BAB II POTENSI DAN PERMASALAHAN KAWASAN OBYEK WISATA CEKING TERRACE

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seminar Tugas Akhir 1

PENATAAN KAWASAN DAYA TARIK WISATA CEKING TEGALLALANG, GIANYAR

BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat... 3 II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

TINJAUAN PULO CANGKIR

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki panorama alam yang indah yang akan memberikan daya tarik

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG STANDARISASI PENGELOLAAN DAYA TARIK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

BAB I PENDAHULUAN. nusantara maupun wisatawan mancanegara. Hal ini dikarenakan. yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan di bidang pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. sudah selayaknya kawasan-kawasan yang berbatasan dengan laut lebih menekankan

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)


VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

TEMA. menikmati alam Bali. Lengkap dengan berbagai fasilitas pendukung yang ada di dalamnya. LEGAL

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB 3 POTENSI DAN KONDISI LOKASI

I. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya

BAB IV ANALISIS. 4.1 ANALISIS FUNGSIONAL a) Organisasi Ruang

PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI PADA KORIDOR JALAN MALIOBORO BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG LAPORAN TUGAS AKHIR

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print C-45

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB V ARAHAN DAN REKOMENDASI

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

ARI WISONO X

Bab VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kawasan stasiun Pasar Nguter, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan kegiatan perekonomian yang telah menjadi

KATA PENGANTAR REDESAIN PASAR TAMPAKSIRING

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Dari Menggunakan Teori Kevin Lynch. Berdasarkan hasil analisa dari data dan hasil survey wawancara yang

WISATA ALAM PERSAWAHAN DI UBUD

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tersebut diperoleh dari alternatif-alternatif terbaik yang sudah sesuai dengan objek

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

3. Pelayanan terhadap wisatawan yang berkunjung (Homestay/Resort Wisata), dengan kriteria desain : a) Lokasi Homestay pada umumnya terpisah dari

PROFILE PELABUHAN PARIWISATA TANAH AMPO

BAB II KARAKTERISTIK, POTENSI DAN PERMASALAHAN DESA WISATA DI DESA PANGSAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. Indonesia adalah salah satu Negara Berkembang yang sedang

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH YPCM

BAB I PENDAHULUAN. Bali sebagai pusat pengembangan kepariwisataan di Indonesia telah

BAB 6 HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Indonesia saat ini banyak sekali mendatangkan komoditi yang sangat

BAB V KONSEP PERANCANGAN

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL ± LEMBAR PENGESAHAN ±± LEMBAR PERSEMBAHAN LEMBAR MOTTO ABSTRAKSI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

V. KONSEP Konsep Dasar Pengembangan Konsep

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata budaya mengalami perkembangan yang positif. Keselarasan antara

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Sibangkaja merupakan suatu desa yang terletak di Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III TINJAUAN KHUSUS Kawasan Outbound Training di Kabupaten Kulon Progo 3.1 TINJAUAN KONDISI UMUM KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. melimpah, mulai dari sektor migas, pertanian yang subur serta pariwisata. Hal ini

BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode perancangan.

BAB III TINJAUAN LOKASI DAN WILAYAH

BAB 3 METODE PERANCANGAN. metode perancangan yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Metode

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan

UNIVERSITAS DIPONEGORO LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN (LP3A)

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2010). Aksesibilitas adalah konsep yang luas dan fleksibel. Kevin Lynch

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Restoran aneka bali boga di Denpasar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah

BAB I PENDAHULUAN. daerah resapan pada kota Medan. Sesuai dengan Undang-Undang No. 26 Tahun

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk

KONDISI LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA RELOKASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB III TINJAUAN TEMA

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA

BAB VI PENUTUP. 1. Kondisi kenyamanan thermal hasil simulasi eksisting: Kondisi eksisting penggal 1,2,3 titik terendah dan tertinggi pagi

Transkripsi:

BAB II POTENSI DAN PERMASALAHAN KAWASAN OBYEK WISATA CEKING TERRACE Pada bab ini dibahas potensi dan permasalahan obyek wisata Ceking Terrace, yang nantinya akan berpengaruh terhadap penataan dan pengembangan yang dilakukan. 2.1 Tinjauan Umum Obyek Wisata Ceking Terrace Berdasarkan peraturan daerah nomor 16 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Gianyar 2012-2032 kawasan obyek wisata Ceking Terrace masuk ke dalam kawasan wisata alam dalam lingkup kawasan pariwisata Ubud. Sesuai dengan RTRW Kabupaten Gianyar kawasan pariwisata Ubud seluas 7.712 (tujuh ribu tujuh ratus dua belas) hektar terdiri dari wilayah administrasi desa/ kelurahan: a. Ubud, Kedewatan, Peliatan, Mas, Petulu, Lodtunduh, Sayan, Singakerta di kecamatan Ubud; Seminar Tugas Akhir 6

b. Melinggah, Melinggah Kelod, Puhu, Kelusa, sebagian Buahan dan sebagian Buahan Kaja di Kecamatan Payangan; dan c. Keliki, Kenderan, dan Tegallalang di Kecamatan Tegallalang. Obyek wisata Ceking Terrace sendiri merupakan obyek wisata alam yang menyuguhkan keindahan pemandangan alam persawahan dengan bentuk yang berundak-undak/terasering. Kondisi sekarang dari kawasan obyek wisata ini sudah terbangun dan memiliki potensi untuk terus dikembangkan. Obyek wisata ini sendiri dikelola oleh Desa Pekraman Tegallalang, dengan pengelolaan dan pengembangan yang tepat, kawasan ini sangat potensial berkembang menjadi kawasan pariwisata besar seperti kawasan pariwisata Monkey Forest Ubud. 2.2 Lokasi Lokasi dari obyek wisata Ceking Terrace tepatnya berada di Desa Tegallalang, Gianyar. Obyek wisata ini berbatasan langsung dengan Desa Pekraman Kedisan dan sebagian area persawahan Ceking Terrace merupakan wilayah Desa Pekraman Kedisan. Lokasi dari obyek wisata Ceking Terrace dapat dilihat pada gambar 2.1, sampai gambar 2.4. Gambar 2.1 Peta Pulau Bali Sumber : https://petatematikindo.wordpress.c om/2013/03/10/administrasikabupaten-gianyar/ Gambar 2.2 Peta Kabupaten Gianyar Sumber : http://desnantaratamasya.blogspot.co.id/2011/02/peta-pulaubali.html Desa Pekraman Tegallalang Gambar 2.3 Peta Kecamatan Tegallalang Sumber : BAPEDA Kab. Gianyar tahun 2015 Seminar Tugas Akhir 7

Kawasan Obyek Wisata Ceking Terrace 2.3 Potensi Dalam sebuah kawasan pariwisata suatu daya tarik wisata/dtw merupakan potensi utama yang menjadikan kawasan tersebut berkembang menjadi destinasi pariwisata. Hubungan Gambar antar 2.4 potensi Peta Desa pariwisata, Pekraman Tegallalang kunjungan Sumber : BAPEDA Kab. Gianyar tahun 2015 wisatawan, dan kebutuhan fasilitas dapat dilihat pada gambar 2.5. Potensi Kunjungan Wisatawan Permasalahan Gambar 2.5 hubungan antar potensi, kunjungan pariwisata dan fasilitas pariwisata yang dibutuhkan 2.3.1 View Kebutuhan Fasilitas Pariwisata Daya tarik utama wisatawan berkunjung ke obyek wisata Ceking Terrace adalah potensi view yang dimiliki, potensi tersebut berupa persawahan terasering dengan latar pepohonan rindang dan aktifitas para petani di persawahan. View persawahan ini terbentang sepanjang 1,2 km yang Seminar Tugas Akhir 8

(gambar 2.6). tebentang di sepanjang jalan raya raya Ceking, dan desa Pakuduwi Gambar 2.6 View dan persawahan yang menjadi daya tarik obyek wisata Ceking Terrace Sumber : BAPEDA Kab. Gianyar tahun 2015, dan observasi 4 Oktober 2015 2.3.2 Lingkungan sekitar Potensi dari lingkungan di sekitar kawasan obyek wisata Ceking Terrace bisa dilihat pada masih tersedianya lahan kosong untuk membangun berbagai fasilitas pariwisata yang dibutuhkan untuk pengembangan kawasan. Pada bagian barat site tersedia lahan kosong yang cukup luas (gambar 2.7), namun tidak secara keseluruhan lahan tersebut kosong, terdapat beberapa rumah warga di antara lahan kosong tersebut. Seminar Tugas Akhir 9

Gambar 2.7 Lahan kosong yang bisa dikembangkan menjadi fasilitas akomodasi pariwisata Potensi pengembangan salah satunya bisa dilakukan adalah pengembangan fasilitas parkir, pengembangan fasilitas parkir sangat memungkinkan karena lingkungan sekitar parkir masih berupa tanah kosong yang berfungsi sebagai ladang dan tegalan. Fasilitas parkir yang sudah ada di kawasan ini bisa dilihat pada gambar 2.8. Gambar 2.8 Kondisi dari fasilitas parkir, dan lingkungannya yang masih berupa tanah kosong 2.3.3 Regulasi / Kebijakan Berdasarkan peraturan daerah nomor 16 tahun 12 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kabupaten Gianyar 2012-2032 kawasan obyek wisata Ceking Terrace masuk ke dalam kawasan wisata alam, dan dalam RTRW tersebut obyek wisata Ceking masuk dalam kawasan hijau. Sehingga kawasan yang berada di bagian timur jalan secara keseluruhan harus bebas dari bangunan, sedangkan melihat kondisi yang sekarang dimana banyak Seminar Tugas Akhir 10

bangunan-bangunan semi permanen yang sudah di bangun di kawasan tersebut secara peraturan bangunan tersebut harus dibongkar (gambar 2.9) Kawasan yang masuk jalur hijau, seharusnya titak boleh dibangun dan bisa difungsikan sebagai ruang terbuka Gambar 2.9 Bangunan yang ada di sepanjang jalan obyek wisata Ceking Terrace 2.4 Permasalahan 2.4.1 Bangunan dan Lingkungan Kawasan hijau yang harusnya steril dari bangunan, disamping dibangun bangunan semi permanen, juga terlihat bangunan bangunan permanen yang sudah berdiri dan bahkan ada bangunan berlantai 2 yang sudah dibangun di kawasan ini. Disamping itu juga kurangnya penataan bangunan di sepanjang barat jalan sehingga menimbulka view yang kurang menarik. Kondisi bangunan di sepanjang jalan kawasan dapt dilihat pada gambar 2.10. Gambar 2.10 Bangunan yang ada di sepanjang jalan obyek wisata Ceking Terrace Seminar Tugas Akhir 11

2.4.2 Sirkulasi dan Parkir Walaupun sudah terdapat fasilitas parkir, sistem pengelolan obyek wisata ini sendiri memanfaatkan sebagian bahu jalan untuk parkir kendaraan (gambar 2.11), dan baru menggunakan fasilitas parkir yang ada setelah parkir dibahu jalan terisi penuh. Hal tersebut disebapkan karena jarak antar parkir terlalu jauh, dan fasilitas pedestrian yang belum mendukung. Sirkulasi kendaraan di jalan utam kawasan sangat padat dan merupakan akses utama dari dan menuju Kintamani, Jadi perlu dilakukan pengaturan sirkulasi kendaraan yang memasuki kawasan. Gambar 2.11 Pemanfaatan sebagian bahu jalan untuk fasilitas parkir sehingga mengganangu sirkulasi kendaraan 2.4.3 View Persawahan yang Terhalang View yang terbentang sepanjang 1,2 kilometer di sebelah timur kawasan, hanya bisa dinikmati pada beberapa titik tertentu, padahal bila tidak dihalangi oleh toko-toko souvenir area untuk melihat view bisa dinikmati lebih luas dan semua view persawahan bisa dinikmati dari area jalan. ( gambar 2.12) Bangunanbangunan toko souvenir yang menghalangi view persawahan Gambar 2.12 Bangunan-bangunan toko souvenir yang menghalangi view persawahan Seminar Tugas Akhir 12

2.4.4 Topografi dan Kondisi Jalan Kondisi jalan dengan lebar 8 meter dan berbatasan langsung dengan tebing setinggi 6 meter, serta ditambah dengan adanya bangunan-bangunan berlantai 3, menjadikan area di lingkungan jalan terlihat sempit dan kurang adanya ruang gerak yang bebas untuk wisatawan dalam menikmati view. Tebing setinggi 6 meter yang langsung berbatasan dengan jalan utama kawasan Gambar 2.13 Kondisi jalan yang berbatasan dengan tebing terjal setinggi 6 meter 2.4.5 Penunjang Pariwisata Fasilitas penunjang pariwisata yang ada di obyek wisata ini salah satunya adalah fasilitas trecking menyusuri persawahan. Fasilitas ini adalah sarana pariwisata yang memberikan wisatawan berjalan-jalan menyusuri persawahan dengan melewati terasering persawahan, sungai dan lingkungan di sekitarnya. Yang menjadi permasalahan dari fasilitas ini adalah : Lahan persawahan yang menjadi gersang dan menciptakan view yang kurang menarik dilihat dari kejauhan, fasilitas ini juga menciptakan suasana yang kurang menarik di lingkungan persawahan (gambar 2.14 dan gambar 2.15). Seminar Tugas Akhir 13

Gambar 2.14 Jalan dari fasilitas trecking menimbulkan view yang kurang menarik Gambar 2.15 Akses jalan yang buruk dan banyak sampah di area jalan fasilitas trecking 2.5 Karakteristik Lingkungan Karakteristik lingkungan akan membahas tentang bagaiman kondisi lingkungan sekitar dari obyek wisata Ceking Terrace yang dilihat dari beberapa aspek diantaranya: 2.5.1 Kondisi lingkungan Kondisi lingkungan dari kawasan sangat padat dan banyak terdapat toko-toko souvenir yang berjejer di sepanjang jalan utama, pada bagian timur jalan tempat melihat view ke ke arah sawah juga banyak berdiri toko-toko souvenir dan beberapa restoran yang kurang tertata dengan baik (gambar 2.16 dan gambar 2,17) Toko souvenir Restaurant Gambar 2.16 Toko souvenir dan restauran yang terlihat kurang tertata Seminar Tugas Akhir 14

Gambar 2.17 Toko souvenir yang berada di sepanjang jalan utama kawasan Pada bagian barat jalan terdapat lahan kosong yang cukup luas yang posisinya lebih tinggi 7 meter dari jalan, lahan ini merupakan lahan milik masyarakat dan terdapat beberapa pemukiman(gambar 2.18 dan gambar 2.19). Kondisi dari lahan kosong ini merupakan tegalan yang banyak ditanam pohon kelapa, pisang, durian, dan pohon-pohon lainnya. Gambar 2.18 Lahan kosong yang terdapat di bagian barat jalan utama kawasan Gambar 2.19 Rumah penduduk yang terdapat di bagian barat jalan utama kawasan Seminar Tugas Akhir 15

2.5.2 Letak Geografi Obyek Wisata Ceking Terrace berjarak 5 km dari pusat pariwisata Ubud dan bisa ditempuh dalam waktu 20 menit, sedangkan dari denpasar berjarak kurang lebih 30 km. Letak dari obyek wisata ini berada di dua Desa Pekraman, yaitu Desa Pekraman Tegallang dan Desa Pekraman Kedisan. Sebagian dari sawah merupakan wilyah Desa Kedisan, sedangakan untuk sebagian sawah dan berbagai fasilitas penunjang yang sudah ada terletak di Desa Tegallalang. Kondisi eksisting dari kawasan ini bisa di lihat pada gambar 2.20 Gambar 2.20 Eksisting kawasan obyek wisata Ceking Rice Terrace Sumber : BAPEDA Kab. Gianyar tahun 2015 Seminar Tugas Akhir 16

2.5.3 Topografi Kondisi topografi memiliki kemiringan yang tinggi dengan kondisi lingkungan yang bertransis, dari posisi jalan utama ke arah timur menuju kawasan persawahan memiliki transis yang terjal. Sedangkan bagian barat site yang berupa lahan kosong dan rumah warga posisinya berada 6 meter dari jalan, untuk lahan kosong kondisinya relatif datar. Topografi di kawasan ini bisa dilihat pada gambar 2.21, dan gambar 2.22. Gambar 2.21 Kondisi topografi di bagian timur jalan utama Gambar 2.22 Lahan kosong yang terdapat pada bagian barat jalan 2.5.4 Geologi Kawasan obyek wisata Ceking Terrace merupakan area persawahan dan di lingkungan sekitarnya terdapat tegalan milik penduduk, karakteristik dari tanah di lingkungan ini sangat subur dan termasuk tanah yang lunak. Seminar Tugas Akhir 17

Keadaaan geologi di kawasan obyek wisata Ceking Terrace dapat dilihat pada gambar 2.23. Gambar 2.23 Kondisi geologi dari tanah kosong di bagian barat jalan utama 2.5.5 Aksebilitas Posisi dari obyek wisata ini tepatnya berada tidak jauh dari pusat Desa Tegallalang, dan berada kurang lebih 7 km dari pusat pariwisata Ubud. Sedang dari Kota Gianyar berjarak kurang lebih 15 km. Jalan utama kawasan merupakan akses utama dari dan menuju Kintamani. Peta jarak dari Gianyar dan Ubud menuju obyek wisata Ceking Terrace dapat dilihat pada gambar 2.24. Lokasi obyek wista Ceking Terrace Gambar 2.24 aksebelitas menuju obyek wisata Ceking Terrace Sumber : https://www.google.co.id/maps/place/jl.+r aya+ceking,+tegallalang,+kab.+gianyar, +Bali (diakses 5 Oktober 2015) Seminar Tugas Akhir 18

2.6 Tinjauan Fisik dan Fasilitas Tinjauan fisik pada obyek wisata Ceking Terrace berupa berbagai fasilitas pendukung berupa sarana dan prasarana yang sudah tersedia di kawasan ini. Tinjauan fisik di kawasan obyek wisata Ceking Terrace dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu: 2.6.1 Penggunaan Lahan Kondisi lahan di kawasan ini kondisinya sudah 60% terbagun penggunaan lahan lebih banyak digunakan untuk fasilias komersil, seperti art shop, restaurant, dan warung. Di lingkungan ini juga terdapat rumah-rumah warga yang letaknya di bagian barat kawasan. penggunaan lahan kawasan dapat dilihat pada gamabr 2.25. Art shop dan restauran DTW Ceking Rice Terrace Lahan kosong Restaurant Rumah penduduk Art shop dan restoran dilihat dari area persawahan Fasilitas parkir mobil Gambar 2.25 Tata guna lahan di kawasan Ceking Terrace Sumber : BAPEDA Kab. Gianyar tahun 2015, dan observasi 4 Oktober 2015 Seminar Tugas Akhir 19

2.6.2 Bangunan Bangunan di kawasan ini beberapa masuk dalam katagori semi permanen, bangunan dengan fungsi art shop dan toko-toko souvenir terlihat kurang tertata dengan wujud fisik yang masih sederhana penggunaan batako yang belom di plester untuk dinding dan penggunaan atap asbes. Sedangkan untuk bangunan fungsi restorant bangunan sudah lebih terlihat tertata dengan struktur yang kokoh dan finishing lengkap. Kondisi fisik dari bangunan di kawasan ini bisa dilihat pada gambar 2.26 dan gambar 2.27. Gambar 2.26 bangunan semi permanen dengan fungsi toko souvenir Gambar 2.27 bangunan restaurant dengan atap alang-alang dan struktur kayu 2.6.3 Ruang Terbuka Ruang terbua sendiri di kawasan obyek wisata ini sangat sedikit dan bahkan hampir tidak ada ruang publik yang luas untuk wisatawan yang Seminar Tugas Akhir 20

berkunjung, ruang terbuka hanya ditemukan di antar toko souvenir dengan kondisi yang sempit dan kurang tertata (gambar 2.28). Gambar 2.28 Ruang terbuka untuk melihat view ke arah sawah 2.6.4 Sirkulasi dan Parkir Untuk area parkir kawasan obyek wisata Ceking Terrace memiliki area parkir khusus mobil yang jaraknya kurang lebih 150 meter dari DTW Ceking Terrace (gambar 2.29), area parkir ini dibuat dengan kapasitas 60 mobil. Sedangkan untuk sirkulasi kendaraan, jalan utama kawasana merupakan akses jalan dua arah. Namun dilihat secara pengelolaan sebagian bahu jalan masih dimanfaatkan sebagai sebagai parkir dan fasilitas parkir yang ada baru dimanfaatkan setelah parkir sebagian bahu jalan sudah penuh, sehingga mengganggu sirkulasi kendaraan di jalan (gambar 2.30). Gambar 2.29 Fasilitas parkir di obyek wisata Ceking Rice Terrace Seminar Tugas Akhir 21

Gambar 2.30 Pemanfaatan sebagian bahu jalan untuk kebutuhan parkir 2.6.5 Pedestrian Sepanjang jalan utam obyek wisata Ceking Terrace sudah terdapat akses pejalan kaki, walaupun kondisinya sudah diperbaiki namun lebar dari akses pedestrian masih sempit dan lebarnya kurang luas untuk akses pedestrian yang terdapat di kawasan pariwisata. Material yang dipergunakan untuk trotoar adalah paving, untuk bagian pedestrian yang terdapat di bagian timur jalan dibuat dengan sistem kantilever dan di bawahnya terdapat alairan sungai. Kondisi dari pedestrian dapat dilihat pada gamabar 2.31. Gambar 2.31 Akses pejalan kaki di sekitar obyek wisata 2.6.6 Penunjang Pariwisata Kawasan obyek wisata Ceking Terrace memiliki berbagai fasilitas yang penunjang kegiatan yang sudah dikembangkan, salah satu fasilitas penunjng Seminar Tugas Akhir 22

kegiatan yang mendukung pariwisata di kawasan ini adalah fasilitas trecking menyusuri persawahan. Sepanjang fasilitas tracking terdapat berbagai fasilitasfasilitas komersial yang menjual minuman-minuman segar dan souvenir yang dibangun sendiri oleh masyarakat setempat (gambar 2.32). Gambar 2.32 Fasilitas tracking menyusuri persawahan 2.6.7 Utilitas Sistem utilitas di kawasan ini sudah tersedia fasilitas umum seperti listrik dari PLN dan air bersih dari PDAM. namun yang terlihat kurang dari kesediaan utilitas di kawasan ini adalah fasilitas tempat sampah dan sistem pengolahan sampahnya. Aliran listrik dari PLN dapat dilihat pada gambar 2.33. Gambar 2.33 Fasilitas listrik PLN yang tersedia di obyek Ceking Terrace 2.7 Fasilitas yang Dikembangkan Seminar Tugas Akhir 23

2.7.1 Pengembangan Fasilitas Parkir, Akses Dan Pedestrian Pengembangan fasilitas parkir sangat diperlukan dalam kawasan ini mengingat masih adanya pemanfaatan sebagian bahu jalan untuk fungsi parkir. Sirkulasi kendaraan yang memasuki dan keluar kawasan juga perlu dikelola agar menciptakan sirkulasi yang lancar di dalam kawasan. Perbaikan sirkulasi kendaraan di dalam kawasan dapat dilakukan dengan pemenfaatan jalan yang ada di bagian barat kawasan. serta pemanfaatan lahan kosong yang tersedia untuk menciptakan akses baru masuk dan keluar fasilitas parkir. Area kosong yang akan dikembangkan fasilitas parkir dapat dilihat pada gambar 2.34. Lahan kosong yang tersedia di bagian selatan parkir, sehingga memungkinkan adanya pengembangan fasilitas parkir Gambar 2.34 Area kosong yang akan dikembangkan fasilitas parkir Pengembangan untuk akses pejalan kaki sangat diperlukan mengingat akses yang cukup jauh antar parkir menuju DTW Ceking Terrace, akases pejalan kaki dibuat lebih lebar dengan pohon-pohon peneduh dan penggunan material bahan yang tepat (gambar 2.35) Gambar 2.35 Sistem struktur kantilever pada pedestrian Sistem struktur dari pedestrian menggunakan kantilever karaena berada di atas sungai, pelebaran pedestrian bisa dilakukan dengan sistem yang sama Seminar Tugas Akhir 24

2.7.2 Pengembangan Ruang Terbuka dan Fasilitas Publik Ruang terbuka sangat cocok dikembangkan pada area bagian timur, mengingat secara peraturan kawasan di bagian timur jalan merupakan kawasan hijau dan harus terbebas dari bangunan. ruang terbuka dibuat agar wisatawan lebih nyaman dan leluasa menikmati panorama keindahan DTW Ceking. Pengembangan ruang terbuka dan fasilitas publik adan direncanakan di area timur jalan, seperti pada gambar 2.36. Kawasan yang masuk jalur hijau, seharusnya tidak boleh dibangun dan bisa difungsikan sebagai ruang terbuka Gambar 2.36 Bangunan yang ada di sepanjang jalan obyek wisata Ceking Terrace Pengembangan fasilitas fasilitas umum seperti publik toilet, ATM center, informasi, dan fasilitas umum lainnya sangant diperlukan untuk kenyamanan dan kemudahan wisatawan untuk menikmati dan mengakses semua fasilitas yang ada dalam satu kawasan. 2.7.3 Pengembangan Fasilitas Restoran, Yoga, Oudbound dan Lainnya Fasilitas akomodasi pariwisata lainnya dapat dikembangkan di area tanah kosong yang terdapat pada bagian barat site, rencana pengembangan fasilitas yang akan dilakukan adalah dengan pembuatan fasilitas seperti ruang penerimaan/lobby, restaurant, cofe shop, fasilitas olhraga,fasilitas bermain, dan perbaikan fasilitas tracking menyusuri persawahan. Seminar Tugas Akhir 25