ANALISA BANGKITAN PERJALANAN PADA KECAMATAN DELI TUA

dokumen-dokumen yang mirip
PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN DI KAWASAN PERUMAHAN BENGKURING SAMARINDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1.Konsep dan Ruang Lingkup Perencanaan Transportasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sampai saat ini - yang paling populer adalah Model Perencanaan Transportasi Empat. 1. Bangkitan dan tarikan perjalanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Tamin, 1997). Bangkitan Pergerakan (Trip Generation) adalah jumlah perjalanan

PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Bangkitan perjalanan adalah tahap pertama dalam perencanaan transportasi

1 Mahasiswa Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. 2 Staff Pengajar Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara

PENGARUH UKURAN SAMPEL TERHADAP MODEL BANGKITAN PERJALANAN KOTA PALANGKA RAYA. Nirwana Puspasari Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya

BANGKITAN PERGERAKAN DI KECAMATAN LUBUK PAKAM DENGAN METODE KLASIFIKASI SILANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dan Ruang Lingkup Perencanaan Transportasi

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS GARIS KEINGINAN PERGERAKAN MASYARAKAT PENGGUNA TRANSPORTASI DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR PROVINSI SULAWESI UTARA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN ZONA KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perencanaan merupakan kegiatan untuk menetapkan tujuan yang akan dicapai

MODEL BANGKITAN PERJALANAN DARI PERUMAHAN: STUDI KASUS PERUMAHAN PUCANG GADING, MRANGGEN, DEMAK

ANALISIS PREDIKSI SEBARAN PERJALANAN PENUMPANG KAPAL LAUT MELALUI PELABUHAN LAUT PENGUMPAN DI KEPULAUAN HALMAHERA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL GRAVITY

ANALISA PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN LALU LINTAS PADA TATA GUNA LAHAN SMU NEGERI DI MAKASSAR ABSTRAK

ANALISA BANGKITAN PERJALANAN PENDUDUK KELAS EKONOMI MENENGAH KE BAWAH DI KELURAHAN AUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. (Tamin, 2000). Dalam penelitian Analisis Model Bangkitan Pergerakan

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: ANALISA KARAKTERISTIK BANGKITAN PERGERAKAN DI PERUMAHAN SUKATANI - PALEMBANG

ANALISIS TARIKAN PERGERAKAN KAMPUS FAKULTAS TEKNIK GOWA

ANALISIS PRODUKSI PERJALANAN DARI KAWASAN PEMUKIMAN

Jurnal Sabua Vol.3, No.3: 9-19, November 2011 ISSN HASIL PENELITIAN TARIKAN PENGUNJUNG KAWASAN MATAHARI JALAN SAMRATULANGI MANADO

ESTIMASI KEBUTUHAN ANGKUTAN UMUM KOTA BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. penduduk atau barang atau jasa atau pikiran untuk tujuan khusus (dari daerah asal ke daerah

PENGARUH FAKTOR SOSIO-EKONOMI TERHADAP KEPEMILIKAN MOBIL DAN SEPEDA MOTOR DI KOTA LANGSA. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, umumnya seragam, yaitu kota-kota mengalami tahap pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN PELAJAR DAN MAHASISWA (STUDI KASUS DI KOTA BANDA ACEH)

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN MAHASISWA DENGAN SEPEDA MOTOR

MODEL TARIKAN PERGERAKAN PADA RUMAH SAKIT (STUDI KASUS DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA) (260T)

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN PENGGUNA SEPEDA MOTOR BERDASARKAN AKTIVITAS MANDATORY DI KOTA LHOKSEUMAWE

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Negara berkembang mirip dengan Negara lainnya. Pertumbuhan

BANGKITAN PERGERAKAN KELUARGA DARI ZONA PERUMAHAN TERTATA (STUDI KASUS :PERUMAHAN DI KECAMATAN MEDAN JOHOR

Model Empat Langkah? Four Step Model Travel Demand Model

BAB III METODOLOGI. Sari Mandala I, Kecamatan Medan Denai, kota Medan sebagai daerah studi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan jumlah pergerakan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Penelitian Suriani (2015), Pusat kegiatan Pendidikan sebagai salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN PADA TATA GUNA LAHAN SMU NEGERI DI MAKASSAR

ANALISA DAMPAK PEMBANGUNAN HOTEL IBIS MANADO TERHADAP LALU LINTAS DI JALAN PIERE TENDEAN MANADO

ANALISA BANGKITAN PERJALANAN PADA KECAMATAN DELI TUA

MODEL TARIKAN PERGERAKAN PADA PABRIK DI KELURAHAN PURWOSUMAN, SIDOHARJO, SRAGEN, JAWA TENGAH (261T)

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi merupakan bentuk analisis hubungan antara variabel prediktor

JURNAL TUGAS AKHIR. Oleh : EVI JAYANTI D

BAB 1 PENDAHULUAN. jagung antara lain produktifitas, luas panen, dan curah hujan. Pentingnya

MODEL KEBUTUHAN PARKIR PADA PUSAT PERBELANJAAN DI KOTA MALANG: STUDI KASUS PLASA DIENG, PLASA GAJAHMADA, DAN MALANG PLASA

ANALISIS MODEL BANGKITAN PERJALANAN PADA PERUMAHAN PALM HILLS KOTA BALIKPAPAN

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PELANGGAN. (Studi Pada: Bengkel Mandiri Tekhnik Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi merupakan proses pergerakan atau perpindahan orang atau

BAB III LANDASAN TEORI

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN MOBIL PRIBADI DI JAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA. masing-masing harus dilakukan secara terpisah dan berurutan. Sub-sub model. Bangkitan dan tarikan pergerakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis regresi linier sederhana 2. Analisis regresi linier berganda. Universitas Sumatera Utara

JURNAL BANGKITAN PERJALANAN PADA PERUMAHAN MISFALAH RASAINDO KOTA GORONTALO. dipersiapkan dan disusun oleh FIDYA MAYESTIKA NIM :

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat pertanian dalam proses pembangunan melalui peningkatan kualitas. yang bergizi seimbang dan permintaan pasar global.

Bangkitan Perjalanan Pada Perumahan Baturaja Permai Kabupaten Ogan Komering Ulu Sumatera Selatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISA GELOMBANG KEJUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP ARUS LALU LINTAS DI JALAN SARAPUNG MANADO

BAB III METODOLOGI 3.1 UMUM 3.2 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS BANGKITAN DAN TARIKAN PERJALANAN (Studi Kasus Pada Tata Guna Lahan Rumah Sakit Umum di Klaten) ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

MODEL TRIP DISTRIBUTION PENUMPANG DOMESTIK DAN INTERNASIONAL DI BANDARA INTERNASIONAL JUANDA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendapatan perkapita merupakan besarnya pendapatan rata-rata penduduk suatu

PERMODELAN BANGKITAN TARIKAN PADA TATA GUNA LAHAN SEKOLAH MENENGAH ATAS SWASTA DI PALEMBANG

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN PADA UNIVERSITAS AL MUSLIM BIREUEN

ANALISIS BANGKITAN PERGERAKAN LALU LINTAS PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI JALAN CIHAMPELAS BANDUNG

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. penentuan jumlah sampel minimum yang harus diambil. Tabel 4.1 Data Hasil Survei Pendahuluan. Jumlah Kepala Keluarga (Xi)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota sebagai perwujudan aktivitas manusia senantiasa mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.

BAB III METODE PENELITIAN. B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel. Sampling Jenuh, yaitu teknik Sampling yang semua anggota populasi

MODEL PERGERAKAN PENDUDUK DI KAWASAN KEPULAUAN DENGAN VARIABEL BEBAS PARAMETER SOSIOEKONOMI (STUDI KASUS KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE)

KAJIAN TARIKAN PERGERAKAN TOSERBA DI KOTA JOMBANG

Resume Regresi Linear dan Korelasi

TINJAUAN BANGKITAN DAN TARIKAN PERJALANAN KELURAHAN KECAMATAN RAMBAH, PASIR PENGARAIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, tujuan tersebut dikenal dengan nama trilogi pembangunan yaitu. pendapatan nasional maupun pendapatan per kapita.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. juga terdapat data-data yang berasal dari pihak Solo Grand Mall dan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH TRANSPORTASI DAN ATRIBUT LAHAN TERHADAP HARGA LAHAN LOKASI BISNIS STUDI KASUS : JAKARTA BARAT

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini, penulis menggunakan dua sumber data, yaitu :

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

KARAKTERISTIK POLA PERGERAKAN PENDUDUK KAWASAN PERI URBAN KOTA MEDAN (STUDI KASUS : KECAMATAN SUNGGAL, KABUPATEN DELI SERDANG)

STUDI DEMAND PADA RENCANA PEMBANGUNAN JALAN SORONG-KEBAR-MANOKWARI DENGAN MODEL GRAVITY

ANALISIS BANGKITAN DAN TARIKAN PERGERAKAN PENDUDUK BERDASARKAN DATA MATRIKS ASAL TUJUAN KOTA MANADO ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1Latar Belakang. Usaha perikanan bukanlah usaha yang hanya sekedar melakukan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 6 PENUTUP 6.1 KESIMPULAN

ANALISIS DEMAND BUS RAPID TRANSIT PADA MERR SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perencanaan pembangunan ekonomi daerah memerlukan data agar sasarannya

ANALISIS MODEL TARIKAN PERGERAKAN PADA UNIVERSITAS (STUDI KASUS DI WILAYAH SURAKARTA)

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

AALISA BAGKITA PERJALAA PADA KECAMATA DELI TUA Yusandy Aswad 1 dan Daniel Simbolon 1 Departemen Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan o. 1 Medan Email: yusandyaswad@gmail.com Departemen Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan o. 1 Medan Email: simbolon_marley@yahoo.com 1. ABSTRAK Bangkitan perjalanan dari suatu kawasan sangat di pengaruhi oleh kegiatan sosial ekonomi di kawasan tersebut. Pertumbuhan sektor transportasi berindikasi sangat baik pada perekonomian Sumatera Utara, baik dalam hal pendistribusian dan pemasaran hasil produksi maupun penyediaan energi dalam proses berproduksi. Kecamatan Deli Tua adalah kecamatan di Kabupaten Deli Serdang yang merupakan salah satu kecamatan yang paling dekat dengan kota Medan. Banyak masyarakat dari kecamatan ini yang beraktivitas keluar dari lingkungan tempat tinggalnya ataupun ke arah Kota Medan seperti mahasiswa dan para pekerja atau bahkan orang-orang yang bepergian untuk mendapatkan sarana rekreasi.penelitian ini bertujuan memodelkan bangkitan perjalanan yang dilakukan oleh masyarakat yang tinggal di Kecamatan Deli Tua dan menganalisa faktor-faktor yang paling berpengaruh pada pergerakan masyarakat Deli Tua. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan mengestimasi besarnya pergerakan yang keluar dari kecamatan tersebut sehingga nantinya dapat dilakukan forecasting untuk mengantisipasi permasalahan yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Survei primer dilakukan melalui pengisian kuesioner pada 10 keluarga yang bermukim di kawasan Kecamatan Deli Tua. Hasil dari kuesioner ditabulasikan menjadi variabel bebas dan variabel terikat, kemudian dianalisis melalui program SPSS-13. Persamaan regresi digunakan untuk memodelkan bangkitan pergerakan pada Kecamatan Deli Tua. Dari hasil uji model, diperoleh model bangkitan perjalanan terbaik di Kecamatan Deli Tua yaitu Y = -0,6 + 1,106 X 4 + 1,005 X 5, dengan Y adalah bangkitan perjalanan) X 4 adalah jumlah anggota keluarga yang bekerja dan X 5 (jumlah anggota keluarga yang sekolah). Kata kunci: Model, bangkitan perjalanan, kecamatan Deli Tua. PEDAHULUA Pada tahun 005 Sumatera Utara pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara mencapai 5,48 % dimana sektor pengangkutan dan komunikasi bertumbuh sebesar 8,70 %. Pertumbuhan sektor ini berindikasi baik pada perekonomian Sumatera Utara dalam hal pendistribusian dan pemasaran hasil produksi maupun penyediaan energi dalam proses berproduksi. Kabupaten Deli Serdang merupakan kabupaten yang mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Disamping letaknya yang berbatasan dengan Kota Medan yang notabene ibukota Propinsi Sumatera Utara, di wilayah ini juga mulai dibangun berbagai sarana dan prasarana umum yang sudah memiliki standar yang baik seperti bandara Kwalanamu yang diprediksi menjadi bandara udara terbesar kedua di Indonesia setelah bandara Internasional Soekarno-Hatta. Kecamatan Deli Tua adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Deli Serdang. Banyak masyarakat dari kecamatan ini yang beraktivitas keluar dari lingkungan tempat tinggalnya atau ke arah Kota Medan seperti mahasiswa dan para pekerja atau bahkan orang-orang yang bepergian untuk mendapatkan sarana rekreasi. Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah (1) Mendapatkan faktor-faktor yang mempengaruhi bangkitan pergerakan pada Kecamatan Deli Tua, () Membuat model bangkitan perjalanan dari Kecamatan Deli Tua, jadi akan di analisa bagaimana tingkat sosial ekonomi rumah tangga mempengaruhi bangkitan perjalanan dari suatu daerah meliputi kepemilikan kendaraan, tingkat pendapatan, dan parameter-parameter lainnya. Selanjutnya akan dibuat model bangkitan perjalanan yang sesuai dengan daerah tersebut yang mungkin dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengembangan system transportasi di Kecamatan Deli Tua.. LADASA TEORI Model bangkitan perjalanan Terdapat beberapa pendekatan utama dalam pemodelan bangkitan perjalanan, dimulai dari teknik yang paling sederhana atau metode faktor pertumbuhan, pemodelan analisis regresi linier, dan metode analisis kategori silang. Pada penulisan ini model bangkitan perjalanan yang pada penelitian ini digunakan adalah analisis regresi linier berganda berbasis rumah tangga. SEMIAR ASIOAL-1 BMPTTSSI - KoTekS 5 T-155

Model regresi berbasis rumah tangga digunakan untuk mengantisipasi permasalahan pada metoda berbasis zona. Keragaman dalam suatu zona bisa dikurangi dengan memperkecil luas zona, apalagi jika zona tersebut homogen. Tetapi zona yang lebih kecil juga akan mempunyai keragaman yang cukup besar dan mempunyai dua konsekuensi yaitu model menjadi lebih mahal dlam hal pengumpulan data, kalibrasi, operasi, dan kesalahan sample menjadi lebih tinggi. Karena itu maka dirumuskan model yang tidak berdasarkan batas zona tetapi adalah model yang berbasis rumah tangga. Konsep pemodelan bangkitan pergerakan Model dapat didefenisikan sebagai alat bantu atau media yang dapat digunakan untuk mencerminkan dan menyederhanakan suatu realita (dunia sebenarnya) secara terukur (Tamin, 1997), termasuk diantaranya: (1) Model fisik, () Peta dan diagram (grafis), (3) Model statistika dan matematika (persamaan). Semua model tersebut merupakan penyederhanaan realita untuk tujuan tertentu, seperti memberikan penjelasan, pengertian, serta peramalan. Pemodelan transportasi hanya merupakan salah satu unsur dalam perencanaan transportasi. Lembaga, pengambil keputusan, masyarakat, administrator, peraturan dan penegak hukum adalah beberapa unsur lainnya. Karakteristik sistem transportasi untuk daerah-daerah terpilih seperti CBD sering dianalisis dengan model. Model memungkinkan untuk mendapatkan penilaian yang cepat terhadap alternatif-alternatif transportasi dalam suatu daerah (Morlok, 1991). Pada penelitian ini, tahapan pemodelan bangkitan pergerakan bertujuan meramalkan jumlah pergerakan pada setiap zona asal dengan menggunakan data rinci mengenai tingkat bangkitan pergerakan, atribut sosial-ekonomi, serta tata guna lahan. Konsep metode analisis regresi linear berganda Dalam pemodelan bangkitan pergerakan, metode analisis regresi linear berganda (Multiple Linear Regression Analysis) yang paling sering digunakan baik dengan data zona (agregat) dan data rumah tangga atau individu (tidak agregat). Metode analisis regresi linear berganda digunakan untuk menghasilkan hubungan dalam bentuk numerik dan untuk melihat bagaimana variabel saling berkait. Ada beberapa asumsi statistik harus dipertimbangkan dalam menggunakan metode analisis regresi linear berganda, sebagai berikut: (1) Variabel terikat (Y) merupakan fungsi linear dari variabel bebas (X), () Variabel, terutama variabel bebas adalah tetap atau telah diukur tanpa galat, (3) Tidak ada korelasi antara variabel bebas, (4) Variansi dari variabel terikat terhadap garis regresi adalah sama untuk nilai semua variabel terikat, (5) ilai variabel terikat harus tersebar normal atau minimal mendekati normal. Sebagian besar studi tentang bangkitan pergerakan (trip generation) yang berbasis rumah tangga menunjukkan bahwa variabel-variabel penting yang berkaitan dengan produksi perjalanan seperti perjalanan ketempat kerja, sekolah dan perdagangan (Tamin, 1997), yaitu: (1) Pendapatan rumah tangga, () Kepemilikan kendaraan, (3) Struktur rumah tangga, (4) Ukuran rumah tangga, (5) Aksesibilitas. Secara khusus penelitian ini mengkaji faktorfaktor tersebut, termasuk menentukan faktor-faktor utama yang berpengaruh di obyek penelitian. 3. METODOLOGI PEELITIA Penelitian ini menggunakan dua macam data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) Jumlah anggota keluarga, () Jumlah pendapatan keluarga, (3) Jumlah kepemilikan kendaraan bermotor, (4) Jumlah anggota keluarga yang bekerja, (5) Jumlah anggota keluarga yang bersekolah. Data Sekunder yang digunakan antara lain: Data Penduduk Kabupaten Deli Serdang (Sumber: BPS Kabupaten Deli Serdang); Kecamatan dalam Angka (Sumber: BPS Kabupaten Deli Serdang); Peta Kabupaten Deli Serdang. Metode pengambilan sampel Pengambilan sampel adalah mendapatkan sampel dengan jumlah relatif kecil dibandingkan dengan jumlah populasi tetapi mampu mempresentasikan seluruh populasi tersebut. Untuk itu sangat penting menentukan cara yang tepat dalam menarik sampel yang dimaksud agar benar-benar mampu mempresentasikan kondisi seluruh populasi. Teknik penarikan sampel yang dipergunakan adalah sampel acak sederhana. Untuk memudahkan dan menentukan besarnya ukuran sampel dalam suatu penelitian maka dapat digunakan data dari survai pendahuluan, biasanya data awal yang diambil akan diolah sebanyak 30 data sampel. Dari 30 data sampel yang diambil tersebut selanjutnya diolah sehingga akan dapat diketahui berapa besar ukuran sampel dan selanjutnya hanya tinggal menambah kekurangannya. Secara matematis, besarnya sampel dari populasi dapat dirumuskan sebagai berikut: Menghitung standar error dari rata-rata sampel: S e Se(x) =,standar error dari rata-rata sampel...(1) z Dimana: Se(x) = Standar error dari rata-rata sampel, Se = Sampling error, z = Tingkat kepercayaan Dengan tingkat kepercayaan 95% dan sampling error 5% maka jumlah data yang dibutuhkan adalah : T-156 SEMIAR ASIOAL-1 BMPTTSSI - KoTekS 5

s n = S, untuk populasi yang tidak terbatas...() [ S e ( x )] n = n n, untuk populasi yang terbatas...(3) 1 Dimana : n = Jumlah sampel data tidak terbatas, n = Jumlah sampel data terbatas, = Jumlah populasi, s = Standar deviasi, s = Varian Model Penelitian Untuk menjawab perumusan masalah yang telah ditetapkan, yaitu berapa besar pengaruh variabel mengenai bangkitan pergerakan (X) seperti : jumlah anggota keluarga (orang), jumlah penghasilan rata-rata keluarga (rupiah), jumlah kepemilikan kendaraan (unit), jumlah keluarga yang bekerja (orang), jumlah keluarga yang sekolah (orang), jenis pekerjaan, terhadap bangkitan perjalanan (Y), perlu dilakukan beberapa tahapan penting untuk menganalisis data yang diperoleh melalui survei kuesioner. Uji korelasi dan proses kalibrasi dilakukan dengan menggunakan bantuan Software SPSS 13.0 (Statistical Product and Service Solution) yaitu suatu program statistik yang mampu memproses data statistik secara cepat dan tepat serta menyajikannya dalam berbagai output yang dikehendaki para pengambil keputusan. Ada pun beberapa tahapan yang perlu dilakukan, adalah: (a) Tahap pertama adalah analisis bivariat, yaitu analisis uji korelasi untuk melihat hubungan antar variabel yaitu variabel terikat dengan variabel bebas. Variabel bebas harus mempunyai korelasi tinggi terhadap variabel terikat dan sesame variabel bebas tidak boleh saling berkorelasi. Apabila terdapat korelasi diantara variabel bebas, pilih salah satu yang mempunyai nilai korelasi yang terbesar untuk mewakili, (b) Tahap kedua adalah analisis multivariat, yaitu analisis untuk mendapatkan model yang paling sesuai (fit) menggambarkan pengaruh satu atau beberapa variabel bebas terhadap variabel terikatnya, dapat digunakan analisis regresi linear berganda, yaitu suatu cara yang dimungkinkan untuk melakukan beberapa proses iterasi dengan langkah-langkah sebagai berikut : (1) Memilih variabel bebas yang mempunyai korelasi yang besar dengan variabel terikatnya, () Menyeleksi variabel bebas yang saling berkorelasi, jika ada antara variabel bebas memiliki korelasi besar maka untuk ini dipilih salah satu, dengan kata lain korelasi harus kecil antara sesama variabel bebas, (3) Masukkan variabel bebas dan variabel terikat ke dalam persamaan model regresi linear berganda (Gasperz, 1990), yaitu : Y = a + b1 X1 + b X.. + bn Xn...(4) Dimana: Y = variabel terikat (jumlah produksi perjalanan), a = konstanta (angka yang akan dicari), b1,b.bn = koefisien regresi (angka yang akan dicari), X1, X Xn = variabel bebas (faktor-faktor berpengaruh) 4. AALISA DA PEMBAHASA Populasi Dan Sampel Penelitian Jumlah rumah tangga untuk kecamatan Deli Tua adalah 11.386. Maka jumlah total populasi di kabupaten ini adalah 11.386 rumah tangga. Pengambilan sample dalam penelitian ini diuraikan dengan penjelasan dibawah ini. Jumlah data yang diambil untuk data pendahuluan adalah 30 data karena secara statistik disyaratkan bagaimanapun model populasi yang disampel asal variantnya terhingga, maka rata-rata sampel akan mendekati distribusi normal. Untuk 30 pendekatan ini sudah berlaku. Data produksi perjalanan yang diperoleh akan digunakan sebagai dasar untuk menentukan jumlah sampel, dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 1 Data Sampel Sementara Untuk Pengambilan Sampel yang Sebenarnya o. sampel Produksi perjalanan perhari o. sampel Produksi perjalanan perhari o. sampel Produksi perjalanan perhari 1 4 11 4 1 3 3 1 6 5 3 6 13 5 3 3 4 5 14 6 4 8 5 5 15 8 5 4 6 4 16 4 6 5 7 4 17 5 7 5 8 7 18 5 8 4 9 5 19 4 9 5 10 4 0 5 30 4 Jumlah 47 5 46 Jumlah total = 145 SEMIAR ASIOAL-1 BMPTTSSI - KoTekS 5 T-157

Tabel Deskripsi Statistik Data Sampel Untuk Uji Kecukupan Data Produksi perjalanan/keluarga/hari minimum Maksimum mean Std. deviasi 30 3 8 4,8333 1,617 Uji kecukupan data dimaksud untuk memastikan bahwa data yang diambil adalah data yang akurat dan jumlah sampel yang diambil dapat mewakili populasi yang ada. Spesifikasi tingkat kepercayaan 95% kemungkinan sampling error tidak lebih dari 5% dari sampel mean. Untuk convident level (z) 95% dari tabel statistik diperoleh angka 1,96 dari standar error. Agar error yang diterima tidak lebih dari 5% maka jumlah sampel data harus dicari dengan perhitungan sebagai berikut: Sampling error (Se) yang dapat diterima = 0,05 x rata-rata produksi perjalanan = 0,4 Perjalanan/kel./hari Maka: Se(x) = Se / z = 0,1 Besarnya jumlah sampel : s Maka: n = = 107 (untuk data yang tidak terbatas) [ Se ( x )] n = = 106 (untuk data terbatas) 1 Dari hasil perhitungan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah data sampel yang harus dipenuhi adalah 106 sampel. Karakteristik responden 1. Jumlah Anggota Keluarga Dari hasil kuesioner diperoleh data jumlah anggota keluarga, jumlah keluarga yang bersekolah dan jumlah anggota keluarga yang bekerja sebagai berikut: Tabel 3. Jumlah Anggota Keluarga Anggota keluarga Anggota keluarga bekerja Anggota keluarga bersekolah 1-3 4-6 7-9 9 1-3 4-5 >5 1 3 4 17 54 4 7 3 54 48 15 19 47 5 Sumber :Data Primer Dari data hasil kuesioner yang diperoleh, menunjukkan rumah tangga dengan jumlah anggota keluarga 4 hingga 6 orang adalah yang paling banyak didapati dengan persentase 45%. Data hasil kuesioner yang diperoleh menunjukkan anggota keluarga yang bersekolah dalam satu rumah tangga adalah yang paling banyak didapati dengan persentase 39%.. Jenis Pekerjaan Dan Penghasilan Rata-Rata Keluarga Dari data yang diperoleh berdasarkan hasil kuesioner menunjukkan bahwa jenis pekerjaan adalah wiraswasta dan Pegawai negeri, dan. Untuk keterangan lebih lanjut dapat dilihat table dibawah ini: Tabel 4. Jenis pekerjaan dan penghasilan rata-rata Jenis pekerjaan Penghasilan rata-rata (juta) Pegawai negeri/ BUM Pegawai swasta Wiraswasta Lain-lain < 1 1-3 4-6 >6 40 18 37 5 35 6 1 Sumber :Data Primer Dari tabel diatas menunjukkan bahwa jenis pekerjaan yang paling dominan di kawasan ini adalah Wiraswasta dan PS. Untuk jumlah penghasilan rata-rata anggota keluarga yang paling dominan adalah Rp 4-6 juta. 3. Jumlah kepemilikan kenderaan Untuk jumlah kepemilikan kenderaan dari data yang dikumpulkan diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.5. Jumlah Kepemilikan Kenderaan o. Kepemilikan kendaraan jumlah 1 Tidak ada 1-40 T-158 SEMIAR ASIOAL-1 BMPTTSSI - KoTekS 5

Model perhitungan produksi perjalanan 3 3-5 67 4 >5 11 Sumber :Data Primer Dari data yang diperoleh melalui kuesioner model formulasi produksi perjalanan menggunakan formula Multiple Regression dengan bantuan software SPSS 13. Analisa Korelasi Untuk melihat hubungan bivarat, antara variabel independent, yang meliputi jumlah anggota keluarga, jumlah penghasilan keluarga, jumlah kepemilikan kendaraan, jumlah anggota keluarga yang bekerja, dan jumlah keluarga yang bersekolah dengan Produksi perjalanan (Y) dapat dilihat dari hasil uji korelasi Pearson. Korelasi Pearson dapat digunakan sebagai statistik uji, karena keempat variabel yang dianalisis berdistribusi. Y X1 X X3 X4 X5 Tabel 6 Korelasi Varibeldependen produksi perjalanan, dan independennya **. korelasi signifikan pada level 0.01(-tailed). korelasi Y X1 X X3 X4 X5 1,756**,683**,445**,700**,947**,756** 1,368**,57**,33**,815**,000,000,005,000,000,683**,368** 1,617**,451**,660**,445**,57**,617** 1,418**,394**,000,005,000,000,000,700**,33**,451**,418** 1,469**,947**,815**,660**,394**,469** 1 Korelasi pada kecamatan Deli Tua dengan Varibel dependen produksi perjalanan, dan independennya jumlah anggota keluarga, jumlah penghasilan keluarga, jumlah kepemilikan kendaraan, jumlah anggota keluarga yang bekerja, jumlah anggota keluarga yang bersekolah. Dimana: Y adalah produksi perjalanan, X 1 adalah jumlah anggota keluarga, X adalah jumlah penghasilan keluarga, X adalah jumlah kepemilikan kendaraan, X 4 adalah jumlah anggota keluarga yang bekerja, X 5 adalah jumlah anggota keluarga yang bersekolah Proses penyeleksian variabel harus sesuai dengan syarat metode analisis regresi linear berganda, bahwa variabel bebas yang akan dipakai dalam model harus mempunyai korelasi tinggi terhadap variabel terikat dan sesama variabel bebas tidak boleh saling berkorelasi. Apabila terdapat korelasi diantara variabel bebas, pilih salah satu yang mempunyai nilai korelasi yang terbesar untuk mewakili. Pada Tabel korelasi diatas dapat dilihat bahwa variabel-variabel yang mempunyai hubungan signifikan atau pengaruh besar terhadap produksi perjalanan (Y) adalah jumlah anggota keluarga (X 1 ), jumlah pendapatan (X ), jumlah anggota keluarga bekerja (X 4 ), dan jumlah anggota keluarga yang sekolah (X 5 ). Jumlah anggota keluarga (X 1 ) mempunyai hubungan yang signifikan dengan produksi perjalanan (Y) dengan nilai R (koefisien korelasi) yaitu sebesar 0,756 atau variabel bebas dapat mempengaruhi variabel terikat dengan kuat hubungan sebesar 75,6%. Sama halnya pada variabel jumlah pendapatan (X ) mempunyai hubungan yang signifikan dengan produksi perjalanan (Y) dengan nilai R (koefisien korelasi) yaitu sebesar 0,683 atau variabel bebas dapat mempengaruhi variabel terikat dengan kuat hubungan sebesar 68,3%. Sama halnya pada variabel jumlah anggota keluarga bekerja (X ) mempunyai hubungan yang signifikan dengan produksi perjalanan (Y) dengan nilai R (koefisien korelasi) yaitu 0,700 atau SEMIAR ASIOAL-1 BMPTTSSI - KoTekS 5 T-159

variabel bebas dapat mempengaruhi variabel terikat dengan kuat hubungan sebesar 70,0%. Sama halnya pada variabel jumlah anggota keluarga yang sekolah (X 5 ) mempunyai hubungan yang signifikan dengan produksi perjalanan (Y) dengan nilai R (koefisien korelasi) yaitu 0,947 atau variabel bebas dapat mempengaruhi variabel terikat dengan kuat hubungan sebesar 94,7%. Dalam uji korelasi didapatkan juga variabel-variabel bebas yang saling berkorelasi kuat, misalnya variabel jumlah anggota keluarga (X 1 ) berkorelasi kuat dengan variabel jumlah anggota keluarga bersekolah (X 5 ) sebesar 0,815 atau 81,5%. Dari hasil regresi di peroleh beberapa model pergerakan yang signifikan yaitu: 1. Y = 1,108 + 0,539, dengan koefisien determinan sebesar 0,57. Y = 0,051 + 0,416 + 0,408, dengan koefisien determinan sebesar 0,757 3. Y = 0,776 + 0,490 + 0,54, dengan koefisien determinan sebesar 0,633 4. Y = -1,668 + 0,40 + 1,703, dengan koefisien determinan sebesar 0,795 5. Y = -1,741 + 0,364 + 0,80 + 1,30, dengan koefisien determinan sebesar 0,87 6. Y = -1,584 + 0,410 + 0,07 + 1,574, dengan koefisien determinan sebesar 0,80 7. Y = 1,631 + 0,595, dengan koefisien determinan sebesar 0,466 8. Y = -0,911 + 0,401 + 1,661, dengan koefisien determinan sebesar 0,654 9. Y = -0,603 +,36, dengan koefisien determinan sebesar 0,491 10. Y = -0,496 + 373 +,10, dengan koefisien determinan sebesar 0,510 11. Y = -0,6 + 1,106 + 1,005, dengan koefisien determinan sebesar 0,981 1. Y = 1,600 + 1,00, dengan koefisien determinan sebesar 0,898 13. Y = 1,498 + 0,171 + 1,158, dengan koefisien determinan sebesar 0,90 Dengan koefisien determinan model kesebelas ( ) = 0,981, maka model terbaik yang digunakan yaitu Y = - 0,6 + 1,106 + 1,005, karena koefisien determinasi yang lebih besar menunjukkan kuat hubungan yang lebih besar antara variabel terikat dengan variabel tidak terikatnya. 5. KESIMPULA DA SARA Kesimpulan : (1) Model terbaik yang digunakan yaitu Y = -0,6 + 1,106 + 1,005, dengan koefisien determinan 0,981, () Faktor yang mempengaruhi bangkitan pergerakan di kecamatan Deli Tua adalah jumlah anggota keluarga yang bekerja ( ) dan jumlah keluarga yang bersekolah ( ). Saran : (1) Perlu adanya pengembangan sarana potensial di wilayah kawasan ini, untuk mengurangi ketergantungan kawasan perumahan tersebut terhadap pusat Kota Medan dan juga agar mengurangi beban pelayanan lalu lintas pada pusat Kota Medan, () Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan serta sebagai bahan pendukung untuk perencanaan pengembangan kawasan dan perencanaan transportasi bagi Kecamatan Deli Tua. DAFTAR PUSTAKA Banks James. (00). Introduction to transportation engineering. McGraw-Hill Companies, Inc., ew York Draper. R. (199). Analisis Regresi Terapan. Gramedia, Jakarta Patmadjaja,Harry; Setiawan Rudy. (00). Permodelan bangkitan pergerakan pada tata guna lahan sekolah dasar swasta di Surabaya.Dimensi Teknik Volume 4 o.. Hobbs F. D. (1995). Perencanaan dan Teknik Lalu-lintas. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Miro Fidel. (00). Perencanaan transportasi. Erlangga, Jakarta Morlok Edward K. (1991). Pengantar teknik dan perencanaan transportasi. Erlangga, Jakarta Rauf Syafruddin. (008). Analisa permodelan bangkitan pergerakan lalu lintas pada tata guna lahan smu negeri di Makassar. Simposium XI FSTPT, Universitas Diponegoro Semarang, 9-30 Oktober 008 Sugiyono. (007). Statistik untuk penelitian. Alfabeta, Bandung Tamin Ofyar Z. (1997). Perencanaan dan pemodelan transportasi. ITB, Bandung Vuchic, Vukan R. (1981). Urban public transportation system and technology. Prentice-Hall, Inc., ew Jersey. Wibisono Yusuf. (005). Metode statistik. Gajah Mada University Press, Yogyakarta Wirartha, I Made. (006). Pedoman penulisan usulan penelitian skripsi dan tesis. Andi, Yogyakarta. T-160 SEMIAR ASIOAL-1 BMPTTSSI - KoTekS 5