BAB I PENDAHULUAN. jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia semakin diramaikan dengan berdirinya bank-bank

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bank Umum Syariah (BUS) Nasional di Indonesia dengan tahun amatan

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk membandingkan suatu kondisi dengan kondisi lainnya, pada penelitian ini yang

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa thitung sebesar berada pada

BAB I PENDAHULUAN. bank itu sendiri berasal dari kata banque dalam bahasa prancis dan banco dalam

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, bank syariah telah muncul semenjak awal tahun 1990-an dengan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian banyak pihak akhir-akhir ini. Tidak sedikit kajian dilakukan di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. triwulan I dan II 2012, dimana ekonomi tumbuh secara berturut turut sebesar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, banyak bank konvensional yang bermasalah akibat negative spread,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi pada saat ini. Bank berfungsi sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Bank berperan sebagai perantara keuangan (financial

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sistem keuangan dunia. perkembangan perekonomian dunia

2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN

I. Pendahuluan. optimal dalam industri perbankan nasional. Paska terbitnya Undang-Undang

ANALISIS KINERJA BANK SYARIAH DI INDONESIA (Studi Empiris Bank Umum Syariah)

1. PENDAHULUAN. meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas ekonomi suatu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan ekonomi yang dilaksanakan oleh. masyarakat dan negara kita adalah mencapai keadilan dan kemakmuran

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian tentang bagaimana perbandingan antara kinerja perbankan syariah

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi (financial intermediary) yaitu lembaga keuangan yang berfungsi

BAB V PENUTUP. independen yang berupa Return On Asset (ROA), BOPO, Financing to Deposit Ratio

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Bank dalam pasal 1 ayat (2) UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang tumbuh berkisar 8%. (Otoritas Jasa Keuangan, 2015).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. syariah Indonesia adalah tercapainya market share sebesar 5%. Namun hingga

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kurangnya inisiatif perbankan. Perkembangan bank yang makin pesat

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

ANALISIS TREND KECUKUPAN MODAL, KUALITAS ASET, RENTABILITAS, DAN LIKUIDITAS DI PERBANKAN SYARIAH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. /atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. Islamic Banking atau juga disebut dengan interest-free-banking. dikembangkan sebagai suatu respon dari kelompok ekonom dan praktisi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat muslim di Indonesia khususnya riba. Bank syariah seperti halnya bank

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BAGI HASIL TERHADAP PROFITABILITAS

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah.

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat (Kasmir, 2003:27).

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi, yang bertugas menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Krisis moneter pada tahun 1998 yang terjadi di indonesia memberikan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan Financing to Deposit Ratio terhadap Return On Assets pada Sektor Bank Umum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat di negara maju dan berkembang sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimulainya industri perbankan syariah di Indonesia. Namun hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. bank yang sehat dan dapat beroperasi secara optimal. syariah atau bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil, sebenarnya

BAB III METODE PENELITIAN. sedemikian rupa, sehingga dapat diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor industri. (manufaktur), jasa, dan perbankan. Perkembangan perekonomian ini

BAB I PENDAHULUAN. keuangannya untuk tetap menjaga kepercayaan dari nasabahnya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. No.7 Tahun 1992 Bank Syariah berdiri ditengah-tengah krisis ekonomi yang

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan Bank Umum Syariah yang lahir melalui proses spin off. Metode

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan prinsip bagi hasil dan menghindari unsur-unsur spekulatif yang

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB III METODE PENELITIAN. Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia selama periode Hal-hal

BAB V PENUTUP. Devisa periode dengan menggunakan metode RGEC adalah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan dapat diperoleh hasil pengukuran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karolina, 2014 Pengaruh Kecukupan Modal Terhadap Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perbankan syariah di Indonesia telah muncul pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir masyarakat Indonesia mulai percaya

BAB I PENDAHULUAN. membangun sistem perekonomian dan keuangan Indonesia karena dapat berfungsi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia dengan mengakses website Bank Indonesia yaitu

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana telah diubah dengan Bank dalam Pasal 1 ayat (2) UU Nomor 10

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam industri keuangan di Indonesia khususnya dunia perbankan. Mulai

BAB I PENDAHULUAN. dengan lahirnya UU No 7 Tahun1992 tentang perbankan nasional Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dan menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Profitabilitas Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dimana sektor ekonomi selalu menjadi fokus pemerintah dalam

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH. Yudiana Febrita Putri 1. Isti Fadah 2

BAB I PENDAHULUAN. ialah pihak manajemen, pemilik, pemerintah, karyawan dan investor.

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dengan menggunakan pendekatan CAMELS pada data penelitian yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dimana bank memiliki beberapa fungsi, salah satunya adalah agent of trust. Agent

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan bank syariah dalam sistem perbankan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan syariah merupakan institusi yang memberikan pelayanan jasa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB I PENDAHULUAN. Gadai emas walaupun memberikan pendapatan yang tinggi, pembiayaan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

2015 DAMPAK SPIN OFF TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang secara eksplisit menetapkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam UU perbankan No. 10 Tahun 1998 pasal 4 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keuangan syariah. Namun demikian, hingga saat ini market share

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kekurangan dana pada waktu yang ditentukan (Dendawijaya,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UU Nomor 21 Tahun 2008 pasal 1 ayat (7) bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Bank umum syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Perkembangan bank syariah diawali dengan berdirinya bank Muamalat Indonesia pada 1 November 1991 dan resmi beroperasi pada tahun 1992. Semenjak ditetapkannya UU No. 7 tahun 1992 dan diubah menjadi UU No. 10 tahun 1998, bank syariah baru mulai berdiri dan mulai berkembang. Berikut data empiris mengenai perkembangan perbankan syariah di Indonesia pada tahun 2009-2016 dilihat dari jumlah bank dan total aset. Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Bank dan Total Aset Perbankan Syariah Tahun 2009-2016 (dalam Miliar Rupiah) Tahun Jumlah Perbankan Syariah Total Aset Total Jumlah Jumlah Jumlah BUS & UUS BPRS BUS UUS BPRS 2009 6 25 138 Rp 66.090 Rp 2.123 Rp 68.213 2010 11 23 150 Rp 97.519 Rp 2.738 Rp 100.257 2011 11 24 155 Rp 145.467 Rp 3.520 Rp 148.987 2012 11 24 158 Rp 195.018 Rp 4.698 Rp 199.716 2013 11 23 163 Rp 242.276 Rp 5.833 Rp 248.109 2014 12 22 163 Rp 272.343 Rp 6.573 Rp 278.916 2015 12 22 163 Rp 296.262 Rp 7.739 Rp 304.001 2016 13 21 166 Rp 356.504 Rp 9.157 Rp 365.661 Sumber: Statistik Perbankan Syariah 1

Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa dari sisi jumlah bank, pada tahun 2009 terdapat 6 Bank Umum Syariah (BUS), 25 Unit Usaha Syariah (UUS), dan 138 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS), tetapi pada tahun 2016 jumlah BUS bertambah menjadi 13 unit dan BPRS bertambah menjadi 166 unit. Dari sisi total aset, pada tahun 2009 perbankan syariah memiliki total aset sebesar Rp 68,2 Triliun, namun pada tahun 2016 total aset bertambah menjadi Rp 365,6 Triliun. Hal ini merupakan pencapaian prestasi yang membanggakan bagi perbankan syariah di Indonesia, karena pertumbuhan perbankan syariah yang relatif meningkat. Mengingat begitu berkembangnya perbankan syariah di Indonesia, maka Bank Syariah perlu meningkatkan kinerjanya agar tercipta perbankan dengan prinsip syariah yang sehat. Sistem perbankan yang sehat dinilai dari kinerja keuangan bank yang baik. Salah satu indikator utama yang dijadikan dasar penilaian kinerja keuangan adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan. Laporan keuangan merupakan laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu (Sofyan S. Harahap, 2007). Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui tingkat profitabilitas atau tingkat kesehatan suatu perusahaan (Mamduh M. Hanafi & Abdul Halim, 2007). Profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank. Salah satu indikator yang biasa digunakan untuk mengukur tingkat 2

profitabilitas suatu perusahaan adalah Return On Asset (ROA). ROA lebih memfokuskan pada kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan. Sehingga dalam penelitian ini profitabilitas akan diproksikan dengan ROA. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset. Menurut Ahmad Buyung (2009), ada beberapa faktor yang mempengaruhi profitabilitas perbankan syariah, antara lain: Capital Adequacy Ratio (CAR), Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing (NPF) dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO). Maybank Syariah adalah salah satu bank campuran yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah. Pendirian PT Maybank Syariah berawal pada Januari 1995 yaitu beroperasinya bank joint venture Indonesia- Malaysia pertama, PT Bank Maybank Indocorp, yang menawarkan beragam jasa perbankan konvensional termasuk pembiayaan skala besar untuk nasabah korporasi serta komersial. Tahun 2010 menjadi saksi perubahan entitas PT Bank Maybank Indocorp menjadi bank syariah komersial dan berganti nama menjadi PT Maybank Syariah. Berdasarkan persetujuan Bank Indonesia tanggal 23 September 2010, Maybank Syariah memulai kegiatan usaha sebagai bank syariah pada tanggal 1 Oktober 2010. Pemegang saham PT Maybank Syariah adalah Malayan Banking Berhad (99%) dan PT Prosperindo (1%). PT Maybank Syariah bertekad untuk menjadi perusahaan terkemuka dan terpilih di khasanah keuangan 3

(dalam juta rupiah) syariah di Indonesia dan regional. Fokus strategi bisnis Bank meliputi corporate banking serta jasa konsultasi keuangan. Grafik 1.1 Perkembangan Total Aset Maybank Syariah Tahun 2009-2016 Rp3,000,000 Rp2,500,000 Rp2,000,000 Rp1,500,000 Rp1,692,959 Rp1,410,475 Rp1,305,721 Rp2,062,552 Rp2,299,971 Rp2,449,723 Rp1,743,439 Rp1,370,101 Rp1,000,000 Rp500,000 Rp- 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Tahun Sumber: Laporan Keuangan Maybank Syariah diolah Berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa total aset Maybank Syariah cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2009-2014 total aset Maybank Syariah mengalami peningkatan, akan tetapi pada tahun 2015-2016 mengalami penurunan. Perkembangan total aset yang cenderung meningkat ini tidak diikuti dengan pertumbuhan total aset yang meningkat juga. 4

Tabel 1.2 Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah Tahun 2010-2016 No. Nama Bank Pertumbuhan Aset (dalam %) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Perbankan Syariah 46,98% 48,61% 34,05% 24,23% 12,42% 8.99% 20,28% 1 Bank Aceh Syariah -6,33% 6,92% 3,31% 13,07% 7,38% 13.53% 0,91% 2 Bank Muamalat Indonesia 33,52% 51,77% 38,10% 21,94% 14,17% -8.44% -2,42% 3 Bank Victoria Syariah - 91,07% 45,95% 41,20% 8,77% -4.17% 17,84% 4 Bank BRI Syariah 115,73% 63,36% 25,79% 23,51% 16,90% 19.12% 14,27% 5 Bank Jabar Banten Syariah - 47,62% 50,05% 9,82% 29,78% 5.68% 15,56% 6 Bank BNI Syariah 33,24% 32,41% 25,74% 38,17% 32,53% 17.97% 23,13% 7 Bank Syariah Mandiri 47,40% 49,84% 11,42% 17,95% 4,67% 5.10% 12,03% 8 Bank Mega - 5,84% 19,99% 46,71% 11,74% Syariah 22,79% -21.06% 10,92% 9 Bank Panin Syariah 184,47% 121,83% 110,24% 89,70% 53,18% 14.93% 22,75% 10 Bank Syariah Bukopin 11,09% 24,49% 32,45% 20,11% 18,83% 12,90% 20,75% 11 Bank BCA Syariah 11,91% 39,24% 31,64% 27,40% 46,69% 45,26% 14,85% 12 Bank Maybank Syariah 8,05% 20,00% 21,87% 11,49% 6,52% -28,83% -21,40% 13 BTPN Syariah - 135,42% 177,29% 103,72% 97,39% 37,28% 41,13% Sumber: Publikasi BI diolah Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Maybank Syariah memiliki pertumbuhan aset yang terendah dibandingkan dengan bank umum syariah lainnya. Pada tahun 2010 dan 2011 pertumbuhan aset Maybank Syariah mengalami kenaikan, akan tetapi pada tahun 2012 hingga tahun 2016 mengalami penurunan bahkan mencapai angka pertumbuhan yang negatif. 5

Grafik 1.2 Trend Pertumbuhan Total Aset Maybank Syariah Tahun 2010-2016 30.00% 20.00% 20.00% 21.87% 10.00% 0.00% -10.00% 11.49% 8.05% 6.52% 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016-20.00% -30.00% -28.83% -21.40% -40.00% Sumber: Publikasi BI diolah Berdasarkan grafik 1.2 di atas dapat diketahui bahwa pertumbuhan aset Maybank Syariah dari tahun 2010-2016 cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2012 pertumbuhan aset Maybank Syariah menurun bahkan sampai menghasilkan pertumbuhan aset yang negatif. Pada tahun 2016 pertumbuhan aset meningkat sebesar 7,43 akan tetapi masih menghasilkan angka negatif. Kondisi rasio keuangan yang terdiri dari CAR, FDR, NPF, dan profitabilitas (ROA) yang diperoleh Maybank Syariah selama tahun 2009-2016 ditunjukkan pada tabel berikut: 6

RASIO Tabel 1.3 Perkembangan Rasio Keuangan Maybank Syariah Periode 2009-2016 (%) Tahun 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Ratarata Ratarata Nasional CAR 127,05 124,43 73,44 63,89 59,41 52,13 38,40 55,06 74,23 29,68 FDR 199,51 172,26 289,20 197,70 152,87 157,77 110,54 134,73 176,82 95,29 NPF 0,74 0,00 0,00 2,49 2,69 5,04 35,15 43,99 11,26 3,74 BOPO 28,19 34,73 55,18 53,77 67,79 69,60 192,60 160,28 82,77 89,64 ROA 5,76 4,48 3,57 2,88 2,87 3,61-20,13-9,51-0,81 1,08 Sumber : Publikasi BI diolah Berdasarkan data di atas menunjukkan perkembangan rasio CAR pada Maybank Syariah dari tahun 2009 hingga tahun 2016 cenderung menurun, ratarata CAR sebesar 74,23% angka tersebut cukup besar jika dibandingkan dengan rata-rata nasional sebesar 29,68%. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, bank yang sehat harus memiliki CAR minimal 8%, dalam hal ini perkembangan CAR pada Maybank Syariah sudah memenuhi ketentuan, akan tetapi masih berada di atas rata-rata nasional. Perkembangan rasio FDR Maybank Syariah tahun 2009-2016 cenderung menurun, dengan rata-rata sebesar 176,82% lebih besar jika dibandingkan dengan rata-rata nasional sebesar 95,29%, sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana dalam keadaan baik karena berada di atas rata-rata nasional. Perkembangan NPF Maybank Syariah tahun 2009-2016 mengalami peningkatan, dengan rata-rata sebesar 11,26%, angka tersebut sangat besar jika dibandingkan dengan rata-rata nasional sebesar 3,74%. Berdasarkan peraturan BI 7

Nomor 10/PBI/2004 menetapkan bahwa rasio NPL maksimum sebesar 5%, dalam hal ini perkembangan NPF pada Maybank Syariah melebihi batas ketentuan Bank Indonesia dan rata-rata nasional. Perkembangan rasio BOPO pada Maybank Syariah tahun 2009-2016 cenderung meningkat dengan rata-rata sebesar 82,77%, lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata nasional sebesar 89,64% dan ketentuan Bank Indonesia, hal ini menunjukkan bahwa tingkat efisiensi Maybank Syariah dalam melakukan kegiatan operasionalnya dalam keadaan baik. Grafik 1.3 Perkembangan ROA Maybank Syariah Tahun 2009-2016 (%) 10.00 5.00 0.00-5.00-10.00 5.76 4.48 3.57 2.88 2.87 3.61 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016-9.51-15.00-20.00-20.13-25.00 Tahun Sumber: Laporan keuangan Bank Maybank Syariah, diolah Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa perkembangan ROA pada Maybank Syariah tahun 2009-2016 cenderung menurun. Dari tabel 1.3 dapat dilihat bahwa rata-rata ROA tahun 2009-2016 sebesar -0,81% lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata nasional sebesar 1,08%. Berdasarkan data di atas, ROA Maybank Syariah dari tahun 2009-2016 terus mengalami penurunan 8

meskipun di tahun 2015 sempat mengalami kenaikan, akan tetapi tetap menghasilkan angka yang negatif, hal ini menunjukkan bahwa laba yang diperoleh Maybank Syariah masih rendah. Berdasarkan kondisi rasio keuangan tersebut menunjukkan bahwa CAR dan FDR mengalami penurunan dengan diikuti ROA yang menurun juga, hal ini menunjukkan bahwa semakin rendah CAR dan FDR maka ROA akan semakin rendah, sedangkan NPF dan BOPO mengalami peningkatan dengan tidak diikuti ROA yang meningkat juga, hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi NPF dan BOPO maka ROA akan semakin rendah. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh CAR, NPF, FDR, dan BOPO Terhadap Profitabilitas Pada Maybank Syariah Tahun 2009-2016 1.2 Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh CAR, NPF, FDR, dan BOPO terhadap profitabilitas Maybank Syariah yang diukur dengan ROA pada periode tahun 2009-2016. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pengaruh CAR terhadap ROA pada Maybank Syariah? 2. Bagaimanakah pengaruh FDR terhadap ROA pada Maybank Syariah? 9

3. Bagaimanakah pengaruh NPF terhadap ROA pada Maybank Syariah? 4. Bagaimanakah pengaruh BOPO terhadap ROA pada Maybank Syariah? 1.3 Tujuan Penelitian Sehubungan dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan dalam penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh CAR terhadap Profitabilitas (ROA) pada Maybank Syariah 2. Untuk mengetahui pengaruh FDR terhadap Profitabilitas (ROA) pada Maybank Syariah 3. Untuk mengetahui pengaruh NPF terhadap Profitabilitas (ROA) pada Maybank Syariah 4. Untuk mengetahui pengaruh BOPO terhadap Profitabilitas (ROA) pada Maybank Syariah 1.4 Manfaat Penelitian Dengan melakukan penelitian ini, maka manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut : 1. Bagi Penulis Diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman mengenai pengaruh rasio CAR, NPF, FDR, dan BOPO terhadap profitabilitas pada Maybank Syariah 10

2. Bagi Pembaca Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan atau pengetahuan mengenai kinerja keuangan perbankan syariah 3. Bagi Bank Bagi pihak bank dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan dan meningkatkan profitabilitas. 1.5 Kerangka Pemikiran Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Endang Nugraheni (2014) tentang Analisis Pengaruh CAR, FDR, BOPO, dan NPF terhadap ROA pada Bank Syariah Mandiri, terdapat empat faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank syariah di Indonesia yaitu CAR, FDR, BOPO, NPF. Hasil penelitian tersebut adalah CAR berpengaruh signifikan positif terhadap ROA, sedangkan FDR, BOPO, dan NPF berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA. Penelitian oleh Ridhlo Ilham Putra (2015) tentang Analisis Pengaruh CAR, FDR, NPF, BOPO, dan Size terhadap Profitabilitas pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode 2011-2014, menghasilkan CAR, BOPO, dan Size berpengaruh negatif dan signifikan, sedangkan FDR dan NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui serta menganalisis profitabilitas perbankan dengan menggunakan alat analisis yaitu CAR, NPF, FDR, dan BOPO periode 2009-2016 serta menggunakan indikator profitabilitas yaitu ROA. Berikut 11

adalah gambar kerangka pemikiran yang menjadi pedoman dalam penelitian yang dilakukan. Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran CAR (X1) NPF (X2) FDR (X3) ROA (Y) BOPO (X4) Sumber: berdasarkan tinjauan teoritis dan berbagai studi literature 12