PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU (Studi Kasus RW 01, 02, 03, dan 04 Kelurahan Tanjungmas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang)

dokumen-dokumen yang mirip
PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU (STUDI KASUS RW 5, 6, 7, dan 8 KELURAHAN TANJUNG MAS, KECAMATAN SEMARANG UTARA, KOTA SEMARANG)

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU STUDI KASUS KELURAHAN BANYUMANIK KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH KAWASAN KECAMATAN JEKULO-KUDUS

PERENCANAANSISTEM PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU STUDI KASUS RW 1, 2, dan 12 KELURAHAN BANDARHARJO KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 2 (2017)

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU (Studi Kasus RW 6, 7 dan 8 Kelurahan Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang)

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KECAMATAN KALIWUNGU, KABUPATEN KUDUS

PERENCANAAN TEKNIS PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU STUDI KASUS KELURAHAN JABUNGAN, KECAMATAN BANYUMANIK, KOTA SEMARANG

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KECAMATAN GAJAH MUNGKUR KOTA SEMARANG Elysa Nur Cahyani *), Wiharyanto Oktiawan **), Syafrudin **)

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN ASET DI KABUPATEN KARAWANG

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY KECAMATAN ARJASA, KABUPATEN JEMBER MATERIAL RECOVERY FACILITY DESIGN FOR ARJASA DISTRICT, JEMBER REGENCY

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS: RW 01, KELURAHAN SUMURBOTO, KECAMATAN BANYUMANIK, KOTA SEMARANG)

PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH KECAMATAN JATI, KABUPATEN KUDUS TAHUN

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG

PENDAHULUAN. Winardi Dwi Nugraha *), Endro Sutrisno *), Ratna Ayu Sylvia Resty. Abstract

PENGELOLAAN SAMPAH DI KAWASAN PURA BESAKIH, KECAMATAN RENDANG, KABUPATEN KARANGASEM DENGAN SISTEM TPST (TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU)

KAJIAN PENGADAAN DAN PENERAPAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPST) DI TPA km.14 KOTA PALANGKA RAYA

BAB III METODE PERENCANAAN

PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU PERUMAHAN KOTA CITRA GRAHA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

RENCANA PENGELOLAANN SAMPAH DI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO

Tersedia online di : Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 1 (2016)

PROPOSAL PROYEK AKHIR. Yayuk Tri Wahyuni NRP Dosen Pembimbing Endang Sri Sukaptini, ST. MT

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KECAMATAN BAE, KABUPATEN KUDUS

SONNY SAPUTRA PEMBIMBING Ir Didik Bambang S.MT

Kata Kunci: Pengelolaan sampah, berbasis masyarakat

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 4, No 3 (2015)

E. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi mengenai sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di

OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA MANGGAR KOTA BALIKPAPAN

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang

EVALUASI DAN OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA SUNGAI ANDOK KOTA PADANG PANJANG

SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KECAMATAN SEMARANG TENGAH, KOTA SEMARANG Hamida Syukriya*), Syafrudin**), Wiharyanto Oktiawan**)

PENGELOLAAN SAMPAH KANTOR SECARA TERPADU: (Studi Kasus Kantor BPPT)

PERINGATAN HARI LINGKUNGAN HIDUP

Kajian Timbulan Sampah Domestik di Kelurahan Sukamenak Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY SECARA MANUAL DI TPA BULUSAN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN TEKNIS OPERASIONAL PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KECAMATAN JATIASIH, KOTA BEKASI

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR DI KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAEN

Potensi Penerapan Pengelolaan Sampah Permukiman Berbasis 3R di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang

BAB III METODE PERENCANAAN

Pengaruh Stasiun Peralihan Antara Terhadap Pengelolaan Sampah Permukiman di Kecamatan Tambaksari, Surabaya

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU STUDI KASUS RW 3, 4, dan 5 KELURAHAN BANDARHARJO KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN PELAYANAN TPA SEMALI KABUPATEN KEBUMEN

STUDI TIMBULAN, KOMPOSISI, DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH KAWASAN PT SEMEN PADANG

Kata kunci : Sampah, Reduksi, daur ulang, kawasan komersial dan Malioboro

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KECAMATAN SEMARANG TIMUR KOTA SEMARANG

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 3 (2017)

EVALUASI SISTEM PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN BANDA RAYA, JAYA BARU DAN MEURAXA KOTA BANDA ACEH

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH KECAMATAN GAYAMSARI, KOTA SEMARANG

1. Pendahuluan ABSTRAK:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH SEMESTER GANJIL 2016/2017

PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KAWASAN PERDESAAN KABUPATEN PONOROGO ( STUDI KASUS KECAMATAN BUNGKAL )

III. METODOLOGI PENELITIAN

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA

STUDI TIMBULAN, KOMPOSISI DAN KARAKTERISTIK DALAM PERENCANAAN TEKNIS OPERASIONAL PENGELOLAAN SAMPAH DI RUSUNAWA DAN LPPU UNIVERSITAS DIPONEGORO

Perencanaan Material Recovery Facility Di Kecamatan Kedungkandang Kota Malang

POTENSI PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU ZERO WASTE YANG BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG ABSTRAK

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. PPK Sampoerna merupakan Pusat Pelatihan Kewirausahaan terpadu yang

Program Diploma IV Teknik Perancangan Prasarana Lingkungan Permukiman Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan - ITS 1

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU LAHUNDAPE KECAMATAN KENDARI BARAT KOTA KENDARI

INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO. Oleh: Chrisna Pudyawardhana. Abstraksi

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 2 (2017)

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN BUBUTAN SURABAYA

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAENG

Keyword : Solid Waste Management, Pedurungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

OLEH : SIGIT NUGROHO H.P

EVALUASI UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA MARTAPURA DARI SEGI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN

REVITALISASI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU DI KELURAHAN PUDAKPAYUNG SEMARANG

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 1 (2016)

STUDI EVALUASI PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN KONSEP 3R (STUDI KASUS : KEC. CILANDAK, JAKARTA SELATAN)

KONSEP PENANGANAN SAMPAH TL 3104

STUDI TIMBULAN, KOMPOSISI DAN KARAKTERISTIK DALAM PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH DI FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

Studi Timbulan Komposisi Dan Karakteristik Sampah Domestik Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru

KARAKTERISTIK FISIK SAMPAH KOTA PADANG BERDASARKAN SUMBER SAMPAH DAN MUSIM

EVALUASI TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN ASET DI KOTA PEMATANGSIANTAR

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SATUAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH PADA TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH TANJUNG BELIT KABUPATEN ROKAN HULU

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DESAIN DAN PEMBANGUNAN RUMAH KOMPOS KANTOR BPPT JAKARTA

KEBIJAKAN PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU INDONESIA BERSIH SAMPAH 2020 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP L/O/G/O

Tersedia online di : Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 1 (2016)

EVALUASI PENGANGKUTAN SAMPAH DAN PENGEMBANGAN SARANA PERSAMPAHAN DI KOTA PALANGKA RAYA

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH B3 RUMAH TANGGA DI KECAMATAN TANDES KOTA SURABAYA

KAJIAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN MATARAM

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan sisa aktivitas manusia yang belum dimanfaatkan

TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH SEMESTER GANJIL 2015/2016

BAB I P E N D A H U L U A N

STRATEGI PENINGKATAN PENGELOLAAN PRASARANA SANITASI DI WILAYAH PERMUKIMAN PESISIR KOTA KUPANG

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN PELAYANAN TPA KALIGENDING KABUPATEN KEBUMEN

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY DI KECAMATAN SUKOLILO- SURABAYA

Transkripsi:

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU (Studi Kasus RW 01, 02, 03, dan 04 Kelurahan Tanjungmas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang) Adhitya Dicky Pratama* ), Ika Bagus Priyambada** ), Dwi Siwi Handayani** ) Departemen Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro JL. Prof. H. Sudarto, SH Tembalang, Semarang, Indonesia 50275 email: adhityadicky17@gmail.com Abstrak Limbah padat atau yang biasa disebut sebagai sampah, pada era masa kini harus masuk menjadi prioritas pengelolaan lingkungan yang baik. Masalah masalah terkait dengan persampahan dapat dikelola secara benar salah satunya dengan cara mengelola sampah secara terpadu, yang berarti mengelola sampah dimulai dari pewadahan, pengumpulan, hingga pemrosesan di TPST atau Material Recovery Facilities (MRF) yang tentunya sangat memerlukan peran serta masyarakat yang turut aktif dalam mengelola sampah di sumber. Pada TPST dilakukan pengelolaan lebih lanjut, seperti pengolahan sampah organik dan juga pengelolaan sampah non organik sehingga sampah sampah tersebut mempunyai nilai jual yang menguntungkan. Di RW 01, 02, 03, dan 04 Kelurahan Tanjungmas Semarang memiliki jumlah penduduk sebesar 6735 jiwa yang hidup di lingkungan dengan banyak hamparan sampah dimana mana. Timbulan rata rata sampah sebesar 3, 42 liter/orang/hari. Dengan timbulan sebesar itu harus dikelola dengan baik dan benar guna menjadikan wilayah tersebut bebas sampah dan layak untuk dihuni oleh masyarakat, serta diharapkan dapat mengurangi tumpukkan sampah yang berada di Tempat Pemrosesan Akhir Jatibarang, Semarang. Kata Kunci: Pengelolaan sampah, terpadu, Tanjungmas, Pewadahan, Pengumpulan, TPST Abstract [Integrated Solid Waste Management Planning System (Case Study: RW 01, 02, 03, and 04 Village of Tanjungmas, District of North Semarang, City of Semarang)]. Solid waste or commonly referred as Junk, in the present era should enter into good environmental management priorities. Problems associated with Waste can be properly managed in one way to manage waste in an integrated manner, which means managing waste starting from the lug, collection, to be proceed in Material Recovery Facilities (MRF), which surely needs the participation of people who are actively involved to manage waste at the source. In MRF, the waste management does further, such as the processing of organic waste and also the management of non-organic waste so that the waste has a commercial value. In RW 01, 02, 03, and 04 Tanjungmas Semarang has a population of 6735 inhabitants who live in the neighborhood with many overlays of garbage everywhere. Average generation of waste is 3, 42 liters / person / day. Because of that, it must be managed properly in order to make the region free of garbage and worthy to be inhabited by people, furthermore hopefully it can reduce the overlays Landfill in Jatibarang Semarang. Keywords: waste management, integrated, Tanjungmas, lug, collection, sorting, MRF 1 *) Penulis

PENDAHULUAN Masalah mengenai persampahan sangat erat kaitannya dengan masyarakat yang tinggal di perkotaan. Karena tingkat jumlah penduduk berbanding lurus dengan besar sampah yang ditimbulkan. Volume sampah yang melebihi kapasitas tampung serta ditambah lagi manajemen pengelolaan sampah yang tidak efektif menyebabkan penumpukan sampah yang akan berdampak pada lingkungan, kesehatan, serta estetika. Tujuan dari pengelolaan sampah adalah untuk meminimalisasi timbulan sampah di awal sebelum menuju ke pemrosesan akhir agar lebih efisien. Pengelolaan yang dilakukan terutama pada sampah anorganik yang sulit terurai apabila masuk di Tempat Pemrosesan Akhir sampah. Sehingga untuk pengelolaan lebih lanjut atau tahap akhir di Tempat Pemrosesan Akhir sampah benar benar sampah organik yang mudah terurai-tidak tercampur dengan sampah anorganik. Kelurahan Tanjungmas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang memiliki luas area sebesar 323,782 Ha. Sampah yang dihsailkan di area tersebut berpotensi cukup besar yang komposisinya seperti sampah dari kegiatan rumah tangga dan aktivitas sehari hari, serta diperparah dengan kondisi lokasi yang sering terjadi rob. Pada tingkat operasional, kegiatan yang dimulai dari pewadahan hingga pengumpulan ke TPST tidak terlihat baik dikarenakan kondisi perumahan warga yang terletak sangat berdekatan satu sama lainnya sehingga jalan akses menjadi 2 *) Penulis sulit dicapai oleh gerobak sampah serta belum adanya TPST yang layak. Untuk itu diperlukan suatu perencanaan persampahan, seperti sistem komunal tidak langsung, seperti membuat tempat sampah besar di setiap mulut gang permukiman yang sulit diakses menggunakan gerobak sampah serta merencanakan TPST di area hulu agar tidak terkena rob. Gambar 1. Kondisi eksisting Kelurahan Tanjungmas tahun 2016 2. Metodologi Perencanaan Tujuan Operasional Tujuan operasional menerangkan tujuan perencanaan yang ingin dicapai dan memberikan gambaran dalam pengerjaan selanjutnya. Berikut tujuan operasional perencanaan pengelolaan sampah terpadu RW 01, 02, 03, dan 04 Kelurahan Tanjungmas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang: Menganalisis timbulan, komposisi, dan karakteristik sampah di RW 01, 02, 03, dan 04 Kelurahan Tanjungmas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang. Menganalisis kondisi eksisting sistem pengelolaan persampahan mengenai pewadahan, pengumpulan serta peranan masyarakat di RW 01, 02, 03, dan 04 Kelurahan Tanjungmas,

Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang. Merencanakan sistem pengelolaan persampahan mengenai pewadahan, pengumpulan hingga ke TPST serta anggaran biaya di RW 01, 02, 03, dan 04 Kelurahan Tanjungmas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang. Metodologi Diagram alir metodologi perencanaan dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 2. Metodologi 3. Gambaran Umum dan Analisis Kondisi Eksisting Wilayah Perencanaan Kondisi Eksisting Pengelolaan Sampah dan Prediksi Timbulan Sampah Wilayah RW 01 hingga 04 Kelurahan Tanjungmas memiliki luas area sebesar 53,35 ha dan memiliki ketinggian ± 4 mdpl serta memiliki curah hujan rata rata sebesar 207 mm/tahun. Temperatur wilayah tersebut rata rata sebesar 3 *) Penulis 30 o C. Batas administrasi wilayah perencanaan sebagai berikut: Utara : RW 05 Barat : Kelurahan Bandarharjo Timur : Kelurahan Kemijen Selatan : Kelurahan Purwodinatan Berdasarkan hasil pengambilan contoh timbulan dan komposisi sampah yang dilakukan, timbulan perkapita sampah adalah 3,42 liter/orang/hari. Berdasarkan data dari Kelurahan Tanjungmas, jumlah penduduk RW 01 hingga 04 pada tahun 2016 adalah 6735 jiwa. pelayanan pengelolaan sampah di Kelurahan Tanjungmas belum mencukupi tampungan. Pada akhir Februari 2016, jumlah penduduk Kelurahan Tanjungmas sebesar 30.545 jiwa dengan jumlah armada pengumpulan dengan kapasitas 0,9 m 3 sebanyak 15 unit dengan frekuensi ritasi sebanyak 4 ritasi dan kontainer sampah berkapasitas 6 m 3 sebanyak 3 unit masih tidak dapat menanpung sampah yang timbul di Kelurahan. Contoh perhitungan muatan kapasitas timbulan sampah Kelurahan Tanjungmas sebagai berikut: Asumsi timbulan sampah tiap orang/hari sebanyak 2,5 liter. - Timbulan sampah total = 152,725 m 3 /hari - Kapasitas armada total = 54 m 3 /hari (tidak memenuhi); seharusnya menggunakan 22 unit armada sehingga kapasitas total menjadi 76,3625 m 3 /hari. - Kapasitas kontainer sampah total = 36 (tidak memenuhi); seharusnya 4 unit kontainer

sehingga kapasitas total menjadi 96 m 3. Jumlah penduduk di RW 01 hingga RW 04 Kelurahan Tanjungmas dari tahun ke tahun terus menurun, yakni dari tahun 2016 berjumlah 6735 jiwa hingga 4538 hingga tahun 2031. Proyeksi penduduk menurun ini karena sejak tahun 2012 hingga 2016 menurun cukup signifikan, yakni 8688 jiwa di tahun 2012 menjadi 6735 jiwa di tahun 2016. Gambar 3. Grafik pertumbuhan penduduk Penurunan jumlah penduduk disebabkan oleh migrasi lokal, maupun migrasi ke luar kota. Penyebab lain dari penurunan jumlah penduduk yakni dari faktor lingkungan, seperti daerah tersebut yang menjadi rawan banjir dikala hujan, dan juga karena kawasan di daerah tersebut bisa disebut kawasan kumuh yang mengakibatkan warga menginginkan kondisi yang lebih baik dengan melakukan migrasi ke daerah lain. Sehingga timbulan sampah juga menurun dari tahun ke tahun. Komposisi sampah yang dihasilkan di RW 01 hingga 04 Kelurahan Tanjungmas yang paling mendominasi adalah sampah organik sebesar 37,69%, kemudian sampah plastik sebesar 36,81%, dan sampah kertas sebesar 18,58%. Sedangkan nilai nilai dari karakteristik sampah berdasarkan data yang diteliti oleh Diah Indra Rini (2016) memiliki Kadar air sebesar 47,16%, Kadar Abu sebesar 7,47%, Kadar Karbon sebesar 36,77%, Kadar Nitrogen sebesar 1,42% serta Kadar Kalori sebesar 3901,7 kkal/kg. 4. Perencanaan Aspek Teknik Operasional Pertama tama diperlukan sebuah model perencanaan sistem pengelolaan sampah terpadu, tahap tahap tersebut meliputi: a. Pewadahan; Direncanakan pewadahan individual tiap KK dan komunal untuk tiap RW. Untuk pewadahan individual sudah dalam keadaan terpilah antara sampah organik dengan anorganik dengan menggunakan plastik yang warnanya berbeda antara kedua komposisi tersebut. b. Pengumpulan; Sampah diangkut oleh armada pengumpulan, yakni Tossa dan Becak motor dengan pertimbangan lebar jalan akses pada RW 01 lebih lebar daripada RW lainnya sehingga dimungkinkan untuk penggunaan Tossa. Dengan armada pengumpulan tersebut sampah akan diangkut dan diproses lebih lanjut di TPST. c. Sampah sudah terkumpul dan siap untuk diproses lebih lanjut. Di TPST akan dilakukan proses composting dan recovery material sampah daur ulang dan guna ulang. Fasilitas yang tersedia di TPST menurut Permen PU nomor 3 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga antara lain ruang pemilahan, 4 *) Penulis

engomposan sampah organik, gudang, serta zona penyangga. Gambar 4. Skema Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu Gambar 4. Material Balance Sampah Pewadahan Perencanaan pewadahan individu direncanakan untuk memenuhi kapasitas sampah organik sebesar 5,15 liter/kk/hari dan sampah anorganik sebesar 8,52 liter/kk/hari. Wadah yang digunakan adalah wadah yang berbahan plastik. Pengumpulan Pada tahap pengumpulan sampah, digunakan pola individual tidak langsung, yaitu dari sumber timbulan sampah diangkut menuju TPST dengan menggunakan armada pengangkutan. Armada tersebut adalah Tossa dengan kapasitas 1,5 m 3 1 unit dan Gerobak Becak modifikasi dengan kapasitas 1,25 m 3 sebanyak 5 unit dengan ketentuan sebagai berikut: - Jarak terjauh ke TPST 2,227 km - Lebar jalan terkecil sebesar 2 meter (1 meter pada kondisi ekstrim) - Ritasi armada maksimum 3 ritasi untuk gerobak becak dan 4 rit untuk Tossa TPST Pada perencanaan TPST, dibutuhkan luas lahan sebesar 600 m 2 yang terdiri dari beberapa fasilitas, antara lain: Area Penerimaan = 20 m 2 Area Pemilahan = 12 m 2 Area Pengomposan = 210,936 m 2 Area Penyimpanan Kompos = 12,5 m 2 Area Penyimpanan sampah layak jual = 15 m 2 Area Residu = 20 m 2 Pos Jaga = 2 m 2 Kantor = 25 m 2 Garasi armada = 20 m 2 Area Parkir = 40 m 2 Jalan, taman, dan lain lain = 155,814 m 2 Gambar 5. Standar Wadah Sampah 5 *) Penulis

dari tahun 2016 hingga 2040 sebesar Rp 281.416.764, 34. Gambar 6. Denah TPST Rencana Anggaran Biaya Biaya investasi pada perencanaan keseluruhan sistem adalah sebesar Rp 1.562.119.500,00. Sedangkan biaya penyusutan pada periode tahun 2040 adalah sebesar Rp 560.930.372,60. Untuk biaya Operasional dan Pemeliharaan pada periode tahun 2040 adalah sebesar Rp 3.948.595.795,45. Biaya Reinvestasi pada periode tahun 2040 adalah sebesar Rp 262.689.972,60. Sampah yang bernilai ekonomis dijual ke pengepul setiap 4 hari. Pendapatan yang dihasilkan dari penjualan sampah layak jual tersebut pada tahun 2036 hingga 2040 sebesar Rp 617.136.987,50. Akan tetapi hasil penjualan sampah terus menurun seiring dengan menurunnya timbulan sampah di RW 01 hingga 04 Kelurahan Tanjungmas dari tahun ke tahun. Berdasarkan hasil perhitungan biaya - biaya tersebut, didapatkan biaya retribusi yang harus dibayarkan setiap bulannya oleh warga, yakni Rp 10.000,00 di 5 tahun pertama mulai dari tahun 2016. Selanjutnya retribusi ditingkatkan setiap 5 tahun sebesar Rp 10.000,00 agar mencapai keuntungan bersih Kelembagaan Keorganisasian sistem pengelolaan sampah terpadu dilindungi oleh Kelurahan bagian Sie. Pembangunan. Pengurus pengurus organisasi disusun oleh masyarakat melalui diskusi dan musyawarah. Jadi terdapat tenaga ahli dan tenaga dari masyarakat di wilayah itu sendiri yang menangani persampahan. Gambar 7. Struktur Organisasi Unit Pelaksana Teknis Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu Hukum/Peraturan Pemerintah dan masyarakat terikat dengan peraturan yang berlaku, yakni UU No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah Pasal 6, Pasal 7, Pasal 11, Pasal 12, dan Pasal 13, dan Pasal 29. Serta Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10, Pasal 17, Pasal 52, dan Pasal 54. Peran Serta Masyarakat Bentuk peran serta masyarakat RW 01 hingga 04 Kelurahan 6 *) Penulis

Tanjungmas terhadap pengelolaan sampah antara lain: a. Melakukan pemilahan sampah di sumber; b. Membayar retribusi sesuai dengan kesepakatan secara berkala c. Mematuhi peraturan yang berlaku (seperti yang ada pada sub bab 5.4) d. Turut menjaga kebersihan lingkungan sekitar, e. Aktif dalam mengikuti kegiatan sosialisasi maupun program program pengelolaan sampah di wilayahnya. 5. Penutup Kesimpulan a. Timbulan, Komposisi, serta Karakteristik sampah di RW 01Timbulan sampah perkapita yang muncul di RW 01 hingga RW 04 Kelurahan Tanjungmas pada tahun 2016 sebesar 3,42 liter/orang/hari atau 0,336 kg/orang/hari. Berdasarkan komposisinya, sampah tersebut didominasi oleh sampah organik, kertas, dan plastik. Presentase komposisi sampah adalah organik 37,69%, Kertas 18,58%, Plastik 36,81%, Kain 2,78%, Kayu 0,95%, Logam 0,29%, Kaca 0,56%, dan sampah lain lain sebesar 2,34%. Sampah lain lain seperti yang disebutkan didalamnya terdapat komposisi B3 sehingga komponen ini langsung dibawa ke TPA Jatibarang. Karakteristik sampah di Kelurahan Tanjungmas diadaptasi berdasarkan penelitian dari Diah Indra Rini (2016), yakni Kadar air sampah organik memiliki persentase sebesar 47,16%, Kadar abu sebesar 7,47%, Kadar Karbon sebesar 36,77%, Kadar Nitrogen sebesar 1,42%, dan Kadar Kalori sebsar 3901,7 Kkal/kg. b. Kondisi pengelolaan persampahan dimulai dari armada pengangkut hingga ke TPS tidak memenuhi kapasitas pelayanan persampahan yang seharusnya. Sebagai akibatnya, banyak sampah yang tidak tertangani sehingga hanya dihamparkan di sembarang tempat sekitar kelurahan Tanjungmas. Kelembagaan yang mengikat sistem pengelolaan sampah yakni Kelurahan seksi pembangunan yang berkoordinasi dengan tiap RW dalam pengelolaan sampah. Besar biaya retribusi sebesar Rp 10.000,- perbulan. Pengelolaan sampah di RW 01, 02, 03, dan 04 Kelurahan Tanjungmas mengacu pada Undang Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dan Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 6 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah. Dalam melakukan pengelolaan sampah berupa penyediaan wadah sampah serta membayar iuran/retribusi sampah setiap bulannya. Akan tetapi pada kenyataannya tidak sedikit yang membakar sampah dan membuang sampah di ruang terbuka kosong belakang rumah. c. Perencanaan sistem pengelolaan sampah terpadu terdiri dari tahap penyiapan rencana yang diawali dengan survey, sampling timbulan sampah, dan penyebaran kuesioner ke masyarakat. Selanjutnya tahap perencanaan sistem pengelolaan 7 *) Penulis

sampah terpadu meliputi pewadahan, pengumpulan, hingga perencanaan TPST.Sistem pewadahan yang direncanakan adalah pewadahan individual dengan kapasitas tiap KK sebesar 5,15 liter/kk/hari untuk organik dan 8,52 liter/kk/hari. Pemilahan disumber dilakukan berdasarkan komponen organik dan anorganik dengan menggunakan plastik dengan warna yang berbeda.sistem pengumpulan menggunakan pola individual tidak langsung, dengan mengumpulkan timbulan sampah dari sumber dan diproses di TPST dengan armada pengumpulan menggunakan 1 unit Tossa dengan kapasitas 1,5 m 3 /rit dan 5 unit gerobak becak modifikasi dengan kapasitas 1,25 m 3 /rit dengan maksimum ritasi sebanyak 4 rit serta waktu pengumpulan dimulai sejak subuh untuk mengurangi hambatan yang disebabkan oleh kepadatan penduduk. Perencanaan TPST yang dibangun meliputi beberapa area, yakni area penerimaan, area pemilahan, area pengomposan, area penyimpanan komponen sampah layak jual, Area residu, serta area pendukung lainnya seperti pos jaga, parkir kendaraan, dan juga kantor. Secara keseluruhan dibutuhkan lahan sebesar 600 m 2 untuk pembangunan TPST tersebut. Anggaran biaya yang dibutuhkan dari penarikan retribusi sampah di RW 01 hingga 04 adalah sebesar Rp 10.000,00 pada periode 5 tahun sejak tahun 2016. Untuk menutupi kekurangan biaya, perlu dinaikkan sebesar Rp 10.000,00 setiap periode hingga akhir tahun 2040 guna kelangsungan sistem. Hal ini disebabkan karena menurunnya jumlah penduduk dari tahun 2016 hingga 2040 berdasarkan proyeksi penduduk. Saran a. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pembiayaan yang terkait dengan sistem pengelolaan yang ada b. Diperlukan teknologi yang dapat menyesuaikan kondisi fisik RW 01 hingga 04 Kelurahan Tanjungmas, hal ini disebabkan banyaknya hambatan disaat pemilihan alternatif yang tepat untuk digunakan. c. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai pembiayaan pada pengelolaan sampah. 6. Daftar Pustaka Anonim. 1994. SNI 19-3694-1994 Tentang Metode Pengambilan Dan Pengukuran Contoh Timbulan Dan Komposisi Sampah Perkotaan. Jakarta : Balitbang DPU. Anonim. 1995. SNI 19-3983-1995 Tentang Spesifikasi Timbulan Sampah untuk Kota Kecil dan Kota Besar di Indonesia. Jakarta : Balitbang DPU. Anonim. 2002. SNI 19-2454-2002 Tentang Tata Cara Teknik Operasional Pengolahan Sampah Perkotaan. Jakarta : Balitbang DPU. Anonim. 2004. Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Sekretariat Negara: Jakarta. 8 *) Penulis

Anonim. 2008. SNI 3242-2008 Tentang Tata Cara Pengelolaan Sampah di Pemukiman. Jakarta : Balitbang DPU. Anonim. 2008. Undang Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah. Sekretariat Negara: Jakarta. Anonim. 2013. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/PRT/M/2013 Tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga. Sekretariat Negara: Jakarta. Anonim. 2014. Tata Cara Penyelenggaraan Umum Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R berbasis masyarakat di kawan permukiman. Jakarta : Kementerian Pekerjaan Umum. Anonim. 2016. www.google.com Darmasetiawan, Martin. 2004. Sampah dan Sistem Pengelolaannya. Jakarta : Ekamitra Engineering. Jusihdani, A. N. 2016. Optimalisasi Tempat Pengolahan Sampah (TPS) BMK-05 Kelurahan Pudakpayung Kecamatan Banyumanik Kota Semarang. Semarang: Universitas Diponegoro. Sarwono, J. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Tchobanoglous, George, Theisen, Hilary. Vigil, Samuel. 1993. Integrated Solid Waste Management. New York: McGraw-Hill. Tchobanoglous, George, Theisen, Hilary. Vigil, Samuel. 2002. Integrated Solid Waste Management (Second Edition). New York: McGraw-Hill. Veselind, P. A., Worrel, W. A., & Reinhart, D. R. 2002. Solid Waste Engineering. Pacific Grove: Brooks/Cole. Yohan, M. 2012. Perencanaan Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. Semarang: Universitas Diponegoro Yulianto. 2016. Rawa-rawa Dekat Tanjungmas Jadi Lokasi Pembuangan Sampah. Suara Merdeka, 30 April 2016. Zulfikar. 2015. Perencanaan Sistem Pengolahan Sampah Terpadu Berbasis Masyarakat (Studi Kasus RW 02 Kelurahan Sumurboto, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah). Semarang: Universitas Diponegoro. 9 *) Penulis