KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 109 TAHUN 1999 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tanah mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Manusia hidup dan

MENTERI DALAM NEGERI

PERAN KEMENTERIAN ATR/BPN DALAM PROSES PEMBLOKIRAN, PENYITAAN, PERAMPASAN, DAN PERALIHAN

G U B E R N U R L A M P U N G

G U B E R N U R L A M P U N G

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 64 Tahun 2017 Seri E Nomor 52 PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG

1.PENDAHULUAN. masih memerlukan tanah ( K. Wantjik Saleh, 1977:50). sumber penghidupan maupun sebagai tempat berpijak

BAB II PROSES PELAKSANAAN PENINGKATAN STATUS TANAH DARI HAK GUNA BANGUNAN MENJADI HAK MILIK DI PERUMNAS MARTUBUNG MEDAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wiwit Khairunisa Pratiwi, 2015

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. tanam, berusaha dan tempat melaksanakan berbagai kegiatan pembangunan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

G U B E R N U R L A M P U N G

BAB IV. A. Analisis Hukum Mengenai Implementasi Undang-Undang Nomor 5. Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk, sementara disisi lain luas tanah tidak bertambah. mendapatkan kepastian hukum atas tanah yang dimilikinya.

KEPUTUSAN BERSAMA MEMUTUSKAN :

G U B E R N U R L A M P U N G

Jurnal Cepalo Volume 1, Nomor 1, Desember 2017 LEGALISASI ASET PEMERINTAH DAERAH MELALUI PENDAFTARAN TANAH DI KABUPATEN PRINGSEWU. Oleh.

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

I. PENDAHULUAN. dilakukan oleh sebagian besar rakyat Indonesia senantiasa membutuhkan dan

PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG

BERITA NEGARA. KEMEN-ATR/BPN. Kantor Layanan Pertanahan Bersama. Pembentukan.

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan bahwa Negara Indonesia merupakan negara agraris, sehingga

BAB III PRAKTEK PENDAFTARAN TANAH PEMELIHARAAN DATA DENGAN MENGGUNAKAN SURAT KUASA JUAL

SURAT EDARAN NOMOR 9/SE/X/2017

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN IZIN GANGGUAN DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lex Crimen Vol. VI/No. 8/Okt/2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara kesatuan, seperti yang terdapat dalam Undang-Undang

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

5 Lidung Sarolangun Ladang Panjang Sarolangun Bernai Sarolangun Sungai Abang Sarolangun Panti Sarolangun

I. PENDAHULUAN. kegiatannya manusia selalu berhubungan dengan tanah. Sehubungan dengan hal

BUPATI GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 01 TAHUN 2010 TENTANG

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. tanah sebagai sarana utama dalam proses pembangunan. 1 Pembangunan. dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN DAN PENGATURAN PERTANAHAN

I. PENDAHULUAN. kedudukan akan tanah dalam kehidupan manusia. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendaftaran tanah menurut PP No. 24 Tahun 1997 Pasal 1 ayat 1. Pendaftaran tanah adalah

*35279 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 24 TAHUN 1997 (24/1997) TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

Lex Administratum, Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017

II. TINJAUAN PUSTAKA. menurut ketentuan yang diatur dengan peraturan pemerintah. Peraturan

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata

Lex Privatum Vol. V/No. 3/Mei/2017

TERHAMBATNYA PROSES JUAL BELI KARENA TIDAK JELASNYA TANDA BATAS HAK MILIK ATAS TANAH DI KABUPATEN GROBOGAN

2015, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I L A M P U N G KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I LAMPUNG NOMOR 111 TAHUN 1998 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORI. berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG IZIN LOKASI

PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 1998 TENTANG

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Selaras dengan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. terakhirnya. Selain mempunyai arti penting bagi manusia, tanah juga mempunyai kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. fungsi yaitu sebagai social asset dan capital asset. Sebagai social asset

MODUL 5 : PENGADAAN TANAH DIBAWAH 5 HA

Upik Hamidah. Abstrak

MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 1996 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. diamanatkan dalam Pembukuan Undang-Undang Dasar 1945 antara lain

PERATURAN DAERAH PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR NO. 8 TAHUN 1974 TENTANG PELAKSANAAN PENEGASAN HAK ATAS TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Sertifikat hak guna..., Fransiska KrisnaniBudi Utami, FH UI, Universitas Indonesia

MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 1996 TENTANG

: AKIBAT HUKUM PENUNDAAN PROSES BALIK NAMA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I LAMPUNG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembar

BUPATI LAMPUNG BARAT

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 2 TAHUN 1978 TENTANG BIAYA PENDAFTARAN TANAH MENTERI DALAM NEGERI,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 59 TAHUN 2001 TENTANG LEMBAGA PERLINDUNGAN KONSUMEN SWADAYA MASYARAKAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soerjono Soekanto adalah sebagai berikut:

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN LOKASI DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 19 TAHUN 2017

KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I LAMPUNG. NOMOR : 32 Tahun 1997 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR: 5 TAHUN 2013

DAFTAR PERUNDANG UNDANGAN. Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

PERATURAN MENTERI AGRARIA NOMOR 10 TAHUN 1961 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 1999 TENTANG KAWASAN SIAP BANGUN DAN LINGKUNGAN SIAP BANGUN YANG BERDIRI SENDIRI

KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PENDAPATAN BUPATI TASIKMALAYA B U P A T I TASIKMALAY A

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG

PENGUMUMAN Nomor : 590 / 5419 /06

1. Umum. 2. Maksud dan Tujuan

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 6 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 1999/2000

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1998 TENTANG PENERTIBAN DAN PENDAYAGUNAAN TANAH TERLANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I. Pendahuluan. dan makmur dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. pembangunan di bidang ekonomi. Berbagai usaha dilakukan dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah persoalan hak atas tanah. Banyaknya permasalahan-permasalahan

WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR: 180/35/KEP/ /2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. jaminan kepastian hukum di bidang pertanahan, pertama-tama memerlukan

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PENDAFTARAN TANAH. A. Pengertian dan dasar hukum pendaftaran tanah

Transkripsi:

KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR 109 TAHUN 1999 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PRIMA DIBIDANG PERTANAHAN PADA KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL DAN KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN/KOTA DI PROPINSI LAMPUNG GUBERNUR LAMPUNG, Menimbang : Bahwa dalam upaya peningkatan dan kualitas pemberian pelayanan kepada masyarakat, khususnya pemberian pelayanan dibidang pertanahan serta untuk kelancaran pelaksanaan dan transparansi dalam pemberian pelayanan dimaksud, dipandang perlu menetapkan prosedur tetap dalam pemberian pelayanan dibidang pertanahan dengan Keputusan Gubernur Lampung. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria; 2. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas Tanah, Beserta Benda-benda Yang Berkaitan Dengan Tanah; 3. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak; 4. Undang-undang Nomor 21 Tahun 1997 tentang BeaPerolehan Hak atas Tanah dan Bangunan; 5. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1994 tentang Pembayaran Pajak Penghasilan atas Pnghasilan Dari Pengalihan Hak Atas Tanah dan/ atau Bangunan; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah; 8. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah;

9. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 4 Tahun 1998 tentang Pedoman Penetapan Uang Pemasukan dalam Pemberian Hak atas Tanah Negara; 10. Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 1989 tentang Organisasi dan Tatakerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional di Propinsi dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya; 11. Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6 Tahun 1998 tentang Pemberian Hak Milik atas Tanah Untuk Rumah Tinggal; 12. Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 1999 tentang Izin Lokasi. Memperhatikan : 1. Instruksi Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1998, tentang peningkatan efisiensi dan kualitas pelayanan masyarakat dibidang pertanahan; 2. Surat Keputusan Gubernur Lampung tanggal 26 Agustus 1999 Nomor G/292/BX/HK/1999 tentang Penunjukan Unit Kerja/Kantor Percontohan Pelayanan Prima di Lingkungan Pemerintah Propinsi Lampung; 3. Surat Menteri Koordinator Pengawasan Pembangunan dan Penertiban Aparatur Negara Nomor : 145/MK. WASPAN/3/1999; 4. Hasil rapat kerja Kanwil Badan Pertanahan Nasional Propinsi Lampung tanggal 13 Juli 1999 di Bandar Lampung. MEMUTUSKAN Menetapkan : KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PRIMA DI BIDANG PERTANAHAN PADA KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL DAN KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN/KOTA DI PROPINSI LAMPUNG. Pasal 1 Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : a. Kantor Wilayah BPN adalah Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi Lampung.

b. Kantor Pertanahan adalah Unit Kerja Badan Pertanahan Nasional di wilayah Kabupaten/Kota atau wilayah Administrasi lain yang setingkat, yang melakukan pendaftaran hak atas tanah dan pemeliharaan daftar umum pendaftaran tanah. c. Pejabat pembuat akte tanah, yang selanjutnya disebut PPAT adalah pejabat umum yang diberi wewenang untuk membuat pemindahan hak atas tanah, akta pembebanan hak tanah dan akta pemberian kuasa membebaakan hak tanggung menurut peraturan perundangan yang berlaku. d. Pendaftaran tanah adalah kegiatan terus menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan dan penyiapan serta pmeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda buti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak yang membebaninya. e. Izin lokasi adalah izin yang diberikan kepada perusahaan/perorangan/badan Hukum untuk memperoleh tanah yang diperlukan, dalam rangka penanaman modal yang berlaku pula sebagai izin pemindahan hak, dan untuk menggunakan tanah tersebut guna keperluan usaha penanaman modalnya. f. Pemberian hak atas tanah negara adalah pemberian hak atas tanah yang berstatus sebagai tanah negara berdasarkan kewenangan menguasai dari negara menurut Pasal 2 Undang-undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria, termasuk perpanjangan jangka waktu, pembaharuan hak, dan perubahan hak. g. Sertifikat adalah Surat tanda bukti hak sebagai alat pembuktian yang kuat untuk hak atas tanah, hak pengelolaan, tanah wakaf, hak milik atas satuan rumah susun dan hak tanggungan yang masing-masing sudah dibukukan dalam buku tanah. h. Surat Ukur adalah Dokumen yang memuat data fisik suatu bidang tanah dalam bentuk peta dan uraian. i. Titik Dasar Teknik adalah titik yang mempunyai koordinat yang diperoleh dari suatu pengukuran dan perhitungan dalam suatu sistem tertentu yang berfungsi sebagai titik kontrol atau titik ikat untuk keperluan pengukuran dan rekonstruksi batas. j. Hak atas tanah adalah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria yang selanjutnya disebut UUPA. k. Tanah negara atau tanah yang dikuasai langsung oleh Negara adalah tanah yang tidak dipunyai dengan suatu hak atas tanah.

l. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah pajak yang dikenakan atas perolehan hak atas tanah dan atau bangunan yang selanjutnya disebut pajak. m. PPH adalah pajak penghasilan atas penghasilan dari peralihan hak atas tanah dan/atau bangunan wajib dibayar. Pasal 2 (1) Jenis dan pedoman pelaksanaan pelayanan bidang Pertanahan pada Kantor Wilayah dan Kantor Pertanahan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Keputusan ini. (2) Proses dan atau bagan alir pelayanan untuk masing-masing kegiatan pelayanan bidang pertanahan sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Keputusan ini. Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perubahan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di Telukbetung Pada tanggal 29 Desember 1999 GUBERNUR LAMPUNG, Drs. OEMARSONO LAMPIRAN PELAYANAN PERTANAHAN

Bahwa dalam rangka pelaksanaan Pelayanan Prima di Bidang Pertanahan pada Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasioanal dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota di Propinsi Lampung, telah ditetapkan Keputusan Gubernur Lampung yang mengatur Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pertanahan di Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota. Pedoman pelaksanaan pelayanan kegiatan pertanahan di Kanwil BPN dan Kantor Pertanahan ini meliputi Prosedur/Tatacara, syarat-syarat yang harus dipenuhi, jangka waktu pelayanan dan bagan alir pelayanan. Pedoman pelaksanaan pelayanan tersebut diatas dimaksud untuk meningkatkan kualitas pelayanan dibidang pertanahan yang transparan, mudah, murah dan tepat waktu serta dapat memberikan adanya suatu kepastian hukum. Untuk mendukung pelaksanaan pelayanan prima di Kantor Wilayah BPN dan Kantor Pertanahan di Kabupaten / Kota dilakukan hal-hal sebagai berikut : 1. Pemahaman dan penghayatan Keputusan Gubernur Lampung tentang pelaksanaan pelayanan prima dibidang Pertanahan pada Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasioanal dan Kantor Pertanahan Kabupaten / Kota di Propinsi Lampung bagi semua aparat di Kantor Wilayah BPN dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota sebagai salah satu landasan dalam melayani masyarakat. 2. Penyebar luasan / sosialisasi terhadap Keputusan Gubernur Lampung tentang pelaksanaan pelayanan prima dibidang Pertanahan pada kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota di Propinsi Lampung, kepada masyarakat luas baik melalui penyuluhan yang bersifat langsung kepada masyarakat atau melibatkan secara aktif kelompok Sadar Tertib Pertanahan (POK- MAS DAR TIBNAH) ataupun penyuluhan tidak langsung melalui TVRI, Radio ataupun melalui brosurbrosur sehingga masyarakat dapat mengetahui tentang jenis maupun macam pelayanan pertanahan yang ada di Kantor Wilayah maupun di Kantor Pertanahan Kabupaten / Kota, syarat-syaratnya, berapa besar biayanya dan jangka waktunya, dengan demikian akan memperlancar pelayanan pertanahan tersebut. 3. Menata ruang kantor yang efektif dan efisien sesuai dengan mekanisme / simpul-simpul pelayanan seperti yang termuat dalam SK Gubernur Lampung, tentang Pelaksanaan pelayanan prima dibidang pertanahan pada Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota di Propinsi Lampung, sehingga mencerminkan adanya keterbukaan, kesederhanaan, kepastian, keadilan, keamanan dan kenyamanan, dalam menyediakan sarana pelayanan, informasi pelayanan dan pelaksanaan semua jenis pelayanan kepada masayarakat. 4. memfungsikan secara nyata Sistem loket serta mewajibkan semua jenis pelaksanaan pertanahan melalui jenis loket yang telah ditetapkan yaitu: Loket I : Informasi Pelayanan Loket II : Penyerahan Dokumen permohonan pelayanan Loket III: Penyerahan Biaya Loket IV : Pengambilan Produk

5. Pengetatan Pengawasan Melekat kepada para pelaksana pelayanan pertanahan terhadap pelaksanaan Surat Keputusan Gubernur Lampung tentang Pelaksanaan pelayanan prima dibidang Pertanahan pada Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota di Propinsi Lampung, dengan cara mengadakan pemantauan dilapangan terhadap kemungkinan adanya hambatanhambatan dan kesulitan-kesulitan yang muncul, pembinaan dan bimbingan yang terus menerus kepada para pelaksana untuk membantu menangani persoalan-persoalan ataupun hambatan/kesulitan yang ada sehingga dapat diupayakan jalan keluarnya, dengan demikian pelaksanaan Keputusan Gubernur Lampung seperti tersebut diatas dapat dilaksanakan dengan sukses. 6. Penggunaan Teknik Informatika Komputer, Fotocopy dan peralatan lainnya sehingga dapat memperlancar pelaksanaan Surat Keputusan Gubernur tentang pelaksanaan pelayanan prima dibidang Pertanahan pada Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota di Propinsi Lampung. Keputusan Gubernur Lampung tentang pelaksanaan pelayanan prima dibidang pertanahan pada Kantor Wilayah Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota di Propinsi Lampung, dimaksud untuk menertibkan dan meningkatkan kualitas pelaksanaan Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah BPN Propinsi Lampung Nomor : 110 5274 tentang Penetapan Pelaksanaan Pelayana Prima pada Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya di Propinsi Lampung.