BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Dalam tesis ini penulis berusaha untuk memberikan gambaran dari hasil keseluruhan penelitian yang dilakukan dalam penyelesaian masalah pokok yang dibahas, yaitu pengaruh tingkat inflasi Indonesia, tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia, dan tingkat nilai tukar rupiah yang diwakili oleh nilai tukar rupiah terhadap USD dengan melakukan pengujian statistik. Dengan menggunakan korelasi Pearson untuk mengetahui seberapa kuat hubungan tersebut dan juga penggunaan regresi berganda menentukan pengaruh dari variabel independent terhadap varabel dependent. Penelitian ini menggunakan data variabel Nilai Aktiva Bersih (NAB) Index Harga Saham Gabungan (IHSG) periode januari 2005 sampai oktober 2008 dengan unit data bulanan yaitu sebanyak 47 data bulanan. Selain itu juga menggunakan data inflasi bulanan periode januari 2005 sampai oktober 2008 dan data nilai tukar rupiah terhadap usd periode januari 2005 sampai oktober 2008. Pengambilan periode data diseusaikan dengan periode tingkat inflasi dalam bulanan. Data inflasi ini diperoleh dari data badan pusat statistik. Data nilai tukar rupiah terhadap dolar amerika (USD) dan data tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 1 bulan diperoleh dari data yang disediakan oleh perpustakaan riset Bank Indonesia. 25
Penulisan Tesis Perumusan dan pembatasan masalah Penentuan model dan metode analisis Penentuan Variabel Pengumpulan Data Penentuan Sampel periode Januari 2005 Mei 2008 Korelasi Pealson Regresi Berganda Uji Hipotesis SIGNIFIKAN TIDAK Dikeluarkan / ditolak YA Pembahasan Analisis Penarikan Kesimpulan dan Saran SELESAI 3.1 Diagram Penelitian 26
3.2 Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini digunakan studi inferential statistik dimana seluruh data yang dipergunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian, tulisan-tulisan, bahan kuliah, buku-buku, internet, artikel-artikel dari pusat riset. Data data tersebut selanjutnya akan diolah menjadi informasi yang akan digunakan dalam penelitian ini. Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah : 1. Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar amerika (USD) Data nilai kurs yang digunakan dalam penelitian merupakan data kurs tengah bulanan. Data yang digunakan adalah data periode Januari 2005 Oktober 2008. 2. Tingkat Inflasi Data tingkat inflasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tingkat inflasi bulanan Indonesia berdasarkan data statistik BPS periode Januari 2005 Oktober 2008. 3. Tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Data tingkat suku bunga SBI yang digunakan adalah tingkat suku bunga untuk periode 1 bulan pada periode Januari 2005 Oktober 2008 yang diperoleh dari data statistik Bank Indonesia. 27
4. NAB harian dari Index Harga saham Gabungan (IHSG) NAB harian IHSG yang digunakan dalam penelitian ini adalah data NAB dari Bapepam pada priode Januari 2005 Oktober 2008. 3.3 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan meliputi : a. Metode penelitian kepustakaan Dilakukan dengan membaca buku-buku dan artikel-artikel dan mengambil data-data yang menunjang untuk kepentingan landasan teori dalam mendukung analisis yang dilakukan. b. Metode analisis Analisis data merupakan hal yang penting dalam melakukan penelitian, karena dengan melakukan analisis, data dapat diberi arti yang bermanfaat untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Analisis dilakukan melalui empat tahapan, yaitu : 1. Pengumpulan data Nilai Aktiva Bersih (NAB) dari Index Harga Saham Gabungan (IHSG). Data-data yang diperlukan antara lain data pergerakan NAB dari IHSG harian selama periode Januari 2005 Oktober 2008. 28
2. Pengumpulan data tingkat inflasi bulanan selama periode Januari 2005 Oktober 2008. 3. Pengumpulan data suku bunga Sertifikat Bank Indonesia bulanan selama periode Januari 2005 Oktober 2008. 4. Pengumpulan data nilai tukar rupiah terhadap dolar amerika (USD) selama periode Januari 2005 Oktober 2008. 3.4 Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : NAB Index Harga Saham Gabungan Nilai tukar rupiah terhadap dolar amerika (USD) Tingkat suku bunga SBI 1 bulan Tingkat inflasi Data yang digunakan adalah : NAB Index Harga Saham Gabungan periode Januari 2005 Oktober 2008. Nilai tukar rupiah terhadap dolar amerika (USD) selama periode Januari 2005 Oktober 2008. Tingkat suku bunga SBI 1 bulan selama periode Januari 2005 Oktober 2008. Tingkat inflasi selama periode Januari 2005 Oktober 2008. 29
3.5 Teknik Pengolahan Data Setelah data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan maka kegiatan selanjutnya adalah melakukan pengolahan data yaitu dengan computing. Untuk menganalisis data kuantitatif yang diperoleh maka rumus yang digunakan adalah : 3.6 Model dan Metode Analisis Analisis data yang digunakan adalah metode statistik dengan analisis korelasi dan regresi berganda. Analisis regresi digunakan untuk menaksir harga variabel Y berdasarkan harga variabel X yang diketahui serta ditaksir perubahan variabel Y untuk setiap satuan perubahan bariabel X. Analisa regresi dilakukan 30
untuk melihat keeratan hubungan antara satu atau beberapa variabel independen dengan satu variabel dependent. Dalam analisis regresi ada empat hal pokok yang harus dilakukan yaitu : 1. Mengadakan estimasi terhadap parameter berdasarkan data empiris 2. Menguji apakah estimasi parameter tersebut signifikan atau tidak. 3. Melihat apakah estimasi parameter cocok dengan teori. 3.6.1 Hipotesis Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu keputusan, yaitu keputusan menerima atau menolak hipotesis ini. Hipotesis yang akan digunakan untuk uji korelasi adalah : Hipotesis 1a : H0 : tidak ada hubungan antara nilai tukar rupiah terhadap dolar dengan pergerakan Index Harga Saham Gabungan (IHSG). H1 : ada hubungan antara nilai tukar rupiah terhadap dolar dengan pergerakan Index Harga Saham Gabungan (IHSG). Hipotesis 1b : H0 : tidak ada hubungan antara tingkat suku bunga SBI 1 bulan dengan pergerakan Index Harga Saham Gabungan (IHSG). H1 : ada hubungan antara tingkat suku bunga SBI 1 bulan dengan pergerakan Index Harga Saham Gabungan (IHSG). 31
Hipotesis 1c : H0 : tidak ada hubungan antara tingkat inflasi dengan pergerakan Index Harga Saham Gabungan. H1 : ada hubungan antara tingkat inflasi dengan pergerakan Index Harga Saham Gabungan. Hipotesis yang digunakan untuk uji regresi adalah : Hipotesis 2a : H0 : tidak ada pengaruh antara nilai tukar rupiah terhadap dolar dengan pergerakan Index Harga Saham Gabungan (IHSG). H1 : ada pengaruh antara nilai tukar rupiah terhadap dolar dengan pergerakan Index Harga Saham Gabungan (IHSG). Hipotesis 2b : H0 : tidak ada pengaruh antara tingkat suku bunga SBI 1 bulan dengan pergerakan Index Harga Saham Gabungan (IHSG). H1 : ada pengaruh antara tingkat suku bunga SBI 1 bulan dengan pergerakan Index Harga Saham Gabungan (IHSG). Hipotesis 2c : H0 : tidak ada pengaruh antara tingkat inflasi dengan pergerakan Index Harga Saham Gabungan. 32
H1 : ada pengaruh antara tingkat inflasi dengan pergerakan Index Harga Saham Gabungan. 3.6.2 Koefisien Korelasi Analisis korelasi (correlation) digunakan untuk mengetahui sifat hubungan antara kedua variabel, apakah memiliki nilai positif ataupun negative. Nilai korelasi berkisar antara minus 1 (-1) hingga 1, berarti terdapat hubungan yang negative antara variabel X dan variabel Y. Jadi apabila nilai variabel X naik sebesar 5% maka nilai variabel Y turun sebesar 5%. Hubungan ini disebut hubungan negative sempurna. Jika variabel X dan variabel Y memiliki korelasi sebesar 0, berarti sama sekali tidak ada hubungan antara nilai variabel X dan variabel Y. Selanjutnya apabila nilai korelasi sebesar 1, maka kenaikan variabel X akan diikuti pula oleh kenaikan variabel Y dalam porsi yang sama. Hubungan ini disebut hubungan positif sempurna. Nilai korelasi tidak selalu -1, 0, 1. Apabila kita melihat nilai absolutnya, maka hal tersebut menandakan kuatlemahnya hubungan antara variabel tersebut. Sedangkan plus dan minus dari korelasi menandakan hubungan positif/searah dan negative/berlawanan. Secara lebih jelas derajat korelasi antara X dan Y ditunjukan sebagai berikut : Jika r = 0 atau mendekati maka korelasi variabel lemah atau tidak ada korelasi Jika r = -1 atau mendekati maka korelasi variabel sangat kuat dan negative 33
Jika r = 1 atau mendekati maka korelasi sangat kuat dan positif. 3.6.3 Regresi Berganda Analisis regresi berganda ini digunakan oleh peneliti karena tujuan penelitian adalah untuk meramalkan seberapa jauh pengaruh dari variabelvariabel independen terhadap variabel dependennya. Regresi berganda ini digunakan karena terdapat lebih dari satu variabel independen, yaitu : tingkat inflasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar, dan tingkat suku bunga SBI. Y1 = β0 + β1x1 + β2x2 + β3x3 + Dimana : Yi adalah variabel dependen : Y1 = tingkat pengembalian Index Harga Saham Gabungan Xj adalah variabel independen : X1 = nilai tukar rupiah terhadap dolar X2 = tingkat suku bunga SBI X3 = tingkat inflasi β0 = intersep βj = koefisien regresi (slop dari garis regresi) yang mengukur besarnya pengaruh Xj terhadap Y kalau Xj naik 1 unit dan variabel-variabel X lainnya tetap. = gangguan (error) 34
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi dan regresi berganda untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara beberapa variabel independen X (X1, X2, X3) secara serentak terhadap variabel dependen Y dengan menggunakan koefisien berganda. 3.6.4 Uji Multikolinieritas Salah satu masalah penting dalam penggunaan analisis regresi berganda adalah kemungkinan kolinieritas dari variabel-variabel indepeden yang ada. Kondisi ini mengacu pada situasi dimana satu atau lebih variabel independen yang ada berkorelasi dengan tinggi dengan variabel independen lainnya sehingga variabel independen dapat menjelaskan dengan lebih pasti bagi variabel dependennya. Metode yang digunakan untuk mengukur kolinieritas ini adalah menggunakan variance inflationary factor (VIF) untuk setiap variabel independen yang ada. Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas bisa dilihat pada : a. Besaran VIF dan tolerance Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinieritas adalah : Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 Mempunyai angka tolerance mendekati 1 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut tidak terdapat problem multikolinieritas 35
b. Besaran korelasi antara variabel independen Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinieritas adalah: Koefisien korelasi antara variabel independen haruslah lemad dibawah 0,5. Jika kuat maka terjadi problem multikolinieritas. 3.6.5 Uji Autokorelasi Autokorelasi merupakan kondisi dimana kesalahan/gangguan (varian e) saling berkorelasi dan hal ini terjadi apabila terdapat hubungan yang signifikan antara dua data yang berdekatan. Kenyataan yang diharapkan adalah autokorelasi itu tak ada. Adanya korelasi mengakibatkan estimatornya menjadi konsisten, tidak bias, tetapi tidak efisien karena interval estimasinya akan melebar sehingga daya prediksinya menjadi underestimate dan selanjutnya akan menjadikan F yang diperoleh tidak valid. Keberadaan autokorelasi dapat diidentifikasikan melalui analisis korelasi dengan menggunakan metode grafik atau secara statistik dikenal dengan statistik dari Durbin-Watson. Untuk diambil patokan untuk pengujian besaran Durbin-Watson adalah : Angka D-W dibawah -2 berarti ada korelasi positif. Angka D-W antara -2 dan +2 berarti tidak ada autokorelasi. Angka D-W diatas 2 berarti ada korelasi negative. 3.6.6 Uji Heterokedastisitas Pengujian ini akan terjadi bila varian e (error/gangguan) tidak mempunyai penyebaran yang sama, sehingga model yang sudah dibuat menjadi kurang 36
efisien. Asumsi yang diharapkan untuk terpenuhi dalam kenyataan adalah bahwa variasi error peramalannya homogeny bukan heterogen. Untuk menguji keberadaannya dapat dilakukan pengujian rank korelasi populasi adalah nol dan N>8, tingkat signifikan dari sampel dapat diuji dengan pengujian T. 3.6.7 Uji F Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah regresi yang diperoleh berdasarkan penelitian memiliki arti bila digunakan dalam penarikan kesimpulan mengenai hubungan sejumlah variabel yang dipelajari. Untuk menguji kebeartian regresi linier berganda dilakukan dengan membandingkan nilai F-hitung dengan F-tabel. Hipotesis : H0 : β = 0 Tidak ada pengaruh antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. H1 : β 0 Ada pengaruh antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Pengujian statistik dengan criteria sebagai berikut : Bila F-hitung > F-tabel yang diperoleh dati tabel distribusi F dengan taraf signifikan 5% maka H0 ditolak. Bila F-hitung < F-tabel yang diperoleh dari tabel distribusi F dengan taraf signifikan 5% maka H0 diterima. Jika H0 ditolak, berarti minimal ada satu βi 0. Untuk mengetahui βi mana yang 0, maka dilanjutkan dengan uji-t. 37
3.6.8 Uji T Untuk menguji hipotesis ada atau tidaknya pengaruh variabel independen secara parsial terhadap return saham maka digunakan pengujian t, yaitu dengan membandingkan signifikansi t-hitung dan signifikansi t-tabel dengan tingkat kepercayaan 95% (α=5%). Jika p < 0,01 berarti variabel independen tersebut berpengaruh sangat signifikan terhadap tingkat pergerakan Index Harga Saham Gabungan (IHSG). Jika p < 0,05 maka variabel penjelas tersebut berpengaruh signifikan terhadap tingkat pergerakan Index Harga Saham Gabungan (IHSG). Jika p > 0,05 maka variabel independen tersebut berpengaruh tidak signifikan terhadap pergerakan Index Harga Saham Gabungan (IHSG). 38