BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
PONDOK PESANTREN MODERN DI SEMARANG (Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular)

Pondok Pesantren Modern di Semarang BAB I PENDAHULUAN

MEDAN TRADITIONAL HANDICRAFT CENTER (ARSITEKTUR METAFORA)

BAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PERANCANGAN. ide yang mendasari dilakukannya perancangan tersebut, hingga konsep rancangan

1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

masjidlah Rasulullah membina generasi pertama Islam. Maka pertanyaan tentang keterlibatan masjid kampus dalam pusat perkembangan Islam, adalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Pusat Peragaan IPTEK Biologi Medan

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. pemakaian energi karena sumbernya telah menipis. Krisis lingkungan sangat mempengaruhi disiplin arsitektur di setiap

BAB I PENDAHULUAN. perempuan adalah perempuan-perempuan Anshar, rasa malu tidak menghalangi mereka untuk mendalami agama.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Service), serta media alam sebagai media pembelajaran dan tempat. school melalui penyediaan fasilitas yang mengacu pada aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Pondok Pesantren Modern berwawasan lingkungan di Semarang

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

BAB I PENDAHULUAN. RUMAH SAKIT UMUM TARUTUNG [Pick the date] 1.8. Latar Belakang. ARSITEKTUR FUNGSIONAL Page 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2015 RUMAH SAKIT KHUSUS GIGI DAN MULUT KELAS ADI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. pemukiman kumuh di kota yang padat penduduk atau dikenal dengan istilah urban

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

TERMINAL TERPADU AMPLAS BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Perancangan. Pusat perbelanjaan modern berkembang sangat pesat akhir-akhir ini.

Universitas Sumatera Utara BAB 1

BAB I PENDAHULUAN. olehnya. Bahkan kesenian menjadi warisan budaya yang terus berkembang dan maju.

STUDIO TUGAS AKHIR (TKA- 490) ARSITEKTUR METAFORA BAB I PENDAHULUAN

Wahana Wisata Biota Akuatik BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam ikut serta mencerdaskan bangsa. Banyaknya jumlah pesantren di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. kepemimpinan

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia sekarang ini semakin meningkat

PRAMBANAN HERITAGE HOTEL AND CONVENTION

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TUGAS AKHIR (TKA 490) MASJID RAYA JOHOR ARSITEKTUR ISLAM

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Persoalan tempat tinggal masih menjadi masalah pelik bagi penduduk di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

Universitas Sumatera Utara

I.PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemilihan Kantor Pemerintahan Desa Merdikorejo Pengguna Bangunan Beserta Aktivitasnya

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL/DIAGRAM

Gambar 1.1 Skema Aerotropolis

Bab I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTRE DI MALANG

BAB I PENDAHULUAN ROSE MILLIA LESTARI

PEMBANGUNAN KEMBALI PASAR PADANG BULAN ( ARSITEKTUR PERILAKU ) LAPORAN PERANCANGAN TKA TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010 / 2011

ABSTRAK. Kata Kunci: pendidikan, Pasraman, pengetahuan, agama Hindu

BAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek. kota besar di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jumlah

SEKOLAH ISLAM TERPADU DI PEKANBARU

ISLAMIC CENTRE DI SLAWI KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTER DI KABUPATEN DEMAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. JUDUL Terminal Bus Tipe A di Surakarta, dengan penekanan pada tampilan arsitektur modern.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

RUMAH RETRET DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Kurikulum Dan Sistem Pembelajaran Sustainable Landscape Tinjauan Interaksi Pengertian Interaksi...

BAB I PENDAHULUAN. Directorat Data Center UBiNus)

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Sport Hall

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, analisis kualitatif adalah analisis dengan cara mengembangkan,

MAKALAH TUGAS AKHIR 2014 Wedding Hall BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PERANCANGAN. perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam

Xiang Shan Meditation Center

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jumlah penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun selalu mengalami

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PONDOK PESANTREN MODERN DI KENDAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN

PERANCANGAN PONDOK PESANTREN MADINATUL QUR AN JONGGOL. Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Isu Perkembangan Properti di DIY

[PONDOK PESANTREN MODERN DI KABUPATEN DEMAK] LP3A BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian kota Binjai dilihat dari struktur PDRB riil kota Binjai yang menunjukkan karakteristik sebagai berikut : 2

BAB I. PENDAHULUAN. Dua hal yang melatar belakangi dari penulisan karya ilmiah ini :

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu individu yang dinamis namun sudah. cukup lama dirasakan adanya ketidakseimbangan antara perkembangan

Medan Convention and Exhibition Center 1 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pendidikan nasional pada hakikatnya mencari nilai tambah melalui pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia atau kualitas manusia utuh jasmaniah rohaniah, dan ia juga harus secara terus menerus dikembangkan agar mampu melayani kebutuhan pembangunan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, atau dengan kata lain agar mampu menghadapi tantangan jamannya. Upaya pengembangan sistem pendidikan nasional dilaksanakan bertolak dari kandungan nilai-nilai sosial budaya bangsa, terutama dari realita kependidikan yang telah hidup membudaya dalam kehidupan bangsa Indonesia, agar tidak tercabut dari akarnya dan dengan demikian terdapat kesinambungan antara tradisional dan yang modern sebagai satu kesatuan yang berkelanjutan. Salah satu realita kependidikan yang telah membudaya di kalangan bangsa, terutama di kalangan sebagian besar umat Islam yang merupakan golongan mayoritas dari bangsa Indonesia ini ialah pondok pesantren. Keseimbangan antara pendidikan ukhrowi dan pendidikan duniawi adalah sangat penting dan sangat mendapat perhatian dalam agama Islam. Dalam ajaran islam ada kewajiban yang dimiliki yaitu bertaqwa kepad Allah, berilmu berpengetahuan luas, berjihad fisabillilah. Kewajiban tersebut lebih banyak dipelajari di dalam komunitas pondok pesantren. Pondok pesantren merupakan salah satu jenis pendidikan Islam di Indonesia yang bertujuan untuk mendalami ilmu agama islam (Hablunminallah) dan mengamalkannya sebagai pedoman hidup kesharian dengan menekankan pentingnya moral dalam hidup bermasyarakat (Hablunminannas). Pondok pesantren telah diakui sebagai lembaga pendidikan yang telah ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa. Tidak sedikit para pemimpin bangsa adalah alumni atau setidak-tidaknya pernah belajar di pondok pesantren. Seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan pembangunan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, pondok pesantren menghadapi tantangan yang semakin hari semakin besar, kompleks, dan mendesak. Tantangan ini menyebabkan terjadinya pergeseran nilai-nilai dipondok pesantren, baik nilai yang menyangkut sumber belajar maupun nilai yang menyangkut pengelolaan pendidikan.

Kerja kependidikan akan semakin didominasi oleh kegiatan pengembangan sains dan teknologi. Hal demikian akan memaksa pondok pesantren untuk mencari bentuk baru yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan dan kemajuan ilmu dan teknologi, tetapi tetap dalam kandungan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hampir tidak terbantahkan, keberadaan pesantren adalah merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di nusantara ini, yang bercirikan khas Indonesia. Sementara di era terkini, era dimana perkembangan tehnologi dan globalisasi makin mengemuka, keberadaan pesantren juga mampu mengikuti trend aktual perkembangan zaman. Pesantren sudah mampu berdiri sejajar dengan lembaga formal umum negeri milik pemerintah. Hal ini bisa dibuktikan dengan banyak tampilnya para alumnus pesantren di tengah masyarakat sebagai pembawa obor dan penggerak laju pembangunan. Mereka tampil dalam berbagai panggung baik sebagai tokoh agama, da'i, akademisi, pengusaha hingga politisi. Diskripsi dinamika perjalanan pesantren sejak sebelum kemerdekaan hingga sekarang, tidak bisa digeneralisasi bahwa setiap pesantren bisa berbuat seperti itu. Ternyata ada sebagian kecil dari pesantren yang ada saat ini, masih belum terberdaya dan hingga sekarang menganut sistem lama, dalam banyak hal, semisal fasilitas dan kurikulum yang diberlakukan. Pondok pesantren modern merupakan suatu upaya bagi pembentukan generasi yang berkualitas baik ilmu pengetahuan teknologi maupun iman dan taqwanya. Dalam pondok pesantren modern ini pelajaran-pelajaran umum telah dimasukan dalam madrasah yang dikembangkannya. Bentuk penyelenggaraannya menggunakan pendidikan formal (madrasah, sekolah umum) namun tetap menerapkan pendidikan non formal sebagaimana pondok pesantren tradisional. Dalam pengelolaan, pondok pesantren modern ini tidak hanya dikelola oleh seorang saja, namun oleh sebuah lembaga yang memiliki struktur organisasi. Dilihat lebih jauh, sesuai perkembangannya pesantren masa kini mempunyai ragam model dan tipologi tersendiri yang satu dengan yang lain tidak sama. Banyak tokoh mengklasifikasinya menjadi tiga macam, diantaranya; pesantren tradisional (salaf), pesantren modern (khalaf), dan pesantren semi-modern atau semi-salafi. Setiap pesantren selalu memiliki ciri khas tertentu yang membedakannya dengan pesantren-pesantren yang lain. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat dan dibarengi dengan tuntutan zaman untuk menjawab tantangan kehidupan yakni : fitrah manusia sebagai kholifah atau pemimpin dibumi, maka pendidikan Islam alternative sangat diperlukan. Sehingga dengan berjiwa perjuangan dan keikhlasan yang tinggi dibentuklah Pesantren Internasional. Pesantren ini merupakan perpaduan pendidikan teori dan praktik, diharapkan

dapat menjadi model dan aplikasi aktivitas peningkatan kualitas manusia seutuhnya (lahirbatin) lewat pendidikan. Dewasa ini pesantren-pesantren sangatlah banyak, akan tetapi munculnya Pesantren modern merupakan perwujudan Institusi Pendidikan Islam dengan sistem berasrama (Islamic Boarding School), perencanaan pembangunan mengacu pada prinsip-prinsip Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development) di segala aspek, dengan model pesantren desa (rural pesantren), serta desain yang berorientasi pada lingkungan (Environment Oriented Design). Medan sebagai ibu kota Sumatera Utara, merupakan sebuah kota dengan tingkat kepadatan yang cukup tinggi. Dan mayoritas penduduknya adalah beragama islam. Selain sebagai pusat pemerintahan Medan juga merupakan pusat pendidikan dan kebudayaan, sudah seharusnya memiliki suatu wadah yang dapat menampung kebutuhan masyarakat akan pendidikan khususnya yang benafaskan islami. Keberadaan Pondok Pesantren di Medan, didukung dengan fasilitas yang mampu mewadahi berbagai macam kegiatan di dalamnya, diharapkan dapat melengkapi keberadaan dan fungsi lembaga pendidikan dalam membina dan mencetak sumber daya manusia yang unggul berkualitas baik iptek maupun imtaknya, cendekiawan yang religius, generasi yang memiliki integritas intelektual dan moral, integritas iman ilmu-amal dan nantinya diharapkan menjadi leader/ pemimpin yang islami yang menjadi rahmat dan membawa kemanfaatan bagi umat dan masyarakat. Maksud dan Tujuan Perancangan Menerapkam rumusan pembentukan ruang dalam arsitektur kebudayaan Islam dalam mengembangkan konsep perancangan Pesantren Modern, mewujudkan suatu lingkungan binaan yang dapat mewadahi kegiatan pendidikan, sosial, dan keislaman. Membuat lingkungan pesantren yang berlandaskan arsitektur Islam dalam perancangannya Memberdayakan komunitas pesantren untuk meningkatkan kualitas lingkungan yang Islami. Meningkatkan aktivitas kepesantrenan yang mempunyai nilai tambah baik secara edukasi, ekonomi, sosial, ekologi dan ekosistem.

Menjadikan pondok pesantren sebagai pusat pembelajaran yang berwawasan lingkungan bagi komunitas pesantren dan masyarakat sekitar. Membentuk pendidikan Islam yang berperan bukan hanya bagi lingkungan saja, tetapi juga berperan dilingkungan luar pendidikan baik di lingkungan masyarakan nasional maupun Internasional yang memiliki karakter pendidikan keislaman dan lembaga sosial masyarakat. 1.2 Rumusan Masalah Adapun permasalahan yang dapat diambil adalah untuk mengetahui bagaimana organisasi dan perencanaan ruang yang diaplikasikan pada Pesantren Modern Di Medan ini dan apa saja yang nantinya diperlukan. Masalah yang timbul juga bagaimana merencanakan fasilitas-fasilitas yang berbeda-beda dalam satu perancangan yang saling berintegrasi, yang didukung oleh aspek lain seperti sirkulasi, utilitas, dan lain-lain. Permasalahan untuk tema dan kasus ini adalah : 1.2.1 Masalah Arsitektur : 1. Masalah menerapkan penampilan bangunan yang bertema Arsitektur Islam pada daerah pemukiman penduduk dan menyatu dengan alam sekitar. 2. Masalah pada perencanaan ruang yang dinamis namun tetap saling menyatu antara massa dan ruang terbuka. 3. Masalah menjaga privasi pengguna Pesantren yaitu santri pria dengan santri wanita serta dengan masyarakat yang berada di sekitar kawasan Pesantren. 4. Masalah mentransformasikan konsep-konsep dasar arsitektur kebudayaan Islam kepada kasus perancangan sesuai dengan fungsinya. 5. Masalah memanfaatkan sumber energi yang ada pada site dan lingkungan. 1.3.2 Masalah Sirkulasi : 1. Masalah lalu lintas kendaraan yang nantinya akan masuk dan keluar ke Pesantren. Khususnya sirkulasi yang berlandaskan atas konsep agama Islam. 1.3.3 Masalah Fungsi Bangunan 1. Masalah dalam memadukan fungsi bagunan dan arsitektur Islam.

2. Masalah dalam penyediaan fasilitas yang mampu memenuhi tuntutan dari pemakai gedung. 1.3.4 Masalah Perlengkapan Bangunan 1. Masalah dalam merencanakan sistem utilitas dan mekanikal elektrikal yang mengakomodir fungsi-fungsi di dalam Pesantern. 2. Masalah dalam memperhatikan kepentingan evakuasi apabila terjadi bencana, ini terkait dengan masalah perlengkapan bangunan. 3. Masalah dalam perencanaan sistem keamanan dalam tapak maupun bangunan. 1.3 Metode Pendekatan Pendekatan yang dilakukan untuk proyek ini adalah Studi pustaka yang berkaitan dengan judul dan tema untuk mendapatkan informasi dan bahan berupa literatur. Studi banding mengenai Pesantren Modern Studi lapangan yang berhubungan dengan proyek Pesantren Modern, dan Wawancara. 1.4 Batasan Proyek Pembahasan proyek Pesantren Modern di Medan seharusnya tidak lepas dari aspek ekonomi, dan budaya. Akan tetapi karena keterbatasan waktu dan luasan ruang lingkup proyek, maka pembahasan lebih diarahkan pada faktor-faktor penentu berdasarkan ilmu arsitektur. Aspek-aspek lainnya diluar ilmu arsitektur yang mempengaruhi dan melatarbelakangi perencanaan dan perancangan akan dibatasi menurut keperluan. Pembatasan yang dilakukan meliputi : Hanya membahas masalah-masalah yang dihadapi dalam merancang sebuah sekolah Pesantren Modern dengan massa jamak Kajian terhadap tapak dengan keberadaan eksisting Kajian arsitektur akan di batasi oleh tema dalam menyelesaikan kasus ini.

1.5 Kerangka Berfikir Judul Proyek Dan Tema Judul Proyek: PESANTREN MODERN DI MEDAN Tema: ARSITEKTUR ISLAM LATAR BELAKANG KASUS Mendirikan Pesantren Modern yang bercirikan Arsitektur Islam Minimnya Pesantren Modern di kota medan. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pesantren LATAR BELAKANG TEMA Pesantren Modern yang didirikan dapat menjadi pesantren percontohan serta dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas santri-santri pesantren sentra mengubah pemikiran masyarakat terhadap pesantren yang terkesan ekslusif, sehingga arsitektur Islam sebagai pemecah dan solusi bagi aktifitas para santri. MAKSUD Menyediakan fasilitas yang lengkap dan memadai untuk kategori Pesantren Modern Turut mempromosikan kepada masyarat mengenai pesantren, sehingga membangkitkan minat para orang tua dan santri dalam bersekolah di pesantren PERMASALAHAN Bagaimana menciptakan bentuk bangunan yang sesuai dengan tema arsitektur islam Bagaimana menyediakan ruang-ruang yang sesuai dengan aktifitas-aktifitas yang ada dan dapat memberikan kenyamanan pada pengguna STUDI LITERATURE DAN STUDI BANDING Fasilitas pesantren Kajian tema dengan bentuk bangunan PENGUMPULAN DATA Studi literature Studi banding STUDI SITE Ukuran site Peraturan pemerintah Sempadan bangunan Batas bangunan ANALISA Analisa kondisi lingkungan yaitu: analisa matahari, vegetasi, sirkulasi, view dari dan ke site dan sempadan bangunan. Analisa fungsional yaitu: analisa aktifitas, kebutuhan ruang, besaran ruang, hubungan antar ruang. Analisa penerapan struktur pada bangunan. KRITERIA dan KONSEP PERANCANGAN Berdasarkan analisa, peraturan pemerintah, konsep tapak dan konsep bangunan Gambar 1.1 : Skema Kerangka Berfikir Sumber: analisis Data Rahmat, Nurtia DESAIN

1.6 Sistematika Penulisan Laporan Laporan ini terdiri dari lima bab. Masing-masing bab dibagi atas beberapa sub bab. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan penulisan laporan (secara sistematik) dan mengoptimalkan hasil dan tujuan. Adapun rincian dari masing-masing bab sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Berisikan tentang latar belakang, dilanjutkan dengan maksud dan tujuan, rumusan masalah, serta batasan proyek, kerangka berpikir, dan sistematika penulisan laporan. BAB II DESKRIPSI PROYEK Berisikan tentang terminologi judul kemudian tinjauan umum, tinjauan khusus, lokasi proyek dan studi banding proyek sejenis BAB III ELABORASI TEMA Berisikan tentang Pengertian Tema, Latar Belakang Pemilihan Tema, Tujuan Pemilihan Tema, Penerapan Konsep Arsitektur Hijau pada Bangunan, dan Studi Banding Proyek BAB IV ANALISA Berisikan tentang Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan, Analisa Proyeksi Pertumbuhan Penduduk dan Perhitungan Unit Rusunawa, Analisa Fungsional, Analisa Penzoningan, Analisa Ruang Luar, Analisa Massa Bangunan, Analisa Ruang Dalam, Analisa Teknologi, Analisa Elemen-Elemen Desain, Analisa Orientasi Terhadap Bangunan. BAB V KONSEP PERANCANGAN Berisikan penerapan konsep perancangan berdasarkan tema yang diambil yaitu arsitektur hijau. BAB VI HASIL RANCANGAN Berisikan lembar kerja hasil rancangan Rusunawa Seruwei.