III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra.

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian (Sugiyono,2002). Sehingga penelitian ini mengambil obyek

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten ini disahkan menjadi kabupaten dalam Rapat Paripurna DPR

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

BAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya. merupakan data tahunan dan hanya pada sektor industri.

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

31 Universitas Indonesia

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan kuantitatif adalah suatu penelitian yang menekankan analisisnya pada

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. pendugaan Ordinary Least Square (OLS). Data pada penelitian ini dimasukkan dalam

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS INDONESIA TAHUN JURNAL PUBLIKASI

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

III. METODE PENELITIAN. runtut waktu (time series) atau disebut juga data tahunan. Dan juga data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

III METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini data yang digunakan merupakan data sekunder tahunan

III. METODE PENELITIAN

akan di gunakan berbentuk linier atau log linier. Maka dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Dalam penelitian ini terdiri dari varabel terikat dan variabel bebas. Dimana

III. METODE PENELITIAN. A. Daerah Penelitian dan definisi operasional variabel. Penelitian ini dilaksanakandi di Kota Bandar Lampung Provinsi Lampung.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai

BAB III METODE PENELITIAN. A. Geografis dan Keadaan Penduduk Liwa Lampung Barat. Kota Bandar Lampung nerupakan ibukota Provinsi Lampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HASIL ANALISA DATA ROE LDA DA SDA SG SIZE

III. METODE PENELITIAN. data sudah dikompilasi ke dalam bentuk digital file, publikasi, buku, laporan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah ekspor kayu lapis Indonesia di pasar

semua data, baik variabel dependen maupun variable independen tersebut dihitung

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. dalam bentuk deret waktu (time series) 5,5 tahun, yaitu tahun juni 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah

BAB III METODE PENELITIAN. daerah yang produktif untuk kegiatan pertanian, namun akhir-akhir ini. pertanyaan responden dicatat, diolah dan dianalisis.

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Tengah tahun dan apakah pengangguran berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan perekonomian baik yang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. PAD dari masing-masing kabupaten/kota di D.I Yogyakarta tahun

III. METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series) yang

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

III. METODE PENELITIAN. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan modern memandang suatu pola yang berbeda

BAB III METODE PENELITIAN. minyak kelapa sawit Indonesia yang dipengaruhi oleh harga ekspor minyak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibandingkan dengan produksi sub-sektor perikanan tangkap.

METODE PENELITIAN. tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2005: :12 yang

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini daerah yang akan dijadikan lokasi penelitian adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe

Msi = x 100% METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder berupa data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan data time series. Kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Statistik). Data yang diambil pada periode , yang dimana di dalamnya

BAB III METODE PENELITIAN. laporan publikasi Bursa Efek Indonesia berupa data laporan keuangan tahunan perusahaanperusahaan

Daerah Jawa Barat, serta instansi-instansi lain yang terkait.

BAB III METODE PENELITIAN Data diperoleh dari BPS RI, BPS Provinsi Papua dan Bank Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. dasarnya menghasilkan hasil analisis dengan numeric (angka) yang akan diolah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. demografi, dan sosial terhadap pengeluaran konsumsi rumahtangga.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pulau Pasaran terletak di kota Bandar Lampung berada pada RT 09 dan RT 10

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (timeseries) yang

BAB III METODE PENELITIAN. dan tujuan penelitian seperti yang telah disampaikan sebelumnya, maka metode

Transkripsi:

III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian Penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Utara. Penentuan daerah ini dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah yang dapat dijangkau dilihat dari adanya akses dan biaya untuk mendapatkan data dapat optimal. 3.2 Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data yang digunakan merupakan data time series dua bulanan dari tahun 2003-2012. Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik ( BPS ) Provinsi Sumatera Utara, Dinas Pertanian Sumatera Utara, serta instansi instansi lain yang berkaitan data yang digunakan dalam penelitian ini. Data sekunder yang diperlukan meliputi data. a) Data permintaan bersumber dari Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara. b) Data harga kentang dalam negeri bersumber dari Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara. c) Data harga ubi kayu bersumber dari Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara. d) Data jumlah konsumsi rumah tangga bersumber dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara e) Data jumlah penduduk Sumatera Utara merupakan data jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara bersumber dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara.

f) Data Luas panen merupakan data luas panen kentang di Provinsi Sumatera Utara bersumber dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara. 3.3 Metode Analisis Data Untuk identifikasi masalah (1) pada hipotesis (1), dianalisis dengan metode regresi linear berganda menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS), yaitu: Q d = c + a 1 P k + a 2 Crt + a 3 P uk + a 4 Jp + e.... (3.1) Keterangan: Qd P k P uk Crt Jp a 1, a 2, a 3,a 4 c e = Permintaan kentang di Provinsi Sumatera Utara (ribu ton) = Harga kentang di Provinsi Sumatera Utara (ribu Rp/kg) = Harga Ubi kayu di Provinsi Sumatera Utara (ribu Rp/kg) = Konsumsi rumah tangga kentang (ribu ton) = Jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara (ribu juta jiwa) = Parameter estimasi = Konstanta regresi = Eror Sesuai dengan persamaan bahwa fungsi penawaran didefenisikan sebagai fungsi dari harga kentang, harga ubi kayu dan luas panen. Untuk identifikasi masalah (2) pada hipotesis (2), dianalisis dengan metode regresi linear berganda menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS), yaitu:

Q s = c + b 1 P k + b 2 P uk + b 3 Lp + e.. (3.2) Keterangan: Qs P k P uk Lp = Jumlah penawaran kentang Provinsi Sumatera Utara (ribu ton) = Harga kentang Provinsi Sumatera Utara (ribu Rp/kg) = Harga ubi kayu (ribu Rp/Kg) = Luas panen kentang di Provinsi Sumatera Utara (ribu ton) b 1, b 2, b 3 = Parameter estimasi c e = Konstanta regresi = Eror 3.4 Uji Hipotesis 3.4.1 Uji t ( Parsial) Uji t adalah pengujian koefisien regresi parsial individu yangdigunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X) secaraindividual mempengaruhi variabel dependen (Y). Langkah-langkah pengujiannya : a) Menentukan formulasi H 0 dan H 1 H 0 = tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat H 1 = ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat

b) Menentukan kriteria pengujian, dengan ketentuan taraf signifikan adalah ( α ) adalah 0,05 dan t tabel dicari dengan derajad kebebasan ( df ) = n-k-1 dimana n= jumlah sampel dan k= variabel bebas, serta pengujian dengan pihak kanan. c) Menghitung nilai t hitung untuk perbandingan dengan t tabel. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut t = β t Seβ t (3.3) Dimana : t β t Seβt = t-hitung = koefisien regresi berganda = Standart Error pada β1 Untuk menentukan kesimpulan dengan menggunakan nilai t hitung dengan t tabel dengan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut : Berdasarakan kriteria gambar diatas dapat disimpulkan sebagai berikut : a) Jika nilai t hitung < t tabel maka Ho diterima b) Jika t hitung t tabel maka Ho ditolak Kesimpulan :Apabila t tabel > t hitung, maka Ho diterima yang berarti tidak ada pengaruh antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Apabila t

tabel < t hitung, maka Ho ditolak yang berarti ada pengaruh antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Kesimpulan pengujian berdasarkan nilai signifikansi yaitu : a) Jika nilai probabilitas > nilai α = 0,5 maka Ho yang mengatakan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat ditolak. b) Jika nilai probabilitas <nilai α = 0,5 maka Hi yang mengatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat diterima 3.4.2Uji F atau Uji Signifikansi Persamaan Uji F digunakan untuk menguji hipotesis pengaruh yang secara bersamasama dari variabe bebas terhadap variabel terikat. Langkah-langkah yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Menentukan Formulasi Ho dan Ha a) Ho: β1 = β2 = β3 = 0, tidak ada pengaruh antara variabel bebas secara bersama terhadap variabel terikat. b) Ha : β1 = β2 = β3 = 0, ada pengaruh antara variabel bebas secara bersama terhadap variabel terikat. 2. Menentukan kriteria pengujian, dengan taraf signifikan ( α ) = 0,2; dengan nilai F tabel dengan derajat kebebasan ( k-1, n-1 ) dimana n = sampel dan k = banyaknya variabel

3. Menghitung nilai F hitung untuk perbandingan dengan nilai F tabel. Rumus yang F = digunakan adalah rumus Gujarti ( 1995; 141 ). R 2 k (1 R 2 ) (n k 1).... (3.4) Dimana: R 2 n k = Koefisien determinasi berganda = Jumlah responden = Jumlah variabel bebas 4. Untuk menentukan kesimpulan dengan menggunakan nilai F hitung dengan F tabel dengan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut: Berdasarkan kriteria gambar diatas dapat disimpulkan sebagai berikut : a) Jika nilai F hitung < F tabel maka Ho diterima b) Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak Kesimpulan : Apabila F tabel > F hitung, maka Ho diterima yang berarti tidak ada pengaruh antara variabel bebas secara bersama terhadap variabel terikat. Apabila F tabel < F hitung, maka Ho ditolak yang berarti ada pengaruh antara variabel bebas secara bersama terhadap variabel terikat. 5. Kesimpulan berdasarkan nilai signifikansi yaitu :

a) Jika nilai probabilitas > nilai α = 0,5 maka Ho yang mengatakan bahwa tidak ada pengaruh variabel bebas yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikat ditolak b) Jika nilai probabilitas < nilai α = 0,5 maka Hi yang mengatakan bahwa ada pengaruh variabel bebas yang signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikat diterima 3.4.3 Uji R 2 ( Koefisien Determinasi) Pengujian koefisien determinasi ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh hubungan variabel-variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). nilai R2 mempunyai range antara 0-1. Jika nilai R2 mendekati 0 (nol) maka dimaksudkan antara variabel bebas dan variabel tidak bebas tidak ada keterkaitan tetapi jika nilai R 2 mendekati 1 maka dimaksudkan antara variabel bebas dan variabel tidak bebas ada keterkaitan atau dengan kata lain hasil estimasi akan semakin mendekati sebenarnya. Nilai R2 secara sistematis (Gujarati,1999; 139) sebagai berikut : R 2 = α 1 YX 1 + α 2 YX 2 + α n YX n Y 2.. (3.5) Keterangan : R 2 : Koefisien Determinasi X : Variabel eksogen Y : Variabel endogen

3.5 Pengujian Model Pengujian asumsi klasik meliputi uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji auto korelasi. 3.5.1 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model regresi dapat dilihat dari nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, antar variabel bebas terdapat korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,80). 3.5.2 Uji Heterokedastisitas Uji Heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi terdapat ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Beberapa cara untuk melakukan pendeteksian ada tidaknya heteroskedasitas yaitu melalui analisis grafik plot, uji Park,Uji Glejser dan Uji White. Kesimpulan : a) Jika nilai probabilitas > nilai α = 0,5 maka model persamaan bebas dari heterokedastisitas. b) Jika nilai probabilitas < nilai α = 0,5 maka maka model persamaan terdapat heterokedastisitas.

3.5.3 Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode tertentu dengan kesalahan pada periode sebelumnya. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya auto korelasi dapat digunakan uji Breusch-Godfrey. Kesimpulan : a) Jika nilai probabilitas > nilai α = 0,5 maka model persamaan bebas dari autokorelasi. b) Jika nilai probabilitas < nilai α = 0,5 maka maka model persamaan terdapat autokorelasi. 3.6 Defenisi dan Batasan Operasional 3.6.1 Defenisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dalam mengartikan hasil penelitian ini, maka dibuat beberapa defenisi dan batasan operasional sebagai berikut : a) Penawaran kentang adalah jumlah keseluruhan kentang yang dihasilkan setiap kabupaten di wilayah Sumatera Utara, diukur dengan satuan ribu ton. b) Luas panen adalah daerah yang menghasilkan komoditi kentang setiap kabupaten di Sumatera Utara, diukur dengan satuan ribu hektar (Ha). c) Permintaan kentang adalah permintaan total kentang yang diminta di dalam wilayah Provinsi Sumatera Utara, diukur dengan satuan ribu ton.

d) Jumlah konsumsi rumah tangga adalah jumlah seluruh kentang yang dikonsumsi untuk keperluan rumah tangga di Provinsi Sumatera Utara, diukur dengan satuan ribu ton. e) Harga kentang adalah harga kentang yang terdapat di pusat pasar Medan, diukur dengan satuan ribu Rupiah/ kg. f) Harga ubi kayu adalah harga ubi yang terdapat di pusat pasar Medan dan merupakan komoditi subtitusi dari kentang, diukur dengan satuan ribu Rupiah/kg. g) Jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara adalah jumlah penduduk yang didapat dari Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, diukur dengan satuan ribu jiwa. 3.6.2. Batasan Operasional Adapun batasan operasional dari penelitian ini adalah : a) Daerah penelitian adalah daerah Provinsi Sumatera Utara. b) Data yang digunakan merupakan data dua bulanan c) Waktu penelitian adalah tahun 2014. d) Penelitian yang dilakukan adalah Analisis Permintaan dan Penawaran Kentang di Provinsi Sumatera Utara.

IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Provinsi Sumatera Utara Secara adminstratif Provinsi Sumatera Utara terletak di 0ᵒ LS 4ᵒ 40 LU dan 96ᵒ 40 100ᵒ 50 BT, yang beribukota Medan dan mempunyai 25 kabupaten dan 8 kotamadya. Sumatera Utara memiliki batas utara yaitu provinsi Aceh dan selat Malaka, selatan berbatasan dengan provinsi Riau, Sumatera Barat dan Samudera Indonesia, barat berbatasan dengan provinsi Aceh dan Samudera Indonesia, timur berbatasan dengan selat Malaka. Luas Provinsi Sumatera Utara kurang lebih 72.981,23 km 2. Pada Provinsi Sumatera Utara memiliki 647.223 ha lahan pertanian yang dapat dikembangkan. Sebagian besar luas lahan pertanian dialokasikan untuk komoditas tanaman semusim. Hampir 66,4% dari luas lahan pertanian dialokasikan untuk tanaman hortikultura. Sisanya 21,9% dari luas lahan pertanian di Sumatera Utara dialokasikan ke komoditas tanaman tahunan dan 11,7% diarahkan untuk pembentukan lahan padi sawah. Sumatera Utara merupakan salah sentra penghasil kentang terbesar di Indonesia. Jumlah penduduk di Sumatera Utara 13.326.307 jiwa. Merupakan provinsi dengan jumlah terbanyak di luar Pulau Jawa. Provinsi Sumatera Utara memiliki pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 1,11%. Provinsi Sumatera Utara menuju menjadi provinsi yang berbasis jasa dan industtri. Peran sektor pertanian dalam menyumbangkan PDRB Sumatera Utara semakin kecil. 4.2 Gambaran Umum Data

Data yang digunakan menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran kentang yaitu: harga kentang, harga ubi kayu, jumlah konsumsi kentang rumah tangga, jumlah penawaran kentang, jumlah permintaan kentang, jumlah penduduk dan luas panen kentang. Berikut ini beberapa gambaran data yang digunakan sebagai faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran kentang di Sumatra Utara: 8000 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 Gambar 7. Perkembangan Harga Kentang di Provinsi Sumatra Utara Per Dua Bulan Tahun 2003 2012. Harga kentang per dua bulan dari tahun 2003 2012 dapat dilihat sangat fluktuatif mencerminkan komoditi hortikultura. Harga terendah kentang mencapai harga Rp 2.500. Harga tertinggi berkisar di antara Rp.7.000 Rp. 8.000. Berdasarkan data yang diperoleh harga kentang cenderung stabil di kisaran Rp. 4.500 Rp. 6.000.

7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 Gambar 8. Konsumsi Rumah Tangga Kentang Per Dua Bulan dari Tahun 2003-2012 di Provinsi Sumatra Utara Konsumsi rumah tangga kentang juga sangat fluktuatif. Dapat dilihat dari grafik di atas, bahwa tingkat konsumsi kentang rumah tangga cukup tinggi. Data di atas menunjukkan tingkat pasar potensial kentang di Sumatra Utara cukup tinggi. 2500 2000 1500 1000 500 0 1 3 5 7 9 11131517192123252729313335373941434547495153555759 Gambar 9. Luas Panen Kentang Per Dua Bulan dari Tahun 2003 2012 Di Provinsi Sumatra Utara

Luas panen kentang di Sumatra Utara naik turun. Dilihat dari gambar di atas, bahwa luas panen kentang di Sumatra Utara cenderung turun di per dua bulan ke 6 dari setiap tahun. Luas panen kentang cenderung meningkat di per dua bulan ke 3 dan ke 4 di setiap tahun dari tahun 2003-2012. 2500 2000 1500 1000 500 0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47 49 51 53 55 57 59 Gambar 10. Harga Ubi Kayu Per Dua Bulan dari Tahun 2003-2012 Di Provinsi Sumatra Utara Data harga ubi kayu sebagai barang subtitusi cenderung lebih stabil. Kenaikan harga tidak terlalu fluktuatif. Harga Ubi kayu cenderung naik di per dua bulan ke 4dari setiap tahunnya.

4.3 Hasil Analisis dan Pembahasan Permintaan dan Penawaran Kentang di Provinsi Sumatera Utara Model yang disusun dalam penelitian merupakan persamaan Ordinary Least Square dengan menggunakan program eviews 8.0 dan data yang diolah, merupakan data time series per 2 bulan dari tahun 2003-2012. Model yang diduga adalah sebagai berikut : Q d = a 0 + a 1 Pk + a 2 C rt + a 3 P uk + a 4 J p + e......... (4.1) Q s = β 0 + β 1 Pk + β 2 Puk + β 3 Lp + e...... (4.2) Keterangan : Q d Pk Puk Jp Crt Qs Lp e : Permintaan Kentang Provinsi Sumatera Utara : Harga Kentang : Harga ubi kayu : Jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara : Jumlah konsumsi rumah tangga kentang Provinsi Sumatera Utara : Penawaran kentang Provinsi Sumatera Utara : Luas Panen Kentang Provinsi Sumatera Utara : Eror Pengolahan data untuk model tersebut melalui beberapa tahapan untuk mendapatkan hasil yang terbaik berdasarkan kriteria uji statistik berupa uji parsial (t statistik), dan goodness of fit (R square). Pada uji ekonometrika akan diuji dengan uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas.

Dari hasil pendugaan, model yang dibahas secara Ordinary Least Square (OLS) diperoleh R square yang cukup memuaskan berkisar antara 70-99% pada persamaan di atas. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa variabel eksogen secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel endogen. 4.3.1 Permintaan Kentang Permintaan kentang (Qdx) dari model yang diduga ditentukan oleh harga kentang (Pk), konsumsi kentang rumah tangga (Crt), harga ubi kayu (Puk), dan jumlah penduduk (JP) dengan persamaan sebagai berikut: Q s = 5894,571 0,130 Pk + 0,679Crt + 0,267 Puk + 0,00016 Jp Tabel 3. Hasil Pengolahan Permintaan Kentang Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C 5894,571 2121,012 2,779 0,007 PK -0,130 0,054-2,417 0,019 CRT 0,679 0,056 12,041 0,000 PUK 0,267 0,138 1,939 0,058 JP 0,00016 0,000 0,917 0,363 R-squared 0,798 Prob(F-statistic) 0,000 Keterangan : a,b, dan c signifikan pada α : 0,01, 0,05, 0,10. 4.3.1.1 Pengaruh Harga Kentang terhadap Permintaan Kentang Variabel harga kentang memiliki koefiesien regresi -0,130. Angka ini memiliki pengertian jika harga kentang naik 1000 rupiah maka permintaan kentang akan menurun sebesar 130 ton.

Menurut Lestariningsih (2006), harga barang tersebut mempengaruhi jumlah permintaan barang tersebut. Hubungan harga dengan jumlah permintaan adalah negatif. 4.3.1.2 Pengaruh Konsumsi Rumah Tangga terhadap Permintaan Kentang Kentang merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mengandung karbohidrat yang cukup tinggi. Banyak berbagai jenis makanan yang dapat dibuat dari pengolahan kentang. Variabel konsumsi kentang rumah tangga memiliki koefisien regresi 0,679. Angka ini memiliki pengertian jika konsumsi kentang rumah tangga meningkat 1000 ton, maka permintaan kentang meningkat 679 ton. 4.3.1.3 Pengaruh Harga Barang Subtitusi terhadap Permintaan Kentang. Variabel harga ubi kayu sebagai barang subtitusi memiliki koefisien regresi 0,267. Angka ini memiliki pengertian jika harga barang subtitusi naik 1000 rupiah maka permintaan kentang akan meningkat 267 ton. Sartika (2011) pada komoditi kedelai, jika harga barang subtitusi kedelai naik maka permintaan terhadap kedelai ikut meningkat. Harga barang subtitusi memiliki hubungan yang positif terhadap permintaan kentang.

4.3.1.4 Pengaruh Jumlah Penduduk terhadap Permintaan Kentang Variabel jumlah penduduk memiliki koefisien regresi 0,00016. Angka ini memiliki pengertian jika jumlah penduduk meningkat 1000 jiwa maka permintaan kentang akan meningkat sebesar 0,16 ton. Sartika (2011) pada komoditi kedelai, kebutuhan kedelai per kapita meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Pada komoditi kentang jumlah, peningkatan jumlah penduduk juga meningkatkan konsumsi kentang per kapita. Secara tidak langsung juga meningkatkan jumlah permintaan kentang di Provinsi Sumatera Utara. 4.3.1.5 Uji t Statistik Uji t statistik adalah untuk mengetahui apakah variabel eksogen berpengaruh terhadap variabel endogen. Pada model persamaan permintaan kentang, variabel jumlah penduduk dan variabel ekspor mempunyai probablitas 0,000 yang berpengaruh nyata pada signifikansi α = 1%. Variabel harga kentang memiliki probabilitas 0,000 yang berpengaruh nyata pada signifikansi α = 1%. 4.3.1.6 Uji F ( Simultan) Uji F adalah untuk mengetahui apakah variabel eksogen dalam model persamaan permintaan kentang memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel endogen. Variabel harga kentang, jumlah penduduk, dan ekspor memiliki probabilitas F hitung 0,000, maka variabel-variabel eksogen dalam persamaan model permintaan memiliki pengaruh nyata dengan signifikansi α = 1%.

4.3.1.7 Uji R 2 (Koefisien Determinasi) Uji R 2 bertujuan untuk mengetahui besaran pengaruh variabel eksogen yang terdapat dalam model permintaan kentang terhadap variabel endogen. Variabelvariabel eksogen yaitu: harga kentang, jumlah penduduk, dan ekspor memiliki nilai R 2 sebesar 0,798. Angka ini memiliki pengertian bahwa variabel harga kentang, jumlah penduduk, dan ekspor dalam model persamaan permintaan kentang mewakili faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kentang sebesar 79,8%. Sisanya sebesar 20,2% diwakili oleh faktor-faktor lain yaitu selera, ramalan masa depan. 4.3.1.8 Uji Asumsi Klasik A. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara variabel eksogen. Menurut Lestariningsih 2006, korelasi antara variabel eksogen dapat diliat dari besarnya nilai korelasi yang tinggi antara variabel eksogen yaitu melebihi 0,80. Nilai korelasi antara variabel eksogen dapat dilihat pada Tabel 5. Dari Tabel 4. dapat dilihat bahwa dalam model persamaan permintaan tidak terdapat nilai korelasi yang tinggi antar variabel eksogen, maka dalam model persamaan permintaan terbebas dari multikolinearitas. Tabel 4. Nilai Korelasi Antar Variabel Eksogen Permintaan PK CRT PUK JP PK 1-0,382-0,238-0,160 CRT -0,382 1 0,169 0,136 PUK -0,238 0,169 1 0,502 JP -0,160 0,136 0,502 1

B. Uji Heterokedastisitas Uji Heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam suatu modelregresi terdapat ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Uji heterokedastisitas dapat dilakukan melalui uji White dengan membandingkan probabilitas Obs, R 2 dengan probabilitas dengan signifikansi 5%. Tabel 5. Uji Heterokedastisitas: Uji White Heteroskedasticity Test: White F-statistic 1,249 Prob. F(14,45) 0,2758 Obs*R-squared 16,793 Prob. Chi-Square(14) 0,2673 Pada Tabel 5. dapat dilihat Obs. R-Squared bahwa probabilitas mempunyai nilai 0,2673 dan lebih besar dari signifikansi 5%, maka model persamaan permintaan kentang terbebas dari heterokedastisitas. C. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu modelregresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode tertentu dengan kesalahan pada periode sebelumnya. Tabel 6. Uji Autokorelasi : Uji Breusch-Godfrey Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 5,403 Prob, F(1,54) 0,0739 Obs*R-squared 5,458 Prob, Chi-Square(1) 0,0795

Pada Tabel 6. dapat dilihat probabilitas Obs. R-Squared memiliki nilai 0,0795dan lebih besar dari signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan permintaan kentang terbebas dari autokorelasi. 4.3.2 Penawaran Kentang Penawaran Kentang (Qs) dari model yang diduga dipengaruhi oleh harga kentang (Pk), harga ubi kayu (Puk), dan luas panen (Lp) dengan model persamaan sebagai berikut : Qs = 1503,4760 + 0,0770Pk 0,06028Puk + 16,2226Lp Tabel 7. Hasil Persamaan Penawaran Kentang Variable Coefficient t-statistic Prob. C 1503,4760 4,2227 0,001 b PK 0,0770 0,0814 0,3484 PUK -0,6028-0,192 0,0000 a LP 16,2226 69,1278 0,0000 a R-squared 0,995 Prob(F-statistic) 0,000 Keterangan : a,b,c dan d signifikan pada α : 0,01, 0,05, 0,10. 4.3.2.1 Pengaruh Harga Kentang terhadap Penawaran Kentang Harga kentang tidak berpengaruh nyata terhadap penawaran kentang di Sumatera Utara. Hal ini dapat disebabkan bahwa produsen sebagai penerima harga. Variabel harga kentang memiliki nilai regresi 0,0770. Angka ini memiliki pengertian bahwa meningkatnya harga kentang sebesar 1000 maka penawaran kentang meningkat sebesar 0,077 ton.

Lestariningsih (1995), harga sesuatu barang mempengaruhi jumlah penawaran barang tersebut. Harga kentang mempunyai hubungan yang positif dengan jumlah penawaran kentang. 4.3.2.2. Pengaruh Harga Barang Subtitusi ( Ubi Kayu) Terhadap Penawaran Kentang Ubi kayu menjadi komoditi subtitusi dari kentang. Harga barang subtitusi mempunyai pengaruh negatif terhadap penawaran barang yang digantikannya. Dan begitu juga sebaliknya bila harga ubi kayu meningkat maka penawaran kentang juga ikut menurun. Sartika (2011), pada komoditas kedelai harga barang subtitusi mempunyai hubungan yang negatif terhadap jumlah penawaran barang. Jika harga barang subtitusi meningkat, produsen cenderung untuk konversi lahan kentang menjadi lahan ubi kayu, sehingga penawaran menurun. Variabel harga ubi kayu memiliki regresi -0,6028. Angka ini memiliki pengertian bahwa meningkatnya harga ubi kayu sebesar 1000 rupiah maka penawaran kentang menurun 747 ton. 4.3.2.3 Pengaruh Luas Panen Terhadap Penawaran Kentang Produktivitas tanaman kentang yaitu 16-20 ton/ha. Semakin tinggi luas panen maka penawaran juga meningkat. Menurut Zulmi (2011), sangat mempengaruhi jumlah produksi, karena apabila luas panen semakin besar luas panen, maka produksi meningkat dan jumlah penawaran akan meningkat juga.

Variabel luas panen memiliki regresi 16,2226. Angka ini memiliki pengertian bahwa meningkatnya luas panen sebesar 1000 ha maka penawaran kentang meningkat sebesar 16222,6 ton. 4.3.2.4 Uji t Statistik Pada model persamaan penawaran kentang, variabel harga kentang memiliki probabilitas 0,040 berpengaruh nyata dengan α = 5%, harga ubi kayu sebagai barang subtitusi memiliki nilai probabilitas 0,140 dan berpengaruh nyata pada α = 20%, dan luas panen memiliki probabilitas 0,000. Variabel luas panen berpengaruh nyata terhadap penawaran kentang dengan α = 1%. Semua variabel eksogen berpengaruh nyata terhadap penawaran kentang secara parsial. 4.3.2.5 Uji F (Simultan) Uji F adalah untuk mengetahui apakah variabel eksogen dalam model persamaan penawaran kentang memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel endogen. Variabel eksogen yaitu harga kentang, harga ubi kayu, dan luas panen secara bersama berpengaruh nyata terhadap penawaran kentang. Pada Tabel 12 dapat dilihat dari probabilitas F hitung 0,000. Variabel eksogen berpengaruh nyata terhadap variabel endogen dengan α = 1%. 4.3.2.6 Uji R 2 (Koefiesien Determinasi) Uji R 2 bertujuan untuk mengetahui besaran pengaruh variabel-variabel eksogen dalam model persamaan penawaran kentang. Variabel-variabel eksogen yaitu,: variabel harga kentang, harga ubi kayu, dan luas panen mempunyai nilai R 2

sebesar 0,995. Angka ini memiliki pengertian bahwa variabel-variabel eksogen mewakili 99,5% dari faktor yang mempengaruhi penawaran kentang. Sisanya 0,5% diwakili oleh variabel-variabel lain. 4.3.2.7 Uji Asumsi Klasik A. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara variabel eksogen. Tabel 8. Nilai Korelasi antar Variabel Eksogen Penawaran PK Puk Lp Variabel PK Puk Lp 1-0,238 0,750-0,238 1-0,068 0,750-0,068 1 Pada Tabel 8. dapat dilihat bahwa nilai korelasi antar variabel eksogen dalam model persamaan penawaran kentang tidak ada mencapai 0,80. Maka variabelvariabel eksogen dalam model persamaan penawaran kentang terbebas dari multikolinearitas. B. Uji Heterokedastisitas Uji Heteroskedasitas bertujuan menguji apakah dalam suatu modelregresi terdapat ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatanke pengamatan yang lain.

Pada Tabel 9. dapat dilihat probabilitas obs R-Squared memiliki nilai 0,827. Nilai 0,827 lebih besar dari α = 5% maka model persamaan penawaran kentang di Sumatera Utara terbebas dari heterokedastisitas. Tabel 9. Uji Heterokedastisitas : Uji White Heteroskedasticity Test: White F-statistic 1,425 Prob. F(9,50) 1,425 Obs*R-squared 1,225 Prob. Chi-Square(9) 1,225 Scaled explained SS 1,899 Prob. Chi-Square(9) 1,899 C. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu modelregresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode tertentu dengan kesalahan pada periode sebelumnya. Tabel 10. Uji Autokorelasi : Uji Breusch-Godfrey Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: Obs*R-squared 6,257 Prob.ChiSquare(1) 0.0624 Pada Tabel 10. dapat dilihat probabilitas obs R-Squared memiliki nilai 0,0624. Nilai 0,0624 lebih besar dari α = 5%, maka model persamaan penawaran kentang terbebas dari autokorelasi.

V KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kentang di Provinsi Sumatra Utara pada rentang waktu 2003 hingga 2012 secara signifikan adalah konsumsi rumah tangga dan harga ubi kayu sebagai barang subtitusi. Faktor-faktor yang berpengaruh tidak signifikan adalah harga kentang dan jumlah penduduk. Harga kentang memiliki hubungan negatif terhadap permintaan, dan harga ubi kayu, konsumsi rumah tangga, dan jumlah penduduk memiliki hubungan yang positif dengan permintaan kentang. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran kentang di Provinsi Sumatra Utara pada rentang waktu 2003 hingga 2012 secara signifikan adalah harga ubi kayu dan luas panen. Harga kentang dan luas panen memiliki hubungan yang positif dengan penawaran kentang. Harga ubi kayu sebagai barang subtitusi memiliki hubungan negatif dengan penawaran kentang. 5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan beberapa saran, sebagai bentuk implementasi dari hasil penelitian ini, sebagai berikut: 1. Kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah jumlah sampel dan keragaman variabel dengan menggunakan data empat bulanan atau tahunan. 2. Petani kentang perlu meningkatkan kemampuan, kreatifitas dan daya saing untuk meningkatkan dan menciptakan produk turunan dari kentang, sehingga

memberikan nilai tambah dari kentang. Kentang merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki daya jual yang cukup baik di pasaran internasional.