PERBEDAAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA DENGAN MENERAPKAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUESTIONS STUDENTS HAVE DENGAN TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION PADA SISWA KELAS VIII SMPN 3 KOTO XI TARUSAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Muhammad Fauzan *), Melisa **), Tika Septia **) * ) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat ** ) Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT The background of this research was the lack of active student in the learning process, it makes their difficult to understood the material. The aim of this research was determine whether any differences in students' understanding of mathematical concepts between using type of Questions Students Have with of Learning Starts With A Question. This research was an experiment model the population was students of class grade eight SMPN 3 Koto XI Tarusan. The first model experiment sample were students class VIII.2 and the second sample class VIII.1. The instrument used in this research is the final test. From of test used is a test description. Hypothesis testing using t-test twoway, the results of the hypothesis shows that there are differences in students' of mathematical concepts by applying active learning strategies types of Questions Students Have the type of Learning Starts With A Question. Key word: Understanding Of Mathematical Concepts, Questions Students Have, Learning Starts With A Question PENDAHULUAN adanya implementasi kurikulum 2013. Matematika merupakan salah satu ilmu yang memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Besarnya peranan tersebut telah menjadikan matematika sebagai salah satu ilmu yang dipelajari mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Melihat peranan matematika yang sangat penting, pemerintah telah melakukan berbagai upaya. Upaya yang dilakukan pemerintah salah satunya melakukan penyempurnaan kurikulum, yaitu dengan Komponen penting dalam implementasi kurikulum 2013 adalah pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan untuk membantu siswa dalam mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Dengan demikian untuk mencapai kompetensi tersebut, pembelajaran yang ada disekolah diharapkan mampu membuat siswa memahami konsep materi yang dipelajari. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 10 Februari 2015 di SMP N
3 Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan masih menggunakan kurikulum 2013. Komponen penting dalam implementasi kurikulum 2013 adalah pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan untuk membantu siswa dalam mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penerapan kurikulum 2013 dalam pembelajaran matematika siswa dapat mengamati, menanya, mengasosiasi, mengumpulkan informasi, dan mengomunikasikan. Misalnya siswa dapat mengamati materi yang dipelajari dengan baik, siswa mencoba sendiri, dan pada intinya siswa dapat menemukan konsep sendiri dengan benar. Sedangkan proses pembelajaran yang terjadi di Sekolah masih terpusat pada guru atau pembelajaran yang terjadi cenderung satu arah yaitu dari guru ke siswa, siswa hanya mendengar dan mencatat materi pelajaran yang disampaikan guru tanpa usaha untuk lebih memahami materi tersebut, siswa tidak berani bertanya terhadap materi pelajaran yang tidak dipahami. Padahal menanya merupakan salah satu pengalaman belajar pokok yang harus terlaksana dalam proses pembelajaran pada kurikulum 2013. Siswa lebih banyak diam seolah-olah mengerti dengan apa yang telah dijelaskan guru. Siswa tampak kesulitan dalam mengerjakan jenis soal yang bervariasi. Hal ini terlihat dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan guru, masih banyak siswa yang tidak bisa mengerjakan soal yang berbeda dengan contoh soal yang diberikan oleh guru. Siswa kurang memahami konsep dan keterkaitan antar konsep. Dituntut kreativitas seorang guru dalam menerapkan strategi pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa sehingga pembelajaran mudah dimengerti dan konsep dasar yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa. Strategi pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dalam belajar dan mampu menemukan konsep sesuai dengan kemampuan mereka adalah strategi pembelajaran aktif (active learning) diantaranya tipe Questions Students Have (QSH) dan Learning Starts With A Question (LSQ). Zaini (2008: 17) Strategi Questions Students Have ini dapat diartikan sebagai pertanyaan yang dimiliki siswa. Intinya dalam pembelajaran diminta partisipasi setiap siswa untuk mengungkapkan pertanyaan yang dimilikinya melalui tulisan. Oleh karena itu melalui Strategi Questions Students Have ini siswa diwajibkan membuat pertanyaan tentang materi yang
dipelajari dalam suatu kertas. Zaini (2008: 44) mengemukakan bahwa Learning Starts With A Question merupakan salah satu pembelajaran aktif yang membuat peserta didik belajar aktif dengan cara bertanya tentang materi pelajaran sebelum ada penjelasan dari pengajar. Pada pembelajaran Learning Starts With A Question guru akan meminta siswa untuk menganalisa materi terlebih dahulu dan menuliskan mana yang tidak dipahaminya. Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah perbedaan pemahaman konsep matematis siswa menggunakan strategi Students Have dengan Tipe Learning Starts With A Question. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian Citra Amelia Rozalina (2014) diperoleh hasil bahwa pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan strategi Students Have lebih baik dari pada pemahaman konsep matematis siswa dengan pembelajaran konvensional. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Silvia Otrina (2012) kesimpulan yang diperoleh adalah strategi pembelajaran aktif tipe Learning Starts With A Question lebih baik dari pada pembelajaran konvensional. Hipotesis penelitian ini adalah terdapat perbedaan pemahaman konsep matematis siswa dengan menerapkan strategi Students Have dengan Learning Starts With A Question pada siswa kelas VIII SMPN 3 Koto XI Tarusan tahun pelajaran 2015/2016. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian Randimized Post Test Only Comparison Group Design. Penelitian ini dilaksanakan pada semester I mulai dari 07 sampai 23 September 2015 di SMPN 3 Koto XI Tarusan. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 3 Koto XI Tarusan dan sampel yaitu kelas VIII.2 sebagai kelas eksperimen I dan kelas VIII.1 sebagai kelas eksperimen II. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar yang berbentuk tes uraian. Sebelum diadakan tes akhir dilakukan uji coba tes di kelas VIII.1 SMPN 2 Bayang pada tanggal 18 September 2015. Hasil uji coba tes menunjukkan semua soal dipakai dengan reliabilitas 0,93. Kriteria pengujian berpedoman kepada kriteria yang dikemukakan oleh Arikunto (2010:
228). Untuk penskoran hasil jawaban siswa berpedoman pada Iryanti (2004: 15) yaitu dengan rentangan skala antara 0-3, selanjutnya hasil belajar siswa dikonversi ke nilai 0-100. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis dengan uji-t dua arah. Sebelum menganalisis data hasil penelitian terlebih dahulu dilakukan uji normalitas menggunakan uji Liliefors dan uji homogenitas menggunakan uji F yang berpedoman pada Sudjana, (2005: 466-467 dan 249), selanjutnya uji hipotesis menggunakan uji-t dua arah berpedoman pada Sudjana (2005: 239). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi data hasil belajar matematika siswa dapa dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Analisis Hasil Tes Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas Sampel Kelas X S X maks X min Sampel Eksperimen 65,95 19,58 97,44 26,92 I Eksperimen 81,79 13,38 100 52,56 II Tabel 1. terlihat bahwa terdapat perbedaan hasil tes pemahaman konsep matematis siswa pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Nilai rata-rata hasil tes akhir yang diperoleh siswa kelas eksperimen II = 81,79 lebih tinggi dari nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen I = 65,95. Berdasarkan hasil Pengujian hipotesis dengan uji-t dua arah, diperoleh bahwa t hitung = 3,31 dan t tabel = 2,01 dengan t hitung < t tabel maka H 0 ditolak. Terdapat perbedaan pemahaman konsep matematika siswa menggunakan strategi Students Have dengan tipe Learning Starts With A Question. Perbedaan kedua kelas eksperimen terlihat dari nilai rata-rata hasil tes akhir siswa, yaitu rata-rata tes akhir siswa kelas eksperimen II lebih tinggi dari rata-rata tes akhir siswa kelas eksperimen I. Selain itu juga, dapat dilihat dari keaktifan siswa selama pembelajaran di kedua kelas eksperimen. Pada kedua kelas eksperimen keaktifan siswa terlihat pada saat guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan, siswa pada kelas eksperimen II lebih banyak yang mengacungkan tangan ingin menjawab pertanyaan dari guru sedangkan pada kelas eksperimen I hanya beberapa orang siswa saja yang mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Walaupun siswa kedua kelas eksperimen sama-sama
terlibat aktif dalam pembelajaran, namun hasil tes akhir siswa pada kelas eksperimen II lebih tinggi dari siswa kelas eksperimen I. Hasil pengamatan selama penelitian tingginya rata-rata tes akhir siswa kelas eksperimen II disebabkan karena pada kelas eksperimen II siswa dalam membuat pertanyaan, mereka berdiskusi memahami materi terlebih dahulu dengan kelompok masing-masing setelah itu baru membuat pertanyaan sebanyak mungkin pada lembar pertanyaan. Sedangkan pada kelas eksperimen I siswa berkelompok juga tetapi dalam membuat pertanyaan dan memahami materi mereka lakukan dengan individu, mereka berdiskusi kelompok saat kartu kelompok diedarkan. Walaupun kelas eksperimen I berkelompok tetapi mereka bekerja sendiri terlebih dahulu dalam membuat pertanyaan pada kartunya pribadi masing-masing. Jadi, yang menyebabkan hasil tes akhir siswa kelas eksperimen II lebih tinggi dari kelas eksperimen I adalah lamanya siswa berdiskusi dalam kelompok. Begitu juga pada saat diadakan tes akhir ketuntasan siswa kelas eksperimen II lebih banyak dari siswa kelas eksperimen I. Pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis siswa menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Question Students Have berbeda dengan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Learning Starts With A Question pada siswa kelas VIII SMPN 3 Koto XI Tarusan. KESIMPULAN Hasil analisis data yang diperoleh ratarata nilai tes akhir siswa kelas eksperimen I adalah 65,95 dan rata-rata tes akhir siswa kelas eksperimen II adalah 81,79. Hasil penelitian disimpulkan terdapat perbedaan pemahaman konsep matematis siswa dengan menggunakan strategi Students Have dengan tipe Learning Starts With A Question pada kelas VIII SMPN 3 Koto XI Tarusan. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran aktif tipe Learning Starts With A Question cocok diterapkan pada kelas VIII.1 pada materi fungsi. KEPUSTAKAAN Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta. Iryanti, puji. (2004). Penilaian unjuk kerja. Yogyakarta : Depdiknas. Otrina, Silvi (2012). Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran
Aktif Tipe Learning Starts With A Questions (LSQ) Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas VIII SMPN 2 Pasaman Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi STKIP PGRI Padang. Rozalina, Citra Amelia. (2012). Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Questions Students Have Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas XI IPA SMA 14 Padang. Skripsi STKIP PGRI Padang. Sudjana, Nana. 2005. Metoda Statistik. Bandung: Tarsito. Zaini, Hisyam. (2008). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Insan Madani