54 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan daging nasional sekitar 300.000 ton per tahun, namun belum sepenuhnya mampu dipenuhi oleh produksi dalam negeri. Lebih dari 30% pemenuhan permintaan daging dalam negeri masih dipenuhi dari impor. Tahun 2014 dicanangkan oleh pemerintah sebagai tahun swasembada daging. Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan populasi ternak penghasil daging di Indonesia, salah satunya adalah ternak kelinci (Masanto dan Agus, 2010). Di Indonesia ternak kelinci mempunyai kemampuan kompetitif untuk bersaing dengan sumber daging lain dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia (kebutuhan gizi) dan merupakan alternatif penyedia daging yang perlu dipertimbangkan dimasa yang akan datang. Daging kelinci merupakan salah satu daging yang berkualitas baik dan layak dikonsumsi oleh berbagai kelas lapisan masyarakat. Daging kelinci dibandingkan dengan daging ayam dari segi aroma, warna daging dan berbagai bentuk masakan, tidak ditemukan perbedaan yang nyata (Dwiyanto, et al., 1995). Peningkatan jumlah penduduk selalu diikuti dengan meningkatnya kebutuhan pangan. Efisiensi produksi dan upaya menghasilkan produk bermutu merupakan sebagian dari tantangan yang harus dihadapi para peternak kelinci. Potensi utama ternak kelinci dalam mewujudkan suatu agribisnis bisa dilihat dari kemampuannya untuk tumbuh dan berkembang biak dengan cepat, baik melalui pola usaha skala rumah tangga maupun skala industri (Masanto dan Agus, 2010).
55 Kelinci adalah hewan peliharaan yang disukai banyak orang karena bentuknya yang lucu dan menggemaskan. Dibalik bentuknya yang lucu, kelinci mempunyai peluang usaha yang sangat besar. Banyak orang yang beralih profesi menjadi peternak kelinci karena ternak dapat memberikan keuntungan finansial yang cukup menjanjikan (Priyatna, 2011). Keberadaan ternak kelinci bagi manusia dapat dimanfaatkan dalam berbagai hasil produk sebagaimana digambarkan seperti skema berikut : Ternak Kelinci Daging Kulit Kotoran Peliharaan /Kesayangan Bahan Pangan Bahan Kerajinan Pupuk Nugget Sosis Burger Dendeng Bakso Sate Gule/Gulai Gambar 1. Pohon Industri Ternak Kelinci (Wibowo et al. 2005) Beragam produk potensial dapat dihasilkan dari kelinci. Daging kelinci yang berprotein tinggi sekaligus berkolesterol rendah, dapat diolah menjadi produk olahan seperti nugget, sosis, bakso, karage, siomay, abon, dan dendeng kelinci. Bahkan, menu makanan sate kelinci atau gulai kelinci sudah lama populer di masyarakat. Mantel Jaket Hiasan Souvenir
56 Kulit dan bulu kelinci juga memiliki prospek yang baik untuk memenuhi pasokan industri kulit. Tidak berhenti disitu, fases dan urine kelinci juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang memiliki nilai jual yang cukup tinggi. Beragamnya produk potensial tersebut membuka peluang usaha tersendiri bagi peternakan, terlebih jika menerapkan prinsip pertanian terpadu sehingga dapat diperoleh keuntungan lain. Misalnya, penerapan pertanian terpadu antara pertanian kelinci dan budidaya sayuran organik. Pupuk yang digunakan dalam budidaya sayuran dapat berasal dari kotoran kelinci yang mengandung unsur hara dan mineral yang tinggi. Tidak hanya itu, peluang usaha lain dapat diperoleh dengan membuat pelet kelinci (Priyatna, 2011). Kecamatan Berastagi merupakan sentra peternakan kelinci di Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Pada Kecamatan ini terdapat 2 desa yaitu Desa/Kelurahan Gundaling II dan Sempajaya yang menekuni kegiatan usaha ternak kelinci.sampai saat ini semakin bertambah jumlah peternak yang mulai menekuni usaha ternak kelinci tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa semakin berkembangnya minat para peternak yang didukung oleh peluang pasar daging maupun hias yang masih sangat terbuka. Oleh kerena itu peneliti merasa tertarik melakukan penelitian terhadap usaha ternak maupun hias ini dengan fokus dan perhatian pada aspek pengelolaan usaha, aspek pendapatan dan pemasarannya.
57 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan pernyataan yang diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana sistem pengelolaan usaha ternak kelinci di daerah penelitian? 2. Bagaimana produktivitas ternak kelinci didaerah penelitian dan faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi produksi ternak kelinci di daerah penelitian tersebut? 3. Bagaimana pendapatan dan kelayakan usaha ternak kelinci di daerah penelitian? 4. Bagaimana pemasaran ternak kelinci di daerah penelitian? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan tersebut maka tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut: 1. Untuk menjelaskan sistem pengelolaan usaha ternak kelinci di daerah penelitian. 2. Untuk menganalisisproduktivitas ternak kelinci di daerah penelitian dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produksi tersebut. 3. Untuk menganalisis pendapatan dan kelayakan usaha ternak kelinci di daerah penelitian. 4. Untuk menganalisis pemasaran ternak kelinci di daerah penelitian.
58 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan tersebut, maka kegunaanpenelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi pihak-pihak yang mengusahakan ternak kelinci dalam mengembangkan usahanya. 2. Sebagai substansi skripsi yang merupakan salah satu syarat dalam menempuh ujian sarjana di Fakultas Pertanian USU Medan. 3. Sebagai pembanding informasi untuk penelitian yang serupa di daerah lain.