1. Ringkasan Hasil Penelitian, Tahun Dosen FPMIPA IKIP PGRI Semarang

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN MOTIVASI HASIL BELAJAR DAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN PENDEKATAN CHEMOENTREPRENEURSHIP (CEP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN BERBASIS QUESTION STUDENT HAVE DENGAN BANTUAN CHEMO-EDUTAINMENT MEDIA KEY RELATION CHART TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Muhammad Darwis. Dosen Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Abstrak

PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN KOLABORASI KONSTRUKTIF DAN INKUIRI BERORIENTASI CHEMO-ENTREPRENEURSHIP

Emiliani Indah Safputri, Zainuddin, dan Mastuang Program Studi Pendidikan Fisika FKIP ULM Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROJECT BASED LEARNING

Kelebihan model PBL menurut Pannen, Mustafa, Sekarwinahayu (2005:65) yaitu: fokus pada

I. PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

PENGARUH MEDIA PERMAINAN TRUTH AND DARE TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA DENGAN VISI SETS

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu. tersebut membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis,

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Konsep Cahaya Melalui Pembelajaran Science-Edutainment Berbantuan Media Animasi

Enggal Mursalin Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, IKIP Veteran Semarang Abstrak

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA POKOK BAHASAN ZAT DAN WUJUDNYA DI SMP NEGERI 15 BANJARMASIN

Karya Sinulingga dan Denny Munte Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Psr V -Medan. = 4,479 dan t tabel.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

DAFTAR ISI Andoko Ageng Setyawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENELITIAN PEMBELAJARAN BERBASIS SETS (SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY) DALAM PENDIDIKAN SAINS

BAB I PENDAHULUAN. yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3, bahwa:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pseudoeksperimen

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : ZAINIMUBARAK

PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING. Info Artikel. Abstrak.

PENERAPAN PEMBELAJARAN METAKOGNITIF PADA MATERI LIMIT FUNGSI TRIGONOMETRI SISWA SMA NEGERI 1 BAITUSSALAM. Mulia Putra 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

I. PENDAHULUAN. erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, oleh karena itu pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang membangun spirit kewirausahaan. bidang ilmu biologi sering disebut dengan bioentrepreneurship.

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SQUARE DAN QUANTUM TEACHING BERNUANSA KONTEKSTUAL TERHADAP PEMECAHAN MASALAH

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA DI KOTA BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Atamik B, 2013

KETRAMPILAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) PADA SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, ilmu pengetahuan dan teknologi, kesehatan serta sosial dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Pendidikan Sains Universitas Muhammadiyah Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

DAFTAR ISI Mochamad Yuniardi, 2014 Efektivitas model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa

PENERAPAN PAKEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA SDN- 8 LANGKAI PALANGKARAYA. Oleh : Rita Rahmaniati *

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMAN 1 MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa untuk memahami nilai-nilai, norma, dan pedoman bertingkah laku karena

Innovative Journal of Curriculum and Educational Technology

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan aspek penting dalam kehidupan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL UNTUK MENGEMBANGKAN KARAKTER POSITIF SISWA SD

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pembelajaran fisika

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditentukan oleh pendidikan bangsa itu sendiri (Sudirman, 2012).

Pendahuluan. Keywords: Scramble, time token, motivation learning, learning outcomes.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja

KAJIAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA DENGAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS MELALUI PENDEKATAN CHEMO-ENTREPRENEURSHIP

DAFTAR ISI ABSTRAK PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Discovery Learning yang

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SD Negeri 20 Ampana pada Pembelajaran IPA melalui Metode Inquiry

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui tujuan penelitian tercapai atau tidak, maka dipergunakan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA PADA POKOK BAHASAN LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERVISI SETS KOMPETENSI EKOLOGI DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH ATAS.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN NUMERIK, VERBAL DAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA FISIKA DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA

HUBUNGAN MINAT BERWIRAUSAHA DENGAN PRESTASI PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS XII TEKNIK OTOMOTIF SMK NEGERI 1 ADIWERNA KABUPATEN TEGAL TAHUN AJARAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI BENTUK CERPEN BERORIENTASI CHARACTER BUILDING BERBASIS KEARIFAN LOKAL

PENINGKATAN LIFE SKILL SISWA DALAM PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN GAME SIMULATION

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,

PENCAPAIAN KETUNTASAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL SNOWBALLING PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berhitung merupakan aspek yang sangat penting dalam

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT MELALUI PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR DAN PENILAIAN PORTOFOLIO

SRIE MULYATI, 2015 KONSTRUKSI ALAT UKUR PENILAIAN LITERASI SAINS SISWA SMA PADA KONTEN SEL VOLTA MENGGUNAKAN KONTEKS BATERAI LI-ION RAMAH LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

* Keperluan korespondensi,

BAB I PENDAHULUAN. harapan sangat bergantung pada kualitas pendidikan yang ditempuh. imbas teknologi berbasis sains (Abdullah, 2012 : 3).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu 6 (enam) bulan yaitu dari bulan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pra eksperimen

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN

Khairun Nisa Marwan dan Rita Juliani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PENINGKATAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA CALON GURU KIMIA DENGAN PEMBELAJARAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR BERORIENTASI CHEMOE-NTREPRENEURSHIP

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu ilmu yang dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

Fajar Jefri Irawan 1) Ningrum 2) Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMBELAJARAN KELISTRIKAN

Transkripsi:

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI KEWIRAUSAHAAN UNTUK PENINGKATAN BERPIKIR KREATIF, MINAT BERWIRAUSAHA DAN HASIL BELAJAR SISWA 1 Oleh: Endah Rita Sultiya Dewi 2, Prasetiyo 2, Filia Prima Artharina 2 Absrtak Permasalahan dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimanakah tingkat berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran biologi yang berorientasi kewirausahaan? 2) Bagaimanakah minat wirausaha siswa dalam pembelajaran biologi yang berorientasi kewirausahaan? 3) Bagaimanakah hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi yang berorientasi kewirausahaan? Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui: 1) tingkat berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran biologi yang berorientasi kewirausahaan, 2) minat berwirausaha siswa dalam pembelajaran biologi yang berorientasi kewirausahaan, 3) hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi yang berorientasi kewirausahaan. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang diawali dengan kegiatan studi pendahuluan, dilanjutkan dengan tahapan pengembangan dan yang terakhir adalah pengujian. Subjek yang digunakan adalah siswa kelas XI-C tahun ajaran 2010/2011 SMK Yayasan Pharmasi Semarang. Variabel penelitan yaitu minat wirausaha, berpikir kreatif dan hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat yang telah dikembangkan dan divalidasi oleh pakar dinyatakan valid dengan skor 44, selain itu minat berwirausaha siswa dalam pembelajaran berorientasi kewirausahaan mengalami peningkatan 5%. Berpikir kreatif siswa mengalami peningkatan 4,7%. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan 15,8. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran berorientasi kewirausahaan mampu meningkatkan minat berwirausaha, berpikir kreatif dan hasil belajar siswa. Karakteristik perangkat yang dikembangkan adalah menggunakan pendekatan kontekstual dengan metode observasi untuk mengeksplorasi, penugasan membuat produk dengan bahan dasar limbah beserta perhitungan usahanya dan galery walk untuk melatih kemampuan memaparkan serta menginformasikan produk yang dihasilkan. Kata Kunci: Minat, Berpikir Kreatif, Hasil Belajar, Kewirausahaan 1. Ringkasan Hasil Penelitian, Tahun 2010 2. Dosen FPMIPA IKIP PGRI Semarang

A. Pendahuluan Berkembangnya IPTEK dalam berbagai bidang kehidupan, mengakibatkan persaingan yang ketat dalam berbagai bidang. Dunia pendidikan, khususnya sekolah diharapkan mampu mencetak lulusan yang berkompeten dan mampu bersaing dalam menjalani kehidupan. Untuk itu diperlukan suatu pembelajaran yang dapat menyiapkan siswa yang mampu bersaing, berpikir logis, kritis dan kreatif serta dapat berargumentasi secara benar. Pembelajaran yang berlangsung sekarang pada umumnya belum mengarah pada sasaran tersebut, karena masih banyak mementingkan isi dan bukan kompetensi. Pembelajaran yang penekanannya ke arah kompetensi saat ini perlu dikembangkan, mengingat semakin meningkatnya jumlah penganggur terdidik, sebanyak 50,3 persen penganggur tahun 2007 adalah lulusan SMA. Pada bulan Februari 2008 sebanyak 4.516.100 dari 9.427.600 orang yang masuk kategori pengangguran terbuka di Indonesia adalah lulusan SMA, SMK, Program Deploma dan Universitas. Permasalahan semacam ini dapat terjadi antara lain dikarenakan pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah rata-rata berbasis isi, sehingga mengakibatkan kompetensi yang dimiliki siswa tidak berkembang. Oleh karena itu dibutuhkan pengembangan pembelajaran yang penekanannya ke arah kompetensi. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah jarang yang memperlakukan siswa sebagai sesuatu komponen yang perlu dikembangkan dan dipupuk bakat, keterampilan dan minatnya, akan tetapi pembelajaran justru memposisikan siswa sebagai komponen yang selalu dilayani. Sailah (2008) menjelaskan, apabila pembelajaran yang berbasis kompetensi bisa dilaksanakan dengan baik, maka tidak akan terlalu sulit untuk mengubah siswa dari yang kurang kompeten menjadi kompeten. Pembelajaran saat ini seharusnya memberikan penekanan bukan hanya pada teori, akan tetapi mengajarkan juga bagaimana suatu perkerjaan dikerjakan. Upaya guru dalam kondisi yang seperti ini adalah mengaktifkan potensi siswa, sehingga siswa akan merasa tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan munculnya ketertarikan akan suatu hal itulah yang nantinya dapat membangkitkan minat siswa dalam perihal yang terkait. Peningkatan berpikir kreatif serta minat berwirausaha siswa perlu dilakukan, mengingat perkembangan dan kemajuan dalam segala bidang. Perkembangan dan kemajuan dalam segala bidang berdampak pada tingkat persaingan untuk memperoleh perkerjaan yang sesuai dengan pendidikan formal.

Menurut Sailah (2008) kompetensi keberanian berwirausaha dapat diberikan melalui beberapa cara, antara lain dapat diberikan dalam mata pelajaran tersendiri atau diselipkan di semua mata pelajaran yang relevan dengan menggunakan berbagai metode pembelajaran yang membangun spirit kewirausahaan. Dalam konteks pengembangan SDM, pendidikan sebagai usaha sadar diarahkan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar dapat diwujudkan dalam bentuk kemampuan, keterampilan, sikap dan kepribadian sesuai dengan tujuan pendidikan. Untuk mewujudkan hal tersebut pada mata pelajaran biologi diperlukan suatu pembelajaran yang inovatif dan kreatif. Langkah yang dapat dilakukan adalah mengembangkan perangakat pembelajaran biologi dengan pendekatan berorientasi kewirausahaan. Pembelajaran dengan pendekatan kewirausahaan diarahkan dalam pembelajaran yang bersifat kontekstual, yaitu pendekatan pembelajaran dikaitkan dengan objek yang nyata. Berdasarkan paparan di atas perlu dilakukan penelitian untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif, minat wirausaha dan hasil belajar siswa dengan jalan mengembangkan perangkat pembelajaran yang meliputi: Bahan Ajar, Rencana Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa dan Silabus pada materi pokok bahasan membuat produk dari bahan limbah dengan menggunakan pendekatan pembelajaran berorientasi kewirausahaan 1. Berpikir kreatif Menurut Heri (2008:17) kreatif merupakan salah satu tujuan yang dicita-citakan dari kurikulum, oleh karena itu kurikulum harus mampu mengembangkan sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat pada masa sekarang dan masa mendatang. Kurikulum harus mengandung hal-hal yang dapat membantu setiap siswa mengembangkan semua potensi yang ada pada dirinya untuk memperoleh pengetahuan-pengetahuan baru, kemampuan-kemampan baru, serta cara berpikir baru yang dibutuhkan dalam kehidupannya Menurut Munandar (2004: 37) indikator-indikator individu yang kreatif adalah mandiri dalam berpikir, mempunyai prakarsa, mempunyai minat luas, senang berpetualang, melit (suka bertanya/ rasa ingin tahu tinggi), penuh energi, percaya diri, bersedia mengambil resiko dan berani dalam pendirian dan keyakinan.

. 2. Kewirausahaan 2.1 Pengertian Kewirausahaan Istilah kewirausahaan berasal dari terjemahan entrepreneurship yang berarti suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan siasat, kiat dan proses dalam menghadapi tantangan hidup. Kewirausahaan berkaitan dengan kemampuan dan perilaku seseorang dalam berkreasi dan berinovasi (Purnomo 2005: 20). Dari penjelasan diatas maka minat seseorang (siswa) untuk berwirausaha dapat ditingkatkan melalui proses pembelajaran yang bersifat terintegrasi. 2.2 Minat Wirausaha Kewirausahaan tidak selalu identik dengan watak atau ciri pengusaha semata, dikarenakan watak atau ciri ini dimiliki juga oleh orang yang tidak pengusaha. Sikap dalam hal berwirausaha sebenarnya ada pada setiap pribadi manusia yang tentunya mereka yang memiliki perilaku inovatif, kreatif, menyukai perubahan, pembaharuan, kemajuan dan tantangan. Dari sini bisa dilihat bahwa kemampuan berwirausaha dimiliki oleh setiap individu termasuk didalamnya adalah siswa (Purnomo 2005: 21). Menurut Purnomo (2005: 70) indikator minat wirausaha adalah kemauan keras untuk mencapai tujuan dan kebutuhan hidup, keyakinan kuat atas kekuatan sendiri, sikap jujur dan tanggung jawab, ketahanan fisik dan mental, ketekunan dan keuletan dan bekerja dan berusaha, pemikiran yang kreatif dan konstruktif, berorientasi ke masa depan, dan berani mengambil resiko. 3. Hasil Belajar Menurut Sudjana (2002: 25), hasil belajar merupakan perubahan sebagai hasil proses belajar ditunjukkan dalam berbagai bentuk perubahan pengetahuan, penalaran, sikap dan tingkah laku, keterampilan dan kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspekaspek lain dalam diri individu yang belajar, pengamatan dalam penelitian ini dilakukan terhadap hasil belajar kognitif siswa B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat dikemukakan rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimanakah tingkat berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran biologi yang berorientasi kewirausahaan?

2. Bagaimanakah minat wirausaha siswa dalam pembelajaran biologi berorientasi kewirausahaan? 3. Bagaimanakah hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi berorientasi kewirausahaan? C. Tujuan Penelitian Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. tingkat berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran biologi berorientasi kewirausahaan. 2. minat wirausaha siswa dalam pembelajaran biologi berorientasi kewirausahaan. 3. hasil belajar siswa dalam pembelajaran biologi berorientasi kewirausahaan. D. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI tahun ajaran 2010/2011 SMK Yayasan Pharmasi. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI tahun ajaran 2010/2011 SMK Yayasan Pharmasi Semarang. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI-C tahun ajaran 2010/2011 SMK Yayasan Pharmasi Semarang. Desain Penelitian Metode pengujian pengembangan perangkat pembelajaran terdapat pada tabel 1 berikut Tabel 1. Metode Pengujian Perangkat Kelompok Pretes Perlakuan Postes Eksperimen T1 X T2 Keterangan: T1: Pre test untuk mengukur pengaruh pembelajaran berorientasi kewirausahaan terhadap pengembangan kemampuan berpikir kreatif dan minat wirausaha siswa. X : Perlakuan dengan menggunakan pembelajaran berorientasi kewirausahaan. T2: Post test untuk mengetahui pengaruh pembelajaran berorientasi kewirausahaan terhadap pengembangan kemampuan berpikir kreatif dan minat wirausaha siswa. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dilakukan dengan tes dan non tes serta dokumentasi. Teknik pengumpulan data dapat dilihat pada tabel 2 berikut:

Tabel 2. Metode pengumpulan data Data Teknik Pengambilan data Instrumen Hasil belajar Tes Soal pilihan Waktu pengambilan Sebelum dan sesudah ganda pelaksanaan pembelajaran Angket Lembar Angket Sebelum dan sesudah pelaksanaan pembelajaran Minat wirausaha Berpikir kreatif Angket Lembar Angket Sebelum dan sesudah pelaksanaan pembelajaran Teknik Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini dapat dibedakan dua macam, yaitu analisis untuk validitas dan reliabilitas instrumen, dan analisis data untuk menjawab pertanyaan penelitian. a. Analisis validitas dan reliabilitas instrumen Uji validitas mempergunakan korelasi Product Momen, sedangkan Reliabelitas mempergunakan KR-21 b. Analisis untuk menjawab pertanyaan penelitian Untuk analisis berpikir kreatif, minat wirausaha dan hasil belajar siswa digunakan analisis deskriptif menggunakan rumus: (hasil hitungan Post tes Pre test} Tolok Ukur Keberhasilan Penelitian akan berhasil jika setelah diujicoba terdapat peningkatan terhadap kemampuan berpikir kreatif, minat wirausaha dan hasil belajar siswa. Untuk tolok ukur keberhasilan hasil belajar siswa, didasarkan dari penjelasan Mulyasa (2004), peserta dipandang mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi atau tujuan pembelajaran minimal 65% dari seluruh tujuan pembelajaran. Sedangkan keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal 65%, sekurang-kurangnya 85% dari jumlah peserta didik yang ada di kelas.

E. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian Minat Wirausaha Siswa Minat berwirausaha seseorang dapat dilihat dari indikator-indikator berikut yaitu kemauan keras untuk mencapai tujuan dan kebutuhan hidup, keyakinan kuat atas kekuatan sendiri, sikap jujur dan tanggung jawab, ketahanan fisik dan mental, ketekunan dan keuletan dan bekerja dan berusaha, pemikiran yang kreatif dan konstruktif, berorientasi ke masa depan, dan berani mengambil resiko. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemauan keras siswa sebesar 10,5%, keyakinan kuat terhadap kekuatan sendiri meningkat 10,6%, tingkat kejujuran siswa meningkat 10,3%, tingkat ketahanan fisik dan mental siswa meningkat 10,2%, tingkat keuletan siswa meningkat 10,2%, tingkat kreatifitas siswa 10,5%, tingkat berorientasi ke masa depan meningkat 10,7%, tingkat berani mengambil resiko meningkat 10,8%. Berdasarkan data tersebut dapat dijelaskan bahwa dengan menggunakan pembelajaran berorientasi kewirausahaan dapat meningkatkan minat berwirausaha siswa yang terlihat dari meningkatnya skor dari setiap indikator, dengan nilai n-gain 0,3 masuk dalam kategori rendah. Hal ini dikarenakan belum familiernya siswa dengan pembelajaran yang berorientasi kewirausahaan, pada dasarnya pembelajaran ini dilaksanakan secara kontekstual dan siswa diberikan ruang ber-eksplorasi yang longgar dengan harapan akan lebih membangun pemahaman materi yang lebih baik. Pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah penelitian secara normal hanya mengutamakan informasi yang bersumber dari guru. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif seseorang dapat dilihat dari indikatorindikator berikut: mandiri dalam berpikir, mempunyai prakarsa, mempunyai minat luas, senang berpetualang, melit (suka bertanya/ rasa ingin tahu tinggi), penuh energi, percaya diri, bersedia mengambil resiko dan berani dalam pendirian dan keyakinan. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh perangkat disetiap indikator ternyata tidak semua berpengaruh positif akan tetapi ada juga yang berpengaruh negatif. Terlihat seperti indikator mandiri dalam berpikir terdapat peningkatan 9,2%, mempunyai prakarsa meningkat 0,9%, mempunyai minat yang luas tidak mengalami peningkatan, senang berpetulang menurun 3,3%, mempunyai rasa ingin tahu tinggi menurun 2,5%, percaya diri meningkat 7,5%, percaya diri 9,2%, bersedia mengambil resiko menurun 0,8% dan berani dalam pendirian dan keyakinan siswa meningkat 15%, dengan nilai n-gain 0,1 masuk kategori rendah.

Hasil Belajar Siswa (Kognitif) Hasil belajar (kognitif antara sebelum dan sesudah) pembelajaran berorientasi kewirausahaan. Dari hasil analisis KKM ternyata siswa mampu secara klasikal menunjukkan 96% tuntas, jika dibandingkan dengan sebelum pembelajaran berpendekatan kewirausahaan secara klasikal ketuntasan sebesar 23%. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui pembelajaran berorientasi kewirausahaan terjadi peningkatan minat wirausaha siswa. Rata-rata minat wirausaha sebelum pembelajaran sebesar 99,25 dan seteleh pembelajaran berorientasi kewirausahaan menjadi 104,2 terjadi peningkatan sebesar 5%. Dari kegiatan pembelajaran berorientasi kewirausahaan tersebut ternyata berpengaruh pula terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata sebelum pembelajaran sebesar 89,5 dan setelah pembelajaran sebesar 94,2. Berpikir kreatif siswa mengalami peningkatan 4,7%. Hasil belajar siswa (kognitif) juga mengalami peningkatan hal ini dapat diperhatikan dari rata-rata yang diperoleh sebelum 71,2 dan sesudah pembelajaran 87, meningkat 15,8%. Selain itu melalui uji-t diperoleh signifikasi lebih kecil dari 5%, hal ini menjadi bukti bahwa pembelajaran berorientasi kewirausahaan berpengaruh positif pada hasil belajar siswa (kognitif). Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui pembelajaran berorientasi kewirausahaan terjadi peningkatan minat wirausaha siswa. Rata-rata minat wirausaha sebelum pembelajaran sebesar 99,25 dan seteleh pembelajaran berorientasi kewirausahaan menjadi 104,2 terjadi peningkatan sebesar 10, 5%. Jika diperhatikan terjadi peningkatan yang baik terhadap minat wirausaha siswa akan tetapi perangkat pembelajaran yang dihasilkan masih dalam kategori yang rendah, hal ini dapat dilihat dari n-gain hanya sebesar 0,3. Kurang baiknya perangkat ini kemungkinan siswa masih belum mengenal dengan baik pembelajaran yang ada di dalam perangkat pembelajaran tersebut. Ini sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh (Purnomo: 2002), bahwasannya pembelajaran yang baru baiknya dapat difamiliarkan terlebih dahulu kepada siswa untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Adanya peningkatan minat wirausaha tersebut merupakan dampak positif dari pelaksanaan pembelajaran berorientasi kewirausahaan. Pembelajaran ini dirancang secara kontekstual yaitu pembelajaran biologi yang mengkaitkan dengan objek nyata, sehingga dengan pembelajaran yang demikian siswa lebih nyaman dalam belajar dan lebih mengena dengan objek belajar yang ada.

Dari kegiatan pembelajaran berorientasi kewirausahaan tersebut ternyata berpengaruh pula terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif siswa. Hal ini dapat dilihat dari ratarata sebelum pembelajaran sebesar 89,5 dan setelah pembelajaran sebesar 94,2. Berpikir kreatif siswa mengalami peningkatan 10,5%. Akan tetapi dari penelitian yang dilaksanakan tidak semua indikator yang dicoba untuk dikembangkan dapat berkembang baik, akan tetapi ada juga yang mengalami penurunan, kemungkinan hal ini dikarenakan rangsangan yang diberikan kepada siswa melalui penugasan secara terstruktur belum dapat terlaksana dengan baik. Pada dasarnya penugasan terstruktur ini merupakan penugasan yang memberikan kemandirian kepada siswa untuk menggali informasi sebanyak mungkin terkait dengan materi yang disampaikan. Hal ini sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh (Jankowska, 2008), dengan pemberian kemudahan akan merangsang pemikiran kreatif siswa. Jika dilihat kemampuan perangkat untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa juga masih rendah yaitu sebesar 0,1. Kurang baiknya pengaruh perangkat ini kemungkinan siswa masih belum mengenal dengan baik pembelajaran yang ada di dalam perangkat pembelajaran tersebut. Peningkatan berpikir kreatif siswa tersebut karena dampak positif dari pelaksanaan pembelajaran berorientasi kewirausahaan. Pembelajaran ini dirancang memberikan penugasan secara terstruktur dan memberikan keleluasaan siswa untuk mengeksplorasi materi seoptimal mungkin, sehingga memungkinkan siswa akan lebih mendapatkan materi lebih luas, dengan banyaknya pengetahuan yang luas tersebut memungkinkan siswa meningkat kemampuan berpikir kreatifnya. Hasil belajar siswa (kognitif) juga mengalami peningkatan hal ini dapat diperhatikan dari rata-rata yang diperoleh sebelum 71,2 dan sesudah pembelajaran 87 mengalami peningkatan 12,2%, selain itu KKM siswa ternyata setelah pembelajaran secara klasikal menunjukkan 96% tuntas, jika dibandingkan dengan sebelum pembelajaran berpendekatan kewirausahaan secara klasikal ketuntasan sebesar 23%. Hal ini menjadi bukti bahwa pembelajaran berorientasi kewirausahaan berpengaruh positif pada hasil belajar siswa (kognitif). Hal ini sesuai dengan penjelasan Mulyasa (2004), peserta dipandang mampu menyelesaikan, menguasai kompetensi atau tujuan pembelajaran minimal 65% dari seluruh tujuan pembelajaran. Sedangkan keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal 65%, sekurang-kurangnya 85% dari jumlah peserta didik yang ada di kelas.

F. Simpulan dan Saran Kesimpulan Dari proses penelitian yang telah dilaksanakan didapatkan kesimpulan bahwa: 1. pembelajaran berorientasi kewirausahaan dapat dipergunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. 2. pembelajaran berorientasi kewirausahaan dapat dipergunakan untuk meningkatkan minat wirausaha siswa 3. pembelajaran berorientasi kewirausahaan dapat dipergunakan untuk meningkatkan hasil belajar (kognitif) siswa Saran 1. Sekolah-sekolah khususnya yang bukan kejuruan diharapkan dapat mengembangkan pembelajaran kearah kewirausahaan mengingat persaingan lapangan pekerjaan diperkantoran semakin tinggi. 2. Hasil penelitian ini dapat disempurnakan untuk menjadi yang lebih baik mengingat siswa pada dasarnya belum familiar dengan pembelajaran yang demikian.

Daftar Pustaka Herry, A.H, et al. 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran edisi I. Jakarta: Universitas Terbuka. Jankowska, M and Atlay, M. 2008. Use of creative space in enhancing students engagement. Inovation in Education and Teaching International. 45 (3): 273-281. Munandar, U. 2004. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta. Mulyasa, E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda karya. Purnomo, B.H. 2005. Membangun Semangat Kewirausahaan. Yogyakarta: Laksbang Pressindo. Sudjana. 2002. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sailah, I. 2008. Pengembangan Soft Skills Di Perguruan Tinggi. Makalah Disampaikan pada Pelatihan Model Pengembangan Soft Skill Di Perguruan Tinggi UNNES.