BAB I PENDAHULUAN HOUSE OF DESIGNERS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. dengan satu hal. Maka dari itu pada perancangan ini menerapkan konsep pelangi

BAB I PENDAHULUAN. Makanan modern yang beredar tersebut menarik minat para generasi muda

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. memiliki teknologi yang bagus. Jenis mainan di bedakan menjadi 2 yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dipelajari, baik secara formal maupun nonformal/otodidak), benda angkasa. Penemuan lain, ilmu informasi dan komunikasi,

1.4 Metodologi Penelitian

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

TUGAS AKHIR. Perencanaan dan perancangan interior rumah sakit umum di Surakarta (lobby, ruang rawat inap anak dan perpustakaan)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh yang besar salah satunya dibidang kecantikan. Perawatan kecantikan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Solo sebagai salah satu kota administratif di Jawa Tengah memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. Senin, 2 Maret 2015, WIB)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sekolah Desain Animasi dan Game Semarang

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. di suatu negara, tidak terkecuali di Indonesia. Kinerja perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan permainan berbasis online atau sering di sebut dengan Game Net. Game

BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL B. LATAR BELAKANG MASALAH. Desain Interior Lansia Therapist Center di Surakarta dengan Konsep. Surga


BAB I PENDAHULUAN. Sejak revolusi industri, seni dan desain merupakan dua hal yang memiliki kaitan.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bebas tanpa hambatan tarif maupun non-tarif. Dari total. penduduk Indonesia. Indonesia dengan SDM dan SDA nya

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

BAB I PENDAHULUAN. yang diresmikan pada tanggal 20 Mei 2006 bertepatan dengan hari. Shopping Center di jalan Panembahan Senopati Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kehidupan manusia. Alangkah lebih baiknya. Terlebih lagi jika ingin mendalami segala sesuatu yang berkaitan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN BAB I. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang mempunyai prioritas penting saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengaruh yang dapat dikatakan sangat signifikan terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Kusrianto, Adi Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi Offset halaman

1.1. Latar belakang. Ayuningtyas Fitri A - L2B LEMBAGA PENDIDIKAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DI SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Pada awalnya seperti diketahui, kegiatan perekonomian hanya

LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

leather, dll. Surakarta Makerspace ini nantinya dirancang dengan memadukan konsep arsitektur modern kontemporer.

Koleksi. Sampul Poster Perangko Tipografi Ilustrasi Iklan Logo

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Muhammadiyah Ponorogo adalah salah satu Universitas di

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi kreatif atau industri kreatif. Perkembangan industri kreatif menjadi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai olahraga nasional Korea. Cabang olahraga bela diri ini adalah salah satu

wine. 2 Tempat seperti ini dapat digolongkan sebagai wine house atau wine lounge. Tempat yang di dalamnya terdapat sarana sarana pendukung yang dapat

Mereka pun sering mewakili Indonesia sebagai duta negara ke mancanegara untuk memamerkan karya dan keahlian seni pahat mereka. 1 Dalam membuat suatu M

CLUB HOUSE Di kawasan perumahan kompleks VI PKT Bontang BAB I PENDAHULUAN

APARTEMEN DI BEKASI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. A. LATAR BELAKANG Perkembangan dunia kereta api di negara-negara sekarang ini

LEMBAGA PENDIDIKAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL DI SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. rendah dan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) semakin kompetitif

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2010; Hussey 2003; Leedy & Ormrod 2005). Penggolongan penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penting. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap keuntungan suatu perusahaan.

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. :Bangunan untuk tempat tinggal. (

Desain Grafis Untuk Media Promosi Pada Nusantara English Centre

BAB I PENDAHULUAN. pertama adalah gelombang ekonomi pertanian. Kedua, gelombang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. penyedia jasa fotografi yang saat ini semakin banyak bermunculan terutama di

BAB I PENDAHULUAN. Seni atau art berasal dari kata dalam bahasa latin yaitu ars, yang memiliki arti

SHOPPING MALL DI JAKARTA BARAT

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN INTERIOR FAMILY KARAOKE PROPOSAL PENGAJUAN TEMA TUGAS AKHIR

I. PENDAHULUAN. beragam konteks. Cultural Studies, istilah ini diciptakan oleh Richard

BAB I : PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Proyek.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia terlahir dengan karunia berupa kecerdasan. Kecerdasan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif mengarahkan peneliti menjelajahi kancah dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah bidang bangunan. Pembangunan gedung-gedung saat ini

MEDAN TRADITIONAL HANDICRAFT CENTER (ARSITEKTUR METAFORA)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan kualitas hidupnya pun semakin berkembang. Hal paling dasar yang

BIRO IKLAN DI SEMARANG

Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN B. LATAR BELAKANG Desain adalah bidang yang unik sebagai representasi yang dapat dianggap baik sebagai seni dan ilmu. Bisa dikatakan bahwa desain merupakan suatu metode komunikasi visual dengan pemanfaatan gambar dan teks untuk membawa sebuah pesan atau informasi. Sebagaimana perkembangan teknologi dan informasi yang berkembang pesat dewasa ini maka ilmu desain grafis dapat dipelajari meluli pendidikan resmi di Sekolah Desain. Sekolah-sekolah yang menfokuskan pada ilmu desain semakin berkembang dengan pesat. Desain merupakan elemen penting dalam setiap jenis pekerjaan di kehidupan sehari-hari. Hampir semua bidang di dunia perlu sang desainer. Desain adalah proses untuk membuat cipta karya tampilan dalam sebuah publikasi, presentasi atau membuat situs web jadi website yang menarik dan unik. Maka dari itu, tak dapat dihindari ketika seorang desainer adalah yang paling penting dalam segala macam sektor kehidupan yang akan membuat menarik, manambah value, meningkatkan ketertarikan customers serta menciptakan kesatuan yang utuh. Besar kontribusi sang desainer terhadap sebuah perusahaan dan sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan. Dalam dunia pendidikan,desain grafis cover-cover buku, gambar gambar yang menarik akan dipelajari siswasiswi atau anak anak yang didesain semenarik mungkin dan unik agar pembaca tidak merasa bosan. Begitu juga dunia bisnis, jual beli dalam pembuatan branding desain grafis dari logo, brosur, kartu nama, desain website yang menarik dan unik. (http://www.infocreativemedia.com/manfaat-desain-grafisdalam-kehidupan-sehari-hari. diakses 17 April 2016 ) HOUSE OF DESIGNERS 1

2 Menurut Panangian Simanungkalit, Direktur Eksekutif Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI), Properti menjadi industri yang tidak bakal mati. Dari tahun ke tahun akan terus tumbuh seiring dengan kebutuhan masyarakat 1 2 Indonesia. Apalagi Perekonomian Indonesia kian membaik dan situasi politik tetap stabil. Selain itu, faktor penting yang mempengaruhi perkembangan industri properti adalah pembangunan infrastruktur, pertumbuhan ekonomi, inflasi dan tingkat bunga. Pengamat properti kian optimis dengan perkembangan industri properti ini berdasarkan kondisi inflasi sebesar enam persen akan bisa ditekan pada tahun 2012 menjadi 5,8 persen. BI Rate akan stabil dari tahun ini sampai tahun depan sebesar 6,75 persen. Sementara, suku bunga KPR juga stabil di kisaran 11, 5 persen. Pertumbuhan ekonomi meningkat dari 6,4 persen menjadi 6,9 persen di tahun 2012. Selain itu, daya beli konsumen naik rata-rata 10 persen dengan dukungan suku bunga KPR yang sedang rendah dan stabil, industri properti terus berkembang. Apalagi ada kemungkinan investor asing akan masuk ke pasar properti Komersial di Indonesia. "Ada delapan kota di Indonesia yang ditetapkan menjadi kota pengembangan Ekonomi kreatif," kata salah satu pegiat Solo Cerative City Network, Dhian Lestari Hastuti saat ditemui, Selasa 22 Januari 2013. Selain Surakarta, beberapa kota seperti Bandung, Yogyakarta serta Denpasar juga ditetapkan sebagai kota ekonomi kreatif Menurut Dhian, Kota Surakarta mendapatkan bagian untuk mengembangkan ekonomi kreatif di sektor desain. Pembagian tersebut dimaksudkan agar tidak terjadi persaingan antar-kota yang mendapat predikat sebagai kota ekonomi kreatif. Sebenarnya, Surakarta akan lebih mudah jika mendapat bagian untuk mengembangkan sektor kerajinan maupun seni pertunjukan. "Sebab selama ini dua sektor tersebut memang lebih maju dibanding desain," katanya. Meski demikian, dia menilai bahwa sektor desain masih memiliki banyak ruang untuk dikembangkan.

3 Solo Creative City Network bertugas untuk mengkoordinasi para pelaku ekonomi kretif yang ada di Kota Surakarta. "Cakupan sektor desain memang sangat luas," katanya. Selain pelaku usaha arsitektur, pihaknya juga bisa menggandeng pelaku usaha periklanan, percetakan, kerajinan hinggabatik. Keberadaan program studi desain di dua universitas negeri yang ada di Kota Surakarta juga cukup membantu pengembangan kota kreatif. Selain itu, masih ada beberapa perguruan tinggi swasta yang membuka program studi yang sama. Sedangkan kendala yang masih dihadapi adalah masalah pangsa pasar yang memang belum terlampau besar. "Pada saat ini perilaku masyarakat memang belum terlampau mementingkan masalah desain," katanya. (https://m.tempo.co/read/news/2013/01/23/058456388/surakarta-akan-jadi-kotaekonomi-kreatif) diakses 17 April 216. Desain Center dapat membantu kita (khususnya yang mempelajarinya) masuk ke industri yang menarik. Desain adalah profesi yang populer sehingga ada banyak perguruan tinggi dan universitas yang menawarkan gelar di bidang desain. Desain sekarang telah menjadi bagian integral dari pemasaran karena tidak bisa dipungkiri kebutuhan seni visual hampir ada di semua aspek kehidupan. Penyatuan berbagai komponen menjadi suatu komunitas design juga menjadi penting karena menurut Hermawan Kartajaya (2010, p.276) konsumen sudah tidak mempercayai marketer, konsumen lebih mempercayai rekomendasi dari suatu komunitas yang mahir/kompeten di bidangnya. Informasi dalam suatu komunitas dapat bergerak dengan sangat cepat. Media yang digunakan dalam penyebaran informasi ini adalah melalui mulut-ke-mulut (word of mouth) baik secara online maupun offline (tatap muka). Pertumbuhan penduduk merupakan angka yang menggambarkan penambahan penduduk yang dipengaruhi oleh pertumbuhan alamiah maupun migrasi penduduk. Angka pertumbuhan penduduk Kota Surakarta termasuk tinggi.

4 Tabel 1.1 Angka Pertambahan Penduduk Kota Surakarta. 2013 Dengan besarnya tingkat pertumbuhan penduduk dan naiknya tingkat pembangunan sarana dan prasarana di Surakarta, maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa desain sebagai gaya dan sikap hidup masyarakat Surakarta dapat memiliki nilai jual yang tinggi untuk saat ini dan masa yang akan datang. Penyediaan sebuah fasilitas baru berupa tempat (space )baru yang bergerak di bidang desain merupakan salah satu agenda baru yang dapatmewadahi dan melengkapi mutu sumber daya manusia di daerah Surakarta. Desain yang identik dengan seni, permainan bidang dan garis serta sesuatu yang tidak pasif dan sebagainya, menuntut suatu bentuk desain interior yang dapat ditawarkan sebagai wujud dari karakter desain ini sendiri. Pemilihan desain melalui studi Green Technology pendekatan perancangan desain Interior House of Designers ini, didasarkan pada manfaat yang baik dari Green Technology. Green Technology adalah teknologi yang ramah lingkungan, dan memiliki integrasi antara teknologi moder dengan ilmu lingkungan, untuk mengurangi dampak negatif dari aktifitas manusia.

5 C. BATASAN MASALAH Perancangan House of Designers ini muncul karena kebutuhan akan sumber daya manusia akan bidang Designers yang semakin meningkat, dan pemberdayaan sumber daya manusia Indonesia agar tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia Negara lain. Dengan pendekatan Green Technology diharapkan dapat memberian suasana yang dapa memicu kreatifitas mahasiswa. Masalah yang ingin ditangani dengan adanya proyek ini adalah: penyediaan sarana yang memadai bagi berlangsungnya proses pembelajaran dan mendesain dengan luasan + 1000m 1200m. Pembahasan diutamakan dalam lingkup disiplin ilmu desain interior, yang mencakup pengorganisasian ruang, pola hubungan antar ruang, pola sirkulasi, tema, dan unsur-unsur interior yang dapat membantu atau mendukung kegiatan yang diwadahi didalamnya. D. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang permsalahan tersebut diatas maka dapat diajukan rumusan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana merencanakan dan merancang pengorganisasian ruang, pola hubungan antar ruang, pola sirkulasi, tema, dan unsur-unsur interior yang nyaman dan komunikatif bagi orang yang berada didalamnya sesuai dengan kegiatan yang diwadahi House of Designers? 2. Bagaimana mendesain Interior House of Designers yang sesuai dengan konsep Green Technologi? E. TUJUAN Berkaitan dengan rumusan masalah diatas, maka House of Designers ini mempunyai tujuan : 1. Dapat menentukan pengorganisasian ruang, pola hubungan antar ruang, pola sirkulasi, tema, dan unsur-unsur interior yang nyaman dan komunikatif bagi

6 orang yang berada didalamnya sesuai dengan kegiatan yang diwadahi House of Designers. 2. Menciptakan desain Interior House of Designers yang sesuai dengan konsep Green Technology. F. RUANG LINGKUP PERANCANGAN House of Designers sebuah fasilitas baru berupa tempat (space )baru yang bergerak di bidang desain merupakan salah satu agenda baru yang dapatmewadahi dan melengkapi mutu sumber daya manusia di daerah Surakarta. Desain yang identik dengan seni, permainan bidang dan garis serta sesuatu yang tidak pasif dan sebagainya, menuntut suatu bentuk desain interior yang dapat ditawarkan sebagai wujud dari karakter desain ini sendiri. Fasilitas ruang yang terdapat pada House of Designers ini adalah : 1. Lobby 2. Office 3. Lavatory 4. Restaurant and Bar 5. Perpustakaan 6. Studio Foto 7. Studio Fashion 8. Studio Interior 9. Studio Komputer 10. Studio Gambar 11. Galery 12. Ruang Karyawan 13. Mushola 14. Gudang

7 G. SASARAN Dalam perencanaan dan perancangan House of Designers ini memuat beberapa sasaran, antara lain : 1. Designers di Surakarta khususnya 2. Mahasiswa / Pelajar 3. Masyarakat Umum H. MANFAAT a. Bagi Penulis / Desainer Dapat mengembangkan ide dan gagasan untuk merencanakan dan merancang suatu interior yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen dan fungsi dari ruang-ruang yang ada di dalam House of Designers. Mendapatkan pengalaman untuk memecahkan masalah-masalah yang ada di dalam proyek perancaangan dan perencanaan interior House of Designers dengan menerakan ide, gagasan serta analisa yang ada. b. Bagi Dunia Akademik Memberikan pengetahuan tentang pengorganisasian ruang yang baik di dalam interior public space. c. Bagi Masyarakat Dapat memberikan wawasan dan pengetahuan tentang dunia Designers.

8 I. SKEMA POLA PIKIR PERANCANGAN Desain Interior House of Designers Studi Literatur Studi Lapangan Analisis Konsep Desain Norma Desain : 1. Fungsi 2. Bahan 3. Tehnik 4. Estetik Alternatif Desain Sketsa Desain Desain Terpilih Skema I.1 Skema Pola piker Perancangan House of Designers di Surakarta

9 J. METODE DESAIN 1. Bentuk Penelitian Dalam menyelesaikan proses Desain Interior House of Designers, metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yang memusatkan pada pendekatan sejarah (approach historical). Dimana dalam bentuk penelitian ini lebih mengutamakan pengumpulan data berupa katakata / kalimat / gambar yang memiliki arti lebih kaya daripadasekedar angka atau frekuensi. 2. Sumber Data Sumber data pada penelitian ini, antara lain : a. Informan Terdiri dari lingkungan akademisi, pengamat dunia design Graphic, dan mahasiswa itu sendiri sebagai subyek yang dianggap mengerti tentang informasi yang dibutuhkan dalam penrancangan ini. b. Arsip dan Dokumen Visual Arsip dan dokumen visual yang digunakan yaitu dengan berpedoman pada tugas akhir kakak tingkat yang mengerjakan proyek House of Designers. Untuk referensi Design Graphic, Interior, Fashion, dan Produk sendiri didapat melalui browsing di Internet dan majalahmajalah. 3. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Dalam hal ini peneliti melakukan observasi lokasi yag bisa dijadikan referensi dan materi pembanding tentang hal hal yang berkaitan dengan proyek desain ini, terutama dalam bidang interior, misalnya tentang system display, keamanan, pencahayaan, dan sebagainya. Dengan mempergunakan alat bantu berupa kamera foto, alat tulis, dan sebagainya.

10 b. Wawancara mendalam ( In Dept Interviewing ) Wawancara dalam pengumplan data ini bersifat open ended dan mendalam dilakukan secara tidak formal. Wawancara ini dilakukan pada waktu dan konteks yang dianggap tepat guna mendapatkan data yang rinci dan mendalam. c. Contetnt Analisis Teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data yang bersumber dari arsip dan dokumen yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. 4. Validitas Data Untuk menjamin data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka validitas datanya dilakukukan dengan metode Trianggulasi Data yaitu mempergunakan sumber data yang berbeda untuk mengumpulkan data yang sejenis / sama ( HB.Sutopo. 2000 : 34 ) Dengan demikian kebenaran data akan teruji oleh data yang diperoleh dari sumber lain. 5. Analisa Data Model Analisa Data yang digunakan adalah analisis interaktif. Model analisi interaktif mempunyai tiga komponen yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan / verifikasi. Reduksi data dilakukan sejak proses pengumpulan data belum berlangsung diteruskan pada waktu waktu pengumpulan data bersamaan terjalin dengan dua komponen yang lain. Tiga komponen tersebut massih mengalir dan tetap saling menjalin pada waktu kegiatan pengumpulan data berakhir. Ketiga komponen tersebut saling berinteraksi sebagai siklus dalam pengumpulan data. ( HB.Sutopo.2000 : 40 )

11 K. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan dalam Desain Interior House of Designers ini adalah : TAHAP 1 PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang permasalahan, penegasan judul, batasan permasalahan, rumusan masalah, tujuan, ruang lingkup perancangan, sasaran, manfaat, pola pikir perancangan, metode desain, dan sistematika penulisan. TAHAP 2 TINJUAN TEORI Kajian teori berisi tentang uraian prinsip teori / kajian teoristis mengenai proyek desain interior House of Designers yang meliputi pembahasan teori tentang Design dan House of Designers. TAHAP 3 TINJUAN LAPANGAN Studi lapangan berisi tentang hasil observasi di lapangan, sebagai dasar atau acuan untuk mengkaji desain yang sesuai untuk sebuah public space yang akan didesain. Segala keadaan yang berada di lapangan memberi gambaran mengenai kondisi yang diharapkan sesuai kebutuhan penggunanya. Data observasi yang diperoleh dari lapangan mampu menjadi masukan dalam perencanaan maupunsebagai bahan pembanding dan pengayakan bgi proses analisa dari konsep Desain Interior House of Designers. TAHAP IV ANALISA Berisi analisa perencanaan dan perancangan yang diperoleh dari kajian teoritis dan hasil observasi lapangan yang

12 merupakan dasar konsep perencanaan dan perancangan. Disini diuraikan ide/gagasan yang melatarbelakangi terciptanya perancangan desain interior. TAHAP V KESIMPULAN Berisi tentang kesimpulan dari hasil analisa data, evaluasi konsep perencanaan dan perancangan serta keputusan desain dari konsep perencanaan desain interior House of Designers.