II. TINJAUAN PUSTAKA A. Budidaya Melon Tanaman melon merupakan tanaman yang dapat tumbuh baik pada ketinggian meter di atas permukaan laut.

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

TINJAUAN PUSTAKA. Teknik Budidaya Melon

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merril) merupakan salah satu komoditas pangan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan, termasuk klasifikasi sebagai berikut; divisio : spermatophyta;

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. yang merupakan kumpulan dari pelepah yang satu dengan yang lain. Bawang

PENGARUH JARAK TANAM PADA BUDIDAYA TERUNG UNGU (Solanum melongena L.) SECARA ORGANIK (MAKALAH) Oleh : Fuji Astuti NPM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

I. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mudah diperbanyak dan jangka waktu berbuah lebih panjang. Sedangkan

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pisang adalah tanaman herba yang berasal dari kawasan Asia Tenggara

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas pangan

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB

I. PENDAHULUAN. Gladiol merupakan salah satu komoditas hortikultura sebagai penghasil bunga potong

I. PENDAHULUAN. Bunga Gladiol (Gladiolus hybridus L) merupakan bunga potong yang menarik

PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI

2 Penggunaan Pestisida kimia sintetis adalah salah satu faktor menurunya kesuburan tanah, selain itu berkurangnya lahan pertanian dalam produksi akiba

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

I. PENDAHULUAN. Tanaman hias khususnya bunga merupakan salah satu komoditas hortikultura

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

I. PENDAHULUAN. karbohidrat sehingga dapat dijadikan alternatif makanan pokok. Selain

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium cepa L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

I. PENDAHULUAN. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayur yang dikonsumsi

Nur Rahmah Fithriyah

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II.TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari luar negeri yang beriklim sedang (sub tropis). Menurut sejarahnya, tanaman

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Syarat Tumbuh Bawang Merah Bawang merah adalah salah satu komoditas sayuran unggulan yang telah lama diusahakan oleh petani

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

I. PENDAHULUAN. Pisang (Musa paradisiacal Linn) merupakan jenis buah yang paling umum

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

I. PENDAHULUAN. Tanaman melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman semusim yang saat ini

Gambar 3. Tanaman tanpa GA 3 (a), Tanaman dengan perlakuan 200 ppm GA 3 (b)

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Bunga Matahari

Teknologi Produksi Ubi Jalar

I. PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1.Botani dan Kandungan Gizi Tanaman Bawang Merah. dan membentuk umbi berlapis. Umbi bawang merupakan umbi sejati seperti

PENGARUH KONSENTRASI BAWANG MERAH (Alium cepa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK GAHARU (Aquilaria malaccencis OKEN)

TINJAUAN PUSTAKA. pada posisi 10 cm diatas mata okulasi dengan akar tunggang tunggal atau

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

I. PENDAHULUAN. Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman semusim yang tumbuh merambat

PENGARUH KONSENTRASI BAWANG MERAH (Alium cepa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK GAHARU (Aquilaria malaccencis OKEN)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Melon (Cucumis melo L.) adalah tanaman merambat termasuk dalam famili

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROPOSAL PENELITIAN. PENGGUNAAN BUNGA MATAHARI MEKSIKO (Tithonia diversifolia) SEBAGAI PUPUK HIJAU PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L.

III. BAHAN DAN METODE

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

I. PENDAHULUAN. famili Cucurbitaceae (tanaman labu-labuan) merupakan salah satu tanaman

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Benih Kedelai. penyediaan benih berkualitas tinggi. Pengadaan benih kedelai dalam jumlah yang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kajian Empirik Komoditas Tomat

Dasar agronomy " penanaman"

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt L.) Sekelompok akar sekunder berkembang pada buku-buku pangkal batang dan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Budidaya Melon Tanaman melon merupakan tanaman yang dapat tumbuh baik pada ketinggian 300-1000 meter di atas permukaan laut. Tanaman melon lebih cepat tumbuh di dataran menengah yang suhunya sedikit dingin. Adapun di dataran rendah yang elevasinya kurang dari 300 meter di atas permukaan laut buah melon yang dihasilkan berukuran lebih kecil dan dagingnya kurang mengandung air. Apabila ketinggian lebih dari 900 meter di atas permukaan laut, maka tanaman melon tidak akan berproduksi secara optimal (Soedarya 2010). Tanaman melon (Cucumis melo L.) mirip dengan tanaman ketimun (Cucumis sativus L.) merupakan tanaman semusim, menjalar di tanah atau dapat dirambatkan pada lanjaran ataupun pada turus bambu. Tanaman ini mempunyai banyak cabang, kira-kira 15-20 cabang. Tanaman melon memiliki batang yang berbentuk segi lima tumpul, tumbuh menjalar, berbulu, lunak, bercabang-cabang dan dapat panjang 1,5-3 meter. Tanaman ini juga memiliki daun yang berbentuk hamper bundar bersudut lima, mempunyai 3-7 lekukan. Tanaman melon memiliki akar menyebar tetapi dangkal dan memiliki bunga yang berbentuk lonceng yang berwarna kuning. Buah melon juga memiliki bentuk yang bervariasi dalam bentuk, ukuran,rasa, aroma dan penampilan. Hal tersebut tergantung varietas dari melon tersebut (Tjahjadi 1989). Tanaman melon dibudidayakan melalui beberapa tahapan yaitu penyemaian, persiapan lahan, penanaman, perawatan tanaman, panen dan pasca panen. Perawatan tanaman melon meliputi pemupukan, pengairan, penyiangan, pemangkasan, pengendalian hama penyakit. Kadang kala dalam upaya perawatan tanaman melon, kegiatan penyerbukan buatan merupakan salah satu diantaranya. Pada kondisi cuaca yang cerah, tanaman melon pada umumnya akan berbuah dengan bantuan serangga penyerbuk, seperti lebah. Namun pada saat cuaca buruk, 4

5 terutama pada saat musim penghujan serangga penyerbuk jarang muncul. Oleh karena itu, untuk mendapatkan buah yang berkualitas baik perlu dilakukan penyerbukan buatan. Penyerbukan buatan ini dilakukan pada pagi hari mulai pukul 06.30-10.00 di mana waktu tersebut bunga betina sedang mengalami tahap mekar sempurna (Sobir dkk. 2010). Persiapan lahan dikerjakan bersamaan dengan kegiatan pesemaian, agar pada saat pengolahan tanah selesai, bibit tanaman dari pesemaian dapat langsung dipindahkan ke lapang. Pekerjaan yang pertama adalah membuat bedengan. Apabila tanaman melon akan diberi turus bambu, bedengan cukup dengan lebar 1 meter. Tetapi bila tanpa turus dan tanaman dibiarkan terhampar ditanah, bedengan perlu lebih luas yaitu kurang lebih 2 meter. Tanah dicampur dengan kedalaman 20-30 cm. Setelah itu dibuat lubang dengan ukuran kira kira 20cm x 20cm x20 cm untuk tempat pupuk kandang. Jarak antara lubang yang satu dengan yang lain adalah 50 cm (Tjahjadi 1989). Bibit tanaman melon siap untuk ditanam saat berumur 10-14 hari setelah semai. Kriteria bibit yang siap tanam adalah jika bibit tersebut sudah memiliki daun 2-3 pasang dan berwarna hijau segar. Untuk meningkatkan keseragaman ukuran buah, bibit dipilah dan dikelompokkan berdasarkan ukuran dan kesehatannya. Dengan demikian, pertumbuhan tanaman di lapang seragam dan buahnya juga akan seragam (Sobir dkk. 2009). Penggunaan turus bambu/ajir sebagai alat perambatan tanaman melon, merupakan ciri utama dalam budidayanya. Sistem ini memang harus dilakukan untuk menghemat luas lahan dan menghindarkan buah dari kontak langsung dengan permukaan tanah. Dengan demikian, diharapkan kualitas buah dapat terjamin dan produksi tanaman dapat meningkat. Melon dapat tumbuh dan berproduksi pada musim kemarau maupun hujan. Namun, paling ideal bila ditanam pada musim kemarau, karena memungkinkan produksi lebih tinggi dengan rasa buah yang lebih manis. Jika hasil panen optimal, maka dapat memberikan keuntungan

6 bersih sebesar 100-200% dari total biaya produksi, hanya dalam waktu 65-70 hari setelah pindah tanam (Samadi 2007). Panen dilakukan pada pagi hari, antara pukul 08.00-11.00. Pemanenan hanya dilakukan pada buah yang sudah masuk kriteria panen sehingga dalam satu hamparan dapat dilakukan secara bertahap. Panen dianjurkan untuk dilakukan dalam 2 tahap dengan selang 2-3 hari. Batang tempat tangkai dipotong hati hati dengan pisau sehingga membentuk huruf T dan diletakkan miring agar getah tidak menetes pada buah. Buah yang sudah dipanen disimpan dalam wadah dan diletakkan di tempat yang terlindungi dari sinar matahari langsung. Penumpukan buah dilakukan maksimum 7 lapis dan masing masing lapis diberi alas jerami. Lahan yang sudah dipanen harus segera dibongkar dan dimusnahkan (Sobir dkk. 2010). B. Pertanian Organik Pertanian organik adalah sistem pertanian yang holistik yang mendukung dan mempercepat biodiversiti, siklus biologi dan aktivitas biologi tanah. Sertifikasi produk organik yang dihasilkan, penyimpanan, pengolahan, pasca panen dan pemasaran harus sesuai standar yang ditetapkan oleh badan standardisasi (IFOAM 2008). Menurut Badan Standardisasi Nasional (2002), "Organik" adalah istilah pelabelan yang menyatakan bahwa suatu produk telah diproduksi sesuai dengan standar produksi organik dan disertifikasi oleh otoritas atau lembaga sertifikasi resmi. Pertanian organik didasarkan pada penggunaan masukan eksternal yang minimum, serta menghindari penggunaan pupuk dan pestisida sintetis. Praktek pertanian organik tidak dapat menjamin bahwa produknya bebas sepenuhnya dari residu karena adanya polusi lingkungan secara umum. Namun beberapa cara digunakan untuk mengurangi polusi dari udara, tanah dan air. Pekerja, pengolah dan pedagang pangan organik harus patuh pada standar untuk menjaga integritas produk pertanian organik. Tujuan utama dari pertanian organik adalah untuk mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas komunitas

7 interdependen dari kehidupan di tanah, tumbuhan, hewan dan manusia. Sejauh ini pertanian organik disambut oleh banyak kalangan masyarakat, meskipun dengan pemahaman yang berbeda. Pertanian organik merupakan kegiatan bercocok tanam yang ramah atau akrab dengan lingkungan dengan cara berusaha meminimalkan dampak negatif 14 bagi alam sekitar dengan ciri utama pertanian organik yaitu menggunakan varietas lokal, pupuk, dan pestisida organik dengan tujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan (Firmanto 2011). Cara-cara pertanian organik di setiap negara bervariasi, akan tetapi pada dasarnya pertanian organik mempunyai tujuan yang sama yaitu merupakan usaha perlindungan tanah, penganekaragaman hayati, dan memberikan kesempatan kepada binatang ternak dan unggas untuk merumput di alam terbuka (Kerr 2009). Penelitian yang dilakukan di beberapa negara yang membandingkan pertanian organik dan pertanian konvensional sebagian besar menyatakan bahwa keuntungan yang didapat dari pertanian organik lebih besar daripada keuntungan yang diperoleh dari pertanian konvensional, hal ini disebabkan karena pertanian organik tidak banyak menggunakan biaya untuk pembelian pupuk, pestisida kimia, dan input pertanian lain, di samping itu produk organik dijual dengan harga yang lebih tinggi dari produk pertanian konvensional (Greer et al 2008). C. Umbi Bawang Merah Ditinjau dari kandungan gizinya, bawang merah bukan merupakan sumber karbohidrat, protein, lemak, vitamin, atau mineral. Namun, komponen-komonen tersebut ada di dalam bawang emrah walaupun dalam jumlah sedikit. Komponen lainnya, seperti minyak atsiri juga terkandung dalam umbi bawang merah. Komponen inilah yang sebenarnya banyak dimanfaatkan untuk penyedap rasa makanan, bakterisida, fungisida, dan obat-obatan (Rahayu dan Berlian 1997). Umbi lapis bawang merah sangat bervariasi. Bentuknya ada yang bulat, bundar sampai pipih; sedangkan ukuran umbi ada yang besar,

8 sedang dan kecil. Warna kulit umbi ada yang putih, kuning, merah muda sampai merah tua. Umbi bawang merah umumnya digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara vegetatif (Rukmana 1994). Bawang merah juga mengandung zat pengatur tumbuh alami berupa hormon auksin dan giberelin (Deptan 2012). Kegunaan lain bawang merah adalah sebagai obat tradisional. Bawang merah dikenal sebagai obat karena mengandung efek antiseptik dan senyawa alliin. Senyawa alliin oleh enzim alliinase selanjutnya diubah menjadi asam piruvat, amonia, dan alliisin sebagai anti mikoba yang bersifat bakterisida. Penggunaan umbi bawang merah sebagai salah satu zat pengatur tumbuh telah dilakukan untuk beberapa jenis tanaman. Setyowati (2004) melaporkan pemberian bawang merah dengan konsentrsi 75% memberikan hasil terbaik untuk pertumbuhan panjang akar, panjang tunas, dan jumlah tunas pada stek mawar. Sekta (2005) mendapatkan bawang merah memberikan pengaruh yang nyata terhadap panjang tunas, jumlah daun, tingkat kehijauan daun dan berat kering tunas pada stek cabe jawa. Bawang merah memiliki komposisi yang cukup potensial sebagai sumber kalori untuk setiap sepersepuluh kilogramnya, bawang merah mengandung protein, 1,5 gram, lemak 0,3 gram, karbohidrat 9,2 gram, kalori 39 kkal, fosfor (P) 40 mg, besi (Fe) 0,8 mg, serta vitamin B dan C. Kandungan kimia yang cukup baik berupa minyak aestherine, kalsium dan lemak nabati. Umbi bawang merah juga mengandung auksin endogen yang akan digunakan untuk merangsang pembelahan sel di jaringan meristem pada tanaman (Nofrizal 2007). D. Zat Pengatur Tumbuh Meningkatnya kebutuhan manusia dan semakin menurunnya produktivitas lahan akan pentingnya tanaman pangan dan hortikultura, maka makin dibutuhkan suatu teknologi yang efektif dan efisien untuk meningkatkan produksi tanaman tersebut. Zat pengatur tumbuh merupakan salah satu alternatif yang berguna untuk memacu pertumbuhan dan

9 perkembangan tanaman, sehingga tanaman bisa lebih cepat pertumbuhannya dan menghasilkan produksi yang lebih tinggi (Syafria 2009). Zat pengatur tumbuh menentukan perkembangan tanaman, baik zat pengatur tumbuh alamiah maupun sintetik. Ada 6 golongan zat pengatur tumbuh yaitu auksin, sitokinin, giberelin, ethylen, abscisic acid dan retardan. Senyawa-senyawa lain seperti poliamin, polidenolik dan triakontanol juga digolongkan ke dalam zat pengatur tumbuh (Armini et al. 1992 dalam Widyaningrum 2002). Zat pengatur tumbuh (ZPT) adalah senyawa organik yang bukan nutrisi dalam konsentrasi rendah tetapi mampu mendorong, menghambat, dan mengubah pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Salah satunya adalah giberelin. Giberelin dapat mempengaruhiantara lain : panjang batang atau ruas batan, mendorong pembungaan, buah, tumbuhnya mata tunas yang dorman (Santoso dan Fatimah 2004). Giberelin (GA) merupakan hormon yang dapat ditemukan pada hampir semua tanaman. Hormon ini mempengaruhi perkecambahan biji,perpanjangan batang, induksi bunga, dan perkembangan biji (Wattimena 1988). Giberelin yang aktif secara biologis (GA bioaktif) mengontrol beragam aspek pertumbuhan dan perkembangan tanaman, termasuk perkecambahan biji, perpanjangan batang, perluasan daun, bungan serta perkecambahan benih. Penerapan GA 3 untuk tanaman melon menyebabkan perubahan yang berbeda dalam perkembangan, bentuk fisiologis tanaman sebelum dan pasca panen serta jalur metabolisme. Dengan aplikasi GA 3 yang diberikan sebelum panen, kualitas buah melon terlihat lebih baik dan penuaan buah dapat ditunda (Ouzounidou dkk. 2008). Pemberian giberellin dengan konsentrasi 60 ppm memberikan hasil yang terbaik dalam meningkatkan berat brangkasan segar tanaman, berat brangkasan kering tanaman, saat tanaman berbunga, berat buah, diameter buah dan tebal daging buah melon. Sedangkan pemberian giberelin dengan

10 konsentrasi 120 ppm mampu meningkatkan tinggi tanaman melon. Respon tanaman terhadap pemberian giberelin dipengaruhi oleh konsentrasi dan waktu pemberiannya. Konsentrasi 60 ppm dan waktu pemberian pada 10 HST memacu tanaman melon berbunga lebih awal yaitu pada 19,5 HST (Syafi i 2005). Penerapan giberelin pada 4-6 minggu sebelum panen dapat meningkatkan ukuran buah (Taiz dkk. 2010). GA bekerja secara sinergis dengan auksin, sitokinin, dan mungkin dengan hormon-hormon lainnya, yang mungkin dapat disebut sebagai pendekatan sistem atau sinergisme. GA3 sangat efektif untuk meningkatkan set buah, bahkan pada apel dan pir yang sangat jelek responnya terhadap auksin. Respons GA yang paling terkenal adalah perangsangan pertumbuhan antarbuku. Tanaman jagung, ercis dan buncis yang kerdil dapat menjadi normal setelah diberi perlakuan dengan GA. Kebutuhan akan adanya periode dingin untuk merangsang pembungaan pada tanaman dua tahunan tertentu misalnya bit dan kubis dapat digantikan oleh perlakuan dengan GA3 (Gardner dkk. 2008). Menurut Djamal (2012), pertumbuhan tanaman ditentukan oleh pupuknya, sementara arah dan kualitas dari pertumbuhan dan perkembangan sangat ditentukan oleh zat pengatur tumbuh. Pemberian zat pengatur tumbuh yang tepat, baik komposisi dan konsentrasinya, dapat mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman menjadi lebih baik. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dan menentukan konsentrasi optimum terhadap pertumbuhan tanaman.