BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

dengan Sistem Pendidikan Nasional. 1

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. Ibtidaiyah (MI) Sekecamatan Gandusari Kabupaten Trenggalek

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. pada meningkatnya hubungan antara anak dengan teman-temannya. Jalinan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN. belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 1 Ngunut. Tabel 5.1 Rekapitulasi Hasil Penelitian. taraf signifikansi = 0.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan tanggung jawab setiap siswa dan kualitas hasil

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa di Indonesia sebagian besar masih berusia remaja yaitu sekitar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung tinggi nilai pendidikan dan dengan pendidikan manusia menjadi lebih

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Rosyid, Sosiologi Pendidikan, Idea Press, Yogyakarta, 2010, hlm.58. 3

BAB II KAJIAN TEORETIS. A. Deskripsi Konseptual Dan Subfokus Penelitian 1. Pengertian Layanan Bimbingan dan Konseling Belajar

PENINGKATAN KEMAMPUAN SOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN BERHITUNG DI TK GIRIWONO 2

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dan menuntut manusia untuk lebih maju dalam

DESKRIPSI KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL GEOMETRI TRANSFORMASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan upaya cara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan upaya ilmiah,

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif. adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar

Kata kunci : Fasilitas Belajar, Lingkungan Belajar, prestasi belajar Sosiologi

BAB I PENDAHULUAN. yang menitik beratkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan tanggung jawab setiap siswa dan kualitas hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. didik terdapat kekuatan mental penggerak belajar. Kekuatan mental yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi. tinggi dan berbagai keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Korelasi Kinerja Pengawas PAI Dengan Kinerja Guru PAI di Sekolah Dasar Negeri Se -Kecamatan Basarang Kabupaten Kuala Kapuas.

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 TERAS, BOYOLALI

PENGARUH INTERAKSI SOSIAL DALAM KELUARGA DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK

BAB V PEMBAHASAN. A. Motivasi Belajar Membaca Al-Qur an pada Siswa di Madrasah. karena itu peran seorang guru bukan hanya semata-mata mentransfer ilmu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. dari segi intelektual maupun kemampuan dari segi spiritual. Dari segi

BAB II KAJIAN TEORI. diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang. (Slameto, 2003) berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasan.

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Disiplin Belajar terhadap

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Irnaningsih; Budiyono Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting sebagai kebutuhan

KESULITAN BELAJAR SISWA MEMAHAMI MATEMATIKA POKOK BAHASAN BILANGAN BULAT (Studi Kasus di Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Kota Cirebon)

Sosiodrama pada Pembelajaran IPS sebagai Upaya Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS HURUF ABJAD MELALUI TEKNIK MENULIS DI UDARA PADA SISWA KELAS 1 B SDN KLATAKAN 02 JEMBER.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN. Setelah peneliti memaparkan data dan menghasilkan temuan temuan, pelajaran Matematika pada materi pembagian

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan Negara. Maju mundurnya suatu bangsa yang ditentukan oleh maju mundurnya

BAB I PENDAHULUAN. Ciputat Pers, 2002, hlm Asnawir dan Basyiruddin Usman, Media pembelajaran, Jakarta :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. berikut: Terdapat Hubungan Positif dan Signifikan Kebiasaan Belajar

I. PENDAHULUAN. kelak akan menjadi penerus pembangunan bangsa. Peranan pendidikan. membangun ditentukan oleh maju tidaknya pendidikan.

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mempunyai bakat dan kemampuan yang berbeda-beda, sehingga membutuhkan pendidikan yang berbeda-beda pula.

Pendidik. Pengertian. Pendidik. Hakekat PAUD-KBK PAUD-SPN AKD-NON. Oleh: Dra. OCIH SETIASIH, M.Pd

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) TERHADAP MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi. Untuk itu diperlukan upaya pengajaran. dimensi kehidupan terutama dibidang pendidikan.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari tiga ciri utama yaitu derajat kesehatan, pendidikan dan. bertumbuh dan berkembang (Narendra, 2005).

Kata kunci: Perhatian Orang Tua, Kebiasaan Belajar, Nilai UAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

HUBUNGAN KESIAPAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI DI MIRIT

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

PENGARUH PEMBERIAN TUGAS, METODE PEMBELAJARAN DAN KINERJA GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SMA N 1 SAPURAN WONOSOBO

MOHAMAD YASIN SMA Negeri 1 Kauman Kab. Tulungagung

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Konseling memiliki peranan yang sangat menentukan

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN. A. Penggunaan Metode Pembelajaran Problem Solving, motivasi belajar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. disimpulkan bahwa anak lambat belajar dapat diatasi dengan. baik, kesadaran akan tanggungjawab sebagai pelajar, kesadaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan negara di segala bidang. Agar mendapatkan manusia yang

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP PGRI 3 BANDAR LAMPUNG

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Motivasi Belajar. a. Pengertian Motivasi Belajar.

PERAN GURU DALAM MENDIDIK SISWA BERDASARKAN PSIKOLOGI. Juwanda Jurdiksatrasia Unswagati Cirebon. Abstrak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pada hakekatnya pendidikan merupakan sarana yang dapat

BAB II KAJIAN TEORETIK. daya tarik baginya. Menurut Slameto (Djamarah, 2008) minat adalah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 (1) Pendidikan adalah Usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kondisi internal, di mana kondisi internal tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KONTRIBUSI PEMANFAATAN WAKTU BELAJAR, INTENSITAS KUNJUNGAN PERPUSTAKAAN, DAN KECERDASAN EMOSI TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X

BAB I PENDAHULUAN. Prenada Media Group, 2012), hlm Abdul Kadir, dkk., Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: Kencana

BAB I PENDAHULUAN. kini telah menjadi suatu kebutuhan. Berbagai literature dan laporan

BAB II KAJIAN TEORI. memperoleh pemecahan terhadap masalah yang timbul. Oleh karena itu strategi ini dimulai

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 BANTUL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL PENYEBAB KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII MTS AMAL SHOLEH KECAMATAN GETASAN

PRADIFTA YUYUN SETYANINGRUM K

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (dalam Ruminiati, 2007), bahwa pembelajaran adalah suatu proses dimana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

114 BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Sesuai analisa data penelitian diperoleh bahwa minat belajar siswa mempunyai pengaruh secara parsial sebesar 0.608 atau 60.80% dengan siginifikansi dibawah 0.05. Berdasarkan hasil penelitian jelas terlihat adanya pengaruh minat belajar dengan prestasi belajar. Pengaruh tersebut bersifat positif artinya semakin tinngi minat belajar siswa akan semakin baik nilai prestasi belajarnya. Minat belajar yang dilakukan peserta didik dari mulai perencanaan dan kebiasaan belajar belajar, prosedur belajar, ketrampilan belajar serta strategi belajar dapat memberikan hasil belajar baik jika komponen-komponen tersebut dilaksanakan dengan baik pula. Hal ini didukung dengan pendapat Muhibbin Syah bahwa kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Peserta didik yang mempunyai kebiasaan belajar baik maka prestasi belajarnya juga akan baik 53. Hasil yang sangat berbeda dengan penelitian sebelumnya dalam pengaruh minat terhadap prestasi belajar siswa adalah pada penelitian ini mengungkapakan minat siswa ditingkat madrasah Ibtidaiyah sangat dipengaruhi oleh dorongan pribadi siswa, tetapi lebih didominasi oleh dorongan dri faktor eksternal yaitu 53 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), 110. 114

115 lingkungan dan orang tua. Pada anak usia Madrasah Ibtidayah merupakan fase mengenal dan memposisikan dirinya dalam lingkup sosial dan masih menerpakan pola meniru maupun diarahkan oleh yang lebih tua. Sedangkan penelitian sebelumnya kaitan minat dilevel SMP dan SMA sudah mulai terarah sejalan dengan pola fikir siswa sehingga lebih mudah diarahkan dan diakses kebutuhan yang diinginkan sesuai intanya. Berbagai faktor yang menyebabkan perubahan dalam minat pada sekolah selama masa kanak-kanak. Adapun faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut: a. Pengalaman Dini Sekolah Anak yang secara fisik dan intelektual telah siap untuk kelas satu mempunyai sikap yang lebih positif terhadap sekolah dibandingkan anak yang belum siap untuk sekolah. Pengalaman di kelompok bermain dan taman kanakkanak mempermudah penyesuaian dan menjadikan pengalaman dini di sekolah lebih menyenangkan dengan pengalaman dini ini anak akan berminat untuk memasuki sekolah. Dengan minat yang tinggi terhadap sekolah yang didasari pengalaman dini ini akan membuat siswa termotivasi untuk suka dengan sekolah yang dipilihnya, sehingga kegiatan belajar mengajarpun akan diikuti dengan sungguh-sungguh, yang muaranya dapat mendapatkan prestasi sesuai dengan harapan. Tanpa pengalaman dini di sekolah, seorang anak kurang siap untuk masuk sekolah, sehingga mereka juga enggan dalam mengikuti kegiatan proses belajar mengajar, yang muaranya juga prestasi akan jatuh.

116 b. Pengaruh Orang Tua Orang tua mempengaruhi sikap anak terhadap sekolah secara umum dan juga sikap mereka terhadap pentingnya pendidikan, belajar, terhadap berbagai mata pelajaran, dan terhadap para guru. Dengan pemahaman orang tua akan betapa pentingnya pendidikan bagi anaknya, akan membawa anak untuk memberikan pertolongan atau sekedar pertirnbángan bagi anaknya dalam memilih sekolah yang akan membentuk kepribadian mereka. Dengan kepedulian orang tua terhadap pendidikan tersebut yang dengan baik memberikan penjelasan kepada anak-anaknya sehingga anak bisa faham maksud orang tua memberikan masukan kepada sekolah yang diinginkan, anak merasa tidak tertekan masuk ke sekolah yang dikehendaki oleh orang tua, dengan demikian anak juga akan sungguh-sungguh dalam mengikuti kegiatan proses belajar mengajar yang dilaksanakan pada sekolah tersebut, namun demikian juga sebaliknya, jika orang tua kurang memberikan perhatian kepada anakanaknya, anak disuruh memilih sendiri, padahal anak belum mempunyai pengalaman yang memadai untuk memilih, sehingga kadang anak hanya memikirkan pertimbangan-pertimbangan yang sesaat, sehingga kadang anak salah pilih. Setelah sampai di tengah perjalanan anak merasa kurang pas dengan sekolah yang dimasukinya yang mengakibatkan berkurangnya minat terhadap sekolah, sehingga motivasi untuk mengikuti proses kegiatan belajar mengajar menjadi berkurang, bahkan hilang, sehingga banyak terjadi anak putus

117 sekolah 54. c. Sikap Saudara Kandung Saudara kandung yang lebih besar mempunyai pengaruh yang sama pada sikap anak terhadap sekolah seperti orang tua, sebaliknya, sikap saudara kandung yang lebihmuda relatif tidak penting. Hal ini erat kaitannya dengan contoh yang diberikan oleh saudara kandung yang lebih tua. Apabila saudara kandung yang lebih tua memberikan contoh yang baik, niscaya adiknya akan mengikuti jejak yang dicontohkan oleh kakaknya 55. d. Sikap Teman Sebaya Minat dan sikap terhadap sekolah secara umum dan terhadap berbagaikegiatari sekolah sangat diarahkan, oleh teman sebaya. Untuk diterima oleh kelompok teman sebaya, anak belajar bahwa ia harus menerima minat dan nilai kelompok. Jika teman sekelas terang-terangan menyatakan ketidaksukaan mereka pada sekolah, maka anak tersebut harus berani menanggung resiko dijauhi teman-temannya. OIeh sebab itu untuk mencari teman hendaknya sangat hati-hati, karena salah teman merupakan kesalahan fatal yang harus ditanggung anak untuk masa yang akan datang 56. e. Penerimaan oleh Kelompok Teman Sebaya Karena bagian han-han sekolah yang disukai berpusat sekitar kegiatan ekstrakurikuler dengan teman sebaya, hubungan yang baik dengan guru dan 54 Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga, 2001), 352. 55 Ibid., 352. 56 Ibid., 353.

118 nilai yang bagus tidak dapat mengimbangi kurangnya penerimaan oleh teman sebaya. Keberhasilan akademik. f. Keberhasilan Akedemik Besarnya pengaruh keberhasilan akademik pada sikap anak terhadap sekolah akan bergantung pada besarnya nilai keberhasilan akademik dalam kelompok teman sebaya. Bila keberhasilan ini merupakan lambang status, maka ia akan meningkatkan status anak dengan prestasi akademik baik dalam kelompok teman sebaya. Kegagalan akademik mengurangi rasa harga diri semua anak dan menimbulkan rasa tidak senang terhadap lingkungan tempat kegagalan ini terjadi. Jika kegagalan akademik berarti tidak naik kelas, ia lebih lagi memperbesar rasa tidak senang anak pada sekolah dan mengurangi minatnya pada sekolah. g. Sikap terhadap Pekerjaan Anak yang dibesarkan oleh orang tua yang berpendapat bahwa masa kanak-kanak harus bahagia dan bebas, biasanya mengembangkan sikap negatif terhadap setiap kegiatan yang menyerupai pekerjaan. Selama sekolah masih bermain-main saja. mereka menyukainya. Tetapi dengan kenaikan kelas, lebih banyak upaya dituntut untuk membuat pekerjaan rumah, dan ini menimbulkan rasa tidak suka akan sekolah. h. Hubungan Guru dan Murid Banyak atau sedikitnya minat anak terhadap sekolah dipengaruhi

119 sikapnya terhadap guru. Jika anak membawa konsep yang positif terhadap keberadaan guru, ke sekolah, yaitu konsep yang didasarkan atas kata orang tua atau saudara, gambaran media massa, atau bila pengalaman pribadi yang menyenangkan dengan guru, sikap mereka terhadap semua guru cenderung positif, yang akhirnya akan menumbuhkan minat anak terhadap sekolah, sehingga dalam mengikuti kegiatan proses belajar mengajar akan sungguhsungguh, yang muaranya akan mendapatkan prestasi yang dapat dibanggakan 57. Guru juga salah satu obyek yang dapat merangsang dan membangkitkan minat belajar siswa. Menurut Kurt Singer bahwa Guru yang berhasil membina kesediaan belajar murid-muridnya, berarti telah melakukan hal-hal yang terpenting yang dapat dilakukan demi kepentingan muridmuridnya. Guru yang pandai, baik, ramah, disiplin, serta disenangi murid sangat besar pengaruhnya dalam membangkitkan minat murid. Sebaliknya guru yang memiliki sikap buruk dan tidak disukai oleh murid, akan sukar dapat merangsang timbulnya minat dan perhatian murid. 58 Bentuk-bentuk kepribadian gurulah yang dapat mempengaruhi timbulnya minat siswa. Oleh karena itu dalam proses belajar mengajar guru harus peka terhadap situasi kelas. Ia harus mengetahui dan memperhatikan akan metode-metode mengajar yang cocok dan sesuai denga tingkatan 57 Kurt Singer, Membina Hasrat Belajar di Sekolah, (Terj. Bergman Sitorus), (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), 93. 58 Ibid.,

120 kecerdasan para siswanya, artinya guru harus memahami kebutuhan dan perkembangan jiwa siswanya. 59 i. Suasana Emosional Sekolah Faktor yang dapat membangkitkan dan merangsang minat adalah faktor bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, akan sering dipelajari oleh siswa yang bersangkutan. Dan sebaliknya bahan pelajaran yang tidak menarik minat siswa tentu akan dikesampingkan oleh siswa, sebagaimana telah disinyalir oleh Slameto bahwa Minat mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. 60 B. Pengaruh Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh bahwa kebiasaan belajar mempunyai pengaruh secara parsial sebesar 0.115 atau 11.50% terhadap prestasi belajar siswa dengan siginifikansi dibawah 0.05. hal ini berarti kebiasaan belajar yang diterapkan dilembaga madrasah mempunyai pengaruh sebsar 8.40% terhadap peningkatan prestasi belajar siswa se kecamatan Tugu. 59 Ibid, 94. 60 Slameto, Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya ( Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 187.

121 Kebiasaan belajar adalah sebuah langkah urutan yang siswa laksanakan secara teratur. Menjalankan tanpa ketinggalan waktu tugas-tugas yng telah diberikan, dan melakukan belajar pada waktu dan tempat yang sama setiap hari. Kebiasaan belajar itu bukanlah bakat alamiah atau bawaan kelahiran yang dimiliki seorang siswa sejak kecil, melaikan perilaku yang dipelajari secara sengaja atau secara tidak sadar selama waktu-waktu lalu.dengan mengembangkan kebiasaan belajar yang baik, siswa dapat mencapai prestasi belajar yang baik pula. Beberapa hasrat yang diinginkan, akan sebagian mungkin tidak diinginkan. Banyak dari macamnya belajar yang dapat dilakukan oleh seorang pelajar yang berbeda umur dan tingkat kecerdasannya. Tahun-tahun pertama sekolah anak menguasai alat-alat belajar yang fundamental, kebiasaan dan sikapsikap sebagai hsil stimulasi kelas, dimana sedikit banyak studi tergantung padanya. Setelah seorang muda melampaui tingkat yang lebih tinggi dari sekolah rendah, sekolah menengah, menengah atas dan di perguruan tinggi, bahan-bahan studi menjadi lebih bertambah abstrak. Teknk-teknik para pelajar dan kebiasaan dalam belajar perlu disesuaikan dengan perubahan tingakt pendidikan serta tujuan dan hasil yang dikehendaki. 61 Banyak murid-murid yang dapat memperkembangkan kebiasaan belajar yang efisien tanpa menerima bentuk latihan intimewa, akan tetapi kebiasaan yang memuaskan ini dapat dihasilkan dari pengguna bermacam-macam metode belajar 61 Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. Psikologi Belajar. Cetakan ke-2. Jakarta: Rineka Cipta, 2004), 51.

122 sebelum proses belajar yang memuaskan, karena diperoleh beberapa pelajar gagal untuk memperoleh teknik-teknik belajar secara ekonomis dan sukses kecuali mereka menerima pertolongan dalam bentuk bimbingan terhadap sesuatu yang penting, yang mereka dapat mempergunakannya dalam kegiatan-kegiatan studi mereka. Saran-saran berikut adalah didasarkanpada faktor psikologis sebagai dasar belajar dan mempunyai nilai praktis sebagai alat-alat dlam perkembangan kebiasaan studi efektif menrut pengamatan penulis. 1. Mempunyai maksud yang tertentu untuk belajar. 2. Mempunyai tempat yang tertentu untuk belajar. 3. Mengusahakan kondisi-kondisi fisik yang dapat membantu dalam konsentrasi kegiatan mental. 4. Mempunyai rencana yang diikuti oleh daftar waktu yang tentu untuk belajar. 5. Melihat kalimat pokok pada tiap-tiap paragraf. 6. Selama belajar mempergunakan metode ulangan perlahan-lahan. 7. Mempergunakan metode keseluruhan dalam belajar sepanjang hal itu memungkinkan. 8. Mengusahakan membaca cepat dan hati-hati. 9. Membuat catatan-catatan singkat yang baik dan tersusun. 10. Mencob menili bahan-bahan yang sukar untuk dipelajari. 11. Belajar dengan mengulang kembali sungguh-sungguh.

123 12. Mempunyai keyakinan untu menyelesaikan tugas belajar. 13. Mengusahakan keadaan dimana sesuatu yang telah dipelajari dalam satu ketika dapt dipergunakan untuk pelajaran-pelajaran yang lain. 14. Mempergunakan kamus sendiri. 15. Menganalisa kebiasaan di dalam studinya dan berusaha membetulkan tiaptiap kelemahan. siswa yang memiliki prestasi belajar matematika baik akan memiliki kebiasaan belajar yang baik pula. Hal ini membuktikan pendapat Aunurrahman Kebiasaan belajar adalah perilaku seseorang yang telah tertanam dalam waktu yang relatif lama sehingga memberikan ciri dalam aktivitas belajar yang dilakukannya. Kebiasaan belajar yang tertanam pada diri siswa dapat terlihat pada aktivitas belajar siswa dan dapat dilakukan secara kontinyu sepanjang waktu yang diinginkan 62. Kebiasaan belajar mempengaruhi prestasi belajar, karena prestasi belajar yang diperoleh siswa banyak factor yang mempengaruhinya slah satunya adalah kebiasaan belajar siswa. Sesuia pendapat Ahmadi prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai factor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. 63 62 Aunurrahman, Belajar Dan Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2009.), 117. 63 Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. Psikologi Belajar 2004, 53.

124 C. Pengaruh Minat Belajar dan Kebiasaan belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa minta belajar dan kediplinan siswa secara simultan atau bersama-sama sebagai variabel X mempunyai pengaruh sebesar 0,851 atau 85.10% terhadap peningkatan prestasi belajar siswa Madrasah Ibtidaiyah se-kecamatan Tugu kabupaten Trenggalek. Hasil perhitungan analisis data menunjukkan bahwa ada pengaruh antara minat dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar Matematika siswa MI sekecamatan Tugu kabupaten Trenggalek, secara parsial bahwa besarnya pengaruh antara X1 terhadap Y sebesar 65.809%. Sedangkan besarnya koefisien korelasi antara X2 terhadap Y sebesar 0.895 sehingga dapat diketahui bahwa besarnya pengaruh antara X2 terhadap Y sebesar 89.50% dan simultan sebesar 0.851 atau 85.10%. Hal ini menunjukkan bahwa besar kecilnya perubahan prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor motivasi dan kebiasaan belajar. Prestasi belajar merupakan penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Di dalam kegiatan belajar mengajar siswa diharapkan selalu diberi kesempatan untuk berkembang agar menjadi manusia yang akhirnya dapat bertanggung jawab atas tugasna nanti. Tetapi dalam kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan siswa tidaklah terlalu lancar seperti apa yang diharapkan. Terkadang mereka mengalami berbagai kebiasaan atau hambatan dalam kegiatan belajar, misalnya: kebiasaan

125 belajar karena kurangnya bimbingan dan pengarahan karena seorang siswa dalam setiap belajarnya memerlukan bimbingan yang cukup mengarah karena semakin baik dan terarah bimbingan yang diberikan semakin lancara pula proses belajarnya.