sanksi hukum. Dampaknya terjadi kesimpangsiuran penyelesaian pelaksanaan pekerjaan yang berakibat tidak tercapainya target, meskipun persentasenya tidak terlalu besar tetapi jika berlangsung setiap tahun dapat mempengaruhi instansi secara keseluruhan. Berdasarkan fenomena yang diuraikan sebelumnya, maka permasalahan dari penelitian ini adalah Apakah Persepsi Pegawai Terhadap disiplin kerja Pada Unit Pelaksana Teknis Daerah Sulawesi Tenggara. II. METODOLOGI DAN KERANGKA KONSEP Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Persepsi Pegawai Terhadap disiplin kerja pada Unit Tenggara. Populasi dalam penelitian adalah keseluruhan pegawai yang ada pada Unit Tenggara sebanyak 24 orang termasuk pimpinan. Namun, didalam proses pemberian kuisioner pimpinan tidak dilibatkan. Jumlah populasi tersebut sekaligus dijadikan sebagai unit responden. Dalam penelitian ini, disiplin kerja pada Unit Tenggara dianalsisi secara deskriptif menggunakan daftar pertanyaan (kusioner) yang dinyatakan dalam skor. Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan dalam beberapa langkah sebagai berikut, ( Ridwan, 2002 ): a. Menghitung total skor jawaban responden b. Menghitung indeks maksimal dan minimal dengan rumus : - Indeks maksimal = Bb x P x n - Indeks minimal = Bt x p x n Dimana: Bb = bobot atau skor tertinggi Bt = bobot atau skor terendah P = variable yang diteliti N = jumlah responden c. Menghitung interval dengan rumus Imax Imin Interval = Jumlah Kelas d. Menentukan interval kelas dan menentukan kategori indeks Lingkup kajian penelitian ini adalah untuk mengetahui Persepsi Pegawai Terhadap disiplin kerja pada Unit Pelaksana Teknis Daerah Sulawesi Tenggara. Variabel disiplin kerja dalam penelitian ini dilihat dari sudut pandang bahwa disiplin kerja merupakan perilaku yang sudah harus dimiliki oleh pegawai, maka persepsi pegawai terhadap disiplin kerja, meliputi: a. Pemberian kompensasi b. Keteladanan pimpinan dalam instansi c. Aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan 2 Jurnal Manajemen & Kewirausahaan,Edisi Khusus, Maret 2011

3 d. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan e. Pengawasan pimpinan f. Perhatian kepada para pegawai g. Kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin kerja. Untuk memberikan batasan pemahaman terhadap varibel-variabel yang dibahas sehingga memudahkan peneliti dalam membahas variabelvariabel dalam penelitian ini, maka berikut ini dikemukakan beberap konsep tentang disiplin kerja. Disiplin sangat penting baik bagi individu (tenaga kerja) yang bersangkutan maupun organisasi atau instansi tersebut. Karena disiplin pribadi mempengaruhi kinerja pribadi seseorang. Hal ini disebabkan manusia merupakan motor penggerak utama dalam organisasi atau instansi. Untuk itu sangat logis apabila peningkatan disiplin sumber daya manusia harus selalu diupayakan untuk mencapai produktivitas organisasi sesuai yang diharapkan. Dalam kaitan ini disiplin sangat penting dalam upaya meningkatkan kinerja pegawai. Dengan kata lain bahwa dengan ketidak disiplinan akan dapat merusak kinerja pegawai, Tohardi (2002:43) Bejo siswanto (1997:85) menjelaskan bahwa disiplin merupakan sikap yang menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankan dan tidak mengelak dalam arti menerima sanksi-sanksi jika ia melanggar atas tugas dan wewenang yang diberikan. Lebih singkat dikatakan bahwa disiplin merupakan peraturan yang ditetepkan dengan tegas dan ketat (Surono, 1987:285). Menurut Paramita (1992:27) menjelaskan bahwa selain melalui berbagai bentuk program penegakkan disiplin, maka dapat pula ditumbuhkan dan dikembangan dengan menerapkan pendekatan persuasive informal melalui kemampuan pimpinan memberikan contoh teladan kepada bawahannya. Sedangkan pendekatan edukatif formal adalah uapaya untuk peningkatan disiplin melalui bimibingan, latihan dan penyuluhan. Rumusan lain menyatakan bahwa disiplin merupakan tindakan manajemen mendorong para anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagai ketentuan tersebut. Dengan perkataan lain, pendisiplinan pegawai adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku pegawai sehingga para pegawai tersebut secara sukarela berusaha bekerja secara kooperatif dengan para pegawai yang lain serta meningkatkan prestasi kerjanya (Sondang P. Siagian, 2000:305). Sedangkan pendapat Siswanto Sastrohadiwiryo (2003:291) disiplin kerja dapat didefinisikan sabagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturanperaturan yang berlaku baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksisanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. Disiplin kerja juga diartikan sebagai sikap ketatan seseorang terhadap suatu aturan / ketentuan yang berlaku dalam organisasi yaitu menggabungkan diri dalam organisasi itu atas daar adanya kesadaran dan keinsyafan bukan karena adanya unsur paksaan. (Warsono, 1997:147) Disiplin kerja adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan organisasi dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran disini merupakan sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Jadi, dia akan mematuhi atau mengerjakan semua tugasnya dengan baik, bukan atas paksaan. Sedangkan kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan perusahaan, baik yang tertulis maupun tidak tertulis (Malayu S.P Hasibuan, 2003: ). Masalah disiplin, khususnya disiplin pegawai merupakan suatu permasalahan yang berdimensi luas dan kompleks karena menyangkut segenap tatanan nilai dan norma norma peraturan dan keputusan. Kesemuanya itu mulak untuk ditaati, serta dijadikan panduan acuan dalam gerak dinamika baik secara individual maupun secara kolektif sebagai upaya peningkatan kinerja pegawai sesuai beban tugas yang diemban. Susilo Martojo (1998:96) mengemukakan bahwa disiplin asal kata dari discipline (latin) yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan atau kerohanian serta pengembangan tabiat. Sedangkan berdasarkan hakekat kata disiplin Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Edisi Khusus, Maret

4 tersebut, bahwa arah dan tujuan disiplinpada dasarnya adalah adanya keharmonisan dan kewajaran dalam suatu kelompok atau organisasi. Selanjutnya The Liang Gie (1981:96) mengemukakan bahwa disiplin adalah suatu keadaan tertib dimana orang-orang organisasi tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan rasa senang hati. Maka esensi yang terkandung dalam pengertian disiplin pegawai adalah mencakup adanya sikap mental, kesadaran diri untuk mematuhi segenap norma, peraturan dan keputusan yang berlaku dalam lingkungan kerja serta bertujuan untuk menciptakan suasana lebih tertib dalam rangka upaya pencapaian efektifitas pekerjaan. Disiplin kerja yaitu sikap pegawai yang mematuhi semua peraturan perusahaan, datang dan pulang tepat waktu, mengerjakan semua pekerjaan dengan baik (Fathoni, 2006:130) III. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pegawai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Teknologi Pendidikan Provinsi Sulawesi masih dalam kategori usia muda, ini dapat diartikan bahwa pada usia muda tingkat mobilitas kerja pegawai cukup baik sehingga disiplin kerja dapat tercapai. Sehingga dapat dikatakan bahwa rata-rata pegawai Unit memiliki pendidikan yang sudah cukup baik. Dari segi tingkat pendidikan tidak begitu mempengaruhi kebijakan pimpinan dalam pemberian tugas kepada pegawai. Pegawai yang berpendidikan tinggi misalnya S-1 rata-rata kurang menguasai teknologi dibandingkan dengan pegawai yang berpendidikan SMA. Dalam hal disiplin kerja pegawai dengan tingkat pendidikan tinggi misalnya S-1 pada dasarnya mempunyai tingkat disiplin yang kurang baik dimana tingkat ketepatan waktu bekerja yang selalu dilanggar. Sedangkan berdasarkan jawaban responden dapat dideskripsikan sebagai berikut: - Pemberian kompensasi berimplikasi langsung pada peningkatan disiplin kerja pegawai. Responden yang menjawab tidak setuju beranggapan bahwa ada tidaknya pemberian kompensasi terhadap pegawai tidak berpengaruh pada tingkat disiplin kerja mereka. - Sikap bijaksana yang ditunjukkan pimpinan sebagai bagian dari hubungan kerja yang baik antara pimpinan dan pegawainya dan antara sesama pegawai dapat berdampak pada sikap pegawai yang berani mengambil resiko dengan penuh rasa tanggung jawab dalam menyelesaikan pekerjaannya tanpa ragu akan kesalahan yang dapat sewaktuwaktu terjadi. Alasan responden yang memilih kriteria tidak setuju dan sangat tidak setuju dikarenakan pegawai tersebut beranggapan bahwa disiplin kerja tidak berpengaruh secara langsung terhadap sikap bijak dari pimpinan. - Sikap pegawai dalam menaati peraturan yang ditetapkan didasari atas komitmen dan pengetahuan dari pegawai akan hak dan kewajibannya sebagai bagian dari instansi. Hal ini dapat diartikan sebagai sikap loyalitas terhadap instansi dengan menaati peraturan sehingga secara langsung berimplikasi pada peningkatan disiplin kerja pegawai. - Sebagian atau mayoritas responden pada Unit Tenggara setuju dengan pernyataan bahwa sansksi yang diberikan kepada pegawai karena kesalahan dalam bekerja. Sanksi yang diberikan pimpinan kepada bawahannya dapat dijadikan suatu hal yang positif dari pegawai sebagai suatu motivasi untuk lebih teliti dan cermat dalam melaksanakan tugas serta untuk lebih giat dalam menyelesaikan tugas yang diemban, di mana secara tidak langsung hal tersebut dapat meningkatkan kinerja kerja pegawai serta dapat pula meningkatkan disiplin kerja pegawai. - Mayoritas responden pada Unit Pelaksana setuju dengan pernyataan bahwa pengawasan kerja pimpinan terhadap pegawai secara cermat oleh pimpinan dapat meningkatkan disiplin kerja pegawai. Tindak lanjut dari pengawasan yang dilakukan pimpinan menjadi faktor penting dari peningkatan sumber daya suatu instansi, 4 Jurnal Manajemen & Kewirausahaan,Edisi Khusus, Maret 2011

5 untuk itu dibutuhkan kecermatan pimpinan dalam melakukan proses pengawasan untuk dapat mengetahui unit kerja mana yang belum memenuhi standar kerja yang diterapkan. Dampak positif dari pengawasan yang cermat dari pimpinan adalah kebijakan yang dilakukan oleh pimpinan untuk perbaikan sistem kerja pada unit kerja yang dianggap kurang dalam menyelesaikan tugasnya. Dampak positif dari pegawai adalah pegawai didorong untuk bekerja sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, dorongan tersebut diharapkan mampu meningkatkan efektivitas kerja pegawa yang secara langsung berimplikasi pada peningkatan disiplin kerja. Alasan responden yang menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan pengawasan pimpinan secara cermat dapat meningkatkan disiplin kerja dikarenakan disiplin kerja merupakan sikap yang timbul dari dalam diri pegawai tersebut, sadar akan aturan yang telah ditetapkan. - Pemberian motivasi bekerja oleh pimpinan kepada pegawai mampu memacu pegawai untuk lebih giat dalam bekerja, pemberian motivasi kepada pegawai diartikan sebagai suatu tindakan positif yang mampu menumbuhkan rasa percaya diri pegawai dalam bekerja sesuai dengan kewajiban yang diemban, hal tersebut dapat berimplikasi pada peningkatan disiplin kerja. - Mayoritas responden pada Unit Pelaksana setuju dengan pernyataan bahwa kebiasaan yang menyimpang yang dilakukan pegawai dalam hal keterlambatan menyelesaikan tugas akan berdampak menurunnya tingkat disiplin kerja pegawai. Alasan responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju terhadap pernyataan tersebut dikarenakan responden berpendapat keterlambatan tersebut bukan semata-mata menyangkut disiplin kerja melainkan dapat disebabkan faktor lain antara lain kesehatan yang kurang baik sewaktu bekerja, tekanan/stres yang dihadapi dalam bekerja. Selanjutnya ditentukan skala/kategori yang diukur berdasarkan perhitungan indeks masingmasing variabel sebagai berikut: Tabel 4.1. Hasil perhitungan skala masingmasing variabel No Variabel Skala Kategori 1 Pemberian kompensasi 175 Baik 2 Keteladanan pimpinan dalam instansi 176 Baik 3 Aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan 139 Cukup 4 Keberanian pimpinan dalam Sangat 197 mengambil tindakan Baik 5 Pengawasan pimpinan 185 Baik 6 Perhatian kepada pegawai 205 Sangat Baik 7 Kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin 180 Baik Sumber : Data Primer (diolah) Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan beberapa hal sebagai berikut: berdasarkan variabel pemberian kompensasi berada dalam kategori baik. Selain itu berdasarkan informasi yang diperoleh melalui wawancara mendalam dan pengamatan langsung yang dilakukan peneliti, diketahui bahwa pemberian kompensasi kepada pegawai pada Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Tenggara sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari mayoritas pegawai merespon pemberian kompensasi oleh instansi dengan meningkatkan disiplin. Total indeks keteladanan pimpinan dalam intansi adalah 176, jika dimasukkan dalam skala maka terletak diantara 156,4-193,2. Hal ini menunjukkan bahwa Disiplin kerja pegawai pada Unit Tenggara berdasarkan variabel keteladanan pimpinan dalam instansi berada dalam kategori baik. Selain itu berdasarkan informasi yang diperoleh melalui wawancara mendalam dan pengamatan langsung yang dilakukan peneliti, diketahui bahwa pemberian kompensasi kepada pegawai pada Unit Pelaksana Teknis Daerah Sulawesi Tenggara sudah baik. Keteladanan pimpinan dalam bekerja mampu menjadi contoh yang baik bagi pegawai, sehingga pegawai Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Edisi Khusus, Maret

6 mampu mengimplementasikan dalam peningkatan kinerja dan disiplin kerja. Disiplin kerja yang dilihat dari faktor pelaksanaan aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan pada Unit Pelaksana Teknis Daerah Sulawesi Tenggara berdasarkan variabel aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan berada dalam kategori cukup. Selain itu berdasarkan informasi yang diperoleh melalui wawancara mendalam dan pengamatan langsung yang dilakukan peneliti, diketahui bahwa pemberian kompensasi kepada pegawai pada Unit Tenggara sudah cukup baik. Pelaksanaan aturan yang baik menjadi faktor penting dari proses administrasi suatu lembaga, untuk itu diharapkan pimpinan mampu meningkatkan kesadaran pegawai mengenai kepatuhan terhadap aturan yang berlaku yang dapat meningkatkan disiplin kerja pegawai. berdasarkan variabel keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan berada dalam kategori sangat baik. Selain itu berdasarkan informasi yang diperoleh melalui wawancara mendalam dan pengamatan langsung yang dilakukan peneliti, diketahui bahwa keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan kepada pegawai pada Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Tenggara sangat baik. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan berupa teguran dan kebijakan mengenai system kerja diharapkan mampu mendorong pegawai untuk lebih baik dalam bekerja sehingga meningkatkan disiplin kerja. berdasarkan variabel pengawasan pimpinan berada dalam kategori baik. Selain itu berdasarkan informasi yang diperoleh melalui wawancara mendalam dan pengamatan langsung yang dilakukan peneliti, diketahui bahwa pengawasan pimpinan kepada pegawai pada Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Tenggara sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan tugas yang dilakukan pegawai secara tepat waktu dan hasil yang maksimal. berdasarkan variabel perhatian kepada pegawai berada dalam kategori sangat baik. Selain itu berdasarkan informasi yang diperoleh melalui wawancara mendalam dan pengamatan langsung yang dilakukan peneliti, diketahui bahwa perhatian kepada pegawai pada Unit Tenggara ssangat baik. Hal ini dapat dilihat dari pemberian perhatian berupa dorongan dan motivasi mampu menggerakkan pegawai untuk bekerja lebih baik. berdasarkan variabel kebiasaan kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin kerja berada dalam kategori baik. Selain itu berdasarkan informasi yang diperoleh melalui wawancara mendalam dan pengamatan langsung yang dilakukan peneliti, diketahui bahwa kebiasaan kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin kerja pada Unit Tenggara baik. Hal ini dapat dilihat dari penyelesaian tugas secara tepat dan cermat yang ditunjukkan oleh pegawai. IV. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa dari beberapa persepsi mengenai disiplin kerja pada Unit Tenggara berada dalam kategori baik (pemberian kompensai, keteladanan pimpinan, keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan, pengawasan, perhatian serta kebiasaankebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin) dan hanya satu persepsi yang berada dalam kategori cukup dalam pelaksanaannya yaitu aturan pasti yang dijadikan pegangan. Sehingga dapat dikatakan persepsi tersebut dapat meningkatkan disiplin kerja pegawai. Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan, maka disarankan agar pihak instansi/pimpinan 6 Jurnal Manajemen & Kewirausahaan,Edisi Khusus, Maret 2011

7 berupaya mempertahankan dan meningkatkan persepsi pegawai dalam mendukung peningkatan disiplin kerja, pimpinan juga perlu lebih meningkatkan kesadaran pegawai akan aturan yang berlaku dalam instansi untuk lebih dapat dilaksanakan dengan baik. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan objek dan sampel yang lebih besar. DAFTAR PUSTAKA Alfred, R. Lateiner Teknik Memimpin Pegawai dan Pekerja. Terjemahan Imam Soedjono. Aksara Baru, Jakarta. Alex S. Nitisemito, 1998, Manajemen Personalia, Cetakan ke-7, Ghalia Indonesia, Jakarta. Burhanuddin, Tinjauan Disiplin Kepegawaian, Praduya Paramitha, Jakarta. Fathoni, Abdurrahmat Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Rineka Cipta, Jakarta. Guntur, Ietje S Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Airlangga, Jakarta. Hasibuan, Malayu, S.P Manajemen Personalia, BPFE, Yogyakarta. Keith Davis, Perilaku Organisasi, Rajawali, Jakarta. Mangkunegara, Anwar, Prabu, Manajemen Sumberdaya Manusia Perusahaan. Remaja Rosdakarya, Bandung. Martojo, Susilo, 1998, MSDM, BPFE, UGM, Yogakarta. Moekijat Manajemen Kepegawaian. Mandar Maju, Bandung. Paramitha, Pendekatan Disiplin Dalam Meningkatkan Produktivitas, Aksara Baru, Jakarta Saydam, Gozali, 1996, Manajemen Sumber Daya Manusia, Binarupa, Jakarta. Siswanto, Bejo Meningkatkan Produktivitas Kerja Karyawan Melalui Penerapan Disiplin, PT. Gramedia, Jakarta Surono, Manajemen Sumberdaya Manusia, LPFE-UI, Jakarta Siagian, Sondang, P., Analisis serta Perumusan Kebijakansanaan dan Strategi Organisasi. Gunung Agung, Jakarta. Sastrohadiwiryo, B. Siswanto Manajemen tenaga Kerja Indonesia Pendekatan Administratif dan Operasional. Bumi Aksara, Jakarta. The Liang Gie, Asas-Asas Disiplin, Yayasan Obor, Jakarta. Tohardi Ahmad, Pemahaman Praktis Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi I, Cv. Mandar Maju, Bandung. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Edisi Khusus, Maret

8 8 Jurnal Manajemen & Kewirausahaan,Edisi Khusus, Maret 2011

Oleh FITRI WIJAYANTI UNDJILA NIM: ABSTRAK

Oleh FITRI WIJAYANTI UNDJILA NIM: ABSTRAK 1 PENGARUH KEDISIPLINAN PEGAWAI TERHADAP PRESTASI KERJA PADA KANTOR PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL (BKKBN) PROVINSI GORONTALO Oleh FITRI WIJAYANTI UNDJILA NIM: 931 409 070

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kata disiplin itu sendiri berasal dari bahasa Latin discipline yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Kata disiplin itu sendiri berasal dari bahasa Latin discipline yang berarti 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kata disiplin itu sendiri berasal dari bahasa Latin discipline yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat. Hal ini menekankan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Kata disiplin itu sendiri berasal dari Bahasa Latin discipline yang berarti

BAB II KAJIAN TEORI. Kata disiplin itu sendiri berasal dari Bahasa Latin discipline yang berarti BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Disiplin Kata disiplin itu sendiri berasal dari Bahasa Latin discipline yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerokhanian serta pengembangan tabiat. Disiplin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen mempunyai arti penting bagi kelangsungan hidup perusahaan dan pencapaian tujuan perusahaan. Karena perusahaan merupakan suatu organisasi besar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas Kerja 2.1.1 Pengertian Produktivitas Kerja Produktivitas tenaga kerja adalah salah satu ukuran perusahaan dalam mencapai tujuannya. Sumber daya manusia merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Disiplin Kerja 2.1.1 Pengertian Disiplin Menurut Sastrohadiwiryo (2005:291) Disiplin Kerja adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di masa sekarang ini, khususnya didalam bidang bisnis, perusahaanperusahaan saling berkompetisi untuk dapat bertahan dan meraih kesuksesan didalam ketatnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Disiplin Kerja Disiplin kerja sangat penting untuk pertumbuhan suatu perusahaan. Disiplin kerja digunakan untuk memotivasi karyawan agar dapat mendisiplinkan diri dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. para pegawai. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang dapat memberikan

BAB II KAJIAN TEORITIS. para pegawai. Kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang dapat memberikan BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Disiplin Berbicara masalah disiplin kerja pada organisasi atau instansi, maka sasarannya tertuju pada proses pelaksanaannya dan tingkat keberhasilan kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi setiap perusahaan berupaya untuk menunjukan keunggulan-keunggulannya agar dapat bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin ketat. Dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan karyawan dalam sebuah perusahaan dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan karyawan dalam sebuah perusahaan dipandang sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keberadaan karyawan dalam sebuah perusahaan dipandang sebagai sumber daya penggerak perusahaan, yaitu sebagai aspek penggerak dari sumber daya lainnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Administrasi Bisnis 1. Pengertian Administrasi Administrasi secara umum adalah keseluruhan orang atau kelompok orang sebagai suatu kesatuan menjalankan proses kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

PENGARUH HUMAN RELATION DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR

PENGARUH HUMAN RELATION DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN MUARA BENGKAL KABUPATEN KUTAI TIMUR ejournal Pemerintahan Integratif, 2018, 6(1) : 1-10 ISSN: 2337-8670 (online), ISSN 2337-8662 (print), ejournal.pin.or.id Copyright 2018 PENGARUH HUMAN RELATION DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masalah utama disetiap kegiatan yang ada didalamnya. Malayu S.P

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masalah utama disetiap kegiatan yang ada didalamnya. Malayu S.P BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, faktor manusia merupakan masalah utama disetiap kegiatan yang ada didalamnya. Malayu S.P Hasibuan mengatakan

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK Yuliana Susi yulianasusi888@yahoo.co.id Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAKSI Tujuan penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. karyawan itu sendiri yang menyebabkan karyawan dapat menyesuaikan diri

BAB II LANDASAN TEORI. karyawan itu sendiri yang menyebabkan karyawan dapat menyesuaikan diri 10 BAB II LANDASAN TEORI A. Disiplin Kerja 1. Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan suatu kekuatan yang berkembang dalam tubuh karyawan itu sendiri yang menyebabkan karyawan dapat menyesuaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, sumber daya manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting untuk membantu

Lebih terperinci

PENGARUH KEDISIPLINAN TERHADAP PENILAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada PT Paser Tambang Harmonis Samarinda) Tahun 2010

PENGARUH KEDISIPLINAN TERHADAP PENILAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada PT Paser Tambang Harmonis Samarinda) Tahun 2010 PENGARUH KEDISIPLINAN TERHADAP PENILAIAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada PT Paser Tambang Harmonis Samarinda) Tahun 2010 Tandi Kadang (Staf Pengajar Jurusan Adminsitrasi Bisnis Politeknik Negeri Samarinda)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dengan prestasi kerja yaitu proses melalui mana organisasi. mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dengan prestasi kerja yaitu proses melalui mana organisasi. mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan. 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kinerja 1. Pengertian Kinerja. Handoko (2002) mengistilahkan kinerja sebagai performance. Dengan prestasi kerja yaitu proses melalui mana organisasi mengevaluasi atau menilai

Lebih terperinci

MORAL KERJA GURU DALAM MENGAJAR DI SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS V KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG

MORAL KERJA GURU DALAM MENGAJAR DI SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS V KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG MORAL KERJA GURU DALAM MENGAJAR DI SEKOLAH DASAR NEGERI DI GUGUS V KECAMATAN PADANG TIMUR KOTA PADANG Sonya Soviana Jurusan/Program Studi Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract This research aims to

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Semangat Kerja 2.1.1 Pengertian Semangat Kerja Semangat kerja menggambarkan keseluruhan suasana yang dirasakan para karyawan dalam kantor. Apabila karyawan merasa bergairah,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) kesuksesan suatu organisasi. Banyak organisasi menyadari bahwa

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) kesuksesan suatu organisasi. Banyak organisasi menyadari bahwa BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) Sumber daya manusia kini makin berperan besar bagi kesuksesan suatu organisasi. Banyak organisasi menyadari bahwa unsur manusia dalam suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Disiplin Disiplin kerja sangatlah penting dalam mempengaruhi perkembangan diri suatu perusahaan atau instansi pemerintah. Disiplin kerja digunakan untuk dapat meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Semangat Kerja 2.1.1 Pengertian Semangat Kerja Semangat kerja menggambarkan keseluruhan suasana yang dirasakan para karyawan dalam kantor. Apabila karyawan merasa bergairah,

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 FAKTOR-FAKTOR DISIPLIN KARYAWAN PADA CREDIT UNION MURA KOPA BALAI KARANGAN

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 FAKTOR-FAKTOR DISIPLIN KARYAWAN PADA CREDIT UNION MURA KOPA BALAI KARANGAN FAKTOR-FAKTOR DISIPLIN KARYAWAN PADA CREDIT UNION MURA KOPA BALAI KARANGAN Palapiana Sapari email: palapianasapari1985@gmail.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAKSI Sumber daya

Lebih terperinci

KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KOTA PADANGAM

KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KOTA PADANGAM KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KOTA PADANGAM Anggi Andrian Latif Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract Penelitian ini membahas tentang kinerja pegawai dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Disiplin kerja merupakan hal yang harus ditanamkan dalam diri tiap Pegawai. Kesadaran Pegawai diperlukan dengan mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku. Peraturan

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 5, September 2017 KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CV JAYA RAYA DI NGABANG

Bisma, Vol 1, No. 5, September 2017 KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CV JAYA RAYA DI NGABANG KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA ABSTRAKSI Repi email: filivarepitasari3@gmail.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak Kedisiplinan seringkali diartikan patuh dan taat pada nilai-nilai

Lebih terperinci

Menurut Rivai dalam bukunya yang berjudul manajemen sumber daya manusia untuk perusahaan (2009;2) menyatakan :

Menurut Rivai dalam bukunya yang berjudul manajemen sumber daya manusia untuk perusahaan (2009;2) menyatakan : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengelola, pengelolaan. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra

BAB I PENDAHULUAN. konsumen merasa tidak puas dapat melakukan keluhan yang dapat merusak citra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karyawan sebagai sumber daya utama perusahaan dituntut untuk memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen dan memberikan kinerja yang optimal sehingga konsumen

Lebih terperinci

PENGARUH DISIPLIN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN ROKAN HULU

PENGARUH DISIPLIN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN ROKAN HULU PENGARUH DISIPLIN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN ROKAN HULU Nasrun Syahputra Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Pasir Pengaraian Jl. Tuanku Tambusai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012

BAB I PENDAHULUAN. Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten sesuai dengan SK 345/KPTS/DIR/2012 merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengemban tugas dan tanggung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Untuk memahami apa itu manajemen sumber daya manusia, kita sebaiknya meninjau terlebih dahulu pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Untuk memahami apa itu Manajemen Sumber Daya Manusia, kita sebaiknya meninjau terlebih dahulu pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen berasal dari bahasa

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Pendahuluan

ABSTRAKSI. Pendahuluan FAKTOR-FAKTOR KEDISIPILANAN DALAM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT ERNA DJULIAWATI PONTIANAK Rony Baskaro Sembiring Email: caikincai@gmail.com Program Studi Manajemen STIE

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen dan Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen pada dasarnya memiliki arti yang sangat luas, pengertian manajemen dapat diartikan sebagai suatu seni dalam menghadapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan Pemberian definisi antara pemimpin dan kepemimpinan tidak dapat disamakan. Oleh karena pemimpin merupakan individunya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengoptimalkan segenap sumber daya yang mereka miliki guna mempertahankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengoptimalkan segenap sumber daya yang mereka miliki guna mempertahankan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian dan Fungsi Manajemen SDM 1. Pengertian Manajemen SDM Dalam suatu organisasi, manajemen sumberdaya manusia bukanlah suatu hal yang baru. Semakin kerasnya kompetisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan selalu berusaha untuk mencapai tingkat laba tertentu yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan selalu berusaha untuk mencapai tingkat laba tertentu yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan selalu berusaha untuk mencapai tingkat laba tertentu yang diinginkan. Laba merupakan sisa dari selisih antara total pendapatan yang diperoleh

Lebih terperinci

KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA PARIAMAN ARTIKEL ILMIAH

KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA PARIAMAN ARTIKEL ILMIAH KINERJA PEGAWAI PADA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA PARIAMAN ARTIKEL ILMIAH OLEH: NIDYA SHELVIE NIM: 03831 JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, DISIPLIN KERJA, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA GURU DI YAYSAN BAITUSSALAM SEMARANG

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, DISIPLIN KERJA, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA GURU DI YAYSAN BAITUSSALAM SEMARANG ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, DISIPLIN KERJA, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA GURU DI YAYSAN BAITUSSALAM SEMARANG Muhammad Qutub Hudaibi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP ETOS KERJA GURU DI SMPN KECAMATAN CIBATU KABUPATEN PURWAKARTA

PENGARUH KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP ETOS KERJA GURU DI SMPN KECAMATAN CIBATU KABUPATEN PURWAKARTA PENGARUH KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP ETOS KERJA GURU DI SMPN KECAMATAN CIBATU KABUPATEN PURWAKARTA Oleh: Vitha Prima Dewi Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Departemen yang berada dibawah Kementrian Agraria dan Tata Ruang dan

BAB I PENDAHULUAN. Departemen yang berada dibawah Kementrian Agraria dan Tata Ruang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Badan Pertanahan Nasional (BPN) yaitu lembaga Pemerintah Non Departemen yang berada dibawah Kementrian Agraria dan Tata Ruang dan bertanggung jawab kepada

Lebih terperinci

DAMPAK PENGAWASAN DAN KEPUASAN KERJA DALAM MEMPENGARUHI DISIPLIN KERJA KARYAWAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN

DAMPAK PENGAWASAN DAN KEPUASAN KERJA DALAM MEMPENGARUHI DISIPLIN KERJA KARYAWAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN DAMPAK PENGAWASAN DAN KEPUASAN KERJA DALAM MEMPENGARUHI DISIPLIN KERJA KARYAWAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN WIDIA AGUSTINA (Alumni Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara) LILA BISMALA

Lebih terperinci

PENGARUH DISIPLIN KERJA, SEMANGAT KERJA, DAN STRUKTUR ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN UD. GUDANG`E TAHU TAKWA KABUPATEN KEDIRI

PENGARUH DISIPLIN KERJA, SEMANGAT KERJA, DAN STRUKTUR ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN UD. GUDANG`E TAHU TAKWA KABUPATEN KEDIRI PENGARUH DISIPLIN KERJA, SEMANGAT KERJA, DAN STRUKTUR ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN UD. GUDANG`E TAHU TAKWA KABUPATEN KEDIRI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemimpin 2.1.1 Pengertian Pemimpin Pada suatu organisasi, pemimpin memiliki peran yang sangat penting demi kamajuan organisasi dimana pemimpin memegang kekuasaan penting dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN SAMBUTAN KOTA SAMARINDA

HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN SAMBUTAN KOTA SAMARINDA ejournal Administrasi Negara, 2013, 1 (4): 1685-1699 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.org Copyright 2014 HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN SAMBUTAN KOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action

BAB I PENDAHULUAN. Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai macam pengertian disiplin kerja yang dikemukakan oleh para ahli, Keith Davis ( 2007 ) mengemukakan bahwa : Dicipline is management action to enforce organization

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. Kata disiplin itu sendiri berasal dari bahasa Latin discipline yang berarti

BAB II KAJIAN TEORITIS. Kata disiplin itu sendiri berasal dari bahasa Latin discipline yang berarti 1 BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Disiplin Kerja 2.1.1 Pengertian Disiplin Kerja Kata disiplin itu sendiri berasal dari bahasa Latin discipline yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Disiplin berasal dari kata disple yang artinya patuh, patuh baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Disiplin berasal dari kata disple yang artinya patuh, patuh baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Disiplin Disiplin berasal dari kata disple yang artinya patuh, patuh baik kepada pemimpin maupun kepada aturan. Adapun pengertian disiplin yang dikemukakan oleh para ahli antara

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK (KESBANGPOL) KABUPATEN SAROLANGUN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK (KESBANGPOL) KABUPATEN SAROLANGUN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK (KESBANGPOL) KABUPATEN SAROLANGUN ALEXANDER*) *)Alumni Program Diploma IV Manajemen Pemerintahan Universitas Jambi

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 FAKTOR-FAKTOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CREDIT UNION KELING KUMANG TP KANTOR PUSAT

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 FAKTOR-FAKTOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CREDIT UNION KELING KUMANG TP KANTOR PUSAT FAKTOR-FAKTOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CREDIT UNION KELING KUMANG TP KANTOR PUSAT Irman herman.file@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAKSI Faktor kedisiplinan merupakan

Lebih terperinci

PEMBINAAN DISIPLIN PEGAWAI PADA PT. (PERSERO) ANGKASA PURA 1 JUANDA SURABAYA. Sri Wibawani Administrasi Negara FISIP UPNV Jatim.

PEMBINAAN DISIPLIN PEGAWAI PADA PT. (PERSERO) ANGKASA PURA 1 JUANDA SURABAYA. Sri Wibawani Administrasi Negara FISIP UPNV Jatim. Pembinaan Disiplin Pegawai Pada PT. (Persero) Angkasa Pura 1 (Sri Wibawani) 119 PEMBINAAN DISIPLIN PEGAWAI PADA PT. (PERSERO) ANGKASA PURA 1 JUANDA SURABAYA Sri Wibawani Administrasi Negara FISIP UPNV

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 1, Mei 2016 DISIPLIN KERJA KARYAWAN PADA PT MALINDO PERSADA KHATULISTIWA KARANGAN ESTATE DI KARANGAN

Bisma, Vol 1, No. 1, Mei 2016 DISIPLIN KERJA KARYAWAN PADA PT MALINDO PERSADA KHATULISTIWA KARANGAN ESTATE DI KARANGAN DISIPLIN KERJA KARYAWAN PADA PT MALINDO PERSADA KHATULISTIWA KARANGAN ESTATE ABSTRAK Stefanus Fadri Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak email: stefanuspadri@yahoo.co.id PT Malindo Persada

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BRI Cabang Limboto, samping kiri kantor Urusan Agama

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BRI Cabang Limboto, samping kiri kantor Urusan Agama 1 BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 3.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kantor Pos Indonesia Cabang Limboto ini berada di Jln. Deliyana Hippy, Kelurahan Kayu Bulan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Disiplin Menurut Yani (2012:86) disiplin kerja adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan menaati norma-norma peraturan yang berlaku disekitarnya.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Tentang Camat, Tugas, dan Fungsinya. Menurut Undang-Undang no 23 Tahun 2014 pasal 224 ayat (1) menyebutkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Tentang Camat, Tugas, dan Fungsinya. Menurut Undang-Undang no 23 Tahun 2014 pasal 224 ayat (1) menyebutkan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Camat, Tugas, dan Fungsinya Menurut Undang-Undang no 23 Tahun 2014 pasal 224 ayat (1) menyebutkan Kecamatan dipimpin oleh seorang kepala kecamatan yang disebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Disiplin Kerja. penguasaan diri dengan tujuan menahan impuls yang tidak diinginkan, atau untuk

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Disiplin Kerja. penguasaan diri dengan tujuan menahan impuls yang tidak diinginkan, atau untuk BAB II LANDASAN TEORITIS A. Disiplin Kerja 1. Pengertian Disiplin Kerja Menurut kamus psikologi Chaplin (2002) dijelaskan disiplin adalah satu cabang ilmu pengetahuan, kontrol terhadap bawahan, hukuman,

Lebih terperinci

PENGARUH DISIPLIN TERHADAP KINERJA PEGAWAI (Suatu Penelitian Terhadap Perawat RSUD Kelas C Kab. Ciamis) ANDRI HELMI M

PENGARUH DISIPLIN TERHADAP KINERJA PEGAWAI (Suatu Penelitian Terhadap Perawat RSUD Kelas C Kab. Ciamis) ANDRI HELMI M PENGARUH DISIPLIN TERHADAP KINERJA PEGAWAI (Suatu Penelitian Terhadap Perawat RSUD Kelas C Kab. Ciamis) ANDRI HELMI M The objective of this study to know and analyze disciplinary influence on the performance

Lebih terperinci

ABSTRAK. Petrus Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak

ABSTRAK. Petrus   Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak FAKTOR-FAKTOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN HUBUNGANNYA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CREDIT UNION KELING KUMANG KANTOR PUSAT DI SINTANG Petrus Email: petrusvit@yahoo.co.id Program Studi Manajemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia mempunyai arti proses, seni manajemen yang mengatur tentang sumber daya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS. pembentukan kerangka pemikiran untuk perumusan hipotesis.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS. pembentukan kerangka pemikiran untuk perumusan hipotesis. 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang mendukung penelitian ini. Teori-teori tersebut akan membantu dalam proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebaiknya meninjau terlebih dahulu pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebaiknya meninjau terlebih dahulu pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Untuk memahami apa itu Manajemen Sumber Daya Manusia, kita sebaiknya meninjau terlebih dahulu pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pola tingkah laku, serta kebutuhan yang berbeda-beda. Keberadaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. pola tingkah laku, serta kebutuhan yang berbeda-beda. Keberadaan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan memiliki sumber daya manusia yang mempunyai peran penting dalam perusahaan, karena sumber daya manusia merupakan elemen dasar yang menggerakkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengusaha pengusaha yang bergerak dalam bidang perdagangan baik usaha baru

BAB I PENDAHULUAN. pengusaha pengusaha yang bergerak dalam bidang perdagangan baik usaha baru BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini sangat berkembang pesat penuh dengan tantangan dan perubahan baik dari lingkungan internal maupun lingkungan eksternal. Hal

Lebih terperinci

ANALISIS PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP KINERJA PENGURUS KUD KARYA BERSAMA DI WATES LAMPUNG TENGAH. Oleh. Yulistina Dosen Tetap STIE Umitra ABSTRAK

ANALISIS PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP KINERJA PENGURUS KUD KARYA BERSAMA DI WATES LAMPUNG TENGAH. Oleh. Yulistina Dosen Tetap STIE Umitra ABSTRAK 1 ANALISIS PELIMPAHAN WEWENANG TERHADAP KINERJA PENGURUS KUD KARYA BERSAMA DI WATES LAMPUNG TENGAH Oleh Yulistina Dosen Tetap STIE Umitra ABSTRAK Tujuan penelitian adalah sebagai bahan kajian dalam perkembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakekat hidup manusia adalah berusaha untuk memehuhi kebutuhannya sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang dipakai sebagai alat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan sebelumnya. Apabila secara formal dalam organisasi maka proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan sebelumnya. Apabila secara formal dalam organisasi maka proses BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Administrasi Negara 1. Pengertian Administrasi Administrasi secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan secara kerjasama untuk mencapai tujuan bersama

Lebih terperinci

BAB II DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL. sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari bahasa latin Disciplina yang berarti

BAB II DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL. sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari bahasa latin Disciplina yang berarti 22 BAB II DISIPLIN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL A. Pengertian Disiplin Pegawai Negeri Sipil Pengertian disiplin dapat dikonotasikan sebagai suatu hukuman, meskipun arti yang sesungguhnya tidaklah demikian.

Lebih terperinci

MORAL KERJA GURU DI SMK NEGERI 6 KOTA PADANG. Aditya Julivan Pratama Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP. Abstract

MORAL KERJA GURU DI SMK NEGERI 6 KOTA PADANG. Aditya Julivan Pratama Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP. Abstract MORAL KERJA GURU DI SMK NEGERI 6 KOTA PADANG Aditya Julivan Pratama Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract This research is motivated from the observation of the author at SMK Negeri 6 of Padang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Kinerja Pegawai Di Sekretariat Direktorat Jenderal. Pendidikan Islam Kementrerian Agama RI

BAB I PENDAHULUAN Kinerja Pegawai Di Sekretariat Direktorat Jenderal. Pendidikan Islam Kementrerian Agama RI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1. Kinerja Pegawai Di Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementrerian Agama RI Salah satu amanat yang terkandung dalam Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi SDM adalah

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditentukan. Bagian atau unit yang biasanya mengurusi SDM adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manajemen sumber daya manusia adalah suatu proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan era globalisasi membawa dampak sekaligus tantangan dan peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan pembangunan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Adapun Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia yang dikemukakan oleh para ahli adalah sebagai berikut: Menurut Armstrong (2013:28)

Lebih terperinci

DISIPLIN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH KECAMATAN. Kaja Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kapuas Gmail :

DISIPLIN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH KECAMATAN. Kaja Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kapuas Gmail : DISIPLIN KERJA PEGAWAI PEMERINTAH KECAMATAN Kaja Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Kapuas Gmail : Kajaunka@gmail.com Abstrak : Disiplin Kerja Pegawai di Kantor Camat Kecamatan Sungai Tebelian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Adapun yang diatur merupakan unsur-unsur manajemen yang terdiri dari man, money, method, machines,

Lebih terperinci

PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA INSPEKTORAT KABUPATEN ROKAN HULU

PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA INSPEKTORAT KABUPATEN ROKAN HULU PENGARUH DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA INSPEKTORAT KABUPATEN ROKAN HULU Basri Fakultas Ekonomi Universitas Pasir Pengaraian Irsab@gmail.com ABSTRAK Disiplin merupakan suatu proses atau hasil

Lebih terperinci

STUDI TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI DIKANTOR KECAMATAN LONG IKIS KABUPATEN PASER Nia Fitriani 1

STUDI TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI DIKANTOR KECAMATAN LONG IKIS KABUPATEN PASER Nia Fitriani 1 ejournal Ilmu Administrasi Negara, 2014, 4( 2 ): 1760-1772 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.org Copyright 2014 STUDI TENTANG DISIPLIN KERJA PEGAWAI DIKANTOR KECAMATAN LONG IKIS KABUPATEN PASER Nia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. rangka mewujudkan tujuan perusahaan. Sikap disiplin kerja yang dimiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. rangka mewujudkan tujuan perusahaan. Sikap disiplin kerja yang dimiliki 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Disiplin Kerja 2.1.1 Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja karyawan sangat penting bagi suatu perusahaan dalam rangka mewujudkan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menentukan tercapainya sebuah tujuan dari sebuah organisasi, tak dapat. peran aktif sumber daya manusia didalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menentukan tercapainya sebuah tujuan dari sebuah organisasi, tak dapat. peran aktif sumber daya manusia didalamnya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan sebuah komponen yang tidak dapat dipisahkan dalam sebuah organisasi, pentingnya komponen sumber daya manusia dapat menentukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Disiplin Kerja Pegawai. kehidupan kelompok atau organisasi, baik organisasi formal maupun non

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Disiplin Kerja Pegawai. kehidupan kelompok atau organisasi, baik organisasi formal maupun non BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Disiplin Kerja Pegawai 1. Pengertian Disiplin Kerja Pegawai Menurut Martoyo (2000), kata disiplin itu sendiri berasal dari bahasa Latin discipline yang berarti: latihan atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Disciplina yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Disciplina yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Disiplin Kerja Pengertian disiplin dapat dikonotasikan sebagai suatu hukuman, meskipun arti yang sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari bahasa latin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertama dari setiap masalah yang terjadi dalam suatu organisasi. Bahkan ada

I. PENDAHULUAN. pertama dari setiap masalah yang terjadi dalam suatu organisasi. Bahkan ada 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan sumber daya manusia sedang menjadi perhatian yang serius akhir-akhir ini karena dianggap sebagai alternatif pemecahan utama dan pertama dari setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada di daerahnya. Pembangunan daerah sebagai pembangunan yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. ada di daerahnya. Pembangunan daerah sebagai pembangunan yang dilaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan daerah merupakan salah satu upaya yang diwujudkan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ada di daerahnya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Manajemen Menurut Hasibuan (2005 : 1) manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah di tentukan bersama. Setiap organisasi pastilah memiliki tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. telah di tentukan bersama. Setiap organisasi pastilah memiliki tujuan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan sarana/alat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu organisasi merupakan suatu wadah yang didalamnya terdapat aktivitas orang-orang dalam

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber Daya Manusia merupakan faktor yang terpenting dalam suatu perusahaan maupun instansi pemerintah, hal ini disebabkan semua aktivitas dari suatu instansi

Lebih terperinci

DISIPLIN KERJA SATUAN PENGAMANAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG

DISIPLIN KERJA SATUAN PENGAMANAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG DISIPLIN KERJA SATUAN PENGAMANAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG Feri Syaputra Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract The goal of this research is to gather information about the work discipline. The

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dipilih secara khusus untuk melakukan tugas negara sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. yang dipilih secara khusus untuk melakukan tugas negara sebagai bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Instansi pemerintah adalah organisasi yang merupakan kumpulan orangorang yang dipilih secara khusus untuk melakukan tugas negara sebagai bentuk pelayanan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. dari pandangan bahwa tidak ada manusia yang sempurna, pastinya manusia

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. dari pandangan bahwa tidak ada manusia yang sempurna, pastinya manusia BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 2.1 Kedisiplinan 2.1.1 Pengertian Disiplin Disiplin karyawan dalam manajemen sumber daya manusia berangkat dari pandangan bahwa tidak ada manusia yang sempurna,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai faktor penggeraknya. Dalam sumber daya manusia terdapat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai faktor penggeraknya. Dalam sumber daya manusia terdapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu organisasi dalam melakukan aktivitasnya selalu berorientasi pada pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan suatu organisasi bisa terwujud apabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif yang dapat menunjukan kelebihan atau keunggulan yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif yang dapat menunjukan kelebihan atau keunggulan yang ada pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman yang menunjukan kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan menuntut setiap individu untuk dapat mempunyai kemampuan dan kecakapan dalam mengimbangi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disiapkan, namun tanpa sumber daya manusia yang professional semuanya

BAB 1 PENDAHULUAN. disiapkan, namun tanpa sumber daya manusia yang professional semuanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan asset organisasi yang sangat vital, karena itu peran dan fungsinya tidak bisa digantikan oleh sumber daya lainnya. Betapapun modern

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN

PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN PENGARUH MOTIVASI DAN DISIPLIN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Area Pelayanan dan Jaringan Malang) Ni Luh Bakti Mesha Murti Kusdi Rahardjo

Lebih terperinci

HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI KECAMATAN SAMARINDA ULU KOTA SAMARINDA

HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI KECAMATAN SAMARINDA ULU KOTA SAMARINDA ejournal Ilmu Administrasi Negara, 3 (4), 2015: 1912-1926 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.org Copyright 2015 HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI KECAMATAN SAMARINDA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karyawan merupakan faktor terpenting yang menjadi penggerak dalam tercapainya tujuan perusahaan. Demi tercapainya tujuan perusahaan, karyawan harus dapat bekerja dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN SEMANGAT KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN SAMARINDA KOTA

HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN SEMANGAT KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN SAMARINDA KOTA ejournal Ilmu Pemerintahan, 2016, 4 (3): 1229-1238 ISSN 2477-2458, ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2016 HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DENGAN SEMANGAT KERJA PEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN SAMARINDA KOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. instansi tak dapat melaksanakan aktivitasnya. Dengan pegawai yang terampil dan

BAB I PENDAHULUAN. instansi tak dapat melaksanakan aktivitasnya. Dengan pegawai yang terampil dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia kerja dewasa ini tenaga kerja atau pegawai senantiasa mempunyai kedudukan yang penting karena tanpa pegawai suatu lembaga atau instansi tak dapat melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia mempunyai peranan penting baik secara perorangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia mempunyai peranan penting baik secara perorangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia mempunyai peranan penting baik secara perorangan ataupun kelompok, dan sumber daya manusia merupakan salah satu penggerak utama atas kelancaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013:2). Melalui penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013:2). Melalui penelitian, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013:2). Melalui

Lebih terperinci