BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel bebas (X): Self Management. 2. Variabel tergantung (Y): Kemandirian belajar (kriterium).

BAB V HASIL PENELITIAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI... iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... iv PERSEMBAHAN...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dijadikan sebagai sampel penelitian. sampel penelitian ini, dalam salah satu aspek prososial yaitu sharing,

PENGARUH KONSENTRASI BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA MUHAMMADIYAH 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. persiapan penelitian, hasil uji coba instrument.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. lain yang harus dilakukan yaitu: yang akan dicapai.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. apabila P > 0,05 dan diperoleh hasil sebagai berikut:

ABSTRAK. Kata Kunci: pemilihan kompetensi keahlian akuntansi, persepsi peluang kerja, dukungan orang tua ISSN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Semarang. Sekolah ini beralamat di Jalan Sentro Jambu. Jumlah kelas keseluruhan

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Proses Pelaksanaan Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Negeri 2 Tarik Sidoarjo. Jumlah dalam penelitian ini sebanyak 67 subjek.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa

BAB III METODE PENELITIAN. signifikansi hubungan antara variabel yang diteliti. 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand image dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi. Diajukan oleh: DEWI TRI UTAMI A

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai gambaran umum subjek, hasil

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. lokasi penelitian pada tanggal 21 maret 2011 dalam rangka untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berada di Fakultas Psikologi dan Kesehatan dan Fakultas Ekonomi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Adapun variabel yang dimaksud, sebagai berikut: : Stereotip daya tarik fisik dan kesepian

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA REMAJA. Skripsi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 Metode Penelitian

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

PERILAKU PROSOSIAL MAHASISWA DITINJAU DARI EMPATI DAN DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA SKRIPSI. Oleh : BIMA SPICA

BAB V PEMBAHASAN. 1) Prokrastinasi Akademik. Kolmogorov Smirnov Z dengan bantuan Statistcal. Packages for Social Sciences (SPSS) Release 16.0.

Artikel Publikasi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini tidak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah MA Darussalam Agung Kota Malang. mengembangkan pendidikan di Kedungkandang didirikanlah Madrasah

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan

PENGARUH MINAT DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP. Tri Astuti Arigiyati

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD N PANDANSARI WARUNGASEM BATANG TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB IV PEMBAHASAN. berdasarkan usia dan Masa bekerja. Gambaran sampel penelitian dapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ampel Surabaya semester 1, 3, 5, dan 7. Berikut ini adalah gambaran umum

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. melakukan berbagai persiapan, diantaranya:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Bebas : Keharmonisan Keluarga. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdahulu mengenai self-esteem dan kecenderungan kesepian

Diajukan Oleh: WAHYU DHATUN HIDAYATI A

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN. mengenai gambaran sampel berdasarkan usia, intensitas membeli dan jenis. a. Pengelompokan Subyek Berdasarkan Usia

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. Suatu desain penelitian menyatakan struktur masalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai upaya penggambaran proses perjalanan dalam penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Yogyakarta angkatan 2015 yang berjenis kelamin laki-laki dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. beralamat di Jl.Patua No.26 Surabaya. Kemudian sejak tahun 1973 pindah

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. (dependent variabel) dan variabel bebas (independent variabel).

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

HUBUNGAN PERSEPSI TERHADAP ARTI CINTA DAN PENDIDIKAN SEKS DENGAN SIKAP TERHADAP HUBUNGAN SEKS PRANIKAH PADA REMAJA SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang difokuskan pada kajian

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

MOTIVASI SISWA MELANJUTKAN STUDI PERGURUAN TINGGI DITINJAU DARI SOSIAL EKONOMI ORANGTUA DAN PELUANG KESEMPATAN KERJA PADA SISWA

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 1998).

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Proses Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Online shop atau Toko online adalah sebuah toko yang menjual barang-barang

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Boyolali yang beralamat di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang telah peneliti lakukan menunjukkan bahwa di sekolah tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Magelang terletak di tengah-tengah Kabupaten Magelang,

BAB III METODE PENELITIAN. informasi-informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN PERILAKU MENCONTEK PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI BADRAN NO. 123 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi. Diajukan Oleh : TRI WAHYUNI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui penyebaran angket adalah melakukan perhitungan menggunakan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ARTIKEL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memenuhi derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 8 Tabel Subjek penelitian berdasarkan kelas

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis ini bertempat di sebuah sekolah menengah tingkat atas yang bernama SMAN 2 Jombang. SMAN 2 Jombang ini beralamatkan di Jalan Dr. Wahidin Sudiro Husodo No.1 Jombang dan berdiri pada tahun 1961 dengan nama SMA Negeri Jombang. SMA ini bertempat di dua lokasi untuk kelas X dan XII bertempat di STIKES sedangkan kelas XI nya di SMAN 1 Jombang. Karena merupakan satu-satunya Sekolah Menengah di Jombang, menteri Pendidikan Kebudayaan sesuai dengan SK no.0236/0/1973 memutuskan untuk mengganti namanya menjadi Sekolah Menengah Pembangunan Persiapan (SMPP). SMPP ini merupakan sekolah terbaik, sehingga Pemerintah Jombang membangunkan sebuah gedung baru yang sekarang menjadi SMAN 2 Jombang semua murid, baik kelas X, XI, dan XII berada di lokasi yang sama. 62

63 Di SMPP terdapat 2 jurusan yaitu umum dan fokasional. Jurusan umum terbagi lagi menjadi tiga yaitu IPA, IPS dan Bahasa. Siswa yang tergolong pandai, diarahkan masuk jurusan ini dengan harapan dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Sedangkan jurusan fokasional (keterampilan) dibagi menjadi 3 yaitu pertukangan kayu, listrik dan perbengkelan. Siswa yang kurang pandai, diarahkan masuk jurusan ini dengan harapan setelah lulus nanti dapat langsung terjun ke masyarakat. Namun pada kenyataannya, siswa-siswi di SMPP berlomba-lomba untuk masuk ke jurusan umum, sehingga jurusan fokasional sepi peminat. Karena itu SMPP ini menggunakan kurikulum SMA. Pada tahun 1981, pemerintah membuka sekolah baru yang bernama SMA karena banyaknya calon siswa yang mendaftar di SMPP. SMA ini berlokasi di SMA Negeri 1. Kedua sekolah ini masih berhubungan dan dibawahi oleh Kepala Sekolah SMPP yaitu Bpk.Wandi. Pada tahun 1985, tepatnya pada tanggal 23 Nopember, nama SMPP diubah menjadi SMAN 2. Dinamakan SMAN 2 karena SMA pada zaman SMPP itu bernama SMA Negeri 1. Pengubahan nama sekolah tidak semudah mengganti tulisan di kertas. Ada banyak yang harus dilakukan agar nama sekolah tersebut dapat diubah. Misalnya, membuat kop surat dinas, papan nama sekolah, stempel

64 sekolah dan membuat surat pemberitahuan ke instansi-instansi yang sering berhubungan dengan sekolah seperti KPKN, kantor Pos, dll. Karena itulah daripada mengubah nama 2 sekolah lebih baik SMPP saja yang diubah. SMAN 2 Jombang memiliki motto: akhlak mulia jiwaku, ilmu yang bermanfaat amalanku, dan pemimpin bangsa masa depanku. Sekolah ini mempunyai dua puluh tujuh kelas dengan jumlah keseluruhan siswa 846 anak, yaitu 287 siswa duduk di kelas sepuluh, 282 siswa duduk di kelas sebelas dan 277 siswa duduk di kelas duabelas. Masing-masing tingkatan terdiri dari sembilan kelas paralel. Adapun persiapan penelitian dilakukan mulai dari penyusunan alat ukur hingga permohonan izin penelitian dan uji coba alat ukur. a. Penyusunan alat ukur Persiapan penelitian dimulai dengan penyusunan alat ukur. Alat ukur yang dipakai dalam penelitian ini adalah skala. Sesuai dengan tujuan penelitian dan penggunaan metode pengambilan data digunakan tiga buah skala, yaitu skala I (perilaku prososial remaja), skala II (keharmonisan keluarga) dan skala III (dukungan sosial teman sebaya). Mengenai definisi operasional, aspek-aspek, penyusunan butir-butir aitem, pembagian butir dalam favorable dan

65 unfavorable, jumlah aitem dan sebarannya, sebagaimana yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya. b. Permohonan perizinan penelitian Sebelum penelitian dilakukan, penulis terlebih dahulu mengajukan izin secara informal kepada pihak sekolah melalui kepala sekolah. Setelah mendapat izin secara informal, penulis mengajukan surat permohonan izin secara formal kepada pihak Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Surabaya. Surat izin penelitian tersebut disahkan dengan tanda tangan Dekan Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Surabaya tertanggal 28 Maret 2013, Nomor: In. 02/1/TL.01/350/VI/2013. Surat izin penelitian dan proposal penelitian terlampir ditunjukkan kepada Kepala Sekolah SMAN 2 Jombang. Setelah dipelajari oleh Kepala Sekolah SMA tersebut, maka diberilah izin pada penulis untuk mengadakan penelitian serta menentukan waktu penelitian tersebut dapat dilaksanakan. c. Uji coba alat ukur Untuk memenuhi persyaratan alat ukur yang memiliki validitas dan reliabilitas yang baik, maka skala tersebut diujicobakan pada subyek yang telah ditentukan. Uji coba alat ukur dilakukan bersamaan dengan pengambilan data penelitian (metode try out terpakai). Penulis menggunakan metode try out terpakai

66 karena Kepala Sekolah SMAN 2 Jombang hanya memperbolehkan penulis melakukan penelitian satu kali saja. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 21 Mei 2013. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Cluster Random Sampling. Pada pelaksanaannya, skala dibagikan kepada 165 siswa SMAN 2 Jombang. Pembagian skala dilakukan secara langsung kepada subyek dan penulis menunggu di dalam ruang kelas sendirian tanpa ditemani oleh guru pengajar maupun guru BP. Hanya saja, sebelum penulis membagikan skala tersebut terlebih dahulu pertemuan di kelas dibuka oleh salah satu staf sekolah yang telah ditunjuk pihak sekolah sebagai pengantar penulis dalam memasuki tiap kelas yang terpilih menjadi sampel penelitian. Lalu skala dibagikan secara langsung kepada subyek dan penulis menunggu di dalam ruang kelas. Dalam pelaksanaan penelitian ini, semua siswa langsung menyerahkan skala yang telah diisi tersebut pada hari itu juga. d. Pelaksanaan penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan setelah alat ukur tersusun dengan baik lalu dilakukan dengan cara membagikan tiga skala secara bersamaan (skala keharmonisan keluarga, skala dukungan sosial teman sebaya dan skala perilaku prososial) kepada subyek penelitian yang berjumlah 165 siswa kelas 2 SMAN 2 Jombang secara langsung pada tanggal 21 Mei 2013.

67 Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan tehnik Cluster Random Sampling. Pada tehnik ini penempatan sampel diambil dengan cara mengambil empat kelas SMA tersebut kelas XI dari sembilan kelas yang ada secara undian. Pada pelaksanaan penelitian ini penulis hanya melakukan penelitian dalam waktu satu hari saja yaitu pada tanggal 21 Mei 2013. Dalam pelaksanaannya penulis dibantu oleh salah satu staf yang telah ditunjuk oleh pihak sekolah untuk menemani penulis hingga penelitian dapat dilaksanakan. Penulis bersama staf sekolah tersebut masuk ke dalam ruang kelas yang terpilih sebagai subyek penelitian. Kemudian staf sekolah tersebut memberika sedikit penjelasan kepada para siswa lalu memberikan waktu pada penulis. Selanjutnya, penulis mulai memperkenalkan diri, membagikan skala dan menjelaskan petunjuk pengisian skala. Pada saat pengerjaan skala ini, penulis mengawasi semua siswa dengan tetap didampingi oleh staf sekolah tersebut dan setelah semua siswa selesai mengerjakan, penulis mengumpulkan kembali skala tersebut. 2. Deskripsi Hasil Penelitian Uji hipotesis dilakukan setelah uji normalitas dan uji linieritas. Hipotesis diuji dengan menggunakan tehnik Analisis Regresi Linier Ganda Dua Prediktor untuk hipotesis mayor dan tehnik Analisis Korelasi Product Moment untuk hipotesis minor.

68 Adapun hasil uji SPSS dari hipotesis mayor maupun minor adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Ringkasan Hasil Uji Analisis Regresi Linier Ganda dan Analisis Korelasi Product Moment Mean perilaku prososial 83,8970 keharmonisan keluarga 90,7333 dukungan sosial teman sebaya 89,4545 Std. Deviasi perilaku prososial 9,55193 keharmonisan keluarga 12,92810 dukungan sosial teman sebaya 9,99113 Person perilaku prososial keharmonisan keluarga 0,285 Correlation perilaku prososial dukungan sosial teman sebaya 0,441 keharmonisan keluarga dukungan sosial teman sebaya 0,423 Sig. (1 tailed) perilaku prososial keharmonisan keluarga 0,000 perilaku prososial dukungan sosial teman sebaya 0,000 keharmonisan keluarga dukungan sosial teman sebaya 0,000 R Square 0,206 Regression F = 21,045 Sig. = 0,000 Dari hasil uji Analisis Regresi Linier Ganda dan Analisis Korelasi Product Moment di atas dapat diterangkan bahwa nilai mean pada variabel perilaku prososial adalah 83,8970 dengan standart deviasi sebesar 9,55193, untuk variabel keharmonisan keluarga nilai mean 90,7333 dengan standart deviasi sebesar 12,92810 dan variabel dukungan sosial teman sebaya nilai mean sebesar 89,4545 dengan standart deviasi sebesar 9,99113.

69 Adapun angka korelasi antara variabel perilaku prososial dan keharmonisan keluarga sebesar 0,285 dengan nilai signifikansi 0,000. Lalu antara variabel perilaku prososial dan dukungan sosial teman sebaya sebesar 0,441 dengan nilai signifikansi 0,000. Kemudian antara variabel keharmonisan keluarga dan dukungan sosial teman sebaya, angka korelasinya sebesar 0,423 dengan nilai signifikansi 0,000. Pada penelitian ini diperoleh angka R Square (koefisien determinansi) sebesar 0,206. Dan diperoleh nilai F hitung sebesar 21,045 serta nilai signifikansi 0,000. Demikian hasil yang diperoleh dari dua uji SPSS yang dipergunakan untuk menguji hipotesis penelitian. B. Pengujian Hipotesis Setelah data yang diambil dari subyek berhasil dikumpulkan dan melewati tahap-tahap uji validitas-reliabilitas, dua uji prasyarat yaitu normalitas dan linieritas, maka tahap selanjutnya yang harus dilewati adalah menguji hipotesis penelitian. Pengujian ini juga menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Science) for Windows release 11,5. Hipotesis diuji dengan menggunakan tehnik Analisis Regresi Linier Ganda Dua Prediktor untuk hipotesis mayor dan tehnik Analisis Korelasi Product Moment untuk hipotesis minor. 1. Uji hipotesis mayor

70 Terdapat solusi hipotesis mayor yang digunakan sebagai pedoman dalam pengujian: Ho: Tidak ada hubungan antara keharmonisan keluarga dan dukungan sosial teman sebaya dengan perilaku prososial remaja. Ha: Ada hubungan antara keharmonisan keluarga dan dukungan sosial teman sebaya dengan perilaku prososial remaja. Hasil uji hipotesis mayor diperoleh F hitung = 21,045 dan tingkat signifikansi 0,000. Dengan membandingkan taraf signifikansi (p-value) dengan galatnya. i. Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima ii. Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak Berdasarkan harga signifikansi 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak artinya ada hubungan yang signifikan antara keharmonisan keluarga dan dukungan sosial teman sebaya dengan perilaku prososial remaja. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis mayor (utama) diterima, yaitu ada hubungan antara keharmonisan keluarga dan dukungan sosial teman sebaya dengan perilaku prososial remaja. 2. Uji hipotesis minor a. Hasil uji hipotesis minor pertama Terdapat solusi hipotesis mayor yang digunakan sebagai pedoman dalam pengujian: Ho: Tidak ada hubungan antara keharmonisan keluarga dengan perilaku prososial remaja.

71 Ha: Ada hubungan antara keharmonisan keluarga dengan perilaku prososial remaja. Hasil hipotesis minor pertama diperoleh harga koefisien korelasi ( ) sebesar 0,285 dengan signifikansi sebesar 0,000. Dengan membandingkan taraf signifikansi (p-value) dengan galatnya. i. Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima ii. Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak Berdasarkan harga signifikansi 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak artinya ada hubungan yang signifikan antara keharmonisan keluarga dengan perilaku prososial remaja. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis minor pertama diterima, yaitu ada hubungan antara keharmonisan keluarga dengan perilaku prososial remaja. b. Hasil uji hipotesis minor kedua Terdapat solusi hipotesis mayor yang digunakan sebagai pedoman dalam pengujian: Ho: Tidak ada hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan perilaku prososial remaja. Ha: Ada hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan perilaku prososial remaja. Hasil hipotesis minor kedua diperoleh harga koefisien korelasi ( ) sebesar 0,441 dengan signifikansi sebesar 0,000. Dengan membandingkan taraf signifikansi (p-value) dengan galatnya. i. Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima

72 ii. Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak Berdasarkan harga signifikansi 0,000 < 0,05 maka Ho ditolak artinya ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial teman sebaya dengan perilaku prososial remaja. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis minor kedua diterima, yaitu ada hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan perilaku prososial remaja. C. Pembahasan Hasil penelitian yang telah diuji dengan menggunakan tehnik Analisis Regresi Linier Ganda Dua Prediktor diperoleh F hitung = 21,045 dan tingkat signifikansi 0,000 dengan taraf signifikansi atau p < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis mayor diterima, yaitu ada hubungan antara keharmonisan keluarga dan dukungan sosial teman sebaya dengan perilaku prososial remaja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara keharmonisan keluarga dan dukungan sosial teman sebaya dengan perilaku prososial remaja. Di mana hal tersebut sesuai dengan pendapat Bar-Tal (dalam Mahmud, 2003: 3) yang mengatakan bahwa para psikolog menggunakan teori belajar sosial dalam mempelajari tingkah laku prososial, yaitu melalui prinsip-prinsip modelling dan reinforcement. Modelling adalah proses proses saat remaja belajar tingkah laku, khususnya tingkah laku prososial dengan mengamati dan meniru tingkah

73 laku orang lain. Sedangkan reinforcement adalah proses penguatan yang bertujuan untuk memperkuat tingkah laku prososial. Ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam perilaku prososial remaja, salah satu faktor yang berpengaruh adalah faktor karakteristik seseorang (kepribadian). Keharmonisan keluarga merupakan salah satu faktor yang termasuk dalam faktor karakteristik seseorang (kepribadian). Yatim (dalam Irwanto, 1986: 72) mengatakan bahwa keluarga sebagai unit masyarakat terkecil dan merupakan ladang asal mula tumbuh kembangnya individu. Hal ini berarti apa yang didapatkan remaja di dalam keluarga akan dibawa di dalam lingkungan sosialnya, yaitu dalam masyarakat. Bagaimanapun juga keluarga merupakan bagian terkecil dalam masyarakat. Besarnya sumbangan keharmonisan keluarga dan dukungan sosial teman sebaya terhadap perilaku prososial remaja tampak pada koefisiensi determinansi (R Square) sebesar 0,206 yang berarti 20,6% perilaku prososial remaja ditentukan oleh faktor keharmonisan keluarga dan dukungan sosial teman sebaya. Adapun sisanya sebesar 79,4% berasal dari faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhi adanya perilaku prososial tersebut. Faktor-faktor yang dimaksud adalah faktor situasi, faktor karakteristik penolong, faktor orang yang membutuhkan pertolongan. Selain itu, juga terdapat faktor self-again, faktor personal values and norms, serta faktor empathy.

74 Ketidak-harmonisan suatu keluarga mempunyai pengaruhpengaruh negatif terhadap perkembangan sosial anak, antara lain seperti beberapa penelitian berikut. R. Stury (dalam Gerungan, 2002: 185) melaporkan bahwa 63% dari anak nakal dalam suatu lembaga pendidikan anak-anak delinkuen berasal dari keluarga-keluarga yang tidak harmonis. Dukungan sosial teman sebaya juga termasuk salah satu faktor yang berpengaruh dalam pembentukan perilaku prososial remaja. Dukungan sosial teman sebaya termasuk dalam faktor situasi (kehadiran orang lain). Teman sebaya merupakan faktor penting dalam kehidupan remaja, karena remaja menganggap bahwa teman-teman lebih dapat memahami keinginannya. Oleh sebab itu, remaja ingin menghabiskan waktu dengan teman-temannya sebagai kelompok (Hurlock, 1994: 231). Pengujian terhadap hipotesis minor pertama dengan menggunakan tehnik Analisis Korelasi Product Moment diperoleh harga koefisien korelasi ( ) sebesar 0,285 dan signifikansi sebesar 0,000 dengan p < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis minor pertama diterima, yaitu ada hubungan antara keharmonisan keluarga dengan perilaku prososial remaja. Besarnya koefisien determinansi yang dapat diberikan variabel keharmonisan keluarga dalam memprediksi perilaku prososial remaja adalah sebesar 0,081 atau 8,1%. Meskipun angka sumbangan terhadap perilaku prososial bisa dikatakan kecil, namun tetap tidak bisa dikatakan tidak berpengaruh sama sekali.

75 Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara keharmonisan keluarga dengan perilaku prososial remaja, dengan kata lain hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Edwina (2002: 13) yang mengatakan bahwa pembentukan perilaku prososial anak, dimulai sejak awal kehidupan dalam sistem keluarga. Bila orang tua dalam mengasuh anaknya dapat memberikan kehangatan dan memberikan rasa percaya pada anak, sehingga anak memiliki penghayatan rasa percaya yang memadai pada dirinya, maka ini akan menjadi dasar bagi peluang terbentuknya hubungan sosial yang lebih luas. Pengalaman ini merupakan modal penting untuk di kemudian hari anak membina relasi dengan orang lain. Apabila anak dapat membina relasi yang baik dengan orang lain, maka akan membantu pula pada pengukuhan pembentukan perilaku prososial pada anak. Pengujian terhadap hipotesis minor kedua dengan menggunakan tehnik Analisis Korelasi Product Moment diperoleh harga koefisien korelasi ( ) sebesar 0,441 dan signifikansi sebesar 0,000 dengan p < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara perilaku prososial dengan dukungan sosial teman sebaya. Besarnya koefisien determinansi yang dapat diberikan variabel dukungan sosial teman sebaya dalam memprediksi perilaku prososial remaja adalah sebesar 0,194 atau 19,4%. Besarnya sumbangan yang diberikan oleh variabel ini lebih besar dari yang diberikan oleh variabel keharmonisan keluarga.

76 Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara perilaku prososial dengan dukungan sosial teman sebaya, hal ini sesuai dengan pendapat Hurlock (1994: 231) yang mengatakan bahwa teman sebaya merupakan faktor penting dalam kehidupan remaja, karena remaja menganggap bahwa teman-teman lebih dapat memahami keinginannya. Oleh sebab itu, remaja ingin menghabiskan waktu dengan teman-temannya sebagai kelompok. Pendapat lain diungkapkan Edwina (2002: 11) bahwa interaksi dengan teman sebaya semakin mematangkan anak tentang pentingnya berperilaku prososial. Pengalaman dengan teman sebaya semakin memberikan pemahaman bagi anak tentang pentingnya perilaku prososial dalam bergaul, dalam membina relasi dengan teman-temannya. Bergaul dengan teman sebaya membuat anak dapat menguji dirinya sendiri, apakah ia dapat diterima teman-temannya, serta umpan balik dari lingkungan semakin memberikan kesempatan pada anak untuk tumbuh menguasai hubungan-hubungan tersebut. Ditinjau dari besarnya mean empirik yang didapat untuk variabel perilaku prososial remaja adalah 83,8970 dengan standar deviasi 9,55193. Kemudian peneliti membagi data perilaku prososial remaja yang ada berdasarkan mean empirik dan standar deviasi tersebut menjadi lima kategori, yaitu: Tabel 4.2 Kategori Tingkat Perilaku Prososial Remaja Tingkatan Rentang nilai Jumlah Rendah 61,00 76,00 40

77 Sedang 76,00 83,00 41 Tinggi 83,00 91,00 48 Sangat tinggi 91,00 108,00 36 Jumlah 165 Berdasarkan hasil kategori tingkat perilaku prososial remaja yang diperoleh, menunjukkan tingkat perilaku prososial pada remaja rendah dengan rentang nilai antara 61,00 76,00 jumlah siswanya 40 anak, tingkat perilaku prososial sedang dengan rentang nilai antara 76,00 83,00 jumlah siswanya 41 anak, tingkat perilaku prososial tinggi dengan rentang nilai antara 83,00 91,00 jumlah siswanya 48 anak, dan tingkat perilaku prososial sangat tinggi dengan rentang nilai antara 91,00 108,00 jumlah siswanya 36 anak. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa perilaku prososial remaja di SMAN 2 Jombang pada tingkatan antara sedang hingga tinggi. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru BP, penulis memperoleh keterangan bahwa siswa-siswi di SMAN tersebut sudah cukup peka terhadap lingkungan sekitarnya. Di samping itu, penulis juga melakukan observasi bersamaan pada saat pembagian skala. Pada saat itu, penulis melihat bahwa siswa-siswi di SMAN itu memang sudah cukup peka terhadap lingkungan sekitarnya. Penulis dapat menyimpulkan demikian sebab pada saat penulis membagikan skala, penulis melihat ada seorang siswa yang kebetulan lupa tidak membawa alat tulis dan hanya selang sekitar lima menit kemudian teman yang berdekatan dengannya langsung

78 memberikan apa yang dibutuhkan teman yang tidak membawa alat tulis tersebut. Ditinjau dari besarnya mean empirik yang didapat untuk variabel keharmonisan keluarga adalah 90,7333 dengan standar deviasi 12,92810. Peneliti kemudian membagi data keharmonisan keluarga yang ada berdasarkan mean empirik dan standar deviasi tersebut menjadi lima kategori, yaitu: Tabel 4.3 Kategori Tingkat Keharmonisan Keluarga Tingkatan Rentang nilai Jumlah Sangat Rendah 54,00 59,00 2 Rendah 59,00 82,00 36 Sedang 82,00 91,00 46 Tinggi 91,00 101,00 45 Sangat Tinggi 101,00 116,00 36 Jumlah 165 Berdasarkan hasil kategori tingkat keharmonisan keluarga yang diperoleh, menunjukkan tingkat keharmonisan keluarga sangat rendah dengan rentang nilai antara 54,00 59,00 jumlah siswanya 2 anak, tingkat keharmonisan keluarga rendah dengan rentang nilai antara 59,00 82,00 jumlah siswanya 36 anak, tingkat keharmonisan keluarga sedang dengan rentang nilai antara 82,00 91,00 jumlah siswanya 46 anak, tingkat keharmonisan keluarga tinggi dengan rentang nilai antara 91,00 101,00 jumlah siswanya 45 anak, dan tingkat keharmonisan keluarga sangat tinggi dengan rentang nilai antara 101,00 116,00 jumlah siswanya 36 anak.

79 Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa keharmonisan keluarga pada remaja di SMAN 2 Jombang pada tingkatan sedang hingga tinggi. Tingkat keharmonisan keluarga yang tergolong sedang hingga tinggi ini menunjukkan bahwa keluarga mereka tergolong cukup harmonis. Hal ini penulis lihat dari hasil skala keharmonisan keluarga yang penulis bagikan yang menunjukkan bahwa keluarga mereka tergolong keluarga yang cukup harmonis serta dari hasil wawancara penulis dengan guru BP yang mengatakan bahwa sebagian besar keluarga termasuk keluarga yang harmonis sebab hampir tidak pernah siswa-siswi di SMAN tersebut mengeluh tentang keluarganya. Ditinjau dari besarnya mean empirik yang didapat untuk variabel dukungan sosial teman sebaya adalah 89,4545 dengan standar deviasi 9,99113. Kemudian peneliti membagi data dukungan sosial teman sebaya yang ada berdasarkan mean empirik dan standar deviasi tersebut menjadi lima kategori, yaitu: Tabel 4.4 Kategori Tingkat Dukungan Sosial Teman Sebaya Tingkatan Rentang nilai Jumlah Sangat Rendah 56,00 68,00 3 Rendah 68,00 82,00 36 Sedang 82,00 89,00 45 Tinggi 89,00 96,00 42 Sangat Tinggi 96,00 109,00 39 Jumlah 165

80 Berdasarkan hasil kategori tingkat dukungan sosial teman sebaya yang diperoleh, menunjukkan tingkat dukungan sosial teman sebaya sangat rendah dengan rentang nilai antara 56,00 68,00 jumlah siswanya 3 anak, tingkat dukungan sosial teman sebaya rendah dengan rentang nilai antara 68,00 82,00 jumlah siswanya 36 anak, tingkat dukungan sosial teman sebaya sedang dengan rentang nilai antara 82,00 89,00 jumlah siswanya 45 anak, tingkat dukungan sosial teman sebaya tinggi dengan rentang nilai antara 89,00 96,00 jumlah siswanya 42 anak, dan tingkat dukungan sosial teman sebaya sangat tinggi dengan rentang nilai antara 96,00 109,00 jumlah siswanya 39 anak. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa dukungan sosial teman sebaya pada remaja di SMAN 2 Jombang pada tingkatan sedang. Tingkat dukungan sosial teman sebaya yang tergolong sedang ini mengindikasikan bahwa teman sebaya mempunyai pengaruh yang cukup penting dalam perkembangan remaja di SMAN tersebut. Hal ini terlihat bahwa mereka dalam pergaulannya di sekolah lebih sering berkumpul dengan temanteman yang mereka anggap paling cocok dengan mereka. Selain itu, berdasarkan hasil observasi yang penulis lakukan, penulis melihat bahwa cara berpenampilan mereka hampir sama dengan cara penampilan temanteman yang satu kelompok dengan mereka. Dalam penelitian ini, peneliti sudah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan skala. Namun ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan penelitian ini memiliki kelemahan, yaitu:

81 1. Berkaitan dengan digunakannya metode try out terpakai karena pengambilan data hanya dilakukan satu kali saja. Data tersebut digunakan sebagai uji coba sekaligus data penelitian sehingga aitemaitem yang tidak valid ikut dikerjakan oleh subyek. Oleh karena itu, memungkinkan terdapat hal-hal yang dapat mencemari hasil penelitian. 2. Kemungkinan saat subyek mengisi skala, subyek sedang tidak berminat sehingga kurang konsentrasi dalam mengisi skala.