BAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ini, masalah yang. manusia. Menurut National Institute of Mental Health, 20% populasi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masalah kejiwaan yang mencapai 20 juta orang/tahun. 1. somatik. Somatic Symptom and related disorder merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. sendawa, rasa panas di dada (heartburn), kadang disertai gejala regurgitasi

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. remote control, komputer, lift, escalator dan peralatan canggih lainnya

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. anak gadis terjadi antara umur 10 dan 16 tahun (Knight, 2009). Menstruasi

BAB I PENDAHULUAN. Kecemasan dialami pada waktu tertentu oleh tiap individu tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di seluruh dunia saat ini terjadi transisi demografi dimana proporsi

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Manusia akan menjalani proses kehidupan yang memiliki 5 yakni

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Provinsi Daerah Istimewah Yogyakarta. Kecamatan

BAB 1 PENDAHULUAN. hampir sepertiga masa hidup kita dihabiskan dengan tidur (Kryger, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat dewasa ini. Di tengah jaman yang semakin global,

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. di negara-negara barat. Penyakit jantung koroner akan menyebabkan angka

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan. setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini, masalah kegemukan ( overweigth dan obesitas) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. terhadap adanya tuntutan atau beban. Menurut Griffin dalam Sood (2013)

BAB 1 PENDAHULUAN. Harapan Hidup (UHH)/Angka Harapan Hidup (AHH). Namun, dalam bidang kesehatan karena meningkatnya jumlah penduduk lanjut

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke

BAB I PENDAHULUAN. jerawat atau akne (Yuindartanto, 2009). Akne vulgaris merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. kronik yang sering ditemukan (Kurniati, 2003). Biasanya terjadi di daerah yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari

BAB I PENDAHULUAN. pada individu seperti dampak fisik, sosial, intelektual, psikologis dan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah Indonesia dalam pembangunan nasional, telah. mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang berupa kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai. perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kecemasan bisa muncul sebagai respon terhadap stres, di mana stres

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi segala kebutuhan dirinya dan kehidupan keluarga. yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan di berbagai bidang khususnya di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. merasakan hal yang demikian terutama pada saat menginjak masa remaja yaitu. usia tahun (Pathmanathan V dan Surya H, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kesehatan fisik manusia tersebut. 1 Stres normal merupakan. sehingga timbul perubahan patologis bagi penderitanya.

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan. Seseorang yang usia lanjut akan mengalami adanya perubahan yang. pada remaja, menstruasi dan menopause pada wanita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perjalanan kehidupan manusia berada dalam rentang toleransi dan keseimbangan yang dinamis terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat ke-4 dunia setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus merupakan sindrom metabolik yang ditandai dengan

ANALISIS HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN JUMLAH LIMFOSIT PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa program studi lain di sektor non-medis (Navas, 2012), dimana

ABSTRAK PREVALENSI GANGGUAN CEMAS PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 1 DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Oleh: Nama : Charla L. Sonbay NRP : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi. Menurut Basha (2009) hipertensi adalah satu keadaan dimana seseorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. adaptasi yang juga berbeda pada setiap individu baik secara biologis, psikologis dan sosial (Ntoumanis, Edmunds & Duda, 2009).

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. banyak, akan menimbulkan persoalan-persoalan yang sangat beragam. dalam kehidupan masyarakat Indonesia, salah satunya dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang. Diabetes adalah penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan transisi epidemiologi. Secara garis besar transisi epidemiologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Stres merupakan suatu respon fisiologis, psikologis manusia yang mencoba

BAB 1 PENDAHULUAN. kegagalan anestesi/meninggal, takut tidak bangun lagi) dan lain-lain (Suliswati,

ANGKA KEJADIAN GANGGUAN CEMAS DAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA WANA SERAYA DENPASAR BALI TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) [2], usia lanjut dibagi

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi serebral yang menetap minimal 24 jam atau menyebabkan. kematian, tanpa penyebab lain selain vaskuler. 1

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat dikatakan stres ketika seseorang tersebut mengalami suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. lain. Keadaan tersebut sangat berpotensi menimbulkan masalah secara

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan kelainan pada sistem kardiovaskular yang masih

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SD NEGERI I GAYAM KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi. 1 Menurut

BAB I PENDAHULUAN. dapat terlepas dari aktivitas dan pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari. Tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. kronis dimana tulang rawan sendi lutut mengalami degenerasi secara perlahan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. canggih yang biasa digunakan selain pemakaian tenaga sumber daya manusia. Mesinmesin

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehat segala aktivitas dapat dikerjakan dengan lancar. Menurut UU

STRES PADA KEJADIAN STROKE

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

FAKTOR PSIKOLOGIS DAN PERILAKU YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN Pembimbing : dr. Dharmawan Ardi, Sp.KJ

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan organ tubuh tidak bisa bekerja dengan maksimal,

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh yang seimbang. Hal tersebut sesuai

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebahagiaan terbesar orang tua adalah adanya kehadiran anak. Anak yang tumbuh sehat merupakan harapan

BAB I PENDAHULUAN. pencabutan gigi. Berdasarkan penelitian Nair MA, ditemukan prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. Wanita karir didefinisikan sebagai wanita yang berkecimpung dalam kegiatan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia semakin mengalami perkembangan ke era globalisasi. Dengan adanya perkembangan zaman ini, masyarakat dituntut untuk mengikuti perkembangan modern. Tidak dapat dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ini, masalah yang harus dihadapi juga semakin beragam. Munculnya beragam permasalahan menjadi salah satu pemicu stres bagi seseorang. Salah satu respon tubuh terhadap kondisi stres dan konflik adalah kecemasan. (1) Kecemasan dapat dialami 2% - 4% dalam kehidupan manusia. Menurut National Institute of Mental Health, 20% populasi manusia di dunia menderita gangguan cemas, dan sebanyak 47,7% remaja sering merasa cemas. Di Amerika Serikat terdapat 40 juta orang mengalami gangguan cemas, dan terjadi pada usia 18 tahun sampai usia lanjut. Prevalensi kecemasan di Indonesia diperkirakan sekitar 2-6 juta jiwa dari 220 juta populasi masyarakat Indonesia dan 55% adalah remaja. Remaja perempuan 2 kali lebih banyak mengalami kecemasan daripada remaja laki-laki. (2,3,4) 1

Kecemasan pada remaja disebabkan oleh 2 faktor, yaitu : faktor internal (fisik, kognitif dan kepribadian) dan faktor eksternal (lingkungan keluarga, lingkungan kampus, lingkungan masyarakat). Kecemasan pada remaja bisa bersifat akut maupun kronis. (5) Jumlah remaja berusia 18-24 tahun (remaja akhir) di indonesia sebanyak 23,9 juta jiwa dan sebanyak 20% berada pada jenjang perguruan tinggi. Remaja yang sedang belajar di tingkat perguruan tinggi disebut mahasiswa. Perasaan cemas juga dialami oleh mahasiswa dalam menjalani studinya. Sebuah penelitian telah dilakukan pada mahasiswa fakultas teknik universitas di India, menyebutkan bahwa 30 subjek (15 perempuan dan 15 laki -laki) mengalami tingkat kecemasan yang tinggi dan respon yang dirasakan adalah adalah kesulitan tidur (insomnia), masalah sosial, sakit kepala bahkan depresi. (3,6) Salah satu fakultas dengan angka kecemasan yang tinggi adalah fakultas kedokteran. Menurut Jeong (2010) mahasiswa kedokteran memiliki prevalensi stres dan cemas yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa jurusan lain. (7) Ko et. al., (1999) melaporkan bahwa 57% dari mahasiswa kedokteran mengalami tekanan psikologis, sedangkan mahasiswa hukum sebanyak 47,3%. (8) Penelitian Saipanish (2003) di Thailand mengemukakan bahwa 2

61,4% dari mahasiswa fakultas kedokteran mengalami kecemasan yang terbagi menjadi beberapa derajat keparahan dimana 2,4% diantaranya berada dalam tingkat cemas yang tinggi serta berakibat gangguan panik. (9) Banyak hal yang dapat meningkatkan kecemasan pada mahasiswa kedokteran seperti kesulitan meyesuaikan waktu belajar, masalah psikososial, serta tekanan menjelang ujian. Sistem pendidikan di fakultas kedokteran memiliki kurikulum tersendiri yaitu menggunakan sistem blok/modul. Dalam kurikulum pembelajaran modul/blok di Fakultas Kedokteran, mewajibkan mahasiswa mengikuti ujian akhir modul/blok. (10) Beberapa penelitian menunjukan bahwa mahasiswa kedokteran mengalami kecemasan baik selama periode sebelum ujian maupun saat ujian berlangsung. Stresor utama pada keduanya ialah tekanan akademik dan ujian itu sendiri. Kecemasan menjelang ujian ini dikenal dengan kecemasan ujian (test anxiety). (11,12) Kecemasan yang dialami mahasiswa menjelang ujian merupakan jenis kecemasan akut dan berdampak pada sistem organ tubuh dan kesadaran, salah satunya sistem kardiovaskular. Dalam keadaan cemas akan timbul sensasi fisiologis seperti palpitasi dan takikardi. Kecemasan yang dialami mempengaruhi kerja kelenjar 3

adrenal dan tiroid dalam memproduksi hormon epinefrin, tiroksin, dan kortisol sebagai hormon utama stres. Peningkatan jumlah hormon-hormon stres akan berpengaruh secara signifikan pada sistem homeostasis tubuh. Epinefrin yang bekerja secara sinergis dengan sistem saraf simpatis berpengaruh terhadap kenaikan denyut jantung dan tekanan darah. Tiroksin selain meningkatkan Basal Metabolism Rate (BMR), juga menaikkan denyut jantung dan frekuensi nafas. (13) Kecemasan merupakan gejala normal pada manusia dan disebut patologis apabila gejalanya menetap dalam jangka waktu tertentu dan mengganggu ketentraman hidup individu dalam menjalankan aktivitasnya. (12) Kecemasan menetap dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular seperti hipertensi dan penyakit jantung koroner. (14) Pada penelitian ini peneliti ingin melihat bagaimana gambaran tingkat kecemasan dan kerja jantung (tekanan darah dan denyut nadi) pada saat tidak ujian dan sesaat sebelum ujian pada mahasiswa kedokteran. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana gambaran tingkat kecemasan, tekanan darah dan frekuensi denyut nadi pada saat tidak ujian dan sesaat sebelum ujian 4

pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Widya Mandala? 1.3 Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan umum Mengetahui gambaran tingkat kecemasan, tekanan darah dan frekuensi denyut nadi pada saat tidak ujian dan sesaat sebelum ujian pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui gambaran tingkat kecemasan pada mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Widya Mandala sesaat sebelum ujian dengan kuisioner HARS ( Hamilton Rating Scale Anxiety). 2. Mengetahui distribusi tekanan darah mahasiswa pada saat tidak ujian dan sesaat sebelum ujian pada tingkat/derajat kecemasan mahasiswa. 3. Mengetahui distribusi frekuensi denyut nadi pada saat tidak ujian dan sesaat sebelum ujian pada tingkat kecemasan mahasiswa. 5

1.4 Manfaat penelitian 1.4.1 Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan para pembaca terutama mengenai gambaran tingkat kecemasan, perubahan tekanan darah dan denyut nadi pada saat tidak ujian dan sesaat sebelum ujian pada mahasiswa kedokteran. 1.4.2 Manfaat praktis 1.4.2.1 Bagi peneliti Penelitian ini merupakan kegiatan yang dapat menambah pengetahuan dan pengalaman. 1.4.2.2 Bagi masyarakat Dapat dijadikan sebagai sumber atau referensi untuk menambah pengetahuan di bidang kesehatan tentang gambaran tingkat kecemasan, tekanan darah dan denyut nadi sesaat sebelum ujian agar masyarakat, terutama remaja dapat mempersiapkan diri dengan baik sebelum ujian. 1.4.2.3 Bagi institusi Sebagai bahan masukan dan juga sebagai referensi awal mengenai gambaran kecemasan ujian di masa akan datang. 6