PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk

dokumen-dokumen yang mirip
PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk

PT NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK

DAFTAR ISI. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian... 3

PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk

PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK. LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012

Jumlah aset lancar

DAFTAR ISI. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian... 3

PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK

PT. NUSANTARA INTI CORPORA TBK DAN ENTITAS ANAK

Laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2016 dan Beserta Laporan Auditor Independen

DAFTAR ISI. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian... 3

PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk

PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Periode Tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 (UnAudited) dan tahun yang

DAFTAR ISI. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Laporan Laba Rugi Dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian... 3

DAFTAR ISI. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian... 3

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2014 dan 2013 Beserta LAPORAN AUDITOR

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2015 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2014 (Diaudit) Serta Untuk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit) Serta Untuk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 Beserta LAPORAN AUDITOR

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2016 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2015 (Diaudit) Serta Untuk

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) Serta Untuk

Jumlah Aset Lancar

Jumlah Aset Lancar 80,278,114,864 69,876,058,857

PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan Keuangan Konsolidasian

PT PENYELENGGARA PROGRAM PERLINDUNGAN INVESTOR EFEK INDONESIA

PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk

Jumlah Aset Lancar

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1-2. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 3. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 4

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2013 dan 2012 Beserta LAPORAN AUDITOR

PT STAR PETROCHEM Tbk DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2013 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2012 (Diaudit) Serta Untuk

PT EVERGREEN INVESCO Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT PELAYARAN BAHTERA ADHIGUNA DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2014

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN - Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal tersebut

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK


PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

Beserta Laporan Auditor Independen

p PT STAR PETROCHEM Tbk dan Entitas Anak Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk tahun yang berakhir Pada tanggal 31 Maret 2017

LAPORAN KEUANGAN. 30 Juni 2016 dan PT. SARANACENTRAL BAJATAMA, Tbk. Jalan P. Jayakarta No. 55 Mangga Dua Selatan Sawah Besar Jakarta Pusat

P.T. MULIA INDUSTRINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2016 DAN 30 SEPTEMBER 2015 (MATA UANG RUPIAH)

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT. SARANACENTRAL BAJATAMA, Tbk

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2011 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

PT. PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE, Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PER 30 JUNI 2014 DAN 31 DESEMBER 2013

PT GOLDEN RETAILINDO Tbk. Laporan Keuangan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2013 Dan 2012 Dan Laporan Auditor Independen

PT YULIE SEKURINDO TBK LAPORAN KEUANGAN TANGGAL 31 DESEMBER 2015 BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN (MATA UANG RUPIAH INDONESIA)

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 31 MARET 2013 DAN 31 MARET 2012 (MATA UANG INDONESIA)

Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk tahun yang berakhir Pada tanggal 31 Desember beserta Laporan Auditor Independen

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT SUPARMA Tbk LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017

PT YULIE SEKURINDO TBK

PT. POLARIS INVESTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 30 September 2016 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2015 (Diaudit)

PT GOLDEN RETAILINDO Tbk. Laporan Keuangan Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2012 Dan 2011 Dan Laporan Auditor Independen

P.T. SARANACENTRAL BAJATAMA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2014 dan 31 DESEMBER 2013 (Tidak diaudit)

PT MULIA INDUSTRINDO Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT BALI TOWERINDO SENTRA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT. POLARIS INVESTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 30 Juni 2014 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2013 (Diaudit)

PT RODA VIVATEX Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI UNTUK LAPORAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL - TANGGAL 31 MARET 2013 DAN 2012

PT. AKBAR INDO MAKMUR STIMEC Tbk

P.T. VICTORIA INSURANCE DAFTAR ISI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 1

PT LIPPO SECURITIES Tbk

P.T. SARANACENTRAL BAJATAMA Tbk DAFTAR ISI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 1. Laporan Laba Rugi Komprehensif 4. Catatan Atas Laporan Keuangan 7-45

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 31 MARET 2011 DAN 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT SKYBEE Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT VICTORIA INSURANCE

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC, Tbk

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1-3. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Konsolidasian 4

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2011 DAN 30 JUNI 2010 (MATA UANG INDONESIA)

PT SKYBEE Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT MITRA INVESTINDO Tbk

PT STAR PETROCHEM Tbk. DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 30 September 2012 (Tidak Diaudit) dan 31 Desember 2011 (Diaudit) Serta Untuk


PT SURABAYA AGUNG INDUSTRI PULP & KERTAS Tbk

PT SEKAWAN INTIPRATAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA TBK

PT STAR PETROCHEM Tbk. DAN ENTITAS ANAK Laporan Keuangan Konsolidasian 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 Serta Untuk Periode Tiga Bulan Yang

Revisi PT MITRA INVESTINDO Tbk

PT YANAPRIMA HASTAPERSADA Tbk

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2010 DAN 2009 (MATA UANG INDONESIA)

REKSA DANA SCHRODER PRESTASI GEBYAR INDONESIA II DAFTAR ISI. Halaman. Laporan Auditor Independen 1

PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

PT MITRA INVESTINDO Tbk

PT YULIE SEKURINDO Tbk LAPORAN KEUANGAN (TIDAK DIAUDIT) 30 JUNI 2016 DAN 30 JUNI 2015 (MATA UANG RUPIAH)

PT GREENWOOD SEJAHTERA Tbk DAN ENTITAS ANAK

PT LIONMESH PRIMA Tbk

Daftar Isi. Laporan Posisi Keuangan Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain Laporan Perubahan Ekuitas...


PT. AKBAR INDO MAKMUR STIMEC Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008

PT SIANTAR TOP Tbk DAN ENTITAS ANAK

Transkripsi:

PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Periode Tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2013 (UnAudited) dan tahun yang berakhir 31 Desember 2012 (Audited) dan Laporan Keuangan Konsolidasian yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2013 dan 2012

Daftar Isi Halaman Surat Pernyataan Direksi Laporan Keuangan - Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 1-2 - Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 3 - Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 4 - Laporan Arus Kas Konsolidasian 5 6 27

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 Disajikan dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain Catatan 31 Maret 2013 31 Desember 2012 Aset Aset Lancar Kas dan Bank 3, 5 2.793.171.121 3.964.777.988 Piutang Usaha 3, 6 14.561.539.006 16.831.255.793 Piutang Lain-Lain 3 1.012.823.186 1.234.968.205 Persediaan Barang 3, 7 34.678.061.410 35.384.748.017 Uang Muka Pembelian 3, 8 27.587.979.166 21.553.815.421 Biaya Dibayar di muka 3 488.003.713 434.426.411 Pajak Dibayar di muka 3, 9 19.196.965 17.018.728 Jumlah Aset Lancar 81.140.774.567 79.421.010.563 Aset Tidak Lancar Aset Pajak tangguhan 3, 9 5.333.951.516 5.305.185.951 Aset Tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp. 105.617.834.296,- dan Rp.100.041.167.273,- masing-masing pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 3, 10 289.390.762.853 294.967.429.876 Aset Lain-Lain 3 207.116.000 207.116.000 Jumlah Aset Tidak Lancar 294.931.830.369 300.479.731.827 Jumlah Aset 376.072.604.936 379.900.742.390 Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian 1

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian - lanjutan Per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 Disajikan dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain Catatan 31 Maret 2013 31 Desember 2012 Liabilitas Dan Ekuitas Liabilitas Jangka Pendek Utang Bank 11 127.719.667.982 132.826.546.242 Utang Usaha Kepada Pihak Ketiga 12 1.254.999.985 1.071.624.496 Biaya Yang Masih Harus Dibayar 3 27.778.500 22.488.793 Utang Pajak 3, 9 2.688.917.268 1.985.368.397 Utang Lain-lain 3 15.620.373 11.254.488 Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 131.706.984.108 135.917.282.416 Liabilitas Jangka Panjang Liabilitas Imbalan Pasca Kerja 3, 21 3.673.115.657 3.558.053.398 Jumlah Liabilitas 135.380.099.765 139.475.335.814 Ekuitas Modal Dasar - terdiri atas saham seri A dengan nominal Rp. 4.000 per saham sebanyak 21.000.000 lembar, seri B dengan nominal Rp. 1.000 per saham sebanyak 80.000.000 lembar dan seri C dengan nominal Rp. 100 per lembar saham sebanyak 2.669.840 saham. Modal yang ditempatkan dan disetor penuh - terdiri atas saham seri A sebanyak 10.774.600 saham dan saham seri B sebanyak 64.647.600 saham pada 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012. 14 107.746.000.000 107.746.000.000 Tambahan Modal Disetor 15 154.920.000 154.920.000 Saldo Laba Ditentukan penggunaannya 400.000.000 400.000.000 Belum ditentukan penggunaannya 22.587.894.322 22.449.270.151 Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk 130.888.814.322 130.750.190.151 Kepentingan Non Pengendali 13 109.803.690.849 109.675.216.425 Total Ekuitas 240.692.505.171 240.425.406.576 Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 376.072.604.936 379.900.742.390 Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian 2

Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian Untuk Periode Tiga Bulan Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2013 dan 2012 Disajikan dalam Rupiah kecuali dinyatakan lain Catatan 31 Maret 2013 31 Maret 2012 Penjualan 3, 17 20.957.647.179 21.918.249.452 Beban Pokok Penjualan 3, 18 14.259.099.488 17.078.788.523 Laba Kotor 6.698.547.691 4.839.460.929 Beban Usaha 3, 19 2.032.225.525 1.505.766.293 Laba Usaha 4.666.322.166 3.333.694.636 Pendapatan ( Beban ) Lain-lain -Pendapatan jasa giro 8.192.908 9.706.091 -Rugi selisih kurs (238.660.531) (34.568.822) -Beban Bunga 20 (3.136.066.874) (2.386.967.797) -Beban Administrasi Bank 20 (7.025.143) - -Pendapatan lain-lain (4.241.496) 15.536.880 Beban Lain-lain -bersih (3.377.801.136) (2.396.293.648) Laba Sebelum Pajak Penghasilan 1.288.521.030 937.400.988 Beban Pajak Beban Pajak Penghasilan Kini 3, 9 (1.050.188.000) (333.665.250) Beban Pajak Penghasilan Tangguhan 3, 9 28.765.565 67.832.201 Laba Tahun Berjalan 267.098.595 535.903.537 Pendapatan Komprehensif Lain - - Jumlah Laba Komprehensif 267.098.595 535.903.537 Laba yang didistribusikan kepada: Pemilik entitas induk 138.624.171 278.133.936 Kepentingan Non Pengendali 128.474.424 257.769.601 Jumlah Laba Komprehensif 267.098.595 535.903.537 Laba per saham dasar 3, 16 2 4 Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian 3

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian Untuk Periode Tiga Bulan Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2013 dan 2012 Ekuitas yang dapat Modal ditempatkan Tambahan Saldo Laba diatribusikan kepada Kepentingan Jumlah Ekuitas dan Disetor Modal Disetor Ditentukan Belum Ditentukan pemilik entitas Non Pengendali Penggunaannya Penggunaannya Induk Saldo 31 Desember 2011 107.746.000.000 154.920.000-22.666.205.005 130.567.125.005 109.505.554.893 240.072.679.898 Pembentukan cadangan umum - - 400.000.000 (400.000.000) - - - Laba komperehensif periode berjalan - - - 535.903.537 278.133.936 257.769.601 535.903.537 Saldo 31 Maret 2012 107.746.000.000 154.920.000 400.000.000 22.802.108.542 130.845.258.941 109.763.324.494 240.608.583.435 Laba komperehensif tahun berjalan - - - (352.838.391) (95.068.790) (88.108.069) (183.176.859) Saldo 31 Desember 2012 107.746.000.000 154.920.000 400.000.000 22.449.270.151 130.750.190.151 109.675.216.425 240.425.406.576 Laba komperehensif periode berjalan - - - 138.624.171 138.624.171 128.474.424 267.098.595 Saldo 31 Maret 2013 107.746.000.000 154.920.000 400.000.000 22.587.894.322 130.888.814.322 109.803.690.849 240.692.505.171 Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian 4

Laporan Arus Kas Konsolidasian Untuk Periode Tiga Bulan Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2013 dan 2012 (Disajikan Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31 Maret 2013 31 Maret 2012 Arus Kas Dari Aktivitas Operasi Penerimaan kas dari pelanggan 23.227.363.966 21.918.249.452 Pembayaran kas kepada pemasok (14.943.436.178) (24.386.026.271) Pembayaran kas kepada karyawan (1.100.050.271) (1.089.463.934) Pembayaran beban bunga (3.127.873.966) (2.377.261.706) Pembayaran pajak penghasilan (439.297.720) (160.442.337) Penerimaan dari operasi lain-lain 318.565.562 63.218.164 Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 3.935.271.393 (6.031.726.632) Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan Penambahan utang bank - 5.975.357.060 Pembayaran utang bank (5.106.878.260) - Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan (5.106.878.260) 5.975.357.060 Penurunan Bersih Kas dan Bank (1.171.606.867) (56.369.571) Kas dan Bank Awal Tahun 3.964.777.988 1.289.600.795 Kas dan Bank Akhir Periode 2.793.171.121 1.233.231.224 Catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian 5

1. INFORMASI UMUM a. Pendirian Perusahaan PT Nusantara Inti Corpora, Tbk ( dahulu bernama PT United Capital Indonesia, Tbk ) ( "Perusahaan ") didirikan berdasarkan akta Notaris No. 166 tanggal 30 Mei 1988 dari Mohamad Said Tadjoedin, S.H. Notaris di Jakarta dengan nama PT. Aneka Keloladana dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan surat keputusan No. C2-5501 HT.01.01. Th. 1988 tertanggal 30 Juni 1988 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 99 tanggal 11 Desember 1990 Tambahan No. 5045. Anggaran Dasar perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No.86 tanggal 18 Juni 2012 dari Humberg Lie, SH, SE, Mkn., Notaris di Jakarta, dan telah mendapatkan pengesahan dari Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum dengan Nomor pengesahan AHU-AH.01.10-41048 mengenai perubahan susunan pengurus Perusahaan. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar, kegiatan utama Perusahaan adalah sebagai Perantara Pedagang dan Penjamin Emisi Efek, namun berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No 12 tanggal 30 Juni 2006 yang dibuat dihadapan Mardiah Said, SH menjelaskan bahwa aktivitas utama Perusahaan adalah sebagai Perusahaan Investasi. Perusahaan berdomisili di Menara Palma Lt. 12 Jl. HR. Rasuna Said Blok X-2 Kav 6 Kuningan, Jakarta. Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tahun 1992. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi perusahaan pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris : Komisaris Utama (Independen) Komisaris Dewan Direksi : Direktur Utama Direktur (Tidak Terafiliasi) Komite Audit : Ketua Anggota Internal Audit : Mohammad Su'ud : Thomas Hindarto : Prianto Paseru, SH : David Panggabean, SH : Mohammad Su'ud : Indra P : Awi Subhan : Nicholas F Pembentukan komite audit telah dilakukan sesuai dengan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan( BAPEPAM-LK ) No. IX.1.5. Perusahaan telah memiliki Divisi Audit Internal pada tahun 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012. Jumlah karyawan Perusahaan dan entitas anak adalah sebanyak 550 dan 653 (tidak diaudit). b. Penawaran Umum Efek Perusahaan Pada tanggal 28 Maret 2002, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM dengan suratnya No. S-614/PM/2004 untuk melakukan Penawaran Umum atas 96.000.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp. 210 per saham kepada masyarakat. Waran seri I tersebut diberikan sebagai insentif bagi para pemegang saham baru dimana setiap pemegang saham yang memiliki 19 saham baru dan tercatat namanya sebagai pemegang saham pada tanggal 26 Mei 2000 akan mendapatkan 13 waran seri I yang memberikan hak untuk setiap pemegang waran seri I untuk melakukan pembelian saham baru perusahaan dengan nilai nominal Rp. 200 per saham pada harga Rp. 210. Waran seri I tersebut memiliki jangka waktu selama 3 tahun dan telah berakhir pada tanggal 18 april 2005. Pada tanggal 18 Juni 2004, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dengan surat No. S- 1873/PM/2004 untuk melakukan penawaran umum terbatas I kepada para pemegang saham Perusahaan untuk membeli saham Perusahaan. Pada tanggal 16 April 2004, Perusahaan melakukan perubahan dan peningkatan Modal Dasar Perseroan dari Rp. 84.000.000.000 menjadi Rp. 164.000.000.000, melakukan penerbitan saham baru yang diklasifikasikan sebagai saham seri B dan melakukan perubahan nilai nominal saham ("Reverse Stock ") dari Rp. 200 per saham menjadi Rp. 400 per saham dan waran seri I dengan rasio perbandingan 2 waran seri I yang lama akan mendapatkan 1 waran seri I yang baru yang dapat digunakan untuk membeli saham seri A dengan nilai nominal Rp. 400 pada harga Rp. 420 per saham. 6

1. INFORMASI UMUM - LANJUTAN c. Entitas Anak Perusahaan memiliki entitas anak yang bergerak dalam industri pemintalan benang yaitu : Entitas Anak Domisili Persentase Pemilikan Tahun Operasi Komersial Per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 PT. Delta Nusantara Yogyakarta 51,90% 1989 Total Aset Per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 Rp. 369.489.662.872 dan Rp. 372.633.323.351 2. PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK) BARU DAN REVISI a. Standar yang berlaku efektif sejak tahun 2012 Dalam tahun berjalan, perusahaan dan entitas anak telah menerapkan semua standar baru dan revisi serta interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia yang relevan dengan operasinya dan efektif untuk tahun akuntansi yang mulai pada tanggal 1 Januari 2012. Penerapan standar baru dan revisi serta interpretasi telah berdampak terhadap perubahan kebijakan akuntansi perusahaan dan entitas anak yang mempengaruhi penyajian dan pengungkapan laporan keuangan konsolidasian, adalah sebagai berikut: - PSAK 60, Instrumen Keuangan : Pengungkapan Standar baru ini menggantikan persyaratan pengungkapan dalam PSAK 50 (Revisi 2006), Instumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan. Standar baru ini mengakibatkan pengungkapan mengenai: a. Signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi dan kinerja keuangan Perusahaan dan entitas anak, dan b. Sifat dan luasnya risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang mana Perusahaan dan entitas anak terekspos selama tahun dan pada akhir tahun pelaporan, dan bagaimana Perusahaan dan entitas anak mengelola risiko-risiko tersebut. Berikut ini standar baru dan standar revisi serta interpretasi yang diterapkan dalam laporan keuangan konsolidasian. Penerapan dari standar dan interpretasi baru/revisi berikut, relevan dengan operasi Perusahaan, namun tidak menimbulkan efek material terhadap laporan keuangan konsolidasian tahun berjalan atau tahun sebelumnya, dan berlaku untuk laporan keuangan konsolidasian yang periodenya dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012: - PSAK 10 (revisi 2010), Pengaruh perubahan kurs valuta asing - PSAK 16 (revisi 2011), Aset tetap - PSAK 24 (revisi 2010), Imbalan kerja - PSAK 26 (revisi 2011), Biaya pinjaman - PSAK 30 (revisi 2011), Sewa - PSAK 46 (revisi 2010), Pajak penghasilan - PSAK 50 (revisi 2010), Instrumen keuangan: penyajian - PSAK 55 (revisi 2011), Instrumen keuangan: Pengakuan dan pengukuran - PSAK 56 (revisi 2011), Laba per saham - ISAK 15, PSAK 24 - Batas aset imbalan pasti, persyaratan pendanaan minimum dan interaksinya - ISAK 20, Pajak penghasilan perubahan dalam status pajak entitas atau para pemegang sahamnya - ISAK 24, Evaluasi substansi beberapa transaksi yang melibatkan suatu bentuk legal sewa - ISAK 25, Hak atas tanah - ISAK 26, Penilaian ulang derivatif melekat b. Standar yang berlaku efektif sejak tahun 2013 Berikut ini standar baru dan standar revisi serta interpretasi yang diterapkan dalam laporan keuangan konsolidasian. Penerapan ini tidak menimbulkan pengaruh signifikan atas jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasian tetapi mempengaruhi akuntansi untuk transaksi masa depan. - PSAK 38 (revisi 2012), Kombinasi Bisnis pada Entitas Sepengendali dan Penyesuaian Sandar Akuntansi Keuangan atas PSAK 60, Instrumen Keuangan Pengungkapan. 7

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING a. Pernyataan kepatuhan Laporan keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang meliputi Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia serta peraturan dan surat edaran tentang pedoman penyajian laporan keuangan yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) beradasarkan keputusan ketua Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 tertanggal 25 Juni 2012 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik. b. Dasar penyajian laporan keuangan konsolidasian Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas, adalah dasar akrual. Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Biaya historis pada umumnya berdasarkan nilai wajar yang digunakan pada saat pertukaran aset. Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. c. Prinsip konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan laporan keuangan Perusahaan dan entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan (entitas anak). Pengendalian dianggap ada apabila Perusahaan mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan finansial dan operasional dari investee untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya. Penghasilan dan beban entitas anak yang diakuisisi atau penjualan selama tahun berjalan termasuk dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sejak tanggal efektif akuisisi dan sampai dengan tanggal efektif penjualan. Jika diperlukan, penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan entitas anak agar kebijakan akuntansi yang digunakan sesuai dengan kebijakan akuntansi yang digunakan Perusahaan. Seluruh transaksi antar perusahaan, saldo, penghasilan, dan beban dieliminasi pada saat konsolidasi. d. Kombinasi bisnis Akuisisi entitas anak dan bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya akuisisi adalah nilai agregat nilai wajar ( pada tanggal pertukaran) dari aset yang diperoleh, liabilitas yang terjadi atau ditanggung dan instrumen ekuitas yang diterbitkan sebagai pertukaran atas pengendalian dari pihak diakuisisi. Biaya-biaya terkait akuisisi diakui dalam laba rugi pada saat terjadinya. Dalam penerapannya, imbalan untuk akuisis termasuk setiap aset atau liabilitas yang dihasilkan dari suatu kesepakatan imbalan kontijensi diukur terhadap nilai wajar pada tanggal akuisisi. Perubahan selanjutnya dalam nilai wajar disesuaikan dengan biaya akuisisi ketika memenuhi syarat sebagai penyesuaian pengukuran tahun. Semua perubahan selanjutnya ddalam nilai wajar dari imbalan kontijensi diklasifikasikan sebagai aset atau liabilitas yang dihitung sesuai dengan standar akuntansi yang relevan. Perubahan dalam nilai wajar dari imbalan kontijensi yang di klasifikasikan sebagai ekuitas tidak dicatat. Jika akuntansi awal untuk kombinasi bisnis belum selesai pada akhir tahun pelaporan saat kombinasi terjadi, Perusahaan dan entitas anak melaporkan jumlah sementara untuk pos-pos yang proses akuntasinya belum selesai dalam laporan keuanganya. Selama tahun pengukuran, pihak pihak pengakuisisi menyesuaikan, aset atau liabilitas tambahan yang diakui, untuk mencerminkan informasi baru yang diperoleh tentang fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akuisisi dan, jika diketahui, akan berdampak pada jumlah yang diakui pada tanggal tersebut. Tahun pengukuran adalah tahun dari tanggal akuisisi hingga tanggal Perusahaan dan entitas anak memperoleh informasi lengkap tentang fakta dan keadaan yang ada pada tanggal akuisisi dan tahun pengukuran maksimum satu tahun dari tanggal akuisisi. e. Transaksi dalam mata uang asing Pembukuan Perusahaan dan entitas anak diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi dalam mata uang asing selama tahun berjalan dicatat sesuai dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan dengan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul, dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba-rugi komprehensif konsolidasian untuk tahun yang bersangkutan. 8

3. IHKTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI-LANJUTAN e. Transaksi dalam mata uang asing -lanjutan Nilai tukar Kurs mata uang asing yang digunakan 31 Maret 2013 31 Desember 2012 Dollar Amerika Serikat Rp 9.719 Rp 9.670 f. Transaksi Dengan Pihak -Pihak Yang Berelasi Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas yang menyiapkan laporan keuangannya (dalam hal ini dirujuk sebagai "Entitas Pelapor") sebagai berikut : 1) Orang atau keluarga terdekat yang mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut : i. Pengendalian atau pengendali bersama atas entitas pelapor; ii. Memiliki pengaruh signifikan atas pelapor atau entitas pelapor; atau iii. Personil manajamen kunci entitas atau entitas indu dari entitas pelapor. 2) Suatu entitas berelasi denga entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut : i. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lainnya. ii. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya). iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama. iv. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga. v. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor. vi. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam poin (1). vii. Orang yang diidentifikasi dalam poin 1 (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (suatu entitas induk dari entitas). Semua transaksi dengan pihak-pihak berelasi, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat bunga atau harga, persyaratan dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, telah diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian. g. Aset Keuangan Seluruh aset keuangan Perusahaan dan entitas anak diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh kebiasaan pasar yang berlaku, dan awalnya diukur sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, yang awalnya diukur sebesar nilai wajar. Aset keuangan Perusahaan dan entitas anak diklasifikasi dalam kategori aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (FVTPL) tersedia untuk dijual (AFS) dan pinjaman yang diberikan dan piutang. Pengklasifikasian ini tergantung pada hakekat dan tujuan aset keuangan dan ditetapkan pada saat pengakuan awal. Metode suku bunga efektif Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan dan mengalokasikan pendapatan bunga selama tahun yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas dimasa datang (termasuk semua biaya yang diterima yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan seluruh premium diskonto lainnya) selama perkiraan umur dari aset keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan tahun yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal. Pendapatan bunga diakui dengan suku bunga efektif untuk instrumen efek utang selain dari aset keuangan yang diklasifikasi sebagai FVTPL. 9

3. IHKTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI-LANJUTAN g. Aset Keuangan-lanjutan Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (FVTPL) Aset keuangan Perusahaan dan entitas anak diklasifikasi dalam FVTPL, jika aset keuangan sebagai kelompok diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada FVTPL. Aset keuangan diklasifikasi sebagai kelompok diperdagangkan, jika: - diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat; atau - merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek yang terkini; atau - merupakan derivatif yang tidak ditetapkan dan tidak efektif sebagai instrumen lindung nilai. Aset keuangan FVTPL disajikan sebesar nilai wajar, keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam akun keuntungan dan kerugian perdagangan efek dalam laba rugi. Keuntungan atau kerugian lain mencakup deviden atau bunga yang diperoleh dari aset keuangan juga diakui dalam laba rugi. Aset keuangan tersedia untuk dijual/available For Sale (AFS) Keanggotaan entitas anak di bursa, yang mewakili kepentingan kepemilikan di bursa, dan memberikan hak pada entitas anak untuk menjalankan usaha di bursa dan kustodian, diklasifikasi investasi tersedia untuk dijual. Investasi efek ekuitas tersebut tidak memiliki kuotasi harga pasar pada pasar aktif, nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal dan derivatif melekat dan harus diselesaikan dengan penyerahan investasi efek ekuitas yang tidak memiliki kuotasi tersebut. Investasi tersebut diukur sebesar biaya perolehan dikurangi penurunan nilai yang dapat diidentifikasi pada setiap akhir periode pelaporan. Pinjaman yang diberikan dan piutang Pinjaman yang diberikan dan piutang merupakan aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi dipasar aktif. Pinjaman yang diberikan dan piutang Perusahaan dan entitas anak diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak akan material. Pinjaman yang diberikan dan piutang Perusahaan dan entitas anak meliputi kas dan bank, piutang usaha, piutang lain-lain dan pos tertentu aset lain-lain. Penurunan nilai aset keuangan Aset keuangan Perusahaan dan entitas anak, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada akhir setiap tahun pelaporan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan. Untuk investasi ekuitas AFS Perusahaan dan entitas anak yang tercatat dan tidak tercatat di bursa, penurunan yang signifikan atau jangka panjang pada nilai wajar dari investasi ekuitas di bawah biaya perolehannya dianggap sebagai bukti objektif penurunan nilai. Untuk aset keuangan lainnya, bukti objektif penurunan nilai termasuk kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan. Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang, aset yang dinilai tidak akan dievaluasi penurunan nilainya secara individual, akan dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif. Bukti objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Perusahaan dan entitas anak atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata tahun kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan kegagalan atas piutang. Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan. 10

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING-LANJUTAN g. Aset Keuangan-lanjutan Penurunan nilai aset keuangan-lanjutan Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas aset keuangan, kecuali piutang yang nilai tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun penyisihan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun penyisihan. Perubahan nilai tercatat akun penyisihan piutang diakui dalam laba rugi. Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya, akumulasi keuntungan atau kerugian yang sebelumnya telah diakui dalam akun cadangan revaluasi investasi direklasifikasi ke laba atau rugi dalam tahun yang bersangkutan. Untuk aset keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan penurunan dapat dikaitkan secara objektif dengan sebuah peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan melalui laba rugi hingga nilai tercatat investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan. Dalam hal efek ekuitas AFS, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laba rugi tidak boleh dipulihkan melalui laba rugi. Setiap kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui secara langsung ke pendapatan komprehensif lain dan akumulasi dalam pos cadangan revaluasi investasi. Dalam hal efek utang, kerugian penurunan nilai dipulihkan kemudian melalui laba rugi, apabila kenaikan nilai wajar investasi dapat dikaitkan secara objektif dengan kejadian yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai. Penghentian pengakuan aset keuangan Perusahaan dan entitas anak menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika, hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau saat mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perusahaan dan entitas anak tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perusahaan dan entitas anak mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perusahaan dan entitas anak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perusahaan dan entitas anak masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima. h. Kas dan Bank Untuk tujuan penyajian arus kas, kas dan bank terdiri dari kas, bank, dan semua investasi yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi penggunaannya. i. Persediaan Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode biaya masuk pertama keluar pertama. j. Beban Dibayar Di Muka Beban dibayar di muka diamortisasi berdasarkan taksiran masa manfaat dari masing-masing beban dengan menggunakan metode garis lurus (Straight Line Method). k. Aset tetap PSAK No. 16 (Revisi 2011), Aset tetap, ini mengatur perlakuan akuntansi aset tetap sehingga pengguna laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi entitas pada aset tetapdan perubahan pada investasi tersebut. Penerapan PSAK ini tidak berdampak signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan. Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut : 11

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING-LANJUTAN k. Aset tetap - lanjutan Jenis Aset Masa Manfaat % Bangunan dan prasarana 20 tahun 5% Kendaraan 10 tahun 10% Mesin dan peralatan 5 dan 8 tahun 12,5-20% Peralatan kantor 5 dan 8 tahun 12,5-20% Komputer 4 tahun 25% Beban pemeliharaan dan perbaikan diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Perbaikan yang menambah masa manfaat atau meningkatkan manfaat ekonomis aset tetap dikapitalisasi ke harga perolehan aset terkait dan disusutkan dengan tingkat penyusutan aset yang bersangkutan. Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan konsolidasian. Keuntungan atau kerugian dari pendapatan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan. Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan l. Sewa Apabila dalam suatu kontrak sewa porsi yang signifikan atas risiko dan manfaat kepemilikan aset tetap berada ditangan lessor, maka sewa tersebut diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa operasi dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian atas dasar garis lurus selama masa sewa. Sewa aset tetap dimana memiliki secara substansi seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Sewa pembiayaan dikapitalisasi pada awal masa sewa sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Setiap pembayaran sewa dialokasikan antara bagian yang merupakan pelunasan liabilitas dan bagian yang merupakan beban keuangan sedemikian rupa sehingga menghasilkan tingkat suku bunga yang konstan atas saldo pembiayaan. Unsur bunga dalam beban keuangan dibebankan di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian selama masa sewa sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas setiap tahun. Aset tetap yang diperoleh melalui sewa pembiayaan disusutkan dengan metode yang sama dengan metode penyusutan aset tetap yang dimiliki sendiri. Jika tidak terdapat kepastian yang memadai bahwa akan mendapatkan kepemilikan atas aset pada akhir masa sewa, aset tersebut disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset dan masa sewa m. Penurunan Nilai Aset Non Keuangan Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, Perusahaan dan entitas anak menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aset dan kemungkinan penyesuaian ke nilai yang dapat diperoleh kembali apabila terdapat keadaan yang mengindikasikan penurunan nilai aset tersebut. Nilai aset yang dapat diperoleh kembali dihitung berdasarkan nilai pakai atau harga jual bersih, mana yang lebih tinggi. Kerugian penurunan nilai diakui jika nilai tercatat aset melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Di lain pihak, pemulihan penurunan nilai diakui apabila terdapat indikasi bahwa penurunan nilai tersebut tidak lagi terjadi. Penurunan (pemulihan) nilai aset diakui sebagai beban (pendapatan) pada laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan. 12

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING-LANJUTAN n. Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitasyang diterbitkan oleh Perusahaan dan entitas anak diklasifikasi sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas. Instrumen ekuitas Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Perusahaan setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya emisi langsung. Biaya emisi saham disajikan sebagai bagian dari tambahan modal disetor dalam ekuitas. Pembelian kembali instrumen ekuitas milik Perusahaan diakui dan dikurangi langsung ke ekuitas. Keuntungan atau kerugian tidak diakui pada laba rugi atas pembelian, penjualan, penerbitan atau pembatalaninstrumen ekuitas milik Perusahaan. Liabilitas keuangan Liabilitas keuangan Perusahaan dan entitas anak diklasifikasi sebagai liabilitas keuangan yang pada awalnya dinilai berdasarkan nilai wajar, setelah dikurangi biaya transaksi, dan selanjutnya diukur dalam biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dengan beban bunga diakui berdasarkan metode suku bunga efektif. Metode suku bunga efektif adalah metode untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari liabilitas keuangan dan mengalokasikan beban bunga selama tahun yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran kas di masa datang selama perkiraan umur liabilitas keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan tahun yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal. Selisih antara hasil emisi (setelah dikurangi biaya transaksi) dan penyelesaian atau pelunasan pinjaman diakui selama jangka waktu pinjaman. Liabilitas keuangan Perusahaan dan entitas anak tersebut meliputi utang bank, utang usaha, pos-pos tertentu utang lain-lain dan pos-pos tertentu beban akrual. Penghentian pengakuan liabilitas keuangan Perusahaan dan entitas anak menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas Perusahaan dan entitas anak telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa. o. Saling hapus antar Aset Keuangan dan Kewajiban Keuangan Aset dan liabilitas keuangan Perusahaan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika dan hanya jika, - Saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan - Berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan. p. Imbalan Kerja PSAK No. 24 (Revisi 2010) memberikan petunjuk untuk penghitungan dan dengan penambahan pengungkapan untuk imbalan kerja dengan beberapa ketentuan transisi. Standar ini memberikan pilihan pengakuan laba atau rugi aktuarial sebagai alternatif atas penggunaan pendekatan koridor, dimana laba atau rugi aktuarial diakui sebagai laba atau rugi pada tahun terjadinya sebagai bagian dari pendapatan komprehensif lain. Penerapan PSAK No. 24 (Revisi 2010) tidak memiliki dampak signifikan pada laporan keuangan konsolidasian, kecuali pada pengungkapan yang diharuskan. Entitas anak memilih mempertahankan kebijakan yang ada untuk mengakui keuntungan atau kerugian aktuarial, yang mana menggunakan pendekatan koridor sebagaimana dijelaskan dibawah ini. Entitas anak menghitung imbalan pasca kerja pasti sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh perusahaan sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini. 13

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING-LANJUTAN p. Imbalan Kerja - lanjutan Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Project Unit Credit. Akumulais keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10 % dari nilai kini liabilitas imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkiraan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut tidak menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama tahun rata-rata sampai imbalan tersebut menjadivested. Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasti di laporan posisi keuangan konsolidasian merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui dan biaya jasa lalu yang belum diakui. q. Pengakuan Pendapatan dan Beban Penjualan barang Pendapatan dari penjualan barang diakui bila seluruh kondisi berikut dipenuhi: - Perusahaan dan entitas anak telah memindahkan risiko secara signifikan dan memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli; - Perusahaan dan entitas anak tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual; - Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal; - Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut akan mengalir kepada Perusahaan dan entitas anak; dan - Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan transaksi penjualan dapat diukur dengan andal. Pendapatan Bunga Pendapatan bunga diakui berdasarkan waktu terjadinya dengan acuan jumlah pokok terutang dan tingkat bunga yang sesuai. Beban Beban diakui sesuai dengan masa manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis). r. Pajak Penghasilan Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan dan entitas anak menerapkan PSAK No. 46 Pajak Penghasilan (Revisi 2010), yang mensyaratkan Perusahaan dan entitas anak untuk memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan mendatang dari pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) masa depan yang diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian, dan transaksi dan kejadian lain dari tahun kini yang diakui dalam laporan keuangan. PSAK revisi ini tidak berdampak secara signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian. Pajak Penghasilan Tidak Final Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan konsolidasian dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas kecuali perbedaan yang berhubungan dengan pajak penghasilan final. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. 14

3. KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING-LANJUTAN r. Pajak Penghasilan-lanjutan Pajak Penghasilan Tidak Final - lanjutan Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diekspektasikan berlaku dalam tahun ketika liabilitas diselesaikan atau aset dipulihkan dengan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir tahun pelaporan. Pengukuran aset dan liabilitas pajak tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak yang sesuai dengan cara Perusahaan dan entitas anak ekspektasikan, pada akhir tahun pelaporan, untuk memulihkan atau menyelesaikan jumlah tercatat aset dan liabilitasnya. Jumlah tercatat aset pajak tangguhan dikaji ulang pada akhir tahun pelaporan dan dikurangi jumlah tercatatnya jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang memadai untuk mengkompensasikan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan tersebut. Aset dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus ketika entitas memiliki hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini dan ketika aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama serta Perusahaan dan entitas anak yang berbeda yang bermaksud untuk memulihkan aset dan liabilitas pajak kini dengan dasar neto. Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai beban atau penghasilan dalam laba atau rugi, kecuali sepanjang pajak penghasilan yang berasal dari transaksi atau kejadian yang diakui, diluar laba atau rugi (baik dalam pendapatan komprehensif lain maupun secara langsung di ekuitas), dalam hal tersebut pajak juga diakui di luar laba atau rugi. s. Laba per saham PSAK No. 56 (Revisi 2011), laba per saham, menetapkan prinsip penentuan dan penyajian laba per saham, sehingga meningkatkan daya banding kinerja antara entitas yang berbeda pada tahun pelaporan yang sama dan antara tahun pelaporan yang berbeda untuk entitas yang sama. Penerapan PSAK revisi ini tidak berdampak signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian. Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham beredar pada tahun yang bersangkutan. t. Informasi Segmen Perusahaan dan entitas anak menerapkan PSAK 5 (Revisi 2009) mengharuskan segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen dari Perusahaan dan entitas anak yang secara regular direview oleh pengambil keputusan operasional dalam rangka mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi. Sedangkan standar sebelumnya mengharuskan Perusahaan dan entitas anak mengidentifikasi dua segmen (bisnis dan geografis), menggunakan pendekatan risiko dan pengembalian. Segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen dari Perusahaan dan entitas anak yang secara regular di-review oleh pengambil keputusan operasional dalam rangka mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi. Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas: - Yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama); - Hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan - Tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan. Informasi yang digunakan oleh pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi sumber daya dan penilaian kinerja mereka terfokus pada kategori dari setiap produk. 15

4. PERTIMBANGAN KRITIS AKUNTANSI DAN ESTIMASI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN Dalam proses penerapan standar akuntansi sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 3, tidak terdapat pertimbangan kritis yang mempunyai efek yang signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian, selain dari yang sudah dijelaskan dibawah ini. Informasi tentang asumsi utama yang dibuat mengenai masa depan dan sumber utama dari estimasi ketidakpastian lain pada akhir tahun pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam tahun pelaporan berikutnya dijelaskan dibawah ini Rugi penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang Perusahaan dan entitas anak menilai penurunan nilai pinjaman yang diberikan dan piutang setiap tanggal pelaporan. Dalam menentukan apakah rugi penurunan nilai harus dicatat dalam laba rugi komprehensif konsolidasian, manajemen membuat penilaian, apakah terdapat bukti objektif bahwa kerugian telah terjadi. Manajemen juga membuat penilaian atas metodologi dan asumsi untuk memperkirakan jumlah dan waktu arus kas masa depan yang di-review secara berkala untuk mengurangi perbedaan antara estimasi kerugian dan kerugian aktualnya. Penyisihan penurunan nilai persediaan Perusahaan dan entitas anak membuat penyisihan persediaan usang apabila persediaan tersebut diestimasi tidak akan digunakan pada masa mendatang. Walaupun asumsi yang digunakan dalam mengestimasi penyisihan persediaan usang yang tercermin dalam laporan keuangan konsolidasian dianggap telah sesuai dengan wajar, namun perubahan signifikan atas asumsi ini akan berdampak material terhadap penentuan nilai tercatat persediaan dan biaya persediaan barang usang, yang pada akhirnya akan mempengaruhi hasil usaha Perusahaan dan entitas anak. Taksiran Masa Manfaat Ekonomis Aset Tetap Masa manfaat setiap aset tetap Perusahaan dan entitas anak ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan dari penggunaan aset tersebut. Estimasi ini ditentukan berdasarkan evaluasi teknis internal dan pengalaman Perusahaan dan entitas anak atas aset sejenis. Masa manfaat setiap aset di-review secara periodik dan disesuaikan apabila prakiraan berbeda dengan estimasi sebelumnya karena keausan, keusangan teknis dan komersial, hukum atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset. Namun terdapat kemungkinan bahwa hasil operasi di masa mendatang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh perubahan atas jumlah serta tahun pencatatan biaya yang diakibatkan karena perubahan faktor yang disebutkan diatas. Perubahan masa manfaat aset tetap dapat mempengaruhi jumlah penyusutan yang diakui dan nilai tercatat aset tetap. Manfaat karyawan Penentuan liabilitas imbalan pasca kerja tergantung pada pemilihan asumsi tertentu yang digunakan oleh aktuaris dalam menghitung jumlah liabilitas tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain tingkat diskonto dan tingkat kenaikan gaji. Realisasi yang berbeda dari asumsi entitas anak diakumulasi dan diamortisasi selama tahun mendatang dan akibatnya akan berpengaruh terhadap jumlah biaya serta liabilitas yang diakui di masa mendatang. Walaupun asumsie entitas anak dianggap tetap dan wajar, namun perubahan signifikan pada kenyataannya atau perubahan signifikan terhadap liabilitas imbalan pasca kerja entitas anak. 16

5. KAS DAN BANK Kas dan Bank terdiri dari : 31 Maret 2013 31 Desember 2012 Kas : Kas Kantor Pusat 28.433.250 55.975.015 Kas Pabrik 541.411.520 556.819.908 Sub Jumlah 569.844.770 612.794.923 Bank : IDR : PT CIMB Niaga, Tbk 881.371.650 495.884.389 PT Bank Capital Indonesia, Tbk 192.712.484 632.822.587 PT Bank Panin, Tbk 73.358.131 642.047.163 PT Bank Central Asia, Tbk 22.198.784 22.251.543 PT Bank Bumi Putra, Tbk 2.624.238 3.177.754 Sub Jumlah 1.172.265.287 1.796.183.436 Dollar Amerika PT Bank Panin, Tbk 737.640.999 1.208.283.423 PT Bank Capital Indonesia, Tbk 293.317.188 326.930.903 PT CIMB Niaga, Tbk 20.102.877 20.585.303 Sub Jumlah 1.051.061.064 1.555.799.629 Jumlah 2.793.171.121 3.964.777.988 Tingkat suku bunga untuk kas di bank berkisar 0,15% - 3,00% masing-masing pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012. Seluruh saldo bank ditempatkan pada pihak ketiga. 6. PIUTANG USAHA KEPADA PIHAK KETIGA 31 Maret 2013 31 Desember 2012 Rincian piutang usaha berdasarkan mata uang, terdiri dari : Rupiah 9.554.877.850 6.877.899.115 Dollar Amerika Serikat 5.006.661.156 9.953.356.678 Jumlah 14.561.539.006 16.831.255.793 Rincian piutang usaha berdasarkan pelanggan, terdiri dari : Pihak ke tiga Benang 11.761.314.481 13.594.558.405 Kapas 2.800.224.525 3.236.697.388 Jumlah 14.561.539.006 16.831.255.793 31 Maret 2013 31 Desember 2012 Rincian piutang usaha berdasarkan umur piutang, terdiri dari : Belum jatuh tempo 4.327.607.301 5.002.154.335 Lewat jatuh tempo : 1-30 hari 6.020.374.827 6.958.774.663 31-60 hari 2.944.826.501 3.403.838.570 61-90 hari 1.008.667.652 1.165.889.351 > 90 hari 260.062.724 300.598.874 Jumlah 14.561.539.006 16.831.255.793 17

6. PIUTANG USAHA KEPADA PIHAK KETIGA-LANJUTAN Piutang usaha pihak ketiga dijadikan jaminan atas fasilitas utang bank (lihat catatan 11). Berdasarkan hasil penelahaan keadaan akun piutang usaha pihak ketiga masing-masing pelanggan pada akhir tahun, manajemen Perusahaan berpendapat bahwa seluruh piutang tersebut dapat ditagih sehingga tidak diadakan penyisihan piutang ragu-ragu. 7. PERSEDIAAN BARANG 31 Maret 2013 31 Desember 2012 Barang Jadi 16.815.460.204 17.067.093.243 Bahan Baku 11.336.648.399 11.529.172.131 Suku cadang dan bahan penolong 4.783.375.645 5.091.813.114 Barang Dalam Proses 1.742.577.162 1.696.669.529 Jumlah 34.678.061.410 35.384.748.017 Persediaan barang dijadikan jaminan atas fasilitas utang bank (lihat catatan 11). Berdasarkan hasil pengkajian ulang keadaan fisik persediaan pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012, manajemen Perusahaan berpendapat bahwa nilai tercatat persediaan dapat terpulihkan seluruhnya sehingga tidak diperlukan penyisihan untuk persediaan usang. Persediaan barang jadi diasuransikan kepada PT Asuransi Central Asia (ACA) - pihak ketiga dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 14.500.000.000 dan Rp 17.500.000.000 pada tanggal 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas persediaan yang dipertanggungkan. 8. UANG MUKA PEMBELIAN Akun ini merupakan uang muka atas pembelian bahan baku, dimana saldo per 31 Maret 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: 31 Maret 2013 31 Desember 2012 PT Indorama Synthetics, Tbk 17.115.781.761 14.215.689.912 PT Panasia Indo Resources, Tbk 10.472.197.405 7.338.125.509 Jumlah 27.587.979.166 21.553.815.421 9. PERPAJAKAN a. Pajak Dibayar Dimuka 31 Maret 2013 31 Desember 2012 PPN Masukan 19.196.965 17.018.728 Jumlah 19.196.965 17.018.728 b. Utang Pajak 31 Maret 2013 31 Desember 2012 PPh pasal 21 1.742.804 1.550.708 PPh pasal 29 per 31 Desember 2012 1.777.035.497 - PPh pasal 29 per 31 Maret 2013 640.188.000 1.777.035.497 PPh Pasal 4 ayat (2) 726.237 - PPN Keluaran 269.224.730 206.782.192 Jumlah 2.688.917.268 1.985.368.397 c. Pajak Penghasilan Badan Rekonsiliasi antara laba sebelum taksiran pajak penghasilan seperti yang disajikan dalam laporan laba-rugi komprehensif konsolidasian dengan taksiran penghasilan kena pajak Perusahaan adalah sebagai berikut : 31 Maret 2013 31 Maret 2012 Laba sebelum taksiran pajak penghasilan menurut laporan laba-rugi komprehensif konsolidasian 1.288.521.030 937.400.988 Entitas anak (3.775.420.402) (557.549.541) Laba sebelum taksiran pajak (2.486.899.372) 379.851.447 18